Vika yang melihat dan mendengar Tari mengatakan itu pun langsung diam di tempat, ia bingung mau menolong ibunya, tapi ia juga takut melihat Bulan yang sungguh berbeda hari ini.
" Lepaskan mamah ku Bulan, kasihan dia Bulan " kata Vika lagi yang hanya bisa bicara di hadapan Tari.
" Nih nyokap Lo Huh... Berani kalian macam - macam lagi, siap - siap angkat kaki dari rumah ini, kalau tidak... nyawa Lo berdua yang akan melayang... Paham..." Kata Tari yang melepaskan Bu Linda dan langsung mendorongnya ke arah Vika hingga mereka berdua jatuh bersama.
Setelah mendorong mereka berdua hingga jatuh, Tari langsung mendekati mereka sambil berjongkok
" INGAT... Kalian di sini cuma numpang, jadi jangan coba macam - macam " kata Tari sambil menunjukkan jarinya di hadapan muka Linda, dengan tatapan yang sangat tajam, dan wajahnya yang sangat garang.
Duo macam itu pun seakan kehilangan taringnya, mereka tidak bisa melakukan apa- apa sama sekali, melihat perubahan sikap Bulan pagi ini.
Setelah mengatakan itu, dan sudah memberi pelajaran kepada ibu dan anak itu, Tari langsung pergi dari sana, ia mengitari dan menyusuri setiap seluk beluk rumah yang sangat besar itu.
" Huh... Rasakan tu parasit, sudah cukup selama ini Bulan menderita akibat ulah kalian, dan sekarang kalian harus sadar dimana posisi kalian yang sebenarnya. " kata Tari dalam hati sambil berjalan melihat sekeliling rumah itu.
" Wih... ini mah bukan rumah tapi istana... Kalau rumah sebesar ini, gue mulai darimana ya ?" kata Tari sendiri yang bingung mau memulai penyelidikan nya dari mana.
Sambil berjalan Tari memikirkan akan mulai dari mana ia mengetahui semuanya, sampai ia berdiri di sebuah kamar yang besar.
" Ini kamar siapa, sepertinya kamar ini sudah lama terkunci, apa ya yang ada di dalamnya, dan dimana kuncinya di simpan ?" tanya Tari sendiri sambil melihat - lihat sekeliling mencari kuncinya berada.
" Ah lebih baik gue tanya bi Lastri saja, bi Lastri kan sudah lama bekerja di sini, dia pasti tahu semua kisah tentang pemilik rumah ini. Ya sudah gue cari Bu Lastri saja entar gue balik lagi kesini. " kata Tari yang langsung meninggalkan kamar yang membuatnya penasaran itu.
Tari langsung kembali ke dapur untuk menemui bi Lastri.
☘️☘️
Sedangkan Bulan saat ini sedang membantu ibunya berjualan di pasar, setelah dagangan mereka habis, mereka bertiga pun langsung pulang.
" Alhamdulillah, dagangan kita cepat habis hari ini, jadi kita bisa pulang cepat " kata Bu Diah
" Iya Bu, Alhamdulillah " kata Bulan
" Kalau begini terus, kita akan cepat kaya, ya ga Bu " kata Bagas juga
" Amin... Iya nak, semoga saja dagangan kita laris manis terus seperti ini " kata Bu Diah
" Amin..." kata Bulan dan Bagas bersamaan.
Mereka berjalan menuju pulang dengan perasaan yang penuh kebahagiaan, karena dagangan mereka habis terjual.
Sesampainya di rumah mereka langsung membersihkan diri, dan Bulan pun membantu Bu Diah memasak di dapur untuk makan siang.
Sedangkan Bagas numpang tidur di ruang tamu, sambil menunggu makanan yang sedang di masak.
" Bu... Mm... Aku boleh bertanya sesuatu ?" tanya Bulan ketika mereka berdua sedang memasak.
" Boleh sayang, memangnya kamu mau bertanya apa " kata Bu Diah sambil memasukkan sayur ke dalam wajan.
" Mm... Apa aku punya sodara Bu... ?" tanya Bulan hati - hati sambil menggoreng ikan di sebelah Bu Diah.
Bu Diah yang mendengar pertanyaan anaknya itu pun, langsung terdiam karena sangat terkejut kenapa tiba-tiba anaknya bertanya seperti itu.
Melihat Bu Diah yang hanya diam saja, membuat Bulan semakin penasaran, tapi ia juga tidak berani untuk melanjutkan perkataannya lagi.
Dan akhirnya mereka berdua sama - sama saling diam sampai mereka berdua menyelesaikan masakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments