Hari ini merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh seorang wanita cantik bernama Nayra Miyuna. Hari senin yang penuh dengan cerita bahagia disaat dirinya mengenakan pakaian wisata dan toga yang melekat dikepalanya itu dirinya telah berdiri sebagai mahasiswa lulusan predikat cumlaude jurusan S2 Ilmu Komunikasi dihadapan semua orang. Tapi sangat disayangkan ia tidak menemukan sosok kedua orang tuanya yang tidak menghadiri acara wisadanya dan suaminya yang sibuk merintis perusahaannya di kota kelahirannya.
Lihatlah betapa harunya Nayra saat ia menerima ijazah dan tubuh mungil sudah terpasang oleh slempang yang bertuliskan nama dan gelar barunya serta predikat cumlaude.
“Selamat Nayra,”
“Selamat ya Nayra atas wisudanya.”
“Selamat dan semoga sukses selalu.”
“Amiin, terima kasih ya teman seperjuangan sudah mendoakanku dan mau berjuang bersama-sama. Sungguh aku sangat senang walaupun orang tuaku dan suamiku tidak datang di acara wisudaku.” Nayra menatap ketiga teman dekatnya di negara Italia dan ia senang berteman dengan wanita bule berhati baik yang mau menerimanya yang terbilang mahasiswa beasiswa miskin dan sudah menikah.
Setelah tinggal salama dua tahun di negara orang, Nayra sudah fasih berbahasa inggris dan italia.
“Jangan bersedih, masih ada kami yang akan menghiburmu,” ucap Rhia menatap kedua bola mata Nayra yang tampak sedih.
“Iya Nay, kamu harus bersyukur dengan lulusnya kamu bisa merubah nasibmu menjadi wanita karier dan bisa memenuhi keinginan suamimu untuk memiliki istri lulusan S2.” Sahut Kelli.
“Senyum dong jangan murung terus. Apa tidak kasihan dengan kami yang merasa kesal karena kamu tidak bahagia.” Timpal Launa.
Nayra hanya tersenyum tipis mendengar perkataan ketiga teman dekatnya itu. Apa ia ikhlas meninggalkan mereka yang selalu bersikap baik dan mau menolongnya dengan memberikan pekerjaan yang lumayan untuk mencukupi kehidupannya di Italia.
Sungguh terdengar miris bukan? Selama Nayra tinggal di Italia, ia tidak mendapatkan uang kiriman dari suaminya yang terbilang perusahaannya yang lumayan kian berkembang. Entahlah, Nayra terlalu binggung untuk memikirkan itu. Setiap kali ia ingin meminta dikirimin uang maka suaminya beralasan tidak punya uang dan menyuruhnya untuk meminta uang kepada kedua orang tuanya saja. Hal itu Nayra tidak mau karena ia merasa kasihan kedua orang tuanya kian menua dan hidup orang tuanya saja dibiayai oleh kakaknya yang sudah menikah dan tinggal satu rumah dengan orang tuanya.
“Apa suamimu sudah menelponmu untuk mengucapkan selamat atas wisudamu?” tanya Launa dan Nayra menggeleng cepat.
“Tidak, suamiku selalu sibuk saat aku menelponnya. Kalaupun panggilan ponselnya masuk, suamiku akan menjawabnya sebentar saja.” jawab Nayra jujur.
Sungguh miris bukan, Nayra yang merindukan suaminya yang jauh darinya itu suaminya tidak menyempatkan waktu untuk dirinya berbicara yang sekedar menanyakan kabar saja.
“Bagaimana kamu telpon saja suamimu Nay, ini kan sudah jam 12 yang berarti jam istirahat,” ucap Rhia memberi solusi pada Nayra yang tampak duduk diam diruang depan hotel bintang lima yang menjadi tempat wisuda mereka.
“Ide bagus kalau begitu aku telpon saja.” Nayra mengambil ponselnya di dalam saku bajunya. Dibukannya layar kunci ponselnya sesuai pola lalu barulah ia mencari nomor ponsel suaminya untuk melakukan sambungan panggilan masuk tetapi tidak diangkat. Nayra memilih menelpon Messi. Tapi, tetap saja tidak diangkat.
“Apa aku beri kejutan saja ya dengan kak Kenzo atas kepulanganku.” lirih Nayra.
Akhirnya ia memilih bergabung dengan teman baiknya yang sedang berfoto selfie.
Nayra mencoba menelpon suaminya lagi tapi sambungan panggilan masuknya ditolak.
“Telponku ditolak. Apa sesibuk itukah dalam mengembangan perusahaannya sehingga istri sendiri pun tidak mau mengangkat telponnya saja. Sejujurnya tidak menyesal untuk mengambil beasiswa di negara ini dan berteman dengan kalian yang baik hati. Tapi, aku pergi ke luar negeri untuk melanjutkan kuliah S2 dan meninggalkan suami dan anakku di kota Sungailiat, Bangka atas permintaan suamiku. Aku pun kuliah sambil bekerja ditempat perusahaan kalian. Kalau melihat fisikku wajahku lumayan cantik dan intelektualku menarik. Lalu, apa kurangnya aku jika aku diduakan dengan teman baikku sendiri.” jelas Nayra panjang lebar dihadapan ketiga sahabatnya yang terdengar memilukan.
Mendengar keluh kesah Nayra membuat Kelli berinisiatif untuk mendapatkan informasi melalui akun medsos pribadinya.
“Nay, siapa nama panjang teman dekatmu itu?” tanya Kelli membuat Nayra yang hampir menitikkan air mata menoleh kearah dirinya.
“Messi Kiaura.” jawab Nayra cepat.
Kelli mengetik nama itu di daftar pencarian dan hasilnya banyak akun bernama itu lalu Kelli menekan salah satu akun pemilik nama yang sama itu untuk ditunjukkan dihadapan Nayra.
“Nay, apakah wanita bersama pria tampan ini temanmu?” tanya Kelli dengan memperlihatkan layar ponselnya dihadapan Nayra.
Nayra pun melihat kearah layar ponsel Nayra yang berada dihadapannya. Seketika tubuhnya mematung dikala suaminya sedang berpegangan tangan dengan teman dekatnya sendiri.
“Tidak! Tidak mungkin! Ini pasti salah. Suamiku itu pria setia dan mana mungkin mengkhianatiku.” Lirih Nayra pelan.
Melihat pemandangan yang tidak sedap dan menguras hatinya yang terdalam membuat Nayra menggeleng pelan.
“Tidak mungkin, hiks… hiks,” Nayra menangis sejadi-jadinya dan mengabaikan tatapan sendu ketiga teman dekatnya itu.
“Nay, kamu sabar dulu barangkali kamu salah lihat.” bujuk Kelli merasa tidak enak hati.
Nayra menggeleng pelan dan membiarkan air matanya yang terus membasahi wajah cantiknya.
“Tidak Kel, wanita dan pria didalam foto itu beneran teman dan suamiku. Aku tidak terima diperlakukan seperti ini. Aku pergi meninggalkan suami dan anakku jauh-jauh ke negeri orang hanya memenuhi keinginan suamiku tapi apa hasilnya suamiku malah mengkhianatiku dengan teman dekatku sendiri.”
“Nay, kamu tidak boleh mudah menyimpulkan informasi dengan sebelah pihak jika kamu tidak ingin menyesal dikemudian hari,” ucap Laura mencoba menenangkan Nayra dengan mengelus pundaknya.
Perkataan Launa memang ada benarnya, jika dirinya terpuruk dalam keadaan dan jika memang foto itu benar-benar bukti perselingkuhan suaminya dengan teman dekatnya sendiri yang sedang bahagia atas penderitaannya. Maka, Nayra tidak ikhlas untuk disakiti.
“Aku akan mencari tahu kenyataan yang sebenarnya.” kata Nayra dalam hati. Ia tidak akan membiarkan rumah tangganya hancur begitu saja. Sekalipun pelakornya adalah teman baiknya sendiri tapi ia terus mempertahankan rumah tangganya yang sedang dilanda cobaan yang bertubi-tubi.
