Erwin tau ada sesuatu yang terjadi pada sang istri, ia mencoba mencari tau penyebab berubahnya Rara. Tak berapa lama ada telepkn masuk, ternyata itu dari kantornya. Seorang wanita yang sebelumnya di telepon Rara kini memberitahu dirinya perihal sang istri yang menanyakan tentang dirinya. Kebetulan wanita itu adalah teman baik Erwin di kantor, jadi si wanita itu akan memberitahu semua yang dia tau. Setelah mendengar semua cerita itu, Erwin pun mengerti ternyata hal itulah pemicu istrinya berubah.
"Ya ampun kenapa aku bisa lupa kalau dia juga punya nomor kantor (sambil menepuk pelan keningnya) harus putar otak ini"
Jika seseorang menyembunyikan sesuatu pasti dia memiliki ribuan cara untuk mengelabuhi lawan mainnya. Tipu muslihat si penipu kadang membuat mata terpejam, meskipun nyatanya mata kita melihat semua ketidak benaran itu. Apalah daya jika seorang laki laki mampu membagi hatinya untuk dua orang yang berbeda, pasti dia juga sudah menyiapkan rencana selanjutnya.
"Sayang udah belum sih telponnya lama banget" manja seorang gadis yang tengah berjalan malas ke arahnya. Saat ini Erwin meraih kemeja di bahu ranjang hendak bersiap kembali pulang. Awalnya dia berencana akan menghabiskan sisa cutinya bersama gadis cantik itu di sini. Tapi, apa boleh buat kalau istrinya sudah tau kebohongannya, mau tidak mau dia harus memberi penjelasan palsu supaya istrinya kembali percaya "Kamu mau kemana? Kan baru aja dateng" di peluklah tubuh kekar Erwin sambil menggelayut manja.
"Cha aku harus buru buru pulang sekarang juga, kalau tidak dia bakal curiga sama aku. Jangan manyun begitu sayang mending kamu shoping biar nggak manyun lagi. Ini atm kamu yang bawa ya sayang" mengelutkan sebuah atm dari dalam dompetnya.
"Dia? Maksud kamu istri baru kamu itu" seketika wajah Icha kembali manyun. Erwin berbalik badan lalu meraih kedua pipi gadis cantik itu "Hei jangan manyun begitu dong, dari awal kita udah komitment kalau hubungan kita ini hanya kita saja yang tau. Apa kamu mau semua orang tau hubungan kita ini termasuk mama kamu?" Dengan penuh kelembutan Erwin menyibakkan beberapa helai rambut Icha. Wajah manis gadis itu semakin terlihat cantik dengan polesan make up tipis dan lipstik merah muda menambah kesan seksi.
"Ih tapi sebel deh masa baru aja ketemu sebentar udah main di tinggal aja"
"Sabar dong sayang, mas janji setelah membuat dia percaya mas akan lebih sering bersama kamu. Hati cinta dan waktu mas hanya buat Icha seorang" jelasnya sambil mengusap ujung kepala Icha.
"Memangnya dia tau kalau mas itu...."
Belum juga selesai bicara Erwin lebih dulu menutup mulut Icha dengan jari telunjuknya "Kamu ikuti saja permainannya nanti mas kabari lagi. Sekarang mas harus cari cara buat meyakinkan dia dulu. Mas pamit ya sayang, emuah" di ciumlah kening Icha lalu dia meninggalkan tempat tersebut.
"Oke lah nggak masalah mau dia pergi atau kemana kek, itu bukan jadi masalah. Yang penting cuannya udah ada di tangan" sebuah kartu atm di atas meja sengaja di tinggalkan Erwin untuknya. Setiap kali bertemu tidak lupa Icha meminta duit sama laki orang yang satu ini. Meski Erwin tidak kaya kaya banget tapi lumayan bisa buat perawatan dan shoping di mall. Gadis jaman sekarang mana ada yang mau pacaran tanpa di modalin. Ya iyalah emangnya cantik itu nggak pake duit? Emangnya modis itu nggak pake duit? Sekarang apa apa serba duit coy, nggak ada yang gratisan. Dikiranya pacaran modal nyawang udah nggak jamannya kali. Ke toilet umum aja bayar masa macarin anak orang maunya gratisan, malu kali sama benda mati, hp aja di modalin beli yang mahal setiap hari di perhatiin di bodalin masa pacar mau di anggurin, hehehe.
Karena buru buru Erwin lupa jaket yang ia kenakan masih tertinggal di rumah Icha atau lebih tepatnya rumah sewaan mereka berdua. "Aduh pake ketinggalan segala lagi, dia curiga nggak ya? Ah masa bodo lah yang penting pulang dulu buat dia percaya, sisanya di pikir nanti" mobil Avansa yang ia kendari melesat dengan cepat. Jarak tempuh yang lumayan lama membuatnya tidak sabar ingin buru buru menjelaskan semuanya, bukan karena dia tidak berdalah justru karena dia bersalah dan ingin menutupinya dari permukaan bumi.
"Sayang angkat dong...." Erwin tidak pantang menyerah menelepon sang istri. Tapi tetap saja tidak ada respon sama sekali malah sekarang nomor iatrinya tidak bisa di hubungi "Sial.....dia benar benar marah" kesalnya sambil memukul stir kemudi.
Ting...
(Hati hati di jalan sayangnya aku, kiss jauh emuah) pesan dari Icha membuat Erwin tersenyum "Cuma dia yang bisa bikin aku bahagia" lantas Erwin membalas pesan Icha. Setelah beberapa kali berkirim pesan singkat, tak lupa Erwin menghapus pesan itu untuk berjaga jaga siapa tau istrinya akan mengecek ponsel dan menemukan percakapan intim itu, bisa mati di tempat nanti.
Di setiap perselingkuhan pasti tersuguh kebahagiaan, karena di dalamnya hanya di landasi nafsu. Jika mata dan pikiran sudah di kuasai hawa nafsu pastilah hanya senangnya saja yang mereka pikirkan tanpa melihat bahaya apa yang akan mereka dapatkan. Sesungguhnya perselingkuhan itu bukan sebuah pulau impian penuh bintang, melainkan sebuah bara api yang tersembunyi di balik dedaunan kering. Kenapa daun kering? Ya, tentu saja daun kering. Karena hanya orang dengan mental daun kering saja yang mampu berselingkuh. Jangan bangga dengan perselingkuhan karena tidak ada tikungan yang tidak membahayakan. Jangan coba bermain di pusaran air laut kalau kamu tidak ingin mati tenggelam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
abdan syakura
SeTia = Setiap Tikungan Ada
Benar,Kak Thor...
Thanks nasihatnya yaa...
2023-03-26
0