Gelap dan Mencekam

Keesokan harinya. Hari ketiga di kota Jakarta.

Jono telah bersiap untuk melanjutkan misi level 3 yang baginya seperti uji nyali. Saat pemuda itu membuka pintu kamar, Rina sudah muncul di depannya dengan senyum manis seraya membawa nampan berisi sepiring nasi goreng dengan telur ceplok dan teh dalam gelas besar. Jono mengedipkan mata.

"Sarapan buat Mas Jono karena udah nemuin Meong kemarin. Anaknya lucu-lucu. Rina gemes," ucap wanita cantik itu dengan rambut dikuncir kuda sehingga terlihat seperti gadis remaja.

Jono semakin yakin jika Rina adalah 'Bot' seperti Cantika ketika di misi level 2. Namun, apa perannya kali ini, Jono tak tahu. Pria itu makin waspada.

"Makasih ya, Rin. Kalau gitu, mas makan di dalem aja," jawab Jono seraya menerima nampan itu lalu masuk ke kamar. Rina mengangguk dan masih berdiri depan pintu dengan senyum manisnya. Kali ini Jono tak terbuai. Baginya, tak mungkin ada manusia berwajah sangat mirip bahkan suara walaupun berbeda nama. Jono menutup pintu dan segera duduk. "Curiga sih sama makanan ini. Kalau gue diracun gimana, tapi ... laper," gumannya seraya melihat nasi goreng itu saksama yang membuat liurnya menetes.

Jono yang lapar memilih untuk memakannya. Ia ingin segera menyelesaikan misi di mana sebelumnya saat dirinya berhasil memenangkan tugas level 3, hadiah berupa kekuatan super didapatkannya. Jono penasaran, apakah kali ini hadiah tersebut juga akan didapatkannya atau tidak. Namun, ia heran. Jika mengulang, kenapa alur permainannya berbeda? Jono yang cukup peka dan memiliki insting kuat membuatnya selalu memikirkan baik buruk dari tiap tindakan yang akan dilakukan. Semua itu terjadi karena pengalaman.

"Alhamdulilah ... kenyang! Okeh, gue siap ketemu dengan setan-setan gedung itu!" ucapnya mantap dan kembali berdiri usai meletakkan kembali piring dan gelas kotor ke dalam nampan. Saat Jono membuka pintu, "Astaghfirullahaladzim!" pekiknya kaget karena Rina kembali muncul di hadapannya.

Jono hampir saja menjatuhkan nampan karena tak menyangka dengan kemunculan Rina di depannya, lagi.

"Mas Jono mau ke mana sih kok bawa tas segala? Udah selesai sewanya? Kenapa? Gak betah?" tanya Rina terlihat sedih.

Jono diam sejenak mencoba mencari alibi agar tak dicurigai. Ia meletakkan nampan berisi perlengkapan makan yang kotor lalu berdiri di depan Rina. Gadis itu menatap Jono saksama dengan wajah lugu yang membuatnya terlihat imut.

"Kenapa mukanya harus ngegemesin sih?" celetuknya pelan yang terlontar begitu saja.

"Hem? Gimana?"

"Eh, nggak. Itu ... em ... Meong! Ya, Meong!" jawabnya asal seraya menunjuk entah apa yang ia tuju.

"Meong kenapa?"

"Itu, em ... anaknya. Nah, kemarin ada berapa jumlah anak si Meong?" tanya Jono spontan.

"Ada empat. Emang kenapa, Mas?"

"Wah, gawat!" ucapnya dengan ekspresi panik sampai memegang dahi. Rina bingung.

"Gawat kenapa?"

"Anak si Meong ada lima. Ketinggalan satu! Harus segera diambil. Kasian banget si kecil yang imut ngegemesin itu ketinggalan di dalam gedung," jawab Jono dengan wajah memelas yang membuat Rina ikut panik.

"Yang bener? Anak Meong ada lima? Aduh, gimana dong? Nanti bisa mati kalau ditinggal sendirian," sahut Rina seperti akan menangis.

Jono langsung menunjukkan wajah serius dan sikap jantan. "Tenang, Rin. Akan mas Jono ambilkan demi Meong. Kamu tunggu aja di sini. Doakan mas Jono pulang dengan selamat bersama bayi Meong. Assalamualaikum!" ucapnya mantap yang membuat Rina melongo karena bingung bersikap.

Jono melangkah dengan langkah panjang menuju ke gedung tua yang terbengkalai tempat misi dilangsungkan. Jono berdiri di depan gedung itu dengan sorot mata tajam dan senter dalam dua genggaman tangan di mana ia kini telah mempersenjatai dirinya dengan modal sendiri.

