REVOLUSI IRAN

REVOLUSI IRAN

MENGIKUTI KHOMEINI PULANG

Jam 20.00 rabu malam, 31 januari 1979. Inilah saat yang paling menegangkan bagi khimeini, pembantu pembantunya, pengikut pengikutnya termasuk juga wartawan wartawan yang ikut serta bersama pemimpin shi'ah itu pulang ke negerinya. Pada jam itu akan di putuskan apakah akan jadi berangkat ke iran atau tidak : setelah beberapa kali di batalkan.

Sudaj aepuluh jam kami, lebih dari 500 wartawan yang mendaftarkan diri untuk ikut terbang, menunggu kabar di luar rumah khomeini di neuphle-le chateau. Waktu tersebut berlangsung sebagai siksa an. Masinh masing tidak tahu apa yang akan terjadi. Akan betul betul berangkat khomeini malam ini, jam 1.00 pagi waktu paris? Ataukah akan di tunda lagi seperti yang telah terjadi dua kali sebelumnga ?

Jam 21.00, sodeq gotbzadeh, seorang pembantunya, mengumumkan bahwa keberangkatan sudah pasti. Nama 150 orang wartawan di tambah 50 orang iran yang akan naik pesawat boeing 747 Air france yang di sebut oleh pihak khomeini sebGai " penerbangan revolusi", di umumkan. Saya tErmasuk salah satu dari wartawan asia yang ikut. Rekan saya keichi kamoshida dari surat kabar Asahi shimbun yang beroplah hampir sepuluh juta lembar per hari mengatakan: " nasir, kau beruntung, satu satunya wartawan dari indonesia Yang ikut dalam penerbangan bersejarah ini. Bukan hanya pembaca sinar harapan yang patut bangga " saya senang " tapi juga bimbang dan takut : Bagaimana kalau pesawat di bajak atau di tembak oleh angkatan udara iran, karena tentara iran masih setia pada shah iran?

Jam 24.00 lapangan terbang charles de gaulle paris di penuhi oleh orang orang iran, sekitar 1.000 orang. Hampir seluruh nya berteriak teriak histeris dan tak henti hentinya memekikkan " hidup khomeini, pemimpin kami" dan " terima kasih, rakyat prancis."

Khomaini kelihatan terharu, ia menyapa mereka dan lalu pergi naik ke pesawat udara.

Di atas pesawat yang membawa kami ke teheran di dapat keterangan bawah kapal terbang ini di sewa dengan harga 130,000 dollar as dari Air france. Kabarnya perdana menteri baktiar sudah berjanji tidak akan menembak pesawat ini. Mudah mudahan saja. Perjanjian itu di buat setelah perundingan selama satu minggu. Mula mula baktiar menolak. Akhirnya setuju.

Sebetulnya Pesawat ini dapat membawa 400 oranv penumpang. Tetapi Air france meminta agar ia di isi separuh saja. Alasannya, seandainya tidak dapat mendarat di teheran ia akan dapat kembali ke prancis tanpa perlu mengisi bahan bakar.

Entah kenapa alasan ini akan dapat di percaya? Yang pasti, hal ini, di tambah dengan pemeriksaan yang ketat dan luar biasa oleh polisi prancis sebelum menaiki pesawat, menambah rasa kwatir dan cemas kami.

Bagaimana seandainya salah satu  seorang agen rahasia musuh khomeini berhasil juga naik menyelundupkan ke pesawat dan melakukan pembajakan atau melakukan penghancuran pesawat ini, meski pun ia mesti mati? Banyak orang yang sanggup melakukan hal ithu, misalnya anggota tentara merah daei jepang.

Seandainya tidak ada agen rahasia, bagaimana kalau pesawat ini di tembak di saat mendarat di lapangan terbang mahrabad, teheran? Tentu kami akan mati semuanya.

Wartawan dan pengikut pengikut khomeini tegang sekali. Resiko besar, sepanjang perjalanan kami tedak banyak bercakap cakap.

Tiga jam setelah penerbangan berlangsung khomeini turun dari ruang tingkat satu, di dekat kamar pilot, di mana  sebuah kamar darurat  di buat untuknya. Kami tak di perbolehkan masuk kamar ithu untuk melihat bentuknya.

Wajah khomeini nampak tenang, tanpa emosi. Kamu tidak tahu apa perasaannya pada saat itu. Takutkah ia, seperti halnya kami? Saya teringat akan jawabannya ketika ia di tanya oleh wartawan hal itu: "tidak, saya tidak takut mati. Hanya tuhan yang menentukan nasib manusia."

Pendarat an di undur satu jam, " tiba tiba ada pengumuman dari pilot, padahal kami hanya di ketingguan lebih kurang 400 sampai 500 meter dari landasan. Hal ini menambah kecil hati kami : ada yang tidak beres? Jangan jangan ..........

Awak pesawat  yang ikut kami terbang adalah dengan suka rela, tidak bisa beri keterangan tambah an. Pesawat berputar putar di atas terehan. Suasana makin tegang. Ketika roda pesawat menyentuh tanah setelah 5 jam terbang dari paris. Ketegangan belum juga berkurang. Dari jendela pesawat keliahatan ratusan orang tentara menunggu, lengkap  dengan mitraliur. Tiba tiba pesawat membelok . Mau berangkat lagi? Ternyata tidak. Beberapa menit kemudian ia berhenti benar benar, jauh dari tempat berlabuh yang seharusnya. Ternyata hal ini pilot lakukan agar jangan sampai orang orang yang berniat jahat melakukan rencanannya berkat keterangan yang di perolehnya terlebih dulu tentang tempat pesawat akan berhenti.

Di kantor lapangan terbang, di ruang tunggu, puluhan ribu oranv twrlihat melambai lambaikan tangan kepada kami. Para wartawan turun sebelum khomeini.

Di bawah tangga sudah ada puluhan wartawan laonya yang selali siap siaga di teheran. Segera kami memgeluarkan alat alat foto, buku catatan dan juga alat perekam untuk mencatat turunya khomaini di tanah iran yang sudah di tinggalkannya selama 15 tahun.

Mula mula turun DR. Ibrahim yazdi, bani sadr dan shodeq gotbzadeh. Tiga pembantu utamanya mereka kelihatan gugup. Sementara ithu kami tetap menunggu.

Tiba tiba seorang yang mirip khomeini tirun. Para wartawan mulai beraksi dengan cekatan, ternyata bukan khomeini.

Beberapa saat kemudia, khomeini yang sesungguhnya turun dengan anggun seperti seorang pemenang meskipun tidak keliahatan angkuh sedikitpun. Ia di gandeng oleh pilot pesawat dan anak laki lakinya.

Para wartawan mulai beraksi dengan cekatan, begitu juga para juru kamera televisi dan film. Polisi cepat membuat pagar terhadap para wartawan yg mencoba sedekat mungkin dengan khomeini untuk mengajukan pertanyaan pertanyaan. Tapu pagar polisi terlalu hebat. Khomeini segera naik sebuah mercedes 200 berwarna biru laut dan di antaranya ke kantor lapangan udara. Mobil tersebut bukan kepunyaan pemerintah. Tidak seorang pun wakil pemerintah kelihat an menjemput khomeini.

Di ruang tunggu lapangan terbang ratusan wakil suku bangsa dan agama yang berbeda: yahudi, keristen, islam, zoroaster dan wakil wakil dari partai politik lainnya yang bersimpati atau yang cuma ikut arus ikut menyambut. Mereka mengelu eluhkannya.

Khomeini mengucapkan pidato terimah kasih kepada semua orang yang ikut berpartisipasi dalam perjuangan iran.

Suasana yang betul betul meriah, hangat , dan penuh emosi ini tak dapat di kontrol sehingga timbul kesulitan bukan saja wartawan tetapi juga pada petugas petugas keamanan. Terjadi banyak pertengkaran : banyak yang mencoba masuk dengan jalan memaksa berkelahi atau memanjat pagar.

Khomeini pulang betul betul. Sukar di percaya dengan mata kepala. Alangkah berani nya orang tua ini sungguh luar biasa.

Terpopuler

Comments

Sigit Prasetiyo

Sigit Prasetiyo

p

2022-11-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!