BAB 13

Pagi hari Davina bangun dengan kepala yang terasa sedikit berat, ia pagi ini bangun pagi karena alarm berbunyi membangunkannya. Ia sengaja menyetel alarm karena hari ini ada kelas pagi dengan guru killer yaitu Bu Siska yang meski terlihat keibuan tapi sangat kejam dalam mengajar. Davina yang sudah siap langsung menuju meja makan untuk sarapan bersama dengan Mamah dan Daddynya.

“Pagi, Sayang. Kok matamu terlihat bengkak begitu sih?” tanya Aberlie yang sadar dengan mata bengkak putrinya.”

“Hanya kurang tidur saja kok, Mam,” sahutnya sambil memakan sarapannya, pagi ini ia sarapan dengan begitu tak bersemangat, yang biasanya akan habis roti isi buatan sang mamah dua potong, pagi ini ia hanya memakan satu potong saja dan itu pun ia paksakan, beruntung segelas susu menambah tenaganya.

“Aku berangkat dulu yah Mam, Dad,” pamit Davina hanya mencium punggung tangan kedua orang tuanya, Aberlie dan Bram merasa aneh karena tak biasanya ia melupakan untuk mencium pipi mereka.

“Putri kita benar-benar sedang galau sepertinya, By,” ucap Bram yang memang memperhatikan Davina.

“Dunia percintaan anak remaja memang membuat kita merasa bingung, nanti mereka akan bahagia dan bersemangat nanti mereka akan menjadi galau sampai tak bernafsu untuk makan, bahkan rela tak bisa tidur karena galau yang mereka rasakan,” tutur Aberlie yang juga merasa aneh dengan jaman sekarang.

...

Di luar mansion, di tempat biasa sudah terlihat taksi onlinenya yang sudah menunggunya. Dengan langkah yang tiba-tiba saja bersemangat Davina berjalan dan masuk dengan segera ke dalam taksi tersebut. Dari suasana hatinya yang sedang galau berubah menjadi begitu bersemangat karena ia sudah berjanji dan bertekad untuk mengejar sopir taksi tampannya itu.

“Morning, calon kekasihku,” sapa Davina dengan tidak tahu malunya sudah mencap Ronggo sebagai calon kekasihnya, Ronggo yang awalnya terkejut mencoba menetralkan perasaannya dan bersikap biasa saja.

“Hm.” Ronggo hanya ber hm ria saja tanpa menoleh pada Davina, karena ia tak ingin bersitatap dengan gadis tomboi tersebut sebab jantungnya saat ini sedang berdebar-debar dengan sangat kuat sekali.

“Ish kamu ini masih saja jual mahal begitu denganku, memangnya aku kurang cantik apa, jangan mentang-mentang aku berpenampilan seperti ini kamu meragukan keaslian wanitaku, aku wanita tulen tahu yang juga suka sama pria, apalagi prianya tampan seperti dirimu,” celetuk Davina memuji dirinya sendiri sambil menggoda Ronggo.

“Sudah menggombalnya? Pagi-pagi sudah menggombal saja, kalau masih lanjut menggombal aku mau tidur dulu, nanti kalau sudah selesai menggombal bisa banguni aku,” tanya Ronggo yang menutupi wajahnya dengan topi yang dikenakannya.

“Hei, hei, hei. Enak saja mau tidur, kalau kamu tidur bagaimana aku ke kampusnya,” protes Davina menarik-narik lengan Ronggo membuat pria itu langsung melihat pada lengannya yang ditarik oleh Davina, Davina yang sadar langsung melepaskannya sambil nyengir kuda.

“Ya elah, Cuma narik lengan ajah masa gak boleh, pelit amat,” sambungnya menggerutu, padahal Ronggo hanya tak menyangka saja kalau ia akan bercengkerama begitu dekat dengan gadis yang membuat jantungnya terus berdegup kencang sejak pertama bertemu.

Tanpa menjawab apa pun Ronggo melajukan mobilnya menuju kampus tempat di mana Davina berkuliah.

“Mas, kamu sudah berapa lama jadi sopir taksi?” tanya Davina ingin mencairkan suasana yang ia rasa sedikit mati karena tak ada percakapan apa pun setelah mobil melaju.

“Dua tahun,” sahut Ronggo singkat, ia sebenarnya ingin mengobrol lebih dengan gadis di sebelahnya itu tapi entah mengapa sangat sulit sekali.

“Dua tahun, berarti sebelum menggantikan Pak Paijo untuk mengantar jemputku kamu sudah jadi sopir taksi online?” tanya Davina yang memang sangat penasaran.

“Iya,” lagi dan lagi Ronggo hanya menjawabnya dengan singkat.

“Kamu gak ada cita-cita lain gitu yang kamu inginkan? Kita terlihat seperti tak beda jauh loh umurnya, apa kamu tak melanjutkan sekolah lagi?” Davina menjadi begitu sangat penasaran tentang Ronggo, tanpa canggung ia menanyakan langsung pada pria tersebut.

“Jadi Koki. Saya tak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah, saya hanya sebatang kara yang diurus oleh Nenek,” sahut Ronggo kali ini sedikit lebih panjang.

“Lah kok cita-cita kita sama sih, Mas? Aku juga punya cita-cita jadi Chef dan memiliki restoku sendiri. Kamu pasti pandai masak yah, nanti kapan-kapan aku diajari masak yah, Mas.” Davina sangat antusias mendengar cita-cita dari Ronggo yang ternyata sama dengannya.

“Sudah sampai, turun, aku masih harus narik lagi,” ucap Ronggo tanpa ingin menjawab ucapan dari Davina.

“Ish dasar, kamu itu seperti Kakak laki-lakiku tahu gak yang dinginnya seperti kutup utara. Bye, sore jangan sampai telat jemput, aku masih harus kerja soalnya, kalau aku dipecat kamu yang harus bertanggung jawab atas diriku.” Davina turun setelah berucap yang seakan mengancam. “Hati-hati Mas Ronggoku yang tampan, muach,” sambungnya memberikan kiss bye sebelum akhirnya ia menutup pintu mobilnya, ada perasaan bahagia memberikan kecupan jauh pada Ronggo sebagai semangat.

Ronggo di dalam mobil hanya terkekeh dengan tingkah laku imut Davina, ia kini bisa lebih mengekspresikan perasaannya ketika sedang tidak ada siapa pun.

“Dasar gadis tomboi, dibilang jangan suka sama aku tetap saja keras kepala, tapi tak ada salahnya juga sih karena kan dia bukan dari kalangan anak orang kaya. Ish mikir apa aku ini, sekarang saja dia bersikap begitu, nanti mah kalau sudah kenal lama pasti sifat aslinya bakalan keluar dan dijamin akan sama seperti wanita lainnya yang selalu menuntut ini dan itu yang ujung-ujungnya akan mencampakkanku kalau aku tak bisa memenuhi keinginannya,” gumam Ronggo yang awalnya merasa ingin menerima Davina tapi sepersekian detik kemudian ia tersadar kalau semua wanita adalah sama.

Rasa sakit hati dan campakkan yang pernah ia dapatkan dari beberapa wanita yang dekat dengannya karena tak ia tak bisa memberikan apa yang diinginkan wanita itu pun muncul kembali membuatnya tak mempercayai wanita lagi. Ia selalu saja mundur sebelum mencobanya karena masih merasa trauma dengan wanita yang notabenenya mata duwitan dan selalu ingin dibahagiakan oleh materi.

“Sebenarnya ia terlihat berbeda dari wanita yang pernah dekat denganku dan akhirnya mencampakkanku, tapi aku masih takut hal itu terulang kembali. Aku takut nantinya ia meminta sesuatu dariku dan aku tak bisa memenuhinya maka ia akan mencampakkanku dan berselingkuh dengan pria yang memiliki status tinggi. Aku harus sadar diri kalau aku bukanlah pria yang memiliki segalanya yang bisa membuat wanita bahagia, apalagi Vina sangat cantik meski dengan penampilan tomboinya, ia pasti bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik daripada aku,” sambungnya kembali masih bergumam sambil mengemudikan mobilnya untuk menjemput penumpang lainnya yang sudah memesan jasa taksi onlinenya melalui aplikasi hijau.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Biasanya cewek yg suka minta2 ke cowok itu cewek yg kekurangan matre,Kalo doi mah kelibahan matre,duit nya aja banyak,gak tau mau di kemanain..😂

2024-02-25

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Ronggo keluarga Davina pasti akan menerima mu apa adanya

2023-07-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!