BAB 07

Jam tujuh malam Davina telah selesai dengan pekerjaannya, ia segera mengganti pakaian kerjanya dengan pakaian biasa yang tadi ia kenakan saat datang. Bram dan Aberlie sudah menunggu dirinya untuk pulang bersama.

“Maaf menunggu lama, hehe,” ucap Davina saat sudah berada bersama dengan Mamah dan Daddynya.

“Sudah selesai kan? Kalau begitu ayu kita pulang,” ajak Bram yang sudah berdiri bersiap untuk keluar dari Cafe sang istri.

“Sudah kok, ayu kita pulang, Vina juga sudah lelah dan ngantuk.” Davina mengangkat tangannya ke atas meregangkan ototnya yang terasa sangat kaku, Aberlie menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadisnya yang tak pernah malu dan menjaga imagenya di depan orang.

“Kami pulang dulu yah, Na. Kalian jangan pulang terlalu malam, jam delapan tutup saja jangan menunggu hingga larut,” pamit Aberlie tak lupa berpesan pada karyawan kesayangannya.

“Siap, Mbak Berl. Nanti jika sudah sepi kita akan segera tutup kok,” sahut Ashana mengantar Bosnya sampai depan mobil, Bram dan Davina sudah menunggu di dalam mobil.

Mobil berlalu meninggalkan Cafe menuju jalanan yang padat oleh pengendara kendaraan lainnya karena memang masih masuk jam pulang kerja. Sekitar tiga puluh menit lamanya mobil memasuki pelataran mansion kediaman Bram dan Aberlie. Terlihat Davina sudah terlelap di kursi belakang membuat Aberlie tak tega untuk membangunkannya.

“Jangan dibangunkan, dia pasti lelah, biar aku yang menggendongnya,” titah Bram meminta agar sang istri tak membangunkan putri tercintanya.

Aberlie pun mengerti dengan apa yang diucapkan oleh suami bucinnya itu, ia membantu sang suami membuka pintu rumah agar Bram bisa langsung masuk ke dalam mansionnya. Aberlie mengikuti suaminya yang sedang menggendong buah cintanya menuju kamar putri tercintanya itu untuk membukakan pintu kamarnya.

Bram membaringkan putrinya dengan sangat perlahan agar Davina tak bangun. Terlihat jika Bram sangat menyayangi putrinya itu dengan begitu besar. Aberlie sangat bersyukur diberi suami yang super paket komplit.

“Ayu kita kembali ke kamar kita untuk beristirahat juga, kamu pasti sangat lelah, biarkan dia tidur hingga pagi,” ajak Bram yang sudah merangkul istrinya dengan mesra.

Aberlie dan Bram pun pergi meninggalkan kamar anak gadisnya tersebut untuk beristirahat juga. Tak lupa Aberlie mematikan lampu kamar putrinya tersebut.

...

Pagi hari sekitar jam enam pagi, tak biasanya Davina sudah bangun dari tidurnya. Biasanya ia akan bangun sekitar pukul tujuh tepat dan berakhir dengan drama kesiangan dengan sarapan yang ia bawa lari ke sana dan kemari sambil mengejar taksi online langganannya yang setiap pagi dimintanya untuk menjemputnya. Sekitar setengah jam lamanya, Davina keluar menuju meja makan untuk sarapan bersama dengan Mamah dan Papahnya, terlihat Aberlie terkejut dengan kedatangan anak gadisnya yang tak biasanya siap lebih awal.

“Kami tak sedang bermimpi kan?” tanya Aberlie yang tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“No, Mam. Aku memang bangun pagi hari ini, rasanya tidurku sangat nyenyak sekali dan saat terbangun aku merasa sangat segar dan bersemangat,” sahutnya sambil melahap roti isi yang selalu menjadi menu wajib untuk sarapan bersama dengan segelas susu.

“Mamah berharap kamu akan seperti ini setiap hari, betapa senangnya Mamah memiliki anak gadis yang bangun tanpa harus diteriaki lebih dulu,” sindir Aberlie berharap Davina tak hanya sehari saja bangun tanpa harus dibanguni terlebih dulu.

“Amiin, semoga saja, tapi jangan berharap lebih, ini hanya sedang mendapatkan hidayah jadi bangunnya pagi,” sahut Davina terkekeh.

“Kamu ini ada-ada saja, bangun pagi kok mendapatkan hidayah.” Aberlie menggelengkan kepalanya.

“Mah, Dad, aku pamit dulu yah.” Davina mencium pipi Aberlie dan Bram setelah selesai dengan sarapan paginya.

“Kamu tak ingin menggunakan mobilmu? Mau sampai kapan kamu menggunakan taksi online terus?” tanya Bram ingin tahu mengapa putrinya malah memilih hidup yang sederhana padahal ia memiliki segalanya.

