SEBELUM REVOLUSI PUTIH
Lima puluh lima persen luas seluruh tanah Iran terdiri dari gunung, padang pasir, batu batuan yang tak mungkin di tanami. Tiga puluh persen terdiri dari hutan lindung dan lain lain. Di perkirakan hanya 12% tanah yang bisa di tanami: 7 juta sepanjang tahun dan sisanya terkadang harus diistirahatkan dulu sebelum dapat di gunakan. Di samping itu, terdapat 3 juta ha tanah yang akan dapat di tanami setelah di kerjakan.
Tujuh juta ha paling tidak dapat di tanami rumput untuk mengembangkan peternakan.¹
Sebelum reformasi tanah, terdapat 3 kategori pemilik tanah: raja ( dan negara ), tuan tuan tanah serta tanah yang di gunakan untuk kepentingan agama dan sosial. Raja dan Negara memiliki 2.500 sampai 3.000 desa (5% atau 6% dari jumlah seluruh) dan ini berasal dari rampasan dinasti pahlavi dari dinasti Qajar. Tanah untuk kepentingan sosial dan Agama yang tak boleh di bagi bagikan dan di jual, mencakup antara 6.000 sampai dengan 7.500 desa (12% sampai dengan 15% dari jumlah seluruhnya).
Kaum feodal ( tuan rumah ) memiliki tak kurang dari 26.000 desa ( 52% dari jumlah seluruh ). Dan ini di kuasai oleh 37 keluarga yang memiliki 19.000 desa (38% dari jumlah seluruh). Di duga, keluarga Farman farma memiliki tanah seluas negeri belgia sedangkan keluarga Batmanqlichth memiliki tanah seluas negeri swiss.
Tuan tuan tanah kecil biasanya memiliki rata rata 1 sampai 2 ha. Kebanyakan menyewakan tanah mereka kepada petani. Tanah mereka ini di duga mencakup 15.000 desa (30% dari jumlah seluruh).
Petani pemilik tanah kira kira berjumlah 130.000 orang. Yang memiliki tanah dalam jumlah besar cukup sedikit. Perinciannya sebagai berikut: kurang dari 1 ha (57,5%), antara 1 sampai dengan 3 ha (25%), antara 3 sampai dengan 20 ha (6%), lebih dari 20 ha (1%).
Para petani yang tak memiliki tanah biasanya menyewa dari tuan tanah atau mengerjakan tanah untuk kepentingan sosial dan Agama. Cara pembagian hasil berbedaan antara satu daerah dengan lainnya dan ini cukup ruwet. Yang paling di kenal adalah bahwa hasil panen di anggap merupakan bagian dari 5 hal: tanah, air, pekerjaan manusia ( tenaga kerja ), benih dan pekerjaan hewan. Pembagian antara pemilik dan petani pekerja di buat dengan mempertimbangkan siapakah yang membawa faktor faktor tersebut. Satu bagian merupakan 1/5. Ada juga yang memberi pembayaran sejumlah uang atau sejumlah hasil bumi yang tetap. Di luar itu, petani harus membayar pajak lain, terutama bila ada pengairan.
Tanah yang mereka garap biasanya kecil, perinciannya sebagai berikut: kurang dari 1 ha (26%), antara 1 sampai dengan 5 ha (39%), antara 5 sampai dengan 10 ha (18%) dan lebih 10 ha (17%). Jumlah itu lebih kecil lagi bila di hitung adanya tanah yang mesti di istirahatkan dulu sebelum di kerjakan, waktu itu mencapai 40%.
Selain mereka yang di sebutkan di atas, ada penduduk desa yang tidak mempunyai tanah dan tidak mempunyai hak mengerjakannya. Mereka yang biasa di sebut khochnechin adalah para penganggur, pengembala, pedagang kecil, partisan, pekerja pertanian (buruh) yang di upah per hari atau per musim. Banyak juga desa yang hidup melulu dari pembuatan barang barang kerajinan tangan.
Di tahun 1976 terdapat 919.004 buruh tanu dan di tahun 1956 ada 759.494 orang. Di luar mereka ada 567.622 buruh tani yang menganggur di tahun 1956. Artinya, lebih dari satu juta orang buruh tani yang selain tidak mempunyai tanah juga tidak mempunyai kepandaian di luar pertanian.
Di luar tuan tanah, petani pekerja dan buruh tani masih terdapat sebuah kelompok sosial lainnya: parasit atau penghubung (calo), perdagang kecil dan pembuat kerajinan tangan, orang yang suka berpindah pindah (nomade), pegawai pegawai administrasi negara yabg bertugas di desa sebagian besar adalah pemungut pajak yang dalam pekerjaannya di dampingi oleg gendarme.
Para gendarme yang tinggal di desa desa Iran selalu turun tangan menindas petani seandainya mereka memprotes karena keadaan pertanian yang tak jalan atau karena pajak terlalu besar. Biasanya para petani lalu berlindung di balik pengaruh tuan tanah. Terjadilah hubungan segi tiga antara si petani, negara melalui alat alattnya, dan tuan tanah ( kaum feodal).¹ Dalam hubungan ini si petani kalah terus menerus. Hubungan ini berlangsung selama berabad abad. Tanah memang berpindah tangan, tapi itu hanya di antara negara dan kaum feodal belaka.¹ tak pernah kaum petani.
Masuknya kapitalisme barat, ekspansionisme industri dan kaum pedagangnya yang agressif di akhir abaf XIX menyebabkan keseimbangan ini berubah, terlebih dengan runtuhnya dinasti Qajar berkat adanya revolusi borjuis oleh gerakan konstitusionalis antara 1905-1911.
Ketika Reza pahlavi menjadi raja di tahun 1925 ia memiliki tanah sebesar 2.000 desa. Tapi Raja maupun anaknya tak tertarik dengan tanah tanah mereka. Mereka juga bertentangan dengan kaum feodal berkat dua alasan: mereka naik takhta bukan secara garis keturunan, sehingga di tentang kaum feodal ; kedua, kaum feodal selalu menentang raja yang berebut tanah dengan mereka. Juga, tanah yang di miliki raja tidaklah menghasilkan uang karena habis di makan para calo.
Dengan alasaan tersebut, mereka harus mencari dasar baru bagi ekonomi Iran. Di tetapkan: ekonomi kapitalis. Agar dapat mewujudkan hal itu, di perlukan keamanan dari agitasi petani dan buruh tani.² Mula mula haruslah di bentuk kelompok petani yang memiliki tanah. Ketika pulang dari Amerika Serikat, Shah langsung membagi bagikan tanah miliknya kepada petani.
Sesudah perang dunia II timbulnya kekacauan ekonomi, lemahnya kekuasaan raja Iran akibatnya sikap ayahnya yang pro-jerman, munculnya gerakan otonomi borjuis kexil dan sedang di kota kota serta tak setujunya kaum feodal dengan "land-reform" menyebabkan usaha ini tak dapat di laksanakan cepat cepat.¹
Kaum feodal bekerjasama dengan borjuasi kota untuk memiliki tanah tanah pertanian guna melawan usaha pemerintah. Terjadi sebuah fenomena yaitu terputusnya hubungan antara gerakan demokrasi di kota dan gerakan petani di desa desa. Ketika terjadi pemberontakan di kota kota tanggal 5 dan 6 juni 1963 para petani tak mengikuti mereka. Ini beralasan: sebab yang mereka ingunkan ialah "reformasi tanah" yang sesungguhnya.
Di tahun 1960 gerakan borjuasi kapitalis sudah cukup kuat dan ini merupakan sebuah kelompok baru yang lahir di masyarakat Iran. Meraka adalah putra putra kaum borjuis dan feodal. Tapi mereka membutuhkan bantuan negara, bukan saja dalam mendapat kredit tapi juga untuk mendapat keringanan pajak.
Iran masuk ke dalam orbit kapitalis. Tapi mereka tak mau begitu saja jadi budak kapitalis Amerika, Eropa atau jepang. Mereka ingin memegang peranan aktif dan ini mendorong Iran untuk menjadi negeri industri secepatnya. Tenaga kerja di butuhkan dan untuk ini di dapat dari desa desa. Reformasi tanah maka harus di lakukan secepatnya. Hal ini akan mematahkan perlawanan kaum feodal karena sumber ekonomi mereka di cabut dan kehilangan petani yang selama ini telah mereka gunakan sebagai kekuatan politik. Petani Iran tergantung pada kaum feodal dalam hal melawan pemerintah dan alat alat negaranya.
Untuk selanjutnya kaum feodal tak ada pilihan. Mereka harus bergabung dengan sistem ekonomi baru yang di lancarkan oleh shah. Tapi untuk itu mereka harus mengikuti seluruh aturan permainan. Negara makin lama makin besar kekuasaannya.
Reformasi akan membuat petani stabil dan tenang secara politik. Tak akan ada pemberontakan petani. Juga ada masalah ruang: karena terikat pada tanahnya maka petani tak akan mengadakan "penyerbuan" ke kota kota. Dengan demikian terhindarlah terbentuknya kelompok sub-proletariat kota, yang secara politik dapat berbahaya dan mengancam rezim Shah karena sikap yang radikal.
Tapi ternyata semua rencana ini gagal karena berbagai faktor, yang akan di jelaskan belakangan.¹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Su Hartatik
haha saba ya
2022-12-13
2
Sigit Prasetiyo
yuk lanjut yuk
2022-12-13
2