Jono melaju kendaraan barunya dengan kecepatan sedang menuju Semarang. Ia singgah di beberapa rest area untuk mengisi penuh bahan bakar, makan, ke kamar kecil dan membeli camilan untuk teman perjalanan. Selain itu, isi dalam tas terdapat sebuah berkas. Isi berkas itulah misi level 2 yang sesungguhnya.
Sebuah pekerjaan yang terasa nyata untuknya. Jono harus memenangkan proyek itu apa pun yang terjadi. Hal tersebut membuatnya memikirkan banyak strategi agar tak kalah dalam bernegosiasi nantinya. Selama berkendara, banyak hal yang Jono pikirkan.
"Saat itu aku berpikir hanya aku saja yang terjebak dalam sistem, tapi ternyata ada orang lain. Ya, Adit contohnya. Keparatt itu musuh dalam selimut. Ia nekat membunuhku hanya karena Riska lebih memilihku ketimbang dia. Hah, cinta tak bisa dipaksakan, Bro," ucap Jono penuh sindiran kepada lelaki bernama Adit yang berniat membunuhnya saat di level 4.
Jono diam sejenak dengan mata tetap fokus menatap jalanan aspal yang panjang di hari gelap. Ia berasumsi akan tiba di Semarang saat subuh. Dirinya yakin jika meeting akan dilaksanakan esok pagi karena ia seperti mengulang kejadian lampau. Ia telah siap dengan beberapa hal di mana dirinya masih ingat apa yang terjadi ketika misi level 2 dilakukan.
Akhirnya, apa yang diprediksi oleh Jono benar. Ia tiba di Semarang dini hari. Jono sangat lelah dan memilih untuk tidur di dalam mobil. Ia memarkirkan kendaraannya di sebuah pom bensin yang memiliki banyak fasilitas untuk membuatnya bersiap esok pagi. Jono tertidur lelap dan tanpa disadari, sistem ternyata telah mengubah skema misi level 2 yang membuatnya tak sama seperti yang pernah dilakukan sebelumnya.
BIB! BIB!
"Emph," keluh Jono saat mendengar suara dari jam tangan yang disertai dengan getaran.
Jono yang masih mengantuk terpaksa bangun. Ia segera duduk meski masih terlihat lesu karena matanya sayu. Jono menekan layar jam tangan, dan seketika, musik pengantar tidur di mobil kembali memberikan instruksi misi. Jono diam seraya mendengarkan.
"Selamat pagi, Jono bin Slamet. Misi level 2 akan segera dimulai. Kau tiba tepat waktu di Semarang. Ikuti petunjuk yang akan membawamu ke lokasi. Instruksi. Kau harus berhasil mendapatkan proyek dari pesaingmu yang akan ikut hadir dalam rapat. Gagal, kau akan mengulang dan lokasi misi 2 akan berubah secara acak dengan tugas yang berbeda meski masih dalam tema yang sama, Eksekutif Muda."
Praktis, mata Jono melebar. Seingatnya, tak ada instruksi dan aturan seperti yang disebutkan. Seharusnya, mulai misi 1 sampai dengan 4 memiliki alur yang sama. Namun, kali ini terjadi perubahan dan Jono tak siap karena khawatir jika hal itu akan membuatnya terjebak di level 2 dalam waktu yang lama.
"Kenapa bisa begini? Apa yang terjadi?" tanyanya pada alat pemutar musik di depannya, tapi sistem tak menjawab.
Jono mengusap mulutnya kasar seraya memijat dua matanya yang terasa semakin berat. Namun, ia tak bisa melakukan apa pun. Ia terjebak dan tak bisa kabur karena sistem mengawasinya. Jono bahkan tak tahu sampai level berapa permainan berakhir karena sejauh ini, dirinya hanya pernah sampai ke level 4 dan nyaris mati.
"Oke, tenang-tenang. Dia bilang jika temanya masih sama hanya beda lokasi dan mungkin berbeda karakter tokohnya. Tak masalah, aku siap. Kuyakin bisa melewatinya tanpa harus mengulang. Sial, hal ini malah membuatku ingin kencing," gerutunya yang langsung meninggalkan mobil untuk pergi ke kamar mandi.
Jono tak lupa membawa satu set perlengkapan perawatan diri agar tetap terlihat tampan. Jono mencuci muka dan menggosok gigi. Ia kembali tampil menawan dengan setelah yang sempat dilepas ketika akan tidur agar tidak kusut. Jono menyempatkan mampir ke minimarket 24 jam untuk menikmati roti hangat dan juga kopi instan sebelum menjalankan misi.
Bagi Jono, semua yang dilakukannya sejauh ini terasa nyata. Udara, benda-benda yang disentuh, orang-orang yang bertegur sapa dengannya dan semuanya. Hanya saja yang masih menjadi pertanyaan, bagaimana bisa sebuah permainan dunia maya bisa terhubung dengan dunia nyata yang membuat pemainnya merasa dua dunia itu seolah menyatu. Jono penasaran dengan pencipta sistem itu dan berharap bisa bertemu dengannya.
