Bab 3

Sesampainya di tempat tujuan mereka memesan makanan favorit keduanya. Di sebuah taman dekat sekolah mereka dahulu menjadi tampat fovorit keduanya, tidak hanya baksonya yang enak harganya pun terjangkau di kalangan kantong tipis. Satu mangkok bakso hanya di hargai 10000 saja. Bakso di sana membuat Rara dan Mirna susah move on sampai usia beranjak dewasa mereka masih sering ke sana sekedar mengobati kerinduan dengan makanan bulat itu. Apa lagi abang tukang baksonya ramah, ganteng, dan baik hati "Seperti biasa bang 2 bakso kuah super pedes plus banyakin tetelan sama jangan lupa banyakin bawang gorengnya, yang satu biasa aja ya maklum dia pelit banget bang" Mirna menyeringai melihat tatapan mata Rara membulat. "Yang pelit siapa ya, bukannya aku yang bay...." belum juga selesai bicara sudah di bungkam mulut Rara oleh Mirna.

"Sudah bang jangan dengerin dia mending cepet bikinin"

Abang tukang bakso tersenyum "Siap neng, khusus buat eneng berdua gratis es teh dua gelas" tuturnya sambil menatap tiga mangkuk di mejanya.

"Wah mantap kali abang ini loh" ucap Mirna.

"Apa sih yang nggak abang kasih buat neng Mirna? Ahay" Mata abang tukang bakso terlihat menggodanya, reflek Mirna pun menggebrak meja di depannya.

"Apaan sih bang. Nggak usah goda aku deh nggak mempan kali" 

Bang tukang bakso tertawa di ikuti dengan Rara "Harap makluk bang kalau lagi laper dia suka ngamuk. Bawaan dari orok" Celetuk Rara.

"Rese lu Ra..." Mirna mengacak rambut Rara sampai rambutnya sedikit acak acakan.

"Sorry deh sorry" 

"Cepetan napa bang ora ngerti wong laper ae" 

"Iya deh iya, tapi jangan galak galak begitu dong nanti cakepnya ilang" 

Sontak saja Rara terkejut mendengar ucapan abang tukang bakso ini, sejak kapan dia berani menggoda Mirna seperti itu. Kalau di lihat dari tatapan keduanya sepertinya ada sesuatu yang tidak mereka sadari.

"Cie mukanya merah cie"

"Ih apaan sih Ra, udah deh jangan kaya begitu napa" wajah Mirna memerah seketika.

Tak berapa lama abang tukang bakso kedatangan pelanggan lainnya jadi dia tidak bisa terus bercanda bersama mereka. Setelah tiga mangkuk bakso tersaji depan mereka, tentu saja mereka langsung malahapnya "Makasih bang" Tutur Rara di balas anggukan kepala dan jentikan jari jempol "Sama sama neng" 

"Eh Ra kok kamu mau sih di tinggal kerja jauh begitu? Masa pengantin baru udah tinggal tinggal begitu" Tanya Mirna di sela sela makan. 

"Ya mau gimana lagi Mir kalau mas Erwin nggak kerja mau makan apa kita. Uang tabungan mas Erwin sudah habis terkuras buat beli rumah sama biaya pernikahan kemaren tidak murah kan Mir. Jadi, ya mau tidak mau aku harus ikhlas di tinggal kerja" jawabnya.

Mirna mendekatkan wajah "Ati ati lho Ra di luar sana banyak tikungan tajam. Apa lagi suami kamu ganteng banget pasti banyak yang ngelirik. Takutnya suami kamu nggak kuat iman jadi kecantol bunga lain deh" Awalnya Mirna hanya bercanda, seperti biasa yang mereka lakukan sebelumnya.

"Uhuk uhuk...." tiba tiba saja Rara tersedak saat Mirna berkata demikian. 

"Pelan pelan aja napa Ra, nih minum dulu" menyodorkan secangkir es teh lalu Rara meminumnya.

Plak...

Rara memukul bahu Mirna "Lagian ngapain kamu pake bilang kaya begituan. Amit amit deh jangan sampe mas Erwin kaya begitu"

 

"Kan aku cuma bilang kemungkinan terberat dalam hubungan kalian aja. Apa lagi suami kamu banyak duit sebulan aja gajinya berlipat ganda ketimbang pegawai pabrik macam aku ini" ucap Mirna kembali menakuti Rara.

"Ih jangan begitu napa Mir bikin jantung mau copot tau nggak" Kembali Rara memukul lengan Mirna.

"Nggak deh nggak gue cuma becanda kali Ra takut banget si. Kalau emang dia punya persinggahan lain lu juga bisa begitu Ra. Lu itu cantik, badan oke, apa sih yang nggak bisa lu miliki? Semua laki laki juga bakal mau kali Ra sama elu" 

"Ih Mirna kok gitu sih doanya. Tapi aku yakin kok mas Erwin nggak bakal selingkuh dari aku. Dia itu sangat mencintai aku dan aku pun juga begitu. Pokoknya cinta kami itu abadi sepanjang masa" Ucapan Rara membuat Mirna terdiam beberapa saat, hingga kemudian dia kembali menyeruput kuah bakso super pedas itu.

"Cih yakin bener sih ama suami lu" Cibir Mirna di balas dengan rangkulan tangan Rara "Emang mas Erwin orangnya setia kok. Makanya buruan cari jodoh biar nggak nggejomblo terus" Sekarang gantian Rara menggodanya.

"Udah buruan makan, aku aja udah mau abis dua mangkuk eh kamu satu mangkuk aja belum kelar" ucap Mirna mengalihkan arah pembicaraan mereka.

"Idih marah ni ye..." Mencubit pipi Mirna lalu kembali menyendok bakso di dalam mangkuk.

Selesai makan mereka pun pulang. Seperti biasa Mirna mengantar Rara pulang terlebih dahulu kemudian dia berpamitan pulang "Aku pulang dulu ya Ra, makasih buat baksonya. Sering sering deh traktirannya" Sambil mengenakan kembali helm.

"Siap, nanti aku kabari lagi. Kamu hati hati di jalan" Jawab Rara.

"Oke" Mirna pun segera meninggalkan rumah Rara.

Terpopuler

Comments

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

berfikir positif aja ya ra

2022-10-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!