"Sial, emang serem. Beda jauh sama yang dimimpi. Cuma ... mau gimana lagi. Gue 'kan laki, masa iya begini doang nyerah. Jangan bikin malu, Jon!" ucap Jono pada dirinya sendiri.

Jono menarik napas dalam dan segera melangkah masuk tanpa ragu. Orang-orang sekitar gedung yang sedang melintas, termasuk para penjual dagangan kaki lima, langsung menatap sosok Jono lekat dari kejauhan.

"Itu mas yang kemarin 'kan? Nekat banget mau masuk lagi. Uji nyali apa gimana? Dibayar berapa tuh? Jangan-jangan lagi ada shooting lagi," ucap seorang penjual yang didengar para pelanggannya.

"Oh, saya sempet denger gosipnya kemarin, Bu. Jadi itu orang yang kemarin masuk gedung terus pingsan karena cari kucing pak Haji yang punya kosan?" tanya seorang pelanggan, dan ibu penjual itu mengangguk membenarkan.

"Kalau kucingnya udah ketemu, ngapain dia masuk ke sana lagi?" tanya pelanggan lain bingung. Namun, ibu penjual itu menggeleng karena ia sungguh tak tahu.

Tentu saja aksi Jono menarik perhatian orang-orang sekitar. Banyak diantara mereka yang mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel dan membuat cerita menurut versi sendiri lalu disebarkan ke media sosial. Sedang Jono, yang harus naik sampai ke lantai tujuh di mana ia yakin jika mimpi tersebut memberikannya petunjuk. Pria itu bersusah payah menepis ketakutannya saat menyusuri lorong gelap dan menaiki tangga. Bulu kuduknya meremang karena ia sangat yakin jika tempat itu memang berhantu.

"Jangan muncul, jangan muncul ...," ucapnya menguatkan hati dan pikiran agar tetap sadar tak pingsan.

Jono yakin jika kali ini tak mungkin ada yang menolongnya apabila ia tak sadarkan diri. Jono yang memang takut dengan hantu karena sering menonton film horor dan sampai terbawa mimpi, membuat nyalinya ciut saat menghadapi kondisi nyata. Jono yang tiba-tiba menjadi seorang muslim saleh karena keadaan, terus membaca surat-surat dalam Al-Quran tiap ia melangkah. Bacaan shalawat bahkan lagu-lagu Islami ikut ia lantunkan. Bahkan saking paniknya, doa makan, tidur, masuk kamar mandi dan sebagainya ia ucapkan karena tak tahu lagi harus mengucapkan apa untuk melindunginya dari setan.

"Hah, hah, kenapa lantai 7 tinggi banget? Gak nyampe-nyampe gue," keluhnya dengan keringat bercucuran.

Namun, Jono tak menyerah. Meskipun udara terasa pengap karena banyaknya debu dan kotoran, ia tetap melangkah.

"Woah, ini dia! Lantai 7!" pekiknya senang, tapi membuat ketakutannya kembali datang karena ia akan memasuki ruangan besar yang dipenuhi kaca. "Ya Allah, kenapa harus ada kaca? Kan kalau di film-film, hantu suka nongol dari balik kaca. Bapak!" teriaknya frustasi yang mulai membayangkan hal menyeramkan dalam pikirannya.

Jono yang sedari tadi menaiki tangga melalui jalur evakuasi sehingga tak perlu memasuki ruangan tiap lantai, nyalinya kini ditantang untuk berani agar bisa segera menyelesaikan misi. Jono menguatkan hati dan fisiknya sebelum memasuki pintu menuju ke ruangan yang disinyalir seperti dalam mimpi. Bedanya, tempat itu pastilah sangat gelap dan menyeramkan tak seperti di mimpinya yang terlihat bersih, bercahaya terang, dan tampak elegan. Jono memegang tuas pintu dengan jantung berdebar kencang.

"Bismillahirrahmanirrahim!" ucapnya mantap saat mendorong pintu besi itu.

KREKKK ....

"Woah!" teriaknya histeris dengan mata terbelalak lebar.

***

ini lele ngetiknya jam 10 malem malah takut sendiri😆 jadi epsnya pendek dulu aja ya. kwkwkw jangan lupa untuk ikutan acara giveaway. tengkiyuw lele padamu💋

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Jono ... berhasil atau tudak?

2023-10-25

0

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

🏕️👑🐒 𖣤​᭄Kyo≛ᔆᣖᣔᣘᐪᣔ💣

wkwkwkwk dirimu hanya nulis aja takut Ju la aku baca ini eps di jam set 12 semoga aja gak mimpi

semangat terus aju aku padamu wis ju

2022-12-09

0

👑yosha💣

👑yosha💣

wooooaah... serangan kecoa apa misi level sukses🤔🤔🤔🤔

2022-11-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!