LEO DAN MARVIN

Di dalam mobil Angel mengatakan hal tersebut dan dengan cepat Angel melajukan kendaraannya ke jalan raya.

Sungguh saat ini dengan sekuat tenaga Angel mencoba untuk menyingkirkan pikiran demi pikiran atas apa yang sudah terjadi antara dirinya dengan Leo.

"Mas Marvin maafkan Angel terlambat."

Di sebuah cafe di pusat kota, Angel mendatangi Marvin yang sudah lama menunggu dan langsung mencium pipi kanan dan kiri Marvin.

"Tidak masalah Angel, tumben sekali kau terlambat apakah terjadi sesuatu dengan mu sayang?"

Marvin mengatakan hal tersebut kepada Angel dengan memandang tajam ke arahnya.

"Tidak ada apa - apa dengan ku mas, mungkin aku hanya lelah saja."

"Kau yakin?"

Marvin kembali mengatakan hal tersebut sambil terus memandang tajam ke arah Angel mencoba mencari kebenaran dari ucapannya tersebut.

"Ya mas aku baik - baik saja."

Dengan mantap Angel mengatakan hal tersebut kepada Marvin, agar Marvin tidak curiga.

"Baiklah, jujur meskipun aku tidak begitu yakin dengan apa yang kau katakan, namun aku akan berusaha untuk percaya."

Deg

Apa yang dikatakan oleh Marvin cukup menyentak hati Angel...

Kau benar mas, aku memang pantas untuk tidak kau percaya, bagaimana mungkin aku berkata jujur kepada mu, jika semalam aku belum tidur karena melayani laki - laki egois seperti Leo.

Angel mengatakan hal tersebut di dalam hatinya sambil menatap Marvin dan tersenyum.

"Duduklah, hari ini sengaja aku ingin bertemu dengan mu pagi - pagi, karena aku ingin mengenalkan satu sahabat baik ku."

"Sahabat baik mas Marvin?"

Angel mengatakan hal tersebut dengan penuh heran, karena selama ini yang Angel tau Marvin adalah satu sosok laki -laki pendiam yang tidak memiliki banyak teman wanita maupun pria.

"Ya satu - satunya sahabat baik dari aku kecil, kami sempat terpisah beberapa waktu karena dia melanjutkan pendidikannya di luar negeri."

"Ah jadi seperti itu, baiklah mas Marvin dengan senang hati aku akan menunggu sahabat mas Marvin, karena sahabat mas, pasti juga akan menjadi sahabat ku."

"Terima kasih Angel."

Marvin mengatakan hal tersebut sambil mengenggam tangan Angel.

"Nah itu dia sahabat ku."

Deg

Ke dua mata Angel terbelalak saat melihat satu laki -laki yang berjalan menuju mendekat kearah mereka.

"Dokter Leo, ah bukan, pengusaha Leo, ah bukan dokter dan pengusaha Leo."

Marvin mengatakan hal tersebut kepada Leo, dan menjabat tangannya.

"Apa kabar kau Marvin, bagaimana keadaan mu sekarang?"

Dengan ramah Leo mengatakan hal tersebut kepada Marvin sambil ke dua matanya melirik Angel yang sejak tadi menundukkan wajahnya.

"Aku sangat baik sekali Leo, dan itu semua berkat kau yang selalu rajin menanyakan kesehatan ku, ayo duduklah."

Marvin mengatakan hal tersebut dengan sangat tenang.

"Terima kasih Marvin."

Leo mengatakan hal tersebut sambil tetap menatap tajam ke arah Angel yang sejak tadi masih menundukkan wajahnya.

"Jadi apa yang akan kau bicarakan Marvin? mengapa kau mengundang ku pagi - pagi seperti ini?"

"Ah selain kita sudah lama tidak bertemu, aku juga kan memberitahukan kabar. bahagia kepada mu Leo."

"Wow sungguh luar biasa, kabar bahagia apa yang akan kau beritakan kepada ku Marvin?"

Leo mengatakan hal tersebut sambil pandangannya tak lepas dari Angel.

"Aku akan menikah bulan depan dengan satu wanita cantik yang saat ini duduk di samping ku Leo, perkenalkan ini Angel, profesi Angel sama seperti mu saat ini, sayang kenalkan ini Leo sahabat dekat yang aku ceritakan tadi."

Deg

Seketika itu juga mau tidak mau pada akhirnya Angel langsung mengangkat wajahnya.

"Salam kenal dari ku nona."

Dengan tenang Leo mengatakan hal tersebut kepada Angel sambil mengarahkan tangannya ke arah Angel.

"Salam kenal juga dokter Leo."

Angel langsung menyambut uluran tangan Leo dengan tatapan tajam.

"Kau sungguh beruntung mendapatkan Angel Marvin, selain terpelajar Angel juga cantik, satu hal lagi, aku sungguh tidak asing dengan wajah calon istri mu Marvin."

Deg

Angel yang mendengarkan apa yang dikatakan Leo kini hanya bisa kembali menundukkan wajahnya, terbersit ketakutan yang luar biasa jika Leo akan membongkar siapa dirinya yang sesungguhnya.

"Ah terima kasih Leo, tidak asing lagi? apa yang kau maksudkan Leo?"

"Ya tidak asing lagi, karena kita bekerja di rumah sakit yang sama, bukan begitu dokter Angel?"

Leo mengatakan hal tersebut sambil tersenyum kepada Angel.

Seketika itu juga Angel kembali mengangkat wajahnya.

"Ah ya anda benar dokter Leo, maafkan aku yang sejak tadi tidak menyadari akan hal ini."

Hati Angel rasanya sakit ketika dirinya harus berbohong untuk kesekian kalinya di hadapan Marvin.

"Wow, dunia ini memang sempit sekali, aku tidak menyangka jika kalian berdua bekerja di rumah sakit yang sama, sayang Leo pasti juga dokter yang hebat juga kan di rumah sakit itu?"

Marvin mengatakan hal tersebut sambil menggenggam kembali tangan Angel, dan hal ini lah yang membuat Angel tersentak.

"Ya sayang, dokter Leo termasuk salah satu dokter yang paling banyak di cari pasien."

"Sudah aku duga, karena dari dulu Leo sahabat ku ini memang jenius."

"Tidak perlu kau membanggakan aku seperti itu Marvin, kau juga jenius, karena hanya kau yang bisa menjadi saingan ku, tapi memang benar apa yang telah dikatakan oleh Marvin, dunia ini sempit sekali, bukan begitu dokter Angel?"

Deg

Tatapan Leo kini sungguh sangat Tajam ke arahnya saat Leo mengatakan hal tersebut.

"Ya, dunia ini memang sangat sempit, tidak terduga orang sehebat anda adalah sahabat dari calon suami ku."

Angel mengatakan hal tersebut sambil meraih lengan Marvin, sedangkan Leo kembali menatap tajam ke arah Angel.

"Jadi ayo kita sarapan, cafe ini sangat terkenal dengan menu sarapan paginya, ayo Leo kali ini aku yang akan mentraktir mu."

Marvin mengatakan hal tersebut sambil memberikan buku menu kepada Leo.

Kini Angel hanya bisa menatap ke dua laki - laki yang saat ini sedang berbincang dengan sangat seru..

Sungguh hal ini sulit untuk di terima oleh Angel.

Bagaimana tidak, laki - laki yang semalaman telah meniduri dirinya dengan brutal ternyata memiliki hubungan dekat dengan calon suaminya.

Apa yang harus aku lakukan sekarang? seandainya aku bisa menghilang, ingin rasanya aku menghilang dari kehidupan kalian berdua, apa yang akan mas Marvin katakan kepada ku jika sampai mas Marvin mengetahui bahwa sahabat baiknya adalah laki - laki yang sering menyewa aku untuk memuaskan nafsunya.

Angel terus mengatakan hal tersebut di dalam hati sambil berusaha untuk menikmati makanan yang saat ini terhidang di hadapannya.

Sungguh rasa makanan yang sangat enak ini menjadi hambar ketika masuk ke dalam mulut Angel, hambar karena Angel memakannya dengan banyak sekali pikiran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!