Jono The Gamer
Suara gemuruh dari derasnya hujan yang didampingi oleh pergolakan petir di langit, membuat kegelapan semakin mencekam. Terdengar suara langkah tergesa disertai napas yang terengah seperti terburu-buru. Tampak bayangan yang bergerak dari dinding kontainer yang disusun menumpuk sebuah dermaga kota Jakarta Utara, Tanjung Priok.
"Hah, hah, J. Kita tak mungkin bisa pergi lebih jauh lagi. Kita menjauh dari jalan besar," ucap salah seorang gadis dengan tubuh basah kuyup.
"Kita memang harus menjauh dari jalan besar. Mereka mengepung kita. Harus bersembunyi, kita harus sembunyi. Ayo!" ajak seorang pria mengenakan topi hitam untuk menghalau tetesan hujan yang mengaburkan pandangannya.
Dua orang itu saling bergandengan tangan dan terus berlari menyusuri koridor komplek kontainer menuju ke tepi laut. Mereka terpaksa memasuki wilayah tersebut karena dikejar oleh tiga orang yang menginginkan nyawa keduanya. Gadis cantik berambut hitam panjang itu tampak tegar di tengah kepanikan yang sedang mengancam nyawa mereka.
Hingga tiba-tiba, "Jono!" teriak si gadis cantik saat matanya mendapati seseorang muncul dari balik kontainer.
Jono yang tak sigap, terlambat untuk bergerak. Namun, gadis berambut panjang itu dengan cepat memutar tubuhnya dan memeluk sang kekasih.
DOR!
"Hah!" kejut pria yang dipanggil Jono saat melihat wajah gadis di depannya berkerut seolah terjadi hal buruk padanya.
DOR! DOR! DOR!
"Tidak! Riska! Riska!" panggilnya panik dan langsung memegangi tubuh gadis cantik itu saat akan roboh di pelukannya.
Mata Jono membulat penuh. Ketakutan, kehilangan, kesedihan, dan panik menerjang hatinya saat itu juga.
"Hah, Riska! Riska!" panggil Jono untuk kesekian kali saat ia mulai sadar jika nyawa sang kekasih sudah diujung tanduk.
Pria bertopi itu dengan sigap menarik tubuh Riska yang terkulai lemah dan mata semakin meredup karena luka tembak di punggung.
"Riska ...," panggil Jono dengan wajah berkerut saat melihat wajah sang kekasih pucat ketika ia menyenderkan di dinding sebuah kontainer.
"Selesaikan ... atau kau akan terjebak di sistem ini untuk selamanya. Maaf ... aku tak bisa menemanimu la ...."
Praktis, mata Jono melebar usai mendengar ucapan sang kekasih yang tiba-tiba saja terhenti tak dilanjutkan lagi.
"Tidak, tidak! Riska, Riska! Arghh!" teriaknya meluapkan seluruh kesedihan ditengah hujan lebat mengguyur wilayah itu.
Jono memeluk gadis yang sangat dicintainya penuh dengan deru penyesalan. Mata si gadis cantik terpejam dengan tubuh lunglai yang pasrah ketika ajal sudah menjemput akhir hidupnya. Di tengah duka yang sedang menyelimuti hati Jono, tiba-tiba mata pria itu melebar saat ia merasakan sebuah benda keras menempel di kain topinya. Jono mematung seketika.
"Tak usah sedih. Kau akan menyusulnya. Berterima kasihlah padaku kemudian, Jono," ucap pria itu seraya menodongkan moncong pistol di kepala belakang pria bertopi tersebut.
Jono memejamkan mata dan menatap wajah Riska yang basah tersiram air hujan dengan pandangan sendu. Saat ia memilih pasrah, tiba-tiba saja jam tangan di pergelangan tangannya berkedip. Jono melirik dan melihat lampu pada layar jam tangan menunjukkan angka tiga. Wajah Jono serius seketika.
"Jadi ... terima kasih ya? Baiklah," jawab Jono dengan wajah tertunduk seraya meletakkan tubuh Riska perlahan dan meluruskan kakinya.
Pria itu masih mengarahkan moncong pistol ke kepala Jono. Namun, tiba-tiba ....
DUAKK!! SRAKK!!
"Argh!" erang lelaki berpakaian hitam itu saat Jono tiba-tiba membalik tubuh dan memukul tangannya yang menggenggam pistol menggunakan sebuah sepatu.
Jono ternyata melepaskan sepatu yang dikenakan Riska dan menjadikannya senjata. Sepatu Riska memiliki hak tebal dan cukup kuat untuk menghajar wajah seseorang hingga lebam. Pistol tersebut jatuh dan Jono dengan sigap menendangnya jauh karena pria itu hampir mengambilnya lagi.
"Sistem level 3! Aktifkan!" ucapnya seraya menekan layar jam tangan di mana terlihat angka 3 digital di sana.
Pria berpakaian hitam itu terkejut saat tiba-tiba saja penampilan Jono berubah karena dua tangannya berlapis besi layaknya sarung yang terlihat sangat kuat.
"Hargh!"
BUAK!!
"Ugh!" erang pria itu saat Jono meluncurkan kepalan tangan kanan besi ke wajahnya.
Pria itu langsung jatuh tersungkur dan meringkuk di atas tanah mengerang kesakitan karena hidungnya patah.
"Argh! Argh! Dia di sini! Dia di sini!" teriak pria itu seraya memegangi hidungnya yang berdarah hebat.
Jono panik saat melihat dua orang muncul lalu berlari kencang ke arahnya menggunakan kemampuan yang sama sepertinya. Tangan besi.
"Sial!" teriak Jono panik dan kembali berlari.
Jono dikejar oleh dua orang yang menginginkan kematiannya. Jono terpaksa meninggalkan mayat Riska karena tak ada gunanya lagi ia menangisi kematian kekasihnya itu. Jono melihat ada beberapa benda terbuat dari besi di depannya seperti tumpukkan rongsokan. Ia bergegas mendatangi benda-benda itu lalu mengambilnya.
BRANGG!!
"Argh!" erang salah satu pria saat Jono melemparkan sebuah drum bekas ke arah pria tersebut.
Lawannya yang tak siap, tak bisa menghindari serangan. Ia terhantam drum tersebut dan jatuh terjungkal. Jono terus melakukan aksi perlawanan dengan gencar, tapi kali ini pria terakhir itu cukup tangguh saat menghindari dan menangkis benda-benda yang dilemparkan ke arahnya.
"Argh! Sialan kau, Adit!" teriak Jono marah dengan sosok pria bernama Adit yang sedang dilawannya.
Namun, Adit terlihat masa bodoh dan terus bergerak maju untuk melawan Jono. Saat Jono melemparkan sebuah pot tanah liat bekas, Adit dengan sigap menangkapnya dengan dua tangan. Praktis, mata Jono melebar.
"Senjata makan tuan!" teriak Adit seraya melemparkan pot itu ke arah Jono.
PRANGG!!
"Argh!" rintih Jono saat wajah dan kepalanya terkena pot tersebut hingga pecah.
Jono linglung dan terhuyung ke belakang, tapi hal itu dimanfaatkan oleh Adit untuk menghajarnya.
BUAKK!!
"Ergh!" erang Jono saat sebuah pukulan dari tangan besi menyerang perutnya.
Pukulan demi pukulan menyakitkan terus menghujani tubuh Jono hingga darah tersembur dari mulutnya.
"Ohok! Hah, hah ...."
BRUKK!
Jono jatuh dengan mata terbuka dan tubuh tengkurap. Adit berdiri gagah menatap Jono yang masih bergerak meski terlihat tak mampu bangkit lagi karena babak belur. Tak lama, dua pria yang terluka karena ulah Jono merapat. Mereka tampak membenci pria berambut hitam itu. Saat pria dengan hidung patah mengarahkan moncong pistol ke tubuh Jono, tiba-tiba ....
"Hanya aku yang boleh membunuhnya. Dia targetku," ucap Adit seraya menangkap pistol yang siap dilontarkan pelurunya.
"Aku yang lebih dulu menemukannya," ujar pria dengan hidung patah menatap Adit bengis.
Jono melihat kesempatan untuk meloloskan diri. Ia merangkak perlahan saat tiga orang yang bernafsu membunuhnya sedang berdebat untuk melakukan eksekusi kematian itu. Jono menguatkan fisik dan mentalnya lagi untuk bangkit. Ia berhasil dan jalan tergopoh menahan sakit di tubuhnya di mana dirinya merasa mengalami retak di tulang dada dan kaki karena rasa nyeri luar biasa yang membuatnya kesulitan berjalan. Saat Jono berhasil sampai ke persimpangan ....
"Dia kabur!" teriak salah satu pria menunjuk ke arah Jono.
Praktis, mata Jono melebar saat membalik tubuhnya.
DOR! DOR! DOR! BYURR!!
Jono mendapatkan luka tembak di tubuh bagian depannya. Jono yang shock karena serangan tak terduga itu membuatnya jatuh begitu saja ke lautan dengan mata terbuka melihat tiga orang di depannya mengarahkan pistol ke tubuh.
Ini ... sudah berakhir ... aku tamat, ucapnya dalam hati saat melihat luapan air dan merasakan dinginnya air laut menyeruak di sekeliling.
***
Welcome again my beloved LAP. Kwkwkw ngmg apa sih gue. Dan lagi, karya entah keberapa lele sajikan untuk kalian. Semoga suka dan jangan lupa serahkan semua harta kalian ya. Oia, novel ini gak berkaitan dg novel manapun dan jadwal update mulai rutin setelah King D tamat ya. Harusnya ini novel ikut lomba cuma waktunya gak keburu jadi lele publish mandiri aja. Tengkiyuw lele padamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Wati_esha
Selamatkah Jono?
2023-10-22
0
Wati_esha
Kenapa Jono dan Riska bisa menjadi buruan Adit cs?
2023-10-22
1
Wati_esha
Nyimpan dulu ya Thor. 🙏🙏🙏
2023-10-20
1