“No, Dad. Aku lebih nyaman seperti ini, rasanya tak perlu bersandiwara saja, lebih bebas untukku bergerak tanpa ada yang mengelu-elukan Vina karena status orang tua Vina,” sahut Davina apa adanya, ia memang lebih suka kehidupannya yang seperti saat ini meski memang terkadang ia pun suka merengek jika menginginkan sesuatu dan harus segera dituruti.

“Kamu ini memang sangat bertolak belakang dengan Kakakmu,” ucap Aberlie bingung.

“Jangan samakan aku dengan Kak Vano, Mah. Aku dan dia berbeda, dia calon pewaris Emerald Jewelry sedangkan aku hanya rakyat biasa,” sahut Davina mengedipkan sebelah matanya.

“Kamu juga calon pewaris Mamah, jadi harus berpenampilan yang lebih rapi sedikit, bila perlu berubah menjadi sedikit lebih feminin agar ada pria yang melirik kamu.” Aberlie menepuk pundak putrinya karena selalu saja menemukan jawaban jika dirinya dan sang suami sedang menasihatinya.

“Jangan ngada-ngada deh, Mah. Masa aku suruh jadi feminin kayak di Riris gitu, pakai pakaian yang ribet gak mau deh, Mah. Mending aku kerja jadi pelayan di Cafe Mamah seterusnya gak apa-apa,” tolak Davina sambil bergidik geli membayangkan jika dirinya berubah menjadi feminin mengenakan dresh seperti sepupunya, ia tak akan bisa membayangkan perasaan gelinya jika hal itu benar terjadi.

“Sudah ah, Mah. Aku pamit dulu, taksiku sudah menunggu,” sambungnya kembali berpamitan pada Aberlie dan Bram.

Davina berjalan menuju perempatan jalan yang tak jauh dari mansion tempat kediaman orang tuanya. Seperti biasa, ia akan langsung masuk dan duduk di kursi depan samping sopir yang mengemudikan mobilnya.

“Pagi, Pak....” Davina tak melanjutkan ucapannya saat melihat sopir yang duduk di sebelahnya ternyata bukanlah orang yang biasa menjadi sopir taksi online langganannya.

“Kamu!” seru Davina terkejut siapa yang duduk di kursi kemudi, sedangkan orang tersebut hanya diam meski dirinya sama terkejutnya dengan Davina.

“Maaf, saya sopir baru yang menggantikan Bapak Paijo, beliau sedang sakit dan tak bisa mengemudi lagi makanya beliau meminta saya untuk menggantikannya. Beliau juga mengatakan kalau ia memiliki pelanggan khusus yang tak melalui aplikasi yang harus dijemputnya setiap pagi di jalan X untuk berangkat kuliah,” ucap sopir baru pengganti Pak Paijo, sopir langganan Davina.

“Dia sakit apa? Maaf, maksudku Pak Paijo sakit apa?” tanya Davina yang masih terkejut dengan terbata karena terpesona juga dengan ketampanan pria tersebut yang ternyata pernah ditemuinya di toko buku waktu lalu.

“Beliau terkena stroke, semalam penyakitnya kumat dan saat ini sedang dirawat di rumah oleh istrinya. Pagi ini beliau mengabari saya untuk menggantikannya karena beliau memiliki pelanggan khusus yang tak bisa ia tinggali,” jelasnya.

“Oh begitu, nama kamu siapa?” tanya Davina yang sudah sedikit lebih tenang setelah mengatur pernapasannya dan juga mengatur hatinya tentunya.

“Nama saya Ronggo,” sahut pria bernama Ronggo tersebut.

“Tulis nomor kamu biar kalau aku butuh selain untuk berangkat ke kampus bisa langsung telepon kamu.” Davina menyerahkan ponsel miliknya agar Ronggo menuliskan nomornya, Ronggo meraih ponsel tersebut dan mengetikan nomor ponselnya di ponsel mewah milik Davina.

“Sudah.” Ronggo menyerahkan kembali ponsel tersebut pada pemiliknya.

“Kampusku di.” Davina memberitahu di mana alamat kampusnya dan Ronggo langsung melajukan mobilnya menuju tempat yang diberitahu oleh Davina.

Mobil melaju membelah jalanan yang sudah ramai dengan kendaraan beroda dua dan empat lainnya karena memang jamnya mereka berangkat untuk beraktivitas. Tak ada pembicaraan di antara keduanya karena mereka masih belum mengenal. Davina yang biasanya pecicilan kini menjadi sedikit kalem. Ingat, hanya sedikit yah jadi besar kemungkinan setelah ini ia akan bersikap tengil lagi meski di depan Ronggo.

...

Jangan lupa like, komen, ⭐5, vote dan juga hadiah sebanyak-banyaknya yah

Salam hangat dariku untuk kalian semua🙏😊

Terpopuler

Comments

Eliyani Elieboy

Eliyani Elieboy

sedikit banget yg ngasi like...
padahal serru dan menarik critanya dan gak bosenin

2024-02-07

0

Atik Marwati

Atik Marwati

ketemu jodoh ni...

2023-07-22

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

wah Davina dah mulai ketemu sama jodohnya

2023-07-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!