MODERNISASI EKONOMI

Sampai tahun 1977, semua orang : wartawan, pedagang, indrustriawan, usahawan dalam dan luar negeri, percaya bahwa Iran akan menjadi negeri industri kelima terbesar di dunia menjelang memasuki abad XXI.

Betapa tidak? Bila tiba di Teheran, gedung gedung bertingkat menanti di seluruh kota berpenduduk 5 juta orang ini. Jalan jalan raya yang besar dan panjangnya puluhan kilometer selalu di penuhi mobil yang berasal dari negara negara yang berbeda: mercedes, peugeot, Impala, citroen, BMW, Toyota, dan peykan yang di buat di Iran.¹ toko toko di penuhi dengan barang barang kebutuhan sehari hari yang mempunyai kebakuan dan mutu Eropa atau Amerika. Kebutuhan masyarakat kota modern semuanya dapat di peroleh dengan mudah di Teheran.

Pembangunan kereta api di bawah tanah sedang di persiapkan. Sebentar lagi Teheran akan tak perlu iri hati dengan paris, london, dan new york yang mempunyai kereta api di bawah tanah. Roma, yang belum punya, akan cemburu. Sementara di Eropa para ekolog sibuk menentang di bangunnya sentral listrik bernuklir, diam diam jerman barat sedang menyelesaikan dua buah di Iran, dan prancis sedang bersiap siap untuk membuat dua buah lainnya. Sementara itu siapa yang tak tahu ampuhnya angkatan perang Iran dengan senjata senjata ultra modern yang menyamai, paling tidak, angkatan perang Inggris? Siapa yang tak tahu bahwa Iran telah menjadi gendarme Timur Tengah?

Uang yang berasal dari minyak dan begitu banyak itu,² seakan akan mustahil habis di gunakan untuk membiayai seluruh proyek industrialisasi yang dapat membuat Iran melompat dari tingkat negara berkembang ke tingkat negara industri, sederajat dengan Inggris, jerman barat, prancis atau jepang. Uang bukan  masalah! Buktinya shah iran malahan meminjamkannya pada banyak negara termasuk di Eropa. Uang Iran juga di tanam di pabrik mobil mercedes dan pabrik besi krupp di jerman barat.

Pertambahan laju ekonomi Iran sampai dengan 1976 adalah tak kurang dari 14% per tahun, negeri mana yang mampu mengalahkannya? Iran akan bangkit seperti jepang di awal abad ini, di Asia. Begitu tadinya di kira orang.

Pusat pusat pembangunan industri Iran adalah di Teheran, Abadan ( pengilangan minyak ), Isfahan (pengilangan minyak dan pabrik besi baja terbesar yang di bangun atas bantuan uni soviet ), Tabriz ( pabrik mesin diesel ), Arak ( pabrik mesin mesin pertanian ) dan Sar Chesmeh ( pusat industri tembaga ).

Bila kita ingin melihat ambisiusnya proyek industrialisasi Iran wajiblah kita mengunjungi kota kota tersebut. Di situ dapat di lihat proyek proyek yang jadi maupun yang terbengkalai akibat tidak cukupnya uang karena di sikat para koruptor. Fakta fakta di bawah ini berbicara.

Antara tahun 1969-1977 produksi mobil meningkat dari 25.000 menjadi 100.000 buah per tahun. Produksi truck kecil meningkat dari 1400 menjadi 42.000 buah per tahun. Produksi truk truk besar dari 3000 naik menjadi 13.500 buah per tahun. Jumlah produksi televisi dari 75.000 buah menjadi 300.000 buah per tahun. Pesawat radio dari 136.000 naik menjadi 242.000 per tahun. Lemari es naik dari 174.000 menjadi 513.000 per tahun.

Dalam bidang besi baja, produksi dari nol menjadi hampir 1 juta ton per tahun. Sampai dengan akhir 1978 ada 52.000 km jalan raya di antaranya 34.000 km yang di aspal. Sepuluh tahun sebelumnya hanya ada 30.000 km jalan raya dan 8.000 km saja yang di aspal.

Modernisasi yang cepat sekali itu membuat semua orang terpukau dan kehilangan sifat kritis, sehingga tak mengacuhkan akibat sampingan dan bagaiamana harga modernisasi telah di hitung. Pemerintah diktator shah yang sama sekali tak memperdulikan pendapat orang lain, dan tak pusing apakah yang di buatnya itu legal atau tidak, akibatnya tidak di hiraukan orang. Penyiksaan, penindasan, intimidasi yang di lakukan polisi rahasia S A V A K seakan akan tidak ada. Paling paling orang orang berkata, itu wajar, dan apalah artinya pengorbanan itu demi pembangunan negeri Iran.¹

  TAHAP PEMBANGUNAN EKONOMI IRAN

Pembangunan industri Iran di laksanakan dalam dua tahap. Yang pertama di buat di zaman perdana menteri Ali Amini, dengan tujuan membuat Iran terlepas dari ketergantungan keperluan barang barang industri dari luar. Syukur jika malah dapat membuatnya sendiri untuk di jual, sehingga memasukkan uang sebagai pengganti minyak yang di duga akan habis pada awal abad yang akan datang.¹

Strategi pembangunan kedua di lakukan dengan pengembangan hasil hasil petro kimia dan pembuatan pupuk buatan. Kedua duanya di tujukan untuk ekspor ke luar negeri.

Pada tahap strategi pembangunan pertama, model ekonomi yang di gunakan adalah cukup klasik sebagaimana rencana negeri negeri berkembang lainnya: pembangunan pertanian dengan jalan antara lain pembuatan reformasi tanah, sehingga produksi pertanian akan meningkat; pembuatan infrastruktur industri dan semi industri : pembuatan pabrik pabrik tekstil, semen, besi, pupuk, dan lain lain. Minyak sangat di kembangkan yaitu untuk membiayai persiapan industrialisasi.

Untuk menunjang usaha tersebut dan merangsang pengusaha Iran, beberapa usaha di lakukan, antara lain: pemungutan pajak yang besar yakni 250 sampai dengan 400% bagi produksi industri yang di datangkan dari luar negeri ; pembebasan pajak dan kredit murah bagi industri dalam negeri; larangan mengimpor barang barang yang dapat di produksi di dalam negeri; reformasi tanah. Seluruh proyek yang membutuhkan intestasi luar biasa di ambil oleh pemerintah dan sisanya di kerjakan usahawan swasta.

Tetapi industrialis Iran tak pandai menggunakan kesempatan itu. Pada akhirnya, pemerintah malah harua ikut campur di bidang industri kecil dan sedang. Industrialis Iran mengambil seluruh fasilitas yang di berikan pemerintah pada mereka, tetapi meraka tak mau peduli pada mutu barang yang di hasilkan pabrik pabrik mereka. Kelemahan manajemen dan adanya korupsi yang besar menyebabkan harga barang barang yang di buat melebihi harga barang barang impor.

Mereka juga melakukan pemalsuan pajak: dari 20.000 perusahaan yang beroperasi hanya 9.362 yang melaporkan situasi ekonomi mereka. Tetapi 43% dari jumlah yang melapor mengatakan rugi. Total, hanya 25% dari perusahaan itu yang memasukkan uang ke kas negara. Pada akhirnya, karena ketidak seriusan pengusaha pengusaha itu, satu per satu masuklah perusahaan asing dalam bidang yang mestinya untuk mereka. Barang barang impor yang harganya lebih murah pun mulai membanjiri pasaran Iran.

Sering yang di salahkan adalah ketidak mampuan buruh buruh Iran dalam melakukan pekerjaan, di pabrik pabrik yang sebetulnya lebih merupakan tempat tempat assembling dari pada pabrik betul betul.¹

Dari pada menanam uangnya di sektor industri yang membutuhkan waktu yang lama, pedagang Irang menggunakan keuntungan mereka untuk melakukan spekulasi tanah dan rumah rumah. Bukan itu saja, banyak dari mereka yang menanam uang di luar negeri.

Strategu pembangunan yang pertama pada akhirnya gagal karena iran tak berhasil membuat sebuah indrustri total modern yang dapat mengembangkan dirinya. Itu pendapat ekonomi Iran, Farhad Rad sercht, profesor ekonomi di Universitas Teheran.²

Terpopuler

Comments

Sigit Prasetiyo

Sigit Prasetiyo

lanjutkan

2022-12-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!