Esok harinya Rara mengantar Erwin sampai di teras rumah mereka. Hari ini Erwin akan meninggalkan dia untuk waktu yang tidak di tentukan. Meski berat hati Rara melepas kepergiannya. Mereka terlahir bukan dari kalangan berpunya jadi mereka harus berjuang demi memenuhi semua kebutuhan hidup.
"Jaga diri baik baik, jangan lupa makan dan istrirahat cukup. Jangan capek capek di rumah, kalau perlu nanti mas carikan orang untuk bersih bersih" ucapnya sambil menyentuh ujung kepala Rara.
"Nggak usah mas, dari pada duit di buat bayar orang lebih baik kita tabung untuk masa depan kita nantinya. Masalah bersih bersih dan lain lain itu gampang, yang terpenting sekarang mas fokus kerja dan jaga hati buat yang di sini" Senyum Rara merekah indah hingga membuat Erwin mengusap ujung kepala Rara lagi "Kalau saja mas jadi bos di perusahaan kita nggak perlu jauh jauhan kaya gini ya sayang. Tinggal duduk depan komputer tik tik tik udah dek beres"
"Hust...jangan pernah mengeluh sama apa yang sudah kita dapatkan, mas. Di luar sana masih banyak orang mendambakan posisi mas saat ini. Cukup syukuri apa yang ada dan terus berjuang. Apa pun pekerjaan mas Erwin aku akan selalu mendukung sampai kapan pun"
Mendengar ucapan sang istri membuatnya tersenyum "Ya deh iya ibu negara ku yang paling cantik sejagad raya. Kalau begitu mas berangkat dulu ya" Sebelum pergi tak lupa ia mencium kening Rara , begitu juga Rara yang selalu mencium tangan sauminya kala hendak bepergian.
"Jaga kesehatan mas di sana, jangan lupa kabari kalau sudah sampai" Ujar Rara sambil menutup pintu mobil suaminya.
"Oke, sayang ku. Love you honey" lambaian tangan Erwin di balas mesra dengan senyum dan lambaian tangan Rara.
Setelah mobil keluar dari pekarangan rumah, Rara pun kembali masuk ke dalam rumah. Hari ini terasa sangat berat baginya, karena setelah beberapa minggu pernikahan baru pertama kalinya dia tinggal di rumah sendirian. Rumah yang lumayan besar untuk seorang diri. Tapi mulai sekarang Rara harus terbiasa hidup seperti itu karena suaminya akan banyak menghabiskan waktu di luar sana katimbang di rumah. Tuntutan pekerjaan membuat Erwin harus jauh dari istrinya.
"Halo, Mirna bisa ketemuan nggak? Lagi gabut nih keluar bentar yuk" Ucapnya pada seseorang di telepon.
"Oke deh, kamu ****** aku duku ya soalnya motor ku masih di bengkel. Tenang nanti aku yangbtraktir makan deh. Iya kita ke tempat biasa" Setelah panggilan telepin berakhir Rara terlihat senang mendengar sahabat baiknya mau di ajak ketemuan, Rara pun segera berganti pakaian. Setelah beberapa menit kemudian datanglah seorang wanita dengan motor matic "Ra, Rara" Panggilnya dari luar pintu.
"Eh udah dateng aja tuh anak..." Segera Rara membukakan pintu "Udah dateng aja kamu Mir, aku aja belum kelar dandan" Ujarnya sambil menunjukkan sebagian wajah yang telah di oles make up itu.
"Lagian ngapain pake make up tebel kek begitu, koyo setan Ra, Ra" logat jawa Mirna terlihat medok karena memang dia berasal dari jawa tengah tepatnya dari kota solo.
"Idih kan mulai logat jawanya keluar..."
Tanpa di persilahkan Mirna langsung duduk di kursi kayu ruang tamu dengan melipat kedua kaki di atas kursi "Lha emang aku wong jowo ra bakal ilang jawane....hehehe"
"Apaan sih Mir nglawak aja kerjaan kamu itu. Udah ah aku mau dandan dulu nggak kelar kelar nanti denger lawak kamu itu"
"Ya udah sono gih dandan yang cakep jangan lupa jerawatnya di tutup pake solatip...." Celetuk Mirna.
"Di kira apaan muku gue di solatip segala, mending sini deh bantuin gue make up" Jawab Rara dari dalam kamar.
"Ogah ah idup lu itu ribet sama kaya dandanan lu itu. Mending kaya gue benigi aja udah cakep, alami malah cakep dari sononya"
Dari dalam kamar Rara pun tersenyum "Cewek tomboy kaya kamu mana ngerti dandan itu apa, yang kamu tau cuma main game aja terus. Awas lho mir nanti nggak kebagian jodoh"
Mirna hambir tersedak saat ia tengah meminum segelas air yang baru saja ia ambil dari dapur Rara. "Ngedek terus aja lu Ra mentang mentang udah nikah, suaminya ganteng. Yang jomblo di bully "Ujarnya sambil berjalan ke arah kamar Rara.
Rara tertawa saat melihat penderitaan Mirna saat dia menyebut nama jodoh "Makanya dandan rubah gaya pakaian, bicara, dan jangan main game terus biar cepet di lirik cowok" Celetuk Rara lagi. Saat ini dia sudah kelar make up. Di depan cermin ia berhias melihat wajah dan penampilannya.
"Enak aja bukan nggak ada cowok deketin kali, tapi buanyak banget yang gue tolak."
"Aaaaa begitu to" Rara berbalik badan lalu berjalan mendekati Mirna yang bersandar pada tepi pintu kamar.
"Udah ah jangan ngledek gue terus. Jodoh gue masih di atas langit belum turun. Mending kita langsung cus aja udah laper banget ini"
"Hahahaha....iya deh iya, ya udah yuk berangkat"
Keduanya pun menuju tempat biasa mereka makan bareng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
anak tombai mana tau bedak ra
2022-10-27
1