Persinggahan Kedua

Persinggahan Kedua

Bab 1

Di sudut ruangan terlihat sosok gdis muda tengah berpangku tangan di depan cermin, melihat bagian samping wajahnya. Rambut yang masih terbungkus handuk dan baju haram melekat di badannya. Melihat ada titik merah di plipisnya membuat tangan kanan mengusap perlahan "Jerawat datang tak di undang pergi meninggalkan jejak. Ampun deh sama jerawat satu ini" nada bicara wanita itu seolah prustasi dengan jerawat di wajahnya. Bagi seorang wanita masalah terbesarnya adalah jerawat itu sendiri. Berbagai cara telah di lakukan untuk menjaga kesehatan kulit, tetap saja dia datang tak kenal lelah "Dasar jerawat tidak tau diri. Udah jelek masih aja nongol. Ih sebel" 

"Sayang tolong ambilkan handuk" Dari dalam kamar mandi terdengar suara seorang laki laki. Dengan mengulaskan senyum wanita itu pun bangkit menuju lemari pakaian. Di raihlah handuk berwarna biru muda dari dalam lemari.

"Ini sayang" Berdiri di depan pintu kamar mandi yang berada tidak jauh dari ranjang. Tangan kekar meraih handuk itu kemudian kepala laki laki itu keluar dari balik pintu "Masuk yuk, sekali lagi" tuturnya sambil menyeringai nakal. 

Si wanita pun menggeleng kepala dengan menyembunyikan rona pipinya. Saat ini mereka tengah di mabuk cinta. Hari hari mereka sangatlah indah bagai hidup di dunia ilusi. Baru beberapa minggu lalu mereka melangsungkan pernikahan. Wajar di awal pernikahan hanya bahagia yang mereka rasa, kerikil kerikil tajam masih bersembunyi di balik kebahagiaan itu. 

Niara Suwandi, 20 tahun, wanita biasa yang di persunting laki laki bernama Erwin Saputra, 25 tahun. Setelah perkenalan mereka secera tidak sengaja di suatu pusat perbelanjaan di pusat kota jakarta. Pertemuan mereka di dasari oleh kantong belanja yang tertukar kala itu hingga perkenalan mereka berlanjut sampai bertukar nomor whatsapp. Saling bertukar nomor dan menanyaka kabar sampai mereka memutuskan menjalin cinta selama kurang lebih tiga bulan lamanya. Proses lamaran pun di gelar, setelah hampir satu bulan persiapan, akhirnya keduanya bersanding di pelaminan. Kebahagiaan mereka terasa sangat abadi karena sejak pertama kali kenalan sampai sekarang kebahagiaan mereka selalu terpancar. 

"Mas Erwin lepas...." Dengan wajah malu malu kucing Niara melepaskan tangan Erwin dari lengannya. 

Melihat sang istri berlarian kecil membuatnya ikut berjalan ke tepi ranjang, di mana istrinya tengah duduk di sana. Ketika Erwin hendak menjahilinya tiba tiba saja ponselnya berbunyi. "Sebentar ya sayang, mas angkat telepon dulu" Mengambil ponsel di atas meja rias lalu berjalan keluar kamar.

"Ternyata menikah itu enak ya. Rasanya sampai melayang layang" sangking bahagianya Rara membatingkan nadan di atas ranjang sambil memeluk sebuah bantal. Jika di ingat lagi kisah mereka tentu membuatnya malu sampai kedua pipinya merah merona.

Di luar kamar Erwin menerima telepon dari seseorang. Dia nampak sedikit resah, terlihat dari sikapnya yang mondar mandir sambil mendengarkan ucapan dari seorang di sebrang sana "Oke aku usahakan nanti" ucapnya kemudian menutup telepon. Dia kembali masuk ke dalam kamar, di lihatnya sang istri sudah berganti pakaian. 

"Siapa mas?" Tanya Rara sambil menyisir rambut panjangnya. Erwin berjalan ke arah meja rias di mana sang istri tengah berkaca. "Mulai besok mas harus kerja di bandung sayang" Sambil memeluk Rara dari belakang. 

"Apa? Bandung?" Seketika Rara terkejut mendengar kabar secara tiba tiba itu. 

"iya sayang ku. Pak bos tadi bilang ada proyek baru di Bandung yang harus mas hendle sendiri. Tapi mas janji setiap bulan akan mengusahakan pulang ke jakarta demi istri tercinta mas ini" 

Setelah mendengar ucapan suaminya tentu saja Rara sedih. Wajahnya mendongak ke atas melihat wajah suaminya "Aku ikut ya mas" 

Kedua tangan Erwin merenggeng "Tidak bisa begitu dong sayang. Masa iya seorang kontraktor kemana mana istrinya ngekor kaca cicak, kan nggak etis dong" jawabnya

Terlihat dari cermin di depan mereka wajah manyun Rara, sampai Erwin tersenyum dengan menggelengkan kepala "Mas pergi untu kerja bukan main main. Kalau kamu ikut mas nantinya, pasti kamu akan bosan karena setiap saatnya mas akan selalu stay di tempat lain" Jelasnya sambil mencium kepala Rara.

"Tempat lain? Maksud mas di rumah wanita lain gitu" Semkain menyunlah bibir Rara.

Terlihat gelaj tawa Erwin melihat wanita yang baru saja di nikahi menjadi manyun seperti itu "Kalau lagi manyun begini buat mas tambah cinta sama kamu sayang" Di cubitlah kedua pipi Rara sampai bibirnya ikut melebar.

"Ih apaan sih kamu mas" ucapnya sambil menepis kedua tangan Erwin. Belum sempat Rara berdiri, Erwin lebih dulu berjongkok di depannya penuh senyum "Kamu adalah satu satuya cinta tidak akan ada yang lainnya. Kalau pun ada jauh orangnya" lagi lagi Erwin menggodanya sampai mereka berlarian di dalam kamar. 

"Awas kamu mas...." Rara melempar guling ke arah suaminya begitu pula sebaliknya.

Mereka saling bercanda ria di tempat tidur mereka sampai Erwin menyerah dan memeluk Rara "Dia yang nantinya ada dalam rahim kamu ini sayang" 

"AMIN" ucap Niara sambil mengusap wajah.

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Nyimak dulu.

2023-06-20

0

abdan syakura

abdan syakura

Masih anyaarrr....

2023-03-26

0

abdan syakura

abdan syakura

Assalamu'alaikum
Salken,Kak Eka...☺️🙏
Msh nyimak nih..

2023-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!