Ch 03 - Pedang pembantaian

Setelah panitia Judi membuka artefak jiwa, semua peserta judi menjadi hening dan menatap Fang Bai dengan ekspresi kaget.

"Haha..... Aku menang, cepat serahkan uang taruhan padaku. " Ucap Fang Bai dengan antusias.

Karena kemenangan Fang Bai semua orang menduga jika fang bai hanya beruntung saja.

Kemudian Fang bai tak hanya bermain 1 atau 2 kali saja, ia main berkali kali dan hasilnya tetap sama dia menebak semuanya dengan sangat akurat.

"Bagaimana bisa, apakah kau curang dan berkerja sama dengan tempat ini." Salah seorang berspekulasi dengan menfitnah Fang Bai.

"Enak saja, jika aku curang coba buktikan, jangan hanya banyak bicara. " Ucap Fang Bai tidak terima.

Setelah mengucapkan itu seketika semua peserta judi terdiam, karena memang mereka tidak tahu bagaimana Fang Bai menebak semua dadu dengan benar, sekalipun mereka curiga bahwa Fang Bai telah bergabung dengan pemilik tempat perjudian mereka juga tidak bisa membuktikan hal tersebut, sehingga membuat mereka marah, sedih dan kecewa.

"Baiklah karena aku telah mendapat banyak uang maka aku pergi dulu. " Kata Fang Bai yang tiba tiba berbalik.

"Bocah... apakah kau tahu peraturan judi disini. " Tanya Fang Bai.

Mendengar ini Fang Bai berhenti dan kemudian ia berbalik dan berkata.

"Memangnya apa peraturanya..?? "

"Peraturanya adalah uang yang kau punya harus habis disini dan tidak boleh dibawa pulang. " Ucap salah satu pria tampan dengan tatapan marah karena uangnya semua telah dimenangkan oleh Fang Bai.

"Oh.... Memangnya ada peraturan seperti itu. " Tanya Fang Bai yang seketika merubah raut wajahnya.

"Hehe, tapi jika kau tidak mau maka kau harus meninggalkanmu disini. " Kata peserta lainya.

"Jika aku tidak mau maka apa yang akan kalian lakukan. "Nada suara Fang Bai rendah tetapi mengandung niat membunuh yang kuat didalamnya.

"Maka matilah. " Mereka semua langsung mengitari Fang Bai, dan mulai melepaskan kekuatan mereka masing masing.

Fang Bai melihat ini terlihat acuh tak acuh dan kemudian ia melepaskan auranya. Setelah melepaskan auranya yang kuat orang orang disana langsung roboh di lantai, orang orang itu tidak percaya jika pemuda yang mereka singungg memiliki kekuatan yang begitu menakutkan.

Untung kali ini Fang Bai hanya melepaskan 1 persen kekuatanya, jia ia melepaskan kekuatan penuhnya maka tidak diragukan lagi bahkan kota yang dia tempati saat ini akan hancur berkeping keping.

"kalian semua tidak layak untuk menjadi lawanku."

"karena suasana hatiku yang baik maka kali ini aku akan melepaskan kalian, ingat ini, aku tidak suka masalah tetapi jika masalah datang kepadaku maka aku akan menghancurkanya, bahkan jika aku melawan alam semesta sekalipun aku tidak akan mundur. " Ucap Fang Bai penuh dengan dominasi. Sebagai seorang dewa terkuat dikehidupan sebelumnya tentu Fang Bai masih memiliki sikap dewanya yang sombong dan mendominasi semua makhluk hidup.

Selesai menekan semua orang itu, Fang Bai berjalan keluar dari tempat judi dan berjalan melalui kerumunan.

Beberapa saat kemudian Fang Bai sudah berada didepan restoran yang berada di pinggiran kota tisri.

"Sepertinya makan beberapa camilan tidak masalah, walaupun kultivator sepertiku tidak terlalu membutuhkan makan, tatapi kebiasaan makan camilan ketika aku berada dibumi tidak bisa hilang." Selesai mengatakan beberapa patah kata Fang Bai tanpa pikir panjang langsung memasuki restoran.

Fang Bai dapat melihat bahwa restoran itu sepi, tetapi sepi disana bukan karena tidak ada pengunjung melainkan karena di tempat itu tidak ada yang berani berbicara sama sekali, sehingga hanya terdengar dentingan Gelas dan beberapa hembusan napas juga bahkan dapat terdengar jelas.

Setelah menilai sesaat Fang Bai tahu bahwa orang orang ini bukan orang dengan identitas biasa, bahkan dapat dikatakan bahwa yang makan direstoran itu merupakan para kekuatan hebat di alam dewa ini.

Ketika Fang Bai masuk, tatapan mereka mengarah ke Fang Bai, bahkan secara jelas mereka mendeteksi kekuatan Fang Bai, Tetapi saat kesadaran mereka mendeteksi Fang Bai, Fang Bai hanya tersenyum dan melepaskan auranya membuat semua orang disana tertegun.

Fang Bai sama sekali tidak tersinggung melainkan ia tertarik dengan identitas pemilik restoran ini, dan kenapa restoran ini hanya dimasuki oleh orang orang kuat.

Fang Bai segera duduk dikursi pojok yang berada didepan seorang pria tua bercaping yang sedang menyesap tehnya dan makan beberapa camilan di mejanya.

Melihat Fang Bai datang pria tua itu hanya meliriknya sesaat dan kemudian mulai menyesap tehnya kembali.

Fang Bai tanpa pikir panjang ia mengambil beberapa camilan dari Pria tua bercaping itu, tapi pria tua bercaping itu masih saja diam tanpa suara.

Karena pria tua itu diam Fang Bai juga tidak repot repot memaksanya untuk berbicara, melainkan ia hanya duduk dan memesan beberapa makanan.

Fang Bai makan dengan tenang, tak lama kemudian segerombolan orang datang dari pintu masuk, mereka tanpa sepatah katapun menatap semua orang dengan tatapan rendah.

Gerombolan itu dipimpin oleh seorang pria paruh baya dengan membawa pedang di belakangnya, dengan wajahnya yang terlihat bekas sayatan pedang dibagian matanya.

Semua orang disana yang tadinya fokus terhadap diri mereka sendiri tiba tiba saja mereka menoleh dan menatap pria paruh baya yang membawa pedang yang diselimuti oleh kain putih.

Mereka melihat pria parih baya itu seakan akan menunduk dengan raja mereka.

"Hahaha.... aku tidak menyangka kalian semua akan datang, baiklah aku tidak akan basa basi lagi, undanganku kemari karena aku ingin meminta bantuan kepada kalian untuk membantuku menyerang sekte pedang surgawi, akhir akhir ini mereka selalu mengganggu rencanaku dan mereka membuatku marah, jika kalian bicara keuntungan apa yang kalian dapatkan ketika membantuku, kalian semua tidak perlu khawatir setelah sekte itu hancur maka aku hanya akan mengambil satu hal saja dan kalian bisa memiliki semuanya. " Ucapkan pria paruh baya itu membuat semua oramg tertarik.

"Jika begitu maka aku setuju. " Kata beberapa orang dengan penuh semangat.

oh ya pria paruh baya itu bernama Jin Kuang, dia memiliki gelar di alam dewa ini sebagai pedang pembantaian. Bukan tanpa alasan dia memiliki gelar seperti itu, dikatakan dahulu pedang pembantaian pernah membunuh musuh dengan kekuatan yang sama denganya dan orang orang yang mengepungnya semuanya mati ditanganya walaupun pada akhirnya pedang pembantaian mengalami luka parah.

Semua orang sudah mencapai keputusan mufakat dan berniat untuk menyerang sekte pedang surgawi.

Kecuali Fang Bai yang masih acuh tak acuh sembari menyumpit makananya.

"Ya lumayan enak. " Nilai Fang Bai membuat suasana yang bersemangat seketika berubah drastis, karena semua orang memandang ke arah Fang Bai.

Merasakan tatapan banyak orang Fang Bai menoleh dan menatap orang orang ini balik dan kemudian ia berkata.

"Apakah ada yang salah dengan wajahku " Tanya Fang Bai.

"Bocah apakah kau tahu kosekuensi dari menyela pembicaraan pedang pembantaian." Tanya pria yang duduk Membelakanginya.

"Kapan aku menyela pembicaraanya, aku dari tadi hanya makan saja, dan untuk pedang pembantaian atau apalah itu aku tidak peduli. " Ucap Fang Bai yang kembali menyumpit makananya.

..........

BERSAMBUNGG...

.

Terpopuler

Comments

Kang Comen

Kang Comen

hajar sikat habis para musuh

2023-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!