Zico menatap puas melihat kondisi Messi yang acak-acakan seperti orang gila. Ia tersenyum penuh kemenangan saat satu rencananya berhasil. Ia akan pastikan Messi pasti kesakitan karena kegilaannya tadi. Berkali-kali Zico menyentuh Messi hingga tak sadarkan diri. Ia berniat jahat pada Messi, dengan cara menyakitinya secara perlahan tapi pasti. Menyakiti Messi sesuai aktivitasnya dalam hal merebut suami orang dengan cara melemparkan dirinya sendiri pada pria yang sudah berumah tangga.
Rasanya Zico ingin membunuh wanita murahan yang sedang terbaring lemah di atas kasur empuknya. Tapi, ia masih bisa menahan emosinya yang hampir meledak-ledak.
"Cantik sih tapi pelakor!" ucap Zico menatap wajah menor Messi yang tertidur lelap.
Zico turun dari tempat tidur dan ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari kotoran Pelakor. Ia menguyur seluruh tubuhnya dengan air hangat agar terasa segar di malam ini. Lima jam sudah ia bermain gila membuat dirinya butuh air hangat untuk menetralkan pikirannya.
"Nayra, apa kabarmu? Aku harap kamu baik-baik saja bersama pria brengsek itu." lirih Zico terdengar tulus.
Setelah menyelesaikan aktivitas mandi malam, Zico berniat untuk makan malam. Perutnya sudah bernyanyi untuk meminta nutrisi dan ia sengaja meninggalkan Messi yang tetap tidur di kamar khusus Messi selama satu minggu.
"Setelah satu minggu, aku tidak sabar untuk menendang dirimu dari rumahku." kata Zico dalam hati.
Sementara Messi yang terbangun dari tidurnya, ia merasakan sakit luar biasa di sekujur tubuhnya. Siapa lagi kalau bukan perbuatan Zico yang menghabisinya tanpa ampun.
"Haduh, sakit sekali tubuhku. Remuk rasanya jika aku bergerak sedikit saja." keluh Messi yang ingin bangun dari posisi baringnya hingga duduk. Ia melihat ada segelas air putih di atas meja yang bersebelahan dengan kasur tidur.
Messi mengambil gelas itu untuk menghilangkan dahaga di tenggorokannya. Setelah meneguk habis air putih tanpa sisa, ia menaruh kembali gelas kosong pada tempatnya. Sekilas ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam.
"Sekarang sudah jam 7 malam. Sungguh tak terasa sudah malam, perutku teras lapar karena belum makan apapun." Messi menoleh ke sekeliling ruang kamarnya untuk mencari keberadaan Zico.
"Kak Zico dimana?" Messi bangun dari tidurnya dan ia mengambil pakaian yang berserakan di atas lantai. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah dirinya bersih dan wangi, Messi berjalan dengan terlatih untuk menahan rasa sakit di bagian intinya.
"Aw... Perih sekali. Baru kali ini aku dihajar habis-habisan oleh seorang pria. Dia terlalu semangat." lirih Messi pelan. Zia berjalan meninggalkan ruang kamarnya dan menuruni anak tangga.
Di ruang makan, Messi melihat punggung lebar Zico yang sedang menyantap makanannya.
"Kak Zico, kenapa tidak membangunkanku," ucap Messi yang berjalan menghampiri Zico.
Zico menoleh ke arah sumber suara, ia menyuruh Messi duduk di kursi yang berhadapan dengan dirinya.
"Iya, aku tidak ingin mengganggu tidur nyenyakmu." sahut Zico.
"Makanlah makanan yang kamu suka, aku rasa kamu pasti capek karena diriku." lanjut Zico dan Messi menggeleng cepat.
"Tidak kak, aku senang dengan kegiatan olahraga tadi. Membuatku semakin semangat." balas Messi tersenyum manis di hadapan Zico.
"Benarkah? Kalau kamu semakin semangat dengan kegiatan olahraga tadi. Bagaimana kita melakukannya lagi setelah makan malam ini?" tanya Zico dengan wajah polosnya membuat Messi menelan salivanya dengan susah payah. Seperti senjata makan tuan itulah Messi rasakan atas perkataannya tadi. Mau tidak mau, rezeki tidak boleh ditolak dan ia terpaksa mengiyakan perkataan Zico.
"Iya, boleh kak." jawab Messi membuat Zico semakin semangat menyelesaikan makan malamnya bersama Messi dan melakukan aktifitas olahraga lagi.
