"Di siplin keras sekali. Bila tak patuh para tawanan dapat di penjara selama tiga- empat bulan. Kekejaman dan penyiksaan tidaklah berhenti setelah proses berakhir. Dalam beberapa kejadian, para tawanan yang di anggap bandel di kirim kembali ke penjara komite atau Evin, untuk di siksa lagi. Bekas bekas tawanan mengatakan bahwa mereka yakin buruknya perlakuan di maksudkan agar para tawanan menyerah. Hal ini terbukti karena sewaktu waktu muncul tawanan politik yang membantah opini yang di belanya dulu, di muka televisi, dan mengatakan dukungan mereka pada shah."
" seluruh peninjau yang telah menyaksikan proses sejak 1965 mengataka, para tawanan mengaku bahwa mereka telah di siksa dengan tujuan mendapatkan pengakuan. Penyiksaan berupa pemukulan, pencambukan, kejutan listrik, pencabutan kuku dan gigi secara paksa, penyemprotan air panas ke lubang pantat, beban berat di gantungkan di biji alat kelamin lekaki, meja di panaskan sampai putih di mana tawanan di ikat, botol pecah di masukkan di lubang pantat dan pemerkosaan."
"Tak seluruh tawanan mengalami nasib yang sama tetapi inilah yang terjadi bagi setiap tawanan politik yang penting: pertama kali ia di pukuli oleh banyak orang dengan kayu dan pentung. Bila tak mengaku dia di gantung terbalik dengan kaki di atas sambil di pukuli. Bila masih tak mengaku, di perkosa. Bila masih sajja bertahan ia di beri kejutan listrik yang membuatnya berteriak kesakitan. Dan bila masih tetap bandel maka kuku kuku dan terkadang seluruh giginya di cabuti. Dalam kejadian yang istimewa, sebuah besi yang telah di bakar di letakkan di wajah sehingga menempel dan membakar seluruh mulut dan bibir, seorang muda di bunuh dengan cara ini (......)
" banyak yang mati akibat penyiksaan di atas, antara lain adalah Ayatollah Haji hosen Ghafari Azar shari yang di tangkap Agustus 1974 dan meninggal 28 Desember 1974 akibat penyiksaan. Sembilan orang meninggal yang di umumkan di bulan April 1975 adalah tahanan politij yang di tangkap sejak tahun 1974 dan telah di siksa ketika " mencoba melarikan diri " ; padahal sesungguhnya mereka mati di siksa. Laporan resmi pemerintah tentang matinya mereka penuh dengan kontradiksi dan tubuh tubuh mereka tak pernah di kembalikan pada keluarga masing masing."
" di Iran. Penyiksaan di lakukan setelah proses selesai dan hukuman di jatuhkan. Dalam contoh di atas, kesembilan tawanan yang meninggal merupakan kelompok kecil dari jumlah tawanan yang banyak yang di pindah ke Teheran dari penjara penjara lain nya. Mereka di siksa agar mau memberikan dukungan pada negara dan pada partai tunggal yang baru saja di buat oleh shah.
" Hukuman mati merupakan sesuatu yang umum di Iran. Sejak permulaan tahun 1972 ada 300 pelaksanaan hukuman mati yang telah di adili oleh pengadilan militer. Di sembilan bulan pertama tahun 1976, 22 pelaksanaan hukuman mati bagi tawanan politik telah di umumkan oleh pemerintah Iran. Banyak di antara mereka yang di nyatakan sebagai penyelundup obat bius oleh pemerintah
. Tanggal 14 juni 1974, pemerintah Iran mengumumkan bahwa 239 'penyelundup dan penyebar obat bius' telah di bunuh selama dua tahun setengah."
Supaya seorang manusia dapat hidup terus, yaitu shah, ribuan orang telah terbunuh di Iran. Pada akhirnya, pemerintah sharif Emmami mengakui telah terjadi penyiksaan di tempat tempat penjara Iran. Setelah terjadi pengakuan itu penyiksaan berlangsung terus, cuma caranya " di perhalus". Setelah disiksa si tawanan langsung di bunuh supaya tak ada bekasnya!
MASALAH KEBUDAYAAN IMPOR
salah satu faktor lain yang menjadi penumbang rezim shah iran adalah di buangnya atau di perkosanya kebudayaan iran. Shah sendiri tidak pernah menyembunyikan keinginannya untuk menjadikan Iran negara yang besar, jauh lebih besar dari pada zaman Darius beberapa puluh abad yang lalu. Tetapi keinginan besar ini tidak dibdasarkan pada realitas kebudayaan Iran sekarang, yang 90% penduduknya beragama Islam.