Akhirnya, tanda segitiga ungu kembali muncul untuk menunjukkan jalan. Jono terlihat gugup saat mobil yang dikendarainya memasuki sebuah gedung bertingkat yang memiliki halaman luas untuk parkir. Jono segera memarkirkan mobilnya dan turun. Ia terus mengikuti pergerakan segitiga ungu yang menuntunnya ke misi level 2. Ia masuk ke sebuah lift yang membawanya ke lantai 5 di mana layar jam tangan menunjuk angka tersebut.
TING!
Jono keluar dengan langkah berat. Ia menarik napas dalam dan mengembuskan panjang saat tiba di sebuah lantai dengan nuansa serba putih. Ia melihat layar jam tangan yang memintanya untuk berjalan ke kanan. Jono melangkah dengan perlahan seraya melihat ke kanan dan ke kiri karena tempat itu sepi.
Hingga segitiga ungu berkedip pada sebuah pintu kayu dengan tulisan Meeting Room 2. Jono memejamkan mata sejenak untuk menguatkan mental. Ia lalu memberanikan diri membuka pintu itu.
CEKLEK!
Seketika, mata Jono melebar. Sebuah ruangan dengan meja panjang terbuat dari kaca dan tersedia kursi hitam saling berseberangan telah terisi beberapa orang yang mengenakan setelan ekslusif sepertinya. Jono gugup karena suasana ini sangat berbeda dengan sebelumnya di mana ketika ia datang hanya ada segelintir orang. Sedang kali ini, ia seperti terlambat karena hanya tersisa satu kursi yang kosong.
Jono ditatap tajam oleh beberapa wanita dengan wajah serius dan terkesan tegas, begitupula beberapa pria dengan berbagai umur. Jantung Jono berdebar dan ia segera masuk dengan gugup. Orang-orang itu diam saja saat Jono duduk di kursi kosong dan mencoba untuk membaur.
"Perwakilan dari PT. Buana Perkasa telah hadir. Silakan perkenalkan diri," pinta seorang pria dengan uban berada di atas telinga sisi kiri dan kanan yang membuat Jono tertegun karena langsung ditunjuk.
Jono mencoba untuk tenang di mana sebelumnya pernah menghadapi hal ini meski beda kondisi. Jono segera berdiri seraya merapikan setelan. Mata semua peserta rapat menatapnya saksama.
"Se ... lamat pagi. Saya Jono. Ya, cukup panggil saja Jono. Saya mewakili PT. Buana Perkasa seperti yang telah disampaikan oleh ...," ucapnya menggantung seraya melihat pin nama pada jas yang dikenakan pria tersebut. "... oleh Bapak Guntur, di mana perusahaan yang saya naungi siap untuk menerima pekerjaan iklan dalam proyek kali ini," sambungnya yang mulai terlihat tenang tak gugup lagi.
"Dan saya adalah Arif yang mewakili PT. Cipta Karya menyatakan siap untuk mengerjakan proyek tersebut jika perusahaan bapak mempercayakan hal ini kepada perusahaan kami," sahut seorang pria yang ikut berdiri sembari menunjukkan senyum menawannya terlihat begitu percaya diri.
Kening Jono berkerut. Sosok pria bernama Arif tampak familiar baginya, meski ia tak ingat pernah bertemu di mana atau terlibat sesuatu dengannya. Selain itu bagi Jono, sosok Arif dirasa tak sopan karena menyerobot sesinya. Namun, Jono berusaha sabar dan tetap terlihat berwibawa karena misi kali ini ia membawa nama perusahaan.
"Terima kasih kepada saudara Jono dan Arif. Silakan duduk. Kami akan menentukan diantara kalian berdua usai melihat RAB yang diminta setelah dilakukan penambahan pekerjaan. Tolong berikan kepada saudara Fahmi," pinta pria beruban itu.
Jono membuka tak kerjanya di mana telah tersedia berkas di sana. Jono sudah sempat mempelajari isi berkas tersebut saat singgah di rest area meski ia tak tahu seperti apa penawaran yang diajukan oleh pihak lawan. Jono terlihat serius kali ini karena dirinya tak mau kalah seperti waktu itu hanya karena kurang cakap dalam berbicara dan ragu dalam mengambil keputusan.
***
kuy segera join GC WA Mafia Family untuk ikutan giveaway ya. jangan lupa kasih rate bintang 5 bagi yang belum jejak😘 tengkiyuw💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Wati_esha
Familiar dengan Arif? Masih belum ingat, siapa Arif?
2023-10-23
0
Wati_esha
Telat? Kok bisa, bukannya pergerakan Jono sudah mengikuti petunjuk ya? Atau mungkin kurang ngebut kali ya?!
2023-10-23
0
Wati_esha
Tq update nya.
2023-10-23
1