Sementara Nayra yang merasa kesal tingkat dewa dan berusaha melepaskan pelukan hangat dari Kenzo. Ia menatap tajam pada Kenzo yang tidak takut atas ancamannya.
"Lepaskan! Kamu tidak bisa mendengar ya perkataanku ini apa perlu aku bersikap kasar padamu!" bentak Nayra pada Kenzo.
"Untuk apa aku melepaskanmu, Nay. Jika sudah dapat aku tetap menjaga dan melindunginya. Takkan ku biarkan pria lain memilikimu." sahut Kenzo.
"Jangan berbicara tidak masuk akal kak! Aku tidak mau dengan drama klasikmu ini!" ucap Nayra dan Kenzo langsung melepaskan pelukannya.
"Oh, jadi maksud kamu kalau aku sekarang sedang berdrama?" tanya Kenzo dengan tatapan tajamnya.
"Mungkin." jawab Nayra cepat.
"Lalu, kamu tidak mau menjadi istriku lagi?" tanya Kenzo membuat Nayra mengangguk cepat.
"Nay, tolong beri kesempatan untukku agar aku bisa perbaiki rumah tangga kita. Bukankah pelakor sudah tidak ada di hidup kita?"
Nayra membuang nafas kasar saat Kenzo terus memaksa dirinya agar mau menerima Kenzo menjadi suaminya lagi.
"Memang benar pelakor tidak ada sekarang tapi berlaku selama satu minggu saja. Sudah dipastikan dia akan kembali merayuku dan kamu pastinya ada wanita lain yang kamu sembunyikan dariku."
"Tidak, itu tidak benar Nay. Tolong percayalah padaku."
"Yayaya... Terserah." Nayra memilih pergi dari hadapan Kenzo yang terus mengejar cintanya kembali untuknya.
"Daripada aku buang-buang waktu untuk mendengar ocehan gak penting dari Kak Kenzo. Lebih baik aku membuat makanan kesukaanku saja. Lumayan, untuk mengasah teknik memasakku." batin Nayra.
Kenzo tidak ingin terus diabaikan oleh istrinya, ia ingin seperti dulu saat istrinya memberikan perhatian dan kasih sayang untuknya. Memang salah dirinya yang gelap mata untuk berselingkuh dengan teman baik istrinya. Tapi, ia berusaha untuk menghindari Messi agar bisa memperbaiki rumah tangganya.
"Maafkan aku, Nay. Mungkin aku pria jahat dan egois. Tapi, percayalah aku akan memperjuangkanmu." lirih Kenzo dalam hati. Ia melangkah tegas menuju pintu keluar ruangan dan ia mencari keberadaan istrinya.
Setelah menemukan keberadaan istrinya yang ingin masuk ke dalam ruang dapur. Ia langsung menarik tubuh istrinya hingga tubuh istrinya membentur dada bidangnya. Dengan kesempatan seperti ini Kenzo langsung mencium Nayra dengan mesra.
Sementara Nayra yang merasa tubuhnya ditarik oleh seseorang, ia tidak bisa menstabilkan tubuhnya hingga terjatuh dalam pelukan Kenzo dan ia merasakan ciuman mendarat di bibir mungilnya. Ia ingin memberontak tapi percuma saja. Kekuatan Kenzo berkali lipat kuat dari dirinya. Hingga Nayra melepaskan ciuman itu ia menatap wajah sendu Kenzo yang ingin mengatakan sesuatu.
"Tolong, maafkan aku. Aku tidak tahu lagi, aku harus mengatakan apa agar kamu percaya padaku. Aku berusaha memperbaiki diriku dan tolong lihatlah bukti perjuanganku yang terasa kejam tapi aku ingin rumah tangga kita damai dan tentram seperti dulu. Jika kamu tidak bisa memaafkanku, setidaknya tolong ambillah uang 1M untukmu, Nay. Aku jamin itu uang halal karena pemberian dari Zico yang menganggap sedekah padaku. Tolong terimalah." jelas Kenzo panjang lebar pada Nayra.
Nayra menghela nafas panjang untuk mengambil keputusan yang tepat.
"Baiklah aku terima uang itu tapi aku ingin mengetahui seberapa besar perkataanmu yang ingin memperbaiki dirimu agar lebih baik agar ada bukti fisik perjuanganmu, Kak." sahut Nayra dan Kenzo mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments