Ke esokan harinya Rara mendapat kabar dari Mirna bahwa suaminya baru saja keluar dari villa itu, kemungkinan besar akan pulang ke rumah. Mirna tidak bisa memberi informasi lebih lanjut karena dia sedang bekerja. Informasi itu dia dapat dari Rama. Sedangkan Rara menyiapkan sebuah siasat jitu untuk suaminya. Pagi itu dia sengaja tidak masak dan baju suaminya belum di cuci. Rumah pun masih berantakan, bukan karena tidak mau beres beres. Tapi, tadi malam ada perang dunia di dalam rumah itu. Rara mengamuk semua benda di hadapannya ikut menjadi sasarah kemarahannya.
Rara berdandan layaknya sebelum menikah, dandan cantik dengan lipstik merah muda dan baju yang nyentrik. Baju baju lamanya di keluarkan lagi dari dalam lemari. Wanita yang tadinya hanya berdaster dan kumel sekarang menjelma bak bidadari langit. Harum parfumnya menyeruak pada setiap penjuru rumah.
Tin, tin...
Datanglah Erwin membawa sebuah bingkisan. "Lho sayang kok rumah berantakan kaya begini?" Ketika masuk dalam rumah Erwin kembali di kejutkan dengan sang istri yang tengah duduk manis melipat kaki sedang menonton tv.
"Biarin aja lah mas, aku lagi males bersih bersih. Tadi malam ada kucing mecahin vas bunga terus pas aku mau tempelin kagi vasnya malah ancur, ya udah deh tak buang aja sekalian" ujarnya santai sambil bernajak dari kursi kayu yang ia duduki.
"Lagian mana ada Vas yang udah ancur di tambal lagi? Yang ada beli baru buang yang udah pecah" Dari nada bicara Erwin membuat Rara tersenyum (jadi jawaban kamu atas perselingkuhan kamu itu juga sama seperti vas bubga itu? Hubungan kita ini sama seperti vas bunga itu).
Erwin duduk di sebelas Rara sambil menatap heran, sudah lama istrinya tidak berdandan seperti itu. Bahkan jarang dan cenderung tidak mau kalau di suruh pakai baju baju ketat. Meski ketet tapi masih dslam standar sopan.
"Tumben kamu pakai baju kaya gini terus dandan cantik, mau kemana sayang?" Ketika tangan Erwin hendak menyentuh rambutnya lebih dulu Rara menghindar. Dia langsung bangkit "Aku mau ikut arisan ibu ibu muda di komplek ini, mas. Oh iya aku juga minta uang dong buat ikut arisan nggak banyak kok paling juga 2 sanpai 4 juta aja"
Seketika Erwin terbelalak dengan nominal uang yang di sebutkan istrinya itu " Sejak kapan uang 2 juta jadi nggak banyak? Sayang, kita harus banyak hemat lho, mas kan baru aja kerja dua hari"
"Lho kok dua hari? Bukannya mas itu ke pas ke Bandung kerja, kok bilang baru kerja dua hari. Jangan jagan mas ada persinggahan kedua ya?" Sengaja Rara membuat Erein gelagapan sekaligus ketakutan. Wajahnya terlihat panik dan nampak pucat seketika. Matanya tak mau menatap mata sang istri, seperti orang ketakutan. "Sayang kamu ini ngomong apa sih? Persinggahan kedua apa? Mas itu kerja kok, beneran deh." Erwin pun bangkit dari kursi kayu yang ia duduki. Mendekati sangvistri yang masih berdiri di sana. "Ya udah mas kirim langsung ke rekening kamu ya sayang."
Senyum sinis Rara mengembang (Mulai dari sekarang kamu akan melihat kemurkaan ku, mas. Perselingkuhan kamu itu banyak menghabiskan uang, bukan? Sekarang saatnya aku menjadi sosok wanita seperti selayaknya)
Erwin mengotak atik hpnya lalu menunjukkan bukti transaksi "Uangnya udah mas kirim ya sayang"
Rara tersenyum "Makasih suamiku sayang. Aku pergi arisan dulu ya, bye.
Erwin terkejut dengan sikap Rara barusan. Biasanya dia tidak pernah bersikap seperti itu, biasanya sebelum pergi dia akan mencium tangan suaminya tapi kali ini dia tidak mengulirkan tangan dan malah mengabaikan uluran tangan Erwin dengan membalasnya kecupan jauh. Sejak kapan Rara berubah menjadi seperti itu? Sikanya berubah seratus delapan puluh derajat.
"Oh iya sayang makanan udah siap, kan? Mas lapar tadi nggak sempat sarapan di jalan"
Rara menghentikan langkahnya katika suaminya sebut tentang makananan. Dia melepas helmnya kembali lalu berbalik ke arah suaminya.
"Aku lupa nggak masak, mas. Masak indomie aja ya"
"Sayang tunggu dulu mas mau tanya sesuatu, tadi malam kenapa kamu tidak membuka pintu? Mas di luar panggil panggil kamu tapi kamu nggak bukain pintu buat mas. Kenapa?" Pertanyaan itu yang sejak tadi Rara tunggu, dia langsung mendekatkan wajahnya sambil menyentuh lengan suaminya seolah hendak berbisik "Satu pintu tertutup masih ada pintu lain di luar sana, kan?"
Seketika saja Erwin terkejut kedua bola matanya membulat sempurna. Jantungnya berdetak kencang, keringat pun bercucuran.
"Mas nggak pernah ada main sama wanita lain, kenapa kamu bicara seperti itu. Sangat tidak sopan sekali" tiba tiba saja nada bicara Erwin sedikit gugup.
Rara mengernyitkan dahi "Lho siapa yang bilang mas selingkuh? Bukannya tadi aku bilang pintu lain, dan pintu yang aku maksud itu pintu hotel atau penginapan lainnya. Kenapa mas salah tanggap? Jangan jangan memang mas ada main ya" Dengan nada sedikit menggoda.
Erwin terlihat ambigu, pandangnnya pun seolah berlarian "A.....ah kamu itu bicara apa sih? Mana mungkin mas punya wanita lain kalau satu istri mas ini saja sudah lebih dari segalanya" menyentuh dagu sang istri sembari mencubitnya gemas.
Senyum Rara terlihat hambar "Hahaha....aku tau kok mas, kamu itu nggak akan pernah selingkuh karena mas itu orangnya setia"
"Sayang.....jadi kamu cuma mengerjai mas saja"
"Seperti itulah" Rara pun kembali menaiki motor maticnya sambil memakai helm.
"Aku pergi dulu mas sudah terlambat sepuluh menit" ucapnya sembari pergi dari pekarangan rumah.
Erwin yang masih berdiri menggelengkan kepala seolah dia tidak percaya dengan perubahan istrinya kali ini. Tapi, dia tidak mau berpikir lebih jauh lagi sebab dia percaya bahwa istrinya hanya bercanda saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
abdan syakura
Maaf,Thor...
Erwin LemOt...
2023-03-26
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
dasar Erwin dodol udh banyak isarat yg Rara birikan masih aja di kira bercanda
2022-11-03
0