Shah ingin negerinya maju seperti negeri Amerika serikat, Jepang atau Eropa. Tetapi kemajuan itu hanya mengarah pada pembentukan masyarakat komsumsi belaka. Ekses eksesnya, yang baik bagi negeri negeri indrustri tersebut, belum tentu baik di pandangan masyarakat islam. Misalnya minuman keras, pameran kekerasan dan keterbukaan tubuh tubuh manusia, egoisme dan individualisme
Masuknya kebudayaan barat secara langsung dan cepat ke Iran yang selalu bangga dengan kebudayaan mereka yang tradisional dan besar, berbarengan dengan proses industrialisasi negeri ini. Di wala tahun 1960 an pemerintah shah terpaksa mengundang para teknisi asing datang ke Iran. Tidak kurang dari 60.000 orang Amerika serikat yang bekerja di negeri tersebut sampai akhir tahun lalu. Belum lagi di hitung jumlah orang Eropa, jepang, korea, philipina dan lain lain. Kedatangan mereka menyebkan benturan kebudayaan yang terlalu brutal. Rasa benci terhadap orang asing yang ada di masyarakat Iran saat ini dapat di mengerti.
Betapa tidak? Banyak pekerjaan yang seharusnya di pegang orang iran sendiri malah di kuasai orang asing. Misalkan dalam bidang bidang industri kapal terbang ( Iran air ), industri mobil, pertanian dan lain lain. Orang orang asing itu ketika tiba di Iran tidaklah mencoba hidup bercampur dengan orang Iran, melainkan di antara kalangan mereka sendiri; Amerika dengan Amerika, Eropa dengan Eropa, jepang dengan jepang, korea dengan korea, atau orang asing bercampur dengan orang asing lainnya, meskipun tidak berasal dari satu negara.
Kebudayaan dari mereka mewakilu perusahaan asing raksasa, atau negeri negeri maju, tentu dengan gaji yang lebih besar dari pada orang orang iran biasa. Di bidang industri seperti juga di tentara Iran banyak orang asing yang memegang posisi kunci karena ke unggulan kemampuan teknik mereka di bandingkan dengan orang Iran. Tentu saja, alat alat itu di buat dan di buatnya di negeri mereka.
Sampai tahun lima puluhan, paling tidak, sebelum dr. Mossadeq, banyak tempat terutama club perwira inggris, yang memasang tulisan yang terjemahannya ; " di larang untuk anjing anjing dan orang Iran ". Tentu saja tulisan di pintu semacam itu kini tak ada lagi. Tapi beberapa tindakkan lain, misalkan membohong pada orang Iran, membedakan diri dengan mengimpor langsung makanannya: daging, susu, mentega, seperti yang di lakukan oleh orang orang Amerika, hanyalah membesarkan kebencian terhadap mereka. Dapat di rasakan bagaimana perasaan orang miskin di Teheran selatan yang berpakaian compang camping, kedinginan di musim dingin karena tak punya baju panas, ketika melihat sebuah mobil Amerika yang besar meluncur di jalan raya yang megah.
Faktor perkosaan kebudayaan, perbenturan antara sebuah kebudayaan asing dengan kebudayaan Iran yaitu islam shi'ah, menjadi faktor penting dalam revolusi Iran. Bagaimana di Iran, negeri yang kaya, terjadi revolusi sedangkan mesir yang miskin itu tak terjadi apa apa ? Ini perlu di perhatikan. Sayangnya 90% kebudayaan barat yang di bawa oleh orang orangnya ketika berada di Iran bukanlah yang terbaik. Pada akhirnya orang Iran merasa kebudayaan mereka di perkosa akibat datangnya kebudayaan orang lain yang di dorong oleh pemerintah melalui program pembangunan mereka, yang akhirnya gagal memberikan keadilan pada rakyat.
Orang Iran di paksa menerima nilai nilai orang lain, di paksa menjadi rakyat di suatu negara industri tanpa pernah di tanyakan pendapat mereka: setuju atau tidak. Uang menjadi ukuran, bukan untuk sarat hidup, tetapi sebagai tujuan. Jang heran bila di muka markas khomeini di Neauphle le Chateau prancis, tertulis dalam 3 bahasa : persia, inggris, prancis: " mati lebih baik dari pada di hina".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments