Bukan Istri Bodoh
Hari ini merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh seorang wanita cantik bernama Nayra Miyuna. Hari senin yang penuh dengan cerita bahagia disaat dirinya mengenakan pakaian wisata dan toga yang melekat dikepalanya itu dirinya telah berdiri sebagai mahasiswa lulusan predikat cumlaude jurusan S2 Ilmu Komunikasi dihadapan semua orang. Tapi sangat disayangkan ia tidak menemukan sosok kedua orang tuanya yang tidak menghadiri acara wisadanya dan suaminya yang sibuk merintis perusahaannya di kota kelahirannya.
Lihatlah betapa harunya Nayra saat ia menerima ijazah dan tubuh mungil sudah terpasang oleh slempang yang bertuliskan nama dan gelar barunya serta predikat cumlaude.
“Selamat Nayra,”
“Selamat ya Nayra atas wisudanya.”
“Selamat dan semoga sukses selalu.”
“Amiin, terima kasih ya teman seperjuangan sudah mendoakanku dan mau berjuang bersama-sama. Sungguh aku sangat senang walaupun orang tuaku dan suamiku tidak datang di acara wisudaku.” Nayra menatap ketiga teman dekatnya di negara Italia dan ia senang berteman dengan wanita bule berhati baik yang mau menerimanya yang terbilang mahasiswa beasiswa miskin dan sudah menikah.
Setelah tinggal salama dua tahun di negara orang, Nayra sudah fasih berbahasa inggris dan italia.
“Jangan bersedih, masih ada kami yang akan menghiburmu,” ucap Rhia menatap kedua bola mata Nayra yang tampak sedih.
“Iya Nay, kamu harus bersyukur dengan lulusnya kamu bisa merubah nasibmu menjadi wanita karier dan bisa memenuhi keinginan suamimu untuk memiliki istri lulusan S2.” Sahut Kelli.
“Senyum dong jangan murung terus. Apa tidak kasihan dengan kami yang merasa kesal karena kamu tidak bahagia.” Timpal Launa.
Nayra hanya tersenyum tipis mendengar perkataan ketiga teman dekatnya itu. Apa ia ikhlas meninggalkan mereka yang selalu bersikap baik dan mau menolongnya dengan memberikan pekerjaan yang lumayan untuk mencukupi kehidupannya di Italia.
Sungguh terdengar miris bukan? Selama Nayra tinggal di Italia, ia tidak mendapatkan uang kiriman dari suaminya yang terbilang perusahaannya yang lumayan kian berkembang. Entahlah, Nayra terlalu binggung untuk memikirkan itu. Setiap kali ia ingin meminta dikirimin uang maka suaminya beralasan tidak punya uang dan menyuruhnya untuk meminta uang kepada kedua orang tuanya saja. Hal itu Nayra tidak mau karena ia merasa kasihan kedua orang tuanya kian menua dan hidup orang tuanya saja dibiayai oleh kakaknya yang sudah menikah dan tinggal satu rumah dengan orang tuanya.
“Apa suamimu sudah menelponmu untuk mengucapkan selamat atas wisudamu?” tanya Launa dan Nayra menggeleng cepat.
“Tidak, suamiku selalu sibuk saat aku menelponnya. Kalaupun panggilan ponselnya masuk, suamiku akan menjawabnya sebentar saja.” jawab Nayra jujur.
Sungguh miris bukan, Nayra yang merindukan suaminya yang jauh darinya itu suaminya tidak menyempatkan waktu untuk dirinya berbicara yang sekedar menanyakan kabar saja.
“Bagaimana kamu telpon saja suamimu Nay, ini kan sudah jam 12 yang berarti jam istirahat,” ucap Rhia memberi solusi pada Nayra yang tampak duduk diam diruang depan hotel bintang lima yang menjadi tempat wisuda mereka.
“Ide bagus kalau begitu aku telpon saja.” Nayra mengambil ponselnya di dalam saku bajunya. Dibukannya layar kunci ponselnya sesuai pola lalu barulah ia mencari nomor ponsel suaminya untuk melakukan sambungan panggilan masuk tetapi tidak diangkat. Nayra memilih menelpon Messi. Tapi, tetap saja tidak diangkat.
“Apa aku beri kejutan saja ya dengan kak Kenzo atas kepulanganku.” lirih Nayra.
Akhirnya ia memilih bergabung dengan teman baiknya yang sedang berfoto selfie.
Nayra mencoba menelpon suaminya lagi tapi sambungan panggilan masuknya ditolak.
“Telponku ditolak. Apa sesibuk itukah dalam mengembangan perusahaannya sehingga istri sendiri pun tidak mau mengangkat telponnya saja. Sejujurnya tidak menyesal untuk mengambil beasiswa di negara ini dan berteman dengan kalian yang baik hati. Tapi, aku pergi ke luar negeri untuk melanjutkan kuliah S2 dan meninggalkan suami dan anakku di kota Sungailiat, Bangka atas permintaan suamiku. Aku pun kuliah sambil bekerja ditempat perusahaan kalian. Kalau melihat fisikku wajahku lumayan cantik dan intelektualku menarik. Lalu, apa kurangnya aku jika aku diduakan dengan teman baikku sendiri.” jelas Nayra panjang lebar dihadapan ketiga sahabatnya yang terdengar memilukan.
Mendengar keluh kesah Nayra membuat Kelli berinisiatif untuk mendapatkan informasi melalui akun medsos pribadinya.
“Nay, siapa nama panjang teman dekatmu itu?” tanya Kelli membuat Nayra yang hampir menitikkan air mata menoleh kearah dirinya.
“Messi Kiaura.” jawab Nayra cepat.
Kelli mengetik nama itu di daftar pencarian dan hasilnya banyak akun bernama itu lalu Kelli menekan salah satu akun pemilik nama yang sama itu untuk ditunjukkan dihadapan Nayra.
“Nay, apakah wanita bersama pria tampan ini temanmu?” tanya Kelli dengan memperlihatkan layar ponselnya dihadapan Nayra.
Nayra pun melihat kearah layar ponsel Nayra yang berada dihadapannya. Seketika tubuhnya mematung dikala suaminya sedang berpegangan tangan dengan teman dekatnya sendiri.
“Tidak! Tidak mungkin! Ini pasti salah. Suamiku itu pria setia dan mana mungkin mengkhianatiku.” Lirih Nayra pelan.
Melihat pemandangan yang tidak sedap dan menguras hatinya yang terdalam membuat Nayra menggeleng pelan.
“Tidak mungkin, hiks… hiks,” Nayra menangis sejadi-jadinya dan mengabaikan tatapan sendu ketiga teman dekatnya itu.
“Nay, kamu sabar dulu barangkali kamu salah lihat.” bujuk Kelli merasa tidak enak hati.
Nayra menggeleng pelan dan membiarkan air matanya yang terus membasahi wajah cantiknya.
“Tidak Kel, wanita dan pria didalam foto itu beneran teman dan suamiku. Aku tidak terima diperlakukan seperti ini. Aku pergi meninggalkan suami dan anakku jauh-jauh ke negeri orang hanya memenuhi keinginan suamiku tapi apa hasilnya suamiku malah mengkhianatiku dengan teman dekatku sendiri.”
“Nay, kamu tidak boleh mudah menyimpulkan informasi dengan sebelah pihak jika kamu tidak ingin menyesal dikemudian hari,” ucap Laura mencoba menenangkan Nayra dengan mengelus pundaknya.
Perkataan Launa memang ada benarnya, jika dirinya terpuruk dalam keadaan dan jika memang foto itu benar-benar bukti perselingkuhan suaminya dengan teman dekatnya sendiri yang sedang bahagia atas penderitaannya. Maka, Nayra tidak ikhlas untuk disakiti.
“Aku akan mencari tahu kenyataan yang sebenarnya.” kata Nayra dalam hati. Ia tidak akan membiarkan rumah tangganya hancur begitu saja. Sekalipun pelakornya adalah teman baiknya sendiri tapi ia terus mempertahankan rumah tangganya yang sedang dilanda cobaan yang bertubi-tubi.
“Tetapi, sebelum aku pulang ke Indonesia. Lebih baik aku harus meminta bantuan pada temanku agar aku bisa melacak keberadaan suamiku yang tidak ada kabar sama sekali di hari wisudaku.” Nayra memilih mengajak teman-temannya untuk beristirahat. Sungguh hati dan fisiknya merasa lelah untuk menerima kenyataan pahit di kehidupannya yang dijalaninya saat ini. Ia percaya adanya cobaan ini untuk menguji kesabaran dirinya dalam mempertahankan rumah tangganya yang hampir berantakan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments