Sampai keluar dari mobil pun Tari masih terkagum-kagum melihat mewahnya rumah itu.
" Ayo masuk nona, sebentar lagi tuan besar akan pulang " kata supir sekaligus pengawal itu.
" Iya nona, cepat Sekarang anda masuk sebelum anda kena pukul lagi dari nyonya kalau terlambat " kata pengawal yang berjaga di depan rumah itu.
Mentari menurut saja, ia mau melihat dulu apa yang sudah terjadi di dalam rumah itu, dan siapa orang yang bernama Bulan itu.
" Pukul... Apa maksudnya pukul, apa perempuan yang bernama Bulan yang mirip dengan ku itu sering di pukul di rumah ini? " tanya Tari dalam hati.
Pengawal itu langsung membawa Tari masuk ke dalam rumah besar itu, dan langsung di sambut oleh seseorang yang kelihatan sangat marah pada Tari.
" Darimana saja kamu keluyuran HAH...?" tanya wanita paruh baya yang berada di ruang keluarga itu.
Sedangkan pengawal tadi langsung keluar setelah mengantarkan Tari masuk ke dalam.
" Hey perempuan jelek, cepat bersihkan kamarku" kata perempuan muda yang seumuran dengan Mentari itu.
" Ini apa sih, baru juga datang sudah di sambut duo macam, apa perempuan yang bernama Bulan itu sering di perlakukan seperti ini ? Wah tidak bisa di biarkan nih, kudu di beri pelajaran nih orang " kata Tari dalam hati sambil diam mendengarkan ocehan kedua orang itu.
" Hey, dasar bo***h tunggu apa lagi cepat kerjakan " kata wanita paruh baya itu lagi.
Tapi Mentari tidak bergeming sama sekali, sampai wanita muda itu kelihatan geram dan mau menampar Tari.
" Jangan non, tolong jangan pukul non bulan kasihan dia non " kata wanita paruh baya yang datang dari dapur.
Mentari sangat terkejut dengan semuanya.
" Apa, dia mau mukul gue, enak saja coba saja kalau dia berani nyentuh gue, gue patahin tu tangan " kata Mentari dalam hati sambil memahami situasi.
" Cepat kerjakan... Ayo mah kita belanja " kata wanita muda itu pada wanita paruh baya yang marah tadi.
" Ayo... Ingat ya Bulan, kalau sampai kami kembali kamu belum selesai juga, lihat saja nanti akibatnya " kata wanita paruh baya itu lagi, dan mereka berdua langsung berlalu begitu saja dari hadapan Tari.
Setelah dou macam itu pergi, wanita yang agak tua itu tadi langsung memeluk Mentari.
" Non, non Bulan tidak apa-apa kan, maafkan bibi yang tidak bisa menjaga non, ayo istirahat sekarang, non jangan takut biar bibi yang mengerjakan semuanya. Non Bulan istirahat saja ya, ayo..." kata bi Lastri pembantu sekaligus pengasuh Bulan dari kecil.
Mendengar itu, mentari hanya diam saja sambil mengangguk.
Bi Lastri langsung membawa Mentari ke dalam kamar Bulan untuk beristirahat.
" Istirahat saja non, biar bibi yang mengerjakan apa yang di suruh oleh nyonya tadi, ya sudah bibi keluar dulu ya " kata bi Lastri yang langsung keluar kamar meninggalkan Mentari yang masih terkagum-kagum melihat kamar itu.
" Wah kamarnya besar sekali, kasurnya juga bersih dan rapi. Wih... Jadi orang kaya nih gue asik... Uhuyii..." kata Tari yang sangat senang sekali.
Tari mengitari seluruh kamar itu, sampai ia berhenti di depan sebuah foto yang ada di atas meja rias itu.
" Apa ini wanita yang bernama Bulan itu, ck ck ck... Benar - benar mirip sama gue, pantas saja semua orang di rumah ini mengira gue Bulan. Lalu kemana dia sekarang, apakah ia kabur, atau telah terjadi sesuatu padanya ? Gue harus cari tahu semuanya, jangan- jangan ada kaitannya dengan mimpi gue selama ini " kata Mentari lagi yang menaruh kembali foto itu di atas meja rias.
Setelah itu Tari langsung berbaring di atas kasur untuk beristirahat.
" Ah... empuknya, bisa nyenyak nih tidur gue kalau begini " kata Tari sambil memejamkan matanya, tidak lama ia pun langsung tertidur dengan pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Kristiana
mampir baca
2025-01-18
0
Aulia Finza
masih penasaran thor...
2022-11-05
1