Di dalam ruangan yang di dekor dengan gambar spidermen dan upin ipin, disinilah Nayra sedang menyuapi makanan Rico. Nayra tersenyum senang melihat buah hatinya makan dengan lahap. Tidak seperti biasanya dari laporan pelayan mengenai anaknya susah makan.
“Ayo, buka lagi mulutnya,” ucap Nayra dengan menyerahkan sendok berisi nasi dan ayam goreng di hadapan Rico.
Rico membuka mulutnya dengan lebar untuk melahap suapan makanan dari mamanya. Ia mengunyah makanan dengan cepat dan meminta disuapi lagi.
“Mau lagi ma.”
“Iya.” Nayra menyuapi makanan hingga habis membuat Rico kenyang. Ia menyerahkan air putih pada Rico yang diterimanya dengan cepat.
“Anak pintar, makanan sudah habis dan sudah mandi. Sekarang kita belajar menulis dan berhitung ya nak.”
“Iya Ma.” sahut Rico yang menatap Nayra yang sedang memberikan kotoran pada pelayan rumah dan mengambil beberapa buku dan alat tulis.
“Rico duduk di bawah saja, ada meja lipat untuk menulis.” ajak Nayra yang duduk duluan di atas tikar.
“Siap Mamaku sayang.” Rico turun dari kursi dan berlari kecil mendekati tikar untuk ia duduki di sebelah mamanya.
Di luar ruangan, Kenzo mencari keberadaan Nayra yang ternyata berada di dalam kamar anaknya.
“Istriku sedang apa?” tanya Kenzo pada salah satu pelayan yang membersihkan rumah.
“Istri Tuan baru selesai menyuapi Tuan muda Rico dan sedang belajar.” Jawab Pelayan dengan sopan di hadapan Kenzo.
“Baiklah.” Kenzo berjalan mendekati pintu ruangan, sebelum ia memasuki ruangan itu ia melihat pemandangan yang sudah lama tidak dilihatnya. Rico terlihat tertawa lepas saat mencoret tangan mamanya.
“Rico, jangan tulis di tangan mama tapi tulis di buku ini,” ucap Nayra yang terus menghapus tinta pena yang diberikan oleh Rico.
“Ndak mau, Ico cuka tuyis dicini, hahaha…” tawa Rico yang menganggu mamanya.
“Ayolah nak, gak kasihan dengan tangan mama banyak coretan nanti tidak mulus lagi. Sini penanya biar mama bantu Rico tulis dibuku huruf angkanya.” Nayra ingin mengambil pena dari tangan mungil Rico tapi dengan cepat Rico menghindar dan berlari kecil di sekitar ruangan.
“Rico, jangan main dulu. Ayo belajar menulis dan berhitung biar Rico pintar.” bujuk Nayra yang mencoba menangkap Rico yang sedang meledekinya.
“Ndak mau, ndak mau, Ico cuka main. Ayo mama kejal Ico campai dapat balu bica belajal, hahaha…” sahut Rico membuat Nayra menghela nafas panjang melihat sikap kekanak-kanakan anaknya.
“Ya sudah kalau Rico suka mama tangkap. Mama kejar nih sampai dapat setelah itu belajar lagi.” setelah mengatakan itu Nayra langsung menangkap tubuh mungil Rico yang berusaha menghindar hingga masuk ke dalam pelukannya.
“Hahaha… Rico dapat, mama dapat mengejar Rico,” ucap Nayra tertawa senang.
“Ya deh, Ico kena tangkap mama. Ico belajal lagi.” keluh Rico dengan wajah cemberutnya dan Nayra merasa gemas melihat wajah bulat anaknya yang terlihat kesal padanya. Dicubitnya wajah bulat itu hingga Rico meringis kesakitan.
“Haduh, cacti tau mama acit,” ucap Rico dengan suara cadelnya dan Nayra langsung menyerang Rico dengan senyuman di seluruh wajahnya hingga tertawa bersama.
Kenzo yang berdiri diam menyaksikan kebahagiaan sederhana antara istri dan anaknya. Ada rasa penyesalan dalam dari dalam hatinya yang sengaja menyakiti hati istrinya dan menghancurkan rumah tangganya. Buliran kristal lolos dari kelopak mata Kenzo untuk menjatuhi wajah tampannya. Indahnya rasa kebersamaan keluarga inilah yang dirasakannya.
“Maafkan aku, istriku, belum bisa menjadi suami baik untukmu. Maafkan aku, Rico, belum bisa menjadi papa yang baik untukmu. Maafkan aku telah melakukan kesalahan yang sangat fatal hingga menghancurkan kebahagian kalian. Sungguh aku sangat egois dan tidak punya hati untuk menyadari perasaan kalian, hiks,” ucap Kenzo di sela isak tanggisnya.
Tatapan mata Kenzo masih mengawasi keberadaan istri dan anaknya yang sedang bercanda. Ia mengalihkan pandangannya dari mereka menuju ke arah samping untuk menenangkan pikirannya yang sedang berperang atas kesalahannya.
“Apa aku pantas tetap bersama kalian seperti dulu? Apa aku pantas untuk dimaafkan setelah pengkhianatan yang ku lakukan?” tanya Kenzo pada dirinya sendiri.
“Papa!” suara anak kecil yang terdengar jelas di indera pendengaran Kenzo membuat dirinya menoleh ke arah sumber suara.
“Mama, Ico mau ajak papa main cuga,” ucap Rico pada mama Nayra agar menghindari kegiatan belajarnya. Rico berlari kecil menuju ke arah Kenzo dan menarik tangannya agar masuk ke dalam ruang kamarnya.
“Papa kenapa menangis? Ayo macuk ada mama di dalam kamalku, kita main sama-sama ya,” ucap Rico dengan kedua bola mata bulatnya menatap ke arah Kenzo.
Kenzo hanya mengangguk menyetujui permintaan anaknya, ia menyeka buliran kristal dari wajah tampannya. Lalu, ia mengikuti langkah kaki kecil Rico masuk ke dalam kamarnya.
Suasana di dalam kamar terasa canggung saat Kenzo melihat Nayra tampak acuh pada dirinya.
“Mama, tunda dulu belajalnya, gimana kita main dulu.” Ajak Rico membuat Nayra hanya menghela nafas panjang saat menghadapi anaknya yang suka mencari alasan untuk bermain.
“Baiklah kita main sama-sama, tapi janji setelah main Rico belajar lagi,” Nayra mengangkat jari kelingkingnya di hadapan Rico.
Rico hanya diam saja, ia menoleh ke arah Papa Kenzo untuk meminta dibela dari mamanya. Sedangkan Rico yang merasa gemas dengan kedua bola mata bulat yang sama seperti istrinya itu ia pun membela anaknya.
“Mama Nayra, biarkan Rico bermain dulu. Rico butuh hiburan agar tidak bosan,” ucap Kenzo menatap ke arah Nayra yang membalas tatapannya dnegan dingin.
“Okey.” Nayra mencium pipi Rico dengan sayang, ia memberikan pilihan papa Rico untuk bermain apa?
“Memangnya Rico mau main apa?” tanya Nayra.
“Rico mau main sit jari tak tik bom wel, Ma.” jawab Rico cepat.
“Baiklah mama setuju, mama ambil bedak Rico dulu. Nanti kalau kalah diberi hukuman olesan bedak di wajah.”
“Wah selu, Ico cuka dengan hukumannya. Ayo ma cepat.” Perkataan Rico dibalas anggukan oleh Nayra yang berdiri dari duduknya untuk mengambil bedak di atas meja.
“Papa, mama Nayla cantik kan?” tanya Rico membuat Kenzo yang duduk diam saja itu terkejut dengan perkataan anaknya.
“Cantik kan Pa, Mama aku?” tanya Rico lagi.
Nayra yang mendengar perkataan anaknya, ia menunggu jawaban dari Kenzo yang belum menjawab pertanyaan anaknya. Ia sengaja berpura-pura untuk merapikan meja belajar Rico.
“Papa, kenapa gak jawab? Papa ndak cinta ama mama lagi ya?” lagi-lagi pertanyaan Rico membuat Kenzo bungkam.
“Sudahlah kak, jawab yang jujur saja kalau kakak tidak mencintaiku lagi. Jangan dipaksa bila cinta kakak bukan milikku lagi. Jika memang cinta, mana mungkin tertarik selingkuh dengan teman baikku sendiri.” kata Nayra dalam hati.
“Papa, gak punya mulut untuk belbicala, jawab pertanyaanku kalau papa cinta cama mama,” ucap Rico yang telah mengeluarkan jurus memaksa pada orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Susi Soamole
lanjut
2022-11-08
0
Yuki Onna
Rico kecil2 mulutnya cabe rawit juga ya🤣🤣🤣.
2022-11-06
0