Bab 11

🌻🌻

Hampir jam delapan pagi sudah, dan mentari baru saja bangun dari tidurnya,

" Apa mimpi gue barusan beneran ya, tapi mimpi itu seakan sangat nyata... Baiklah Bulan tunggu saja, aku akan melakukan tugasku dengan baik. " kata mentari yang bergumam sendiri di atas tempat tidurnya.

Setelah dirasa cukup kesadarannya kembali, Tari langsung ke kamar mandi untuk memulai paginya.

Setelah selesai mandi dan bersiap, Tari langsung keluar kamarnya, ia langsung menuju dapur untuk sarapan, tapi sebelum sampai di dapur ia sudah di sambut duo macam yang kelihatan sangat jengkel sekali terhadapnya.

" Bagus ya, jam segini baru bangun... Dasar pemalas " kata Bu Linda yang sangat jengkel terhadap tari, sambil melipat tangannya di dada.

" Hey pemalas... cepat bikinin kita sarapan, kita sudah kelaparan tahu " kata Vika yang juga berdiri di sebelah ibunya sambil melipat kedua tangannya.

Tari pun hanya melihat duo macam itu sebentar, kemudian ia terus berlalu menuju dapur untuk sarapan.

" HAH... lama - lama bisa darah tinggi gue kalau setiap hari berhadapan dengan duo macam yang parasit itu. HuH... Sabar - sabar, gue harus mencari tahu semuanya dulu, baru gue singkirkan tu benalu. " kata Tari dalam hati sambil berjalan ke arah dapur.

Sedangkan Linda dan Vika begitu sangat marah, dan bertambah jengkel karena Tari pergi begitu saja, dan tidak mendengarkan mereka bicara.

" Kurang ajar tu anak si***n, sudah berani rupanya dia, ayo kita beri dia pelajaran budak itu. " kata Linda dengan raut wajah yang sangat marah sekali.

" Mamah benar, sudah mulai bertingkah dia, harus kita beri pelajaran biar dia nurut lagi sama kita " kata Vika juga yang kelihatan begitu sangat marah.

Mereka berdua langsung menuju dapur untuk memberi Tari pelajaran, sesampainya di dapur bertambah marah dan jengkel mereka melihat Tari yang sedang asik sarapan.

Brakkkhh...

Linda menggebrak meja dengan kerasnya, dan membuat Tari hampir tersedak makanan.

" Enak - enakan kamu ya makan disini, berani sekali kamu sekarang " kata Linda yang sangat marah.

Brakkhh...

Vika juga ikut menggebrak meja dengan kerasnya, dengan menatap Tari dengan sangat tajam dan penuh kemarahan.

" Hey dasar tidak tahu diri kamu ya... Enak - enakan makan disini. " kata Vika juga dengan sangat marahnya.

Tari yang awalnya hampir tersedak, langsung mengambil minum dan melanjutkan makannya hingga selesai, tanpa memperdulikan duo macam yang sedang mengaum keras itu.

Aa...

Tari bersendawa karena sudah merasa kenyang.

" Alhamdulillah, turun darah tinggi gue kalau sudah kenyang begini. Bi Lastri beresin ya... " kata Tari tanpa memperdulikan dua orang di hadapannya yang sudah siap untuk menerkamnya itu.

" I... iya non " kata bi Lastri yang sangat takut melihat keadaan itu.

" Berhenti di situ bi... hey perempuan si*"*n kamu itu tuli apa bego sih... dasar budak tidak tahu diri... " kata Linda yang sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya, dan langsung melayangkan tangannya untuk menampar Tari.

Tapi dengan seketika Tari langsung menangkap tangan Linda lalu memutar hingga menguncinya, sampai Linda tidak dapat bergerak.

" AW aw... sakit, sakit lepaskan si***an " kata Linda yang sudah tidak bisa bergerak, dengan posisi menunduk dengan tangan di belakang sambil di pegang Tari tangan dan lehernya dari belakang.

Vika yang melihat itu pun seketika ingin menolong ibunya.

" Berhenti disitu... kalau tidak gue patahkan sekalian tangan dan leher nyokap Lo ini" kata Tari dengan tatapan yang sangat tajam dan terus menekan cengkraman tangannya, hingga membuat Linda meringis kesakitan.

" Sa... sakit le... lepaskan be***k..." kata Linda terbata - bata.

Mendengar itu bertambah kuat Tari mencengkram tangan dan leher Linda, hingga Linda tidak dapat bersuara lagi.

" Apa... Lo mau gue bikin seperti nyokap Lo ini HaH... " kata Tari yang menatap Vika dengan sangat tajam dan penuh kemarahan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***