“Tetapi, sebelum aku pulang ke Indonesia. Lebih baik aku harus meminta bantuan pada temanku agar aku bisa melacak keberadaan suamiku yang tidak ada kabar sama sekali di hari wisudaku.” Nayra memilih mengajak teman-temannya untuk beristirahat. Sungguh hati dan fisiknya merasa lelah untuk menerima kenyataan pahit di kehidupannya yang dijalaninya saat ini. Ia percaya adanya cobaan ini untuk menguji kesabaran dirinya dalam mempertahankan rumah tangganya yang hampir berantakan itu.
Malam harinya, setelah menikmati makan malam bersama dengan ketiga sahabatnya. Nayra meminta bantuan kepada Rhia yang lulusan sarjana komputer dan mengambil jurusan pascasarjana jurusan ilmu komunikasi. Nayra berniat ingin melacak aktivitas mereka melalui titik lokasi tempat sekaligus aktivitas apa saja yang mereka lakukan. Sungguh itu begitu sulit jika berbeda negara bisa melihat aktivitas hidup orang lain. Tetapi, Nayra mempercayai intelektual Rhia yang telah membangun perusahaan Teknologi dan Nayra pun bekerja disana di bidang kehumasan itu.
“Rhia, apa aku bisa meminta tolong padamu mengenai hal itu? Tolonglah aku, aku tidak tahu harus melakukan apa lagi.” Nayra meminta jawaban dari Rhia yang bungkam setelah mendengar perkataan Nayra tadi.
“Apa kamu yakin menyuruhku untuk melacak mereka? Itu bisa memiliki resiko yang besar apalagi masalah pribadi. Jika aku meng-hack privasi seseorang dan pastinya secara otomatis apapun yang dimiliki oleh orang itu harta, tahta akan dengan mudah aku ambil.” Rhia menatap Nayra yang tampak berpikir.
Sebelum Nayra menjawab pertanyaan Rhia itu ia membiarkan Rhia meneguk jus alpokat didalam gelasnya dulu. Saat ini, Nayra, Rhia, Kelli dan Launa sedang berkumpul di kafe love untuk menikmati makan malam bersama sekaligus membantu Nayra untuk menyelamatkan rumah tangganya.
Nayra terus menimang-nimang setiap keputusan dan konsekuensi yang diterimanya itu. Jika suatu hari, kekayaan suaminya rentan di hack oleh orang lain dan jatuh miskin. Ada rasa kasihan dan tidak tegaan menjadi istri. Walau bagaimana pun suaminya dulu sangat mencintainya tapi sekarang Nayra tidak tahu itu.
“Hem… Sebenarnya, ada menyetujui tawaranmu agar mudah mendapatkan informasi keberadaan suamiku sedang melakukan apa saja dan harta kekayaan yang dimilikinya. Tapi, konsekuensinya begitu berat untuk diterima kecuali seluruh harta suamiku dipindah alih kepada diriku,” ucap Nayra penuh penekanan diakhir kalimat.
“Bisa kok malahan bisa bagus banget. Aku tahu ketakutan kamu tidak ingin membuat suamiku menerima konsekuensi tapi aku tidak mau kamu terluka maka aku akan mengabulkan perkataanmu yang terakhir itu.
“Benarkah?” tanya Nayra dengan kedua bola mata berbinar senang karena dirinya dapat mencicipi uang hasil keringat suaminya sendiri.
Percayalah Nayra bukanlah tipikal wanita matre tapi modal usaha suaminya dari uang tabungannya yang sampai saat ini belum diganti. Jika Nayra meminta, selalu saja suaminya beralasan belum mendapat keuntungan dari hasil penjualan di perusahaan tekstil. Lalu, kenapa bisa perusahaannya masih bisa berkembang sampai sekarang? Apa jangan-jangan suaminya sudah lama berhubungan dengan teman dekatnya itu dan membuat permintaan aneh menyuruh Nayra untuk melanjutkan kuliah lagi?Jika memang benar, maka Nayra merasa sangat tersakiti dan tidak akan membiarkan mereka hidup bahagia.
“Jika bisa dipindah alihkan tanpa meminta persetujuan dari pemilik perusahaan. Tolong pindahkan sekarang juga.” pinta Nayra membuat Rhia menatap kedua bola mata malas menuju kearah dirinya.
“Tidak secepat itu forguzo, apa kamu tidak ingin membuat mereka hidup menderita secara perlahan dulu hingga menyesali atas perbuatan mereka?”
“Tapi, sebelum itu aku tampak ragu dengan informasi ini. Mungkin suamiku dan temanku hanya berfoto saja tapi tidak berbuat macam-macam.”
“Memang tidak berbuat macam-macam sih tapi berbuat satu macam.” sahut Kelli dan Launa secara bersamaan. Setelah sedari tadi hanya menjadi pendengar baik saja dan mulai bergabung berbicara.
“Apa aku boleh meminjam laptopmu untuk membuka akun medsos suamiku?” tanya Nayra mengabaikan tatapan intens untuk menyuruh dirinya agar dapat menyelesaikan permasalahan ini.
“Besok aku pulang ke negaraku untuk melihat kenyataan yang sebenarnya. Aku tidak akan bersikap aneh-aneh agar mereka tidak curiga.” sambung Nayra dan menarik posisi layar laptop agar berhadapan dengan dirinya.
Nayra dengan sepuluh jarinya mengetik dengan lincah untuk memasukkan id dan password akun. Sembari menunggu sambungan internet wifi dikafe ini dalam proses, Nayra memilih menghabiskan jus jambu didalam gelasnya.
Saat akun medsos suaminya terhubung secara bersamaan Nayra yang menenguk habis jus yang masih didalam mulutnya itu dengan cepat ditelannya secara paksa dengan tatapan kedua mata yang sekilas melihat ke layar laptop yang menampilkan foto suaminya sedang bermesraan dengan Messi.
“Untung saja minuman didalam mulutku tidak tersembur keluar dan memantul ke layar laptop mahal berkelas atas. Kalau tidak, bisa-bisa aku dibenci dan mengganti dua kali lipat pada Rhia.
“Tidak! Tidak! Aku harus fokus melihat kondisi suamiku yang berani bermain api dibelakangku. Sakit pake banget hatiku ini apalagi sang pelakor itu teman baik yang selalu aku berikan sedekah dan berikan pekerjaan untuk merubah hidupnya. Tapi balasannya apa sekarang? Malahan teman gak ada akhlak menusukku dari belakang dan menghancurkan rumah tanggaku. Memamng benar kata pepatah, jangan terlalu baik sama orang jika tidak ingin disakiti. Sudahlah, aku harus menyusun rencana agar suamiku menyesal menduakanku.” Nayra memantapkan hati untuk membalaskan dendam, lihatlah, dirinya yang lulusan S2 dan bekerja di perusahaan dan penulis novel yang menghasilkan banyak uang. Nayra tidak sudi untuk dimadu apalagi madunya itu wanita kurang ajar, tidak gadis lagi dan tidak tahu terima kasih padanya.
“Lihatlah! Ternyata benar dugaan kalian kalau suamiku tidak menyandang suami setia lagi. Suamiku dibutakkan oleh kekayaannya saja. Tidak ingat apa, disaat tidak memiliki pekerjaan yang layak, aku yang menghidupkan keluarga kecilku dan anakku yang makan serba kekurangan. Tapi, setelah suamiku kaya malahan mendustakan cintaku. Aku bukanlah istri yang bodoh untuk disakiti. Sekalipun aku mencintainya, aku akan membalaskan rasa sakitku padanya.” Nayra menyodorkan layar laptop dihadapan Rhia, Kelli dan Launa dan mereka langsung menutup mulut saat melihat foto mesra itu muncul diberanda dengan privasi dilihat oleh semua orang kecuali Nayra.
“Nay, aku harap aku tetap menjadi wanita kuat,” ucap Rhia merasa tidak tega melihat tatapan sendu Nayra itu.
“Aku harap begitu, aku harap aku bisa mempertahankankan rumah tanggaku yang hampir runtuh dengan catatan semua kekayaan suamiku atas namaku.” perkataan Nayra terdengar serius dan Rhia mengerti maksud Nayra yang membuat dirinya menjalankan tugasnya yang tidak bisa dilacak oleh siapapun.
Nayra menatap teman-teman baiknya di Italia, ada rasa sedih saat meninggalkan mereka yang selalu membantu dirinya saat susah senang di negara orang. Tapi, ia memantapkan hati untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangganya yang mulai renggang diterpa oleh pelakor.
“Terima kasih atas kebaikan kalian semua ini yang mau berteman dan menolongku disaat aku senang maupun susah. Sungguh, berat rasanya meninggalkan kalian disini. Tapi aku, hiks…” pertahanannya untuk membendung air matanya pun lolos membasahi wajahnya itu.
“Aku pamit pulang, semoga kita dipertemukan lagi.” sambung Nayra tersenyum diiringi air mata lalu mendorong tas kopernya dan melangkah pergi dari hadapan teman-temannya.
Setelah menempuh perjalanan selama 12 jam dalam pesawat, akhirnya Nayra telah sampai di Indonesia dan lebih tepatnya di daerah kepulauan Bangka kota Sungailiat. Nayra memilih menaiiki taksi yang berkeliaran disekitar bandara.
“Pak, tolong antarkan aku di jalan mawar indah,” ucap Nayra pada supir mobil yang mengangguk dan membantu Nayra untuk mengisi tas koper ke dalam bagasi.
Nayra melangkah masuk kedalam mobil dan ia sekilas melihat jam sudah menunjukkan 5 sore.
“Capeknya aku hari ini, setelah duduk didalam pesawat beberapa jam dari pagi tadi. Untung saja pesawatnya terbang cepat jadi aku akan pergi menuju rumah Messi.” kata Nayra dalam hati.
Nayra mengambil dompet dari dalam tasnya untuk mengeluarkan uang ongkos naik mobil taksi. Tapi, gerakan jari tangannya terhenti disaat ia melihat foto seorang anak laki-laki kecil yang sedang tersenyum manis.
“Rico, anak mama. Mama kangen kamu, nak. Bersabarlah, mama akan mengambil kamu dari wanita pelakor itu.” lirih Nayra menatap sendu menuju foto anak semata wayangnya.
Tidak terasa mobil taksi yang ditumpangi Nayra berhenti tepat didepan rumah minimalis bersubsidi. Ada rasa sakit tapi tak berdarah saat mobil mewah milik suaminya itu terparkir rapi digarasi rumahnya.
“Berhenti pak, ini rumahnya dan tunggu sebentar aku ingin menelpon suamiku,” ucap Nayra.
“Baik Nona.” jawab Supir mobil taksi mengikuti perintah penumpangnya.
“Aku harus memastikan kejujuran Kak Kenzo dulu karena kesetiaan dimulai dari kejujuran.” kata Nayra dalam hati. Ia memantapkan hatinya dulu agar tidak berpikir negatif dulu. Mengingat, tubuhnya terasa lelah dan takkan Nayra biarkan hatinya ikutan lelah.
Nayra membuang nafas kasar dan ia mencari ponsel yang berada di dalam tasnya untuk menelpon suaminya itu. Sambungan panggilan masuk tapi tidak diangkat, Nayra mencoba sekali lagi tapi tetap tidak diangkat dan terakhir kalinya, jika tidak diangkat juga maka ia akan menviralkan perbuatan mesum suaminya bersama teman pengkhianatnya itu. Nayra bukanlah istri yang bodoh, jika ia tersakiti maka bersiaplah orang-orang yang menyakitinya pun harus sakit.
Rupanya sambungan panggilan ketiganya diangkat oleh suaminya dan Nayra menetralkan deru nafasnya yang terasa sesak akan emosi yang mulai meledak-ledak itu dibuatnya suaranya selembut sutra saat berbicara dengan suaminya.
Nayra : “Assalamualaikum Kak, kenapa telpon dariku tidak diangkat, sms ku gak dibalas, apa sesibuk itukah kakak tidak memperdulikan aku sebagai istri kakak.”
Kenzo : “Wa’alaikum salam dek, iya dek, maafin kakak yang sibuk banyak kerjaan perusahaan dengan klien untuk kerjasama sampai lupa lihatin ponsel.”
Mendengar perkataan suaminya membuat Nayra ingin merutuki Kak Kenzo yang berani macam-macam.
Nayra : “Oh sibuk, jadi, kakak sekarang sedang dimana?”
Kenzo : “Biasalah, kakak masih dikantor dek.”
Kecewa bercampur kesal itulah perasaan Nayra mendengar perkataan suaminya itu lagi dan lagi.
“Ingat Nayra, kamu tidak boleh ceroboh dan tetaplah tenang untuk membuat suamimu menyesal sesuai saran teman baikmu.” Nayra terus mengingatkan dirinya agar tetap terlihat baik-baik saja.
Nayra : “Lalu, kalau sekarang masih sibuk?”
Kenzo : “Masih dek, buktinya kakak masih dikantor dan pulang lembur,”
Nayra : “Huft… Padahal aku sudah pulang dan minta dijemput.”
Setelah Nayra mengatakan itu ia mendengar ada suara kerasak-kerusuk dari sambungan ponselnya. Untung saja, mobil taksi yang ditumpanginya terparkir diujung rumah Kelli jadi tidak terlihat jelas.
Kenzo : “Beneran kamu sudah pulang dari LN? Kamu sudah wisuda S2? Kamu dimana? Biar aku jemput?”
Nayra : “Tidak usah kak, aku bisa naik mobil taksi saja. Kakak kan sibuk dan terlalu sibuknya mengabaikan istri yang menelpon dan tidak tahu istrinya sudah wisuda.”
Kenzo : “Dek, janganlah bicara yang terus menyindir kakak. Kakak capek disakiti oleh sikap adek yang tidak mempercayai kakak yang sibuk bekerja.”
Nayra tersenyum miring mendengar drama suaminya yang pandai membolak-balikkan fakta. Coba saja dirinya lebih agresif sedikit saja dari dulu maka ia tidak akan diperbodohkan seperti ini. Meskipun dirinya sudah menyandang istri dan ibu dari anaknya tapi Nayra bukanlah istri yang bodoh. Jika dibandingkan dengan teman tak tahu terima kasih yang tidak tamat lulus SMA karena penah hamil diluar nikah dan tidak dinikahi itu. Tidak ada levelnya dengan Nayra si wanita cantik, baik hati dan pintar dengan lulusan S2 luar negeri.
Memang benar jika namanya pelakor, mau dia seburuk apapun kualitas dirinya tapi kalau pandai merayu hati para lelaki pasti pelakor semakin ke depan dan wanita baik-baik cukup ditaruh dibelakang.
Lamanya Nayra terdiam dengan berbagai rayuan manja dari Kak Kenzo melalui sambungan panggilan masuk dari ponselnya. Membuat Nayra menatap kedua bola mata malas mendengarnya.
Nayra : “Sudah dramanya?”
Kenzo : “Dek, kakak tidak sedang berdrama. Kakak sedang serius untuk membahas kepercayaan dan kesetian.”
Nayra : “Yakin kakak mengaku pria setia? Gak ada niatan gitu mau selingkuhin aku yang jauh dari kakak dan berjuang mengambil gelar S2 di luar negeri untuk menjadi istri yang berbakti pada suaminya.”
Kenzo : “Apa maksudmu dek? Kenapa menuduh kakak seperti itu?”
Nayra : “Aku gak nuduh kok aku cuma berdrama saja, hahaha… Bagus tidak dramaku kalau aku melamar jadi artis pasti banyak fans kan?”
Kenzo : “Ya ampun dek, kakak kirain adek tidak percaya sama kakak. Kakak capek-capek kerja untuk adek dan anak kita.”
“Cih, ngaku setia dan capek kerja tapi kenyataannya apa? Kakak sedang selingkuh dengan teman baikku sendiri. Lantas, apa bisa aku mempercayai kakak seperti dulu,” ucap Nayra dalam hati, ia masih menahan dirinya agar tidak mudah terpancing emosi dan berujung rumah tangga bubar.
Seketika Nayra memiliki ide cemerlang untuk memancing suaminya agar mengaku dengan sendirinya.
Nayra : “Iya aku tahu itu. Awas ya bermain api dibelakangku, aku potong sosis kakak biar gak bisa punya dedek!”
Kenzo : “Kakak gak seperti itu kok.”
Nayra : “Kakak janji ya?”
Kenzo : “Iya kakak janji. Kamu dimana dek? Kakak mau jemput.”
Baru saja, Nayra ingin berbicara. Ia menatap suaminya keluar dari rumah dengan pakaian yang acak-acakkan ditambah lagi Messi yang berjalan dibelakangnya dengan sama halnya berpakaian yang berantakan.”
Seketika hatinya merasa kembali hancur lebur melihatnya, kedua bola matanya memanas untuk melihat adegan kejam ini.
“Kenapa dunia sekejam ini membuat pernikahanku dikhianati oleh suamiku dengan berselingkuh dengan teman dekatku sendiri? Apa salahku Tuhan? Kenapa sesakit ini dikhianati oleh suami yang tulus aku cintaiku.” kata Nayra dalam hati. Nayra masih mendengar suara suaminya yang memanggil namanya untuk menanyakan keberadaan dirinya melalui sambungan panggilan masuk dari ponselnya.
Tanpa Nayra sadari, ia langsung menutup sambungan masuk secara sepihak dan menahan rasa sakit hati lagi. Dikala suaminya berciuman dengan Messi didepan umum. Tangan Nayra terasa bergetar untuk memasukkan ponsel didalam tasnya dan lidahnya terasa keluh untuk berbicara apapun.
“Tunggu, aku tidak boleh menjadi istri bodoh. Aku harus mengambil bukti dulu.” Nayra menahan air mata yang hampir lolos membasahi wajah cantiknya dan dibuka kembali tas selempangnya untuk mengambil ponselnya.
Dibukanya layar kunci ponselnya dan diklik aplikasi kamera untuk mengambil foto adegan mesra suaminya dengan teman baik sekaligus pelakor itu. Untunglah, ponsel Nayra ini baru ia ganti dengan model spesifikasi ponsel tercanggih dengan harga gak main-main. Mau mengambil jarak gambar jauh pun hasilnya terlihat terang dan tajam. Nayra mengambil sesuka hatinya, bisa terhitung sekitar 12 foto dengan gaya berbeda hingga video singkat pun diambilnya dengan posisi menahan hati yang tersakiti.
Setelah dirasa cukup mengambil dokumentasi sebagai bukti perselingkuhan suaminya itu Nayra yang sedari tadi tidak tahan melihat mereka kurang ajar itu.
“Jalan pak, ternyata suami saya tidak ada disini. Tolong antarkan saya di jalan pemrinda saja. Nanti saya bayar ongkos tiga kali lipat,” ucap Nayra dan Supir mobil langsung mengangguk cepat untuk melajukan kecepatan mobilnya agar dapat meninggalkan area perumahan minimalis itu. Saat laju mobil melewati rumah Kelli, saat itu juga Nayra menatap suaminya sedang asyik berciuman dengan teman baiknya sendiri. Bayangkan, kamu yang menaruh kepercayaan sepenuhnya dan berusaha menjadi istri yang berbakti pada suaminya. Tapi, semua perjuanganmu itu dibalas pengkhinatan dan pendusta. Sakit yang luar biasa yang terus menjalar dihati Nayra. Ia tidak bisa lagi membendung air mata yang berusaha membobol keluar dari kedua bola matanya kini berhasil membasahi wajah cantiknya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!