Hari berikutnya, setelah peristiwa misterius di Ruang Antar Ruang, Andy terbangun dengan kepala yang masih pusing. Ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi dan bertemu dengan Lauren. Semuanya terasa seperti mimpi, namun alat Brain L yang terpasang di kepalanya mengingatkannya bahwa semuanya nyata.
Andy keluar dari kamarnya dan melihat ayahnya sedang sarapan di dapur. Ayahnya terlihat lelah, wajahnya dipenuhi kerutan, dan matanya terlihat cemas. Andy pun duduk di meja makan dan menyapa ayahnya.
"Pagi, Ayah. Apa kabar?" ucap Andy.
"Ayah baik-baik saja, Nak. Bagaimana denganmu?" balas ayahnya sambil menatap Andy dengan penuh kekhawatiran.
Andy merasa sedih melihat ayahnya yang begitu lelah dan terbebani. Ia menyadari bahwa kehidupan mereka berdua tidak mudah setelah ibunya meninggal.
Seketika Andy yang terus menjerit selama 15 menit akhirnya jatuh pingsan selama 3 jam di kamarnya.
Setelah 3 jam berlalu, Andy akhirnya sadar dari pingsannya dan merasa berbeda dalam dirinya. Beberapa pengetahuan yang sebelumnya tidak dia ketahui tiba-tiba dimiliki olehnya.
Lalu, Lauren keluar dari gelang Ruang Antar Ruang dan berkata kepada Andy, "Apakah itu terpasang dengan baik?"
"Pemasangannya sudah tepat, tetapi kamu tidak memberitahuku bahwa rasanya akan sakit," ucap Andy.
Lauren tertawa, "Awokawokawok, sengaja aku tidak memberitahumu."
"Jadi, apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Lauren.
"Aku merasa biasa saja, seolah tidak ada apa-apa di kepalaku, tapi kepala ku sakit dan aku mendapatkan banyak pengetahuan baru," jawab Andy.
Lauren menjelaskan, "Ya, itu semua karena kekuatan Brain L. Mungkin kepribadianmu akan sedikit berubah karena kamu memiliki pengetahuan yang sebelumnya tidak kamu ketahui."
Andy melanjutkan dengan menjelaskan bahwa ia melihat dan memikirkan tentang banyak planet di luar galaksi Bima Sakti yang berpenghuni. Mahluk-mahluk di sana tidak aneh seperti alien yang digambarkan dalam film-film, melainkan mereka adalah manusia. Perbedaan sejarah, geografis, dan planet membuat mereka memiliki berbagai peradaban, ada yang masih berada di zaman batu dan ada yang telah sangat maju seperti planet asal Lauren.
Lauren menambahkan, "Sebenarnya, aku belum pernah melihat mahluk aneh seperti alien yang digambarkan manusia di Bumi. Mereka yang ada di luar Bumi semuanya adalah manusia, hanya bentuk hewan-hewan mereka yang berbeda. Sebagai contoh, sapi di Bumi memiliki bentuk yang berbeda dengan sapi di planet lain, tetapi manusianya tetap memiliki ukuran dan bentuk yang sama."
Andy mengerti, "Dan apa yang menarik menurutmu, Lauren? Elf, ya... Elf, mereka benar-benar ada!"
Lauren menjawab, "Di beberapa planet, terdapat manusia yang hidup berdampingan dengan elf. Namun, ada juga yang terjadi konflik antara mereka."
Andy menimpali, "Ya, aku tahu itu."
Lauren melanjutkan dengan serius, "Sebenarnya, hidupmu di Bumi tidak akan terlalu menarik jika kamu memiliki Brain L. Kamu harus pergi ke planet di mana ork, goblin, monster iblis, elf, manusia, dan naga hidup berdampingan. Biasanya, planet yang dihuni oleh mahluk-mahluk seperti itu memiliki sihir."
Andy terkejut, "Sihir?"
Ya, sihir. Apakah kamu tahu apa itu sihir? Apakah kamu sering bermain game yang bertema sihir?" tanya Lauren.
Andy menjawab, "Aku mengerti apa itu sihir. Aku sering bermain game dengan tema sihir."
Lauren tersenyum, "Tentu saja, itu ada."
Andy bertanya, "Bagaimana aku bisa pergi ke sana? Aku ingin pergi ke dunia seperti itu. Woaaah, sangat fantastis!"
Lauren menjadi murung, "Sebenarnya, aku bisa membawamu ke salah satu planet seperti itu, tetapi ada masalah."
"Mengapa, Lauren? Apa masalahnya?" tanya Andy.
Lauren menjelaskan, "Gelembung armorku yang bisa membawamu ke sana hanya cukup untuk satu orang dan satu kali perjalanan. Hal ini terjadi karena pertarungan dengan monster sebesar matahari yang pernah aku ceritakan padamu. Banyak alatku yang hilang dalam pertarungan itu."
"Lalu, jika kamu pergi ke planet tersebut, kamu tidak akan bisa kembali ke Bumi dan karena hanya cukup untuk satu orang, kamu akan hidup sendirian di sana. Aku tidak bisa ikut bersamamu."
Andy merasa bingung dengan pilihan tersebut dan akhirnya meninggalkan Lauren untuk tidur.
Pagi harinya, Andy terbangun dengan perasaan bingung seperti semalam dan pergi ke sekolah.
Di perjalanan menuju sekolah, Andy bertemu dengan Wina yang juga menuju ke sekolah. Andy merasa senang karena ini adalah pertama kalinya dia mengalami hal seperti itu. Biasanya dia jarang sekali bertemu dengan Wina kecuali di dalam kelas.
"Hai, Andy. Apa kabar?" sapa Wina.
"Kemarin kemana saja?" tanya Wina.
"Aku tidak enak badan, Win. Hehe," jawab Andy.
"Oh, ya sudahlah. Jaga kesehatanmu, Dy. Sampai ketemu lagi, dadah," ucap Wina sambil melambai.
Andy melambai balik ke arah Wina yang meninggalkannya menuju gerbang sekolah.
Sesampainya di sekolah, tiba-tiba Andy melihat seorang guru memanggilnya.
"Hey, Andy, kesini. Ada yang ingin guru bicarakan denganmu. Kita bisa ngobrol di kantin sambil makan bakso," ucap guru tersebut.
Andy bingung dengan maksud guru tersebut, tetapi ia ikut saja ke kantin untuk ngobrol Begitu mereka tiba di kantin, Andy duduk di meja yang telah disediakan oleh guru tersebut. Guru itu melihat Andy dengan penuh kekaguman.
"Ini bukan hanya tentang nilai kamu yang sangat baik," kata guru tersebut, "tapi juga jawabanmu pada soal esai yang luar biasa. Kamu benar-benar jenius, Andy. Jawabanmu tidak mencerminkan pola pikir seorang anak seusiamu. Aku sangat kagum padamu."
Andy merasa senang mendengar pujian dari guru tersebut. Ia tidak pernah menganggap dirinya istimewa, tapi sekarang dia mulai merasa bahwa kemampuannya memang berbeda dari yang lain.
Guru itu melanjutkan, "Aku memiliki hadiah kecil untukmu, sebagai penghargaan atas kemampuanmu yang luar biasa."
Guru tersebut mengeluarkan dompet dari sakunya dan memberikan sejumlah uang kepada Andy.
"Ini untukmu, Nak. Anggap saja sebagai hadiah kecil dari guru," ucapnya.
Andy terkejut melihat uang itu. "Maaf, Pak, mengapa saya diberikan uang ini?"
"Guru sangat kagum dengan kemampuanmu, Andy. Kamu pantas mendapatkannya," jawab guru tersebut.
Andy menerima uang tersebut dengan rasa terima kasih. Ia merasa bahwa hari ini adalah hari yang penuh dengan keberuntungan baginya.
Setelah pulang sekolah, Andy berjalan pulang sendirian menuju gerbang sekolah. Tiba-tiba, Wina memanggilnya dari belakang.
"Andy, tunggu!" seru Wina.
Andy tersenyum dan menjawab, "Hey, Wina. Ada apa?"
"Kita pulang bareng yuk, Andy," ajak Wina.
Andy merasa senang karena Wina mengajaknya pulang bersama. Mereka berjalan bersama-sama menuju rumah.
Saat mereka berjalan, tiba-tiba mereka melihat mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi menuju arah mereka. Mobil itu tampak seperti tidak terkendali dan mengarah langsung ke arah Wina.
Saat itulah Andy melihat sebuah penglihatan, di mana Wina terkena tabrakan mobil dan terpental sejauh 10 meter. Andy segera menyadari bahwa penglihatannya itu adalah peringatan nyata.
"Mobil!" teriak Andy, sambil berlari dan mendorong Wina menjauh dari mobil yang melaju dengan cepat.
Mereka berhasil menghindari kecelakaan itu, tetapi Andy jatuh dan mendarat di atas tubuh Wina. Mereka saling bertatap mata, dan di wajah mereka terpancar rasa terkejut dan rasa syukur.
Andaikata Andy tidak melihat penglihatan itu, mungkin nasib mereka berdua akan berbeda. Keduanya merasa bersyukur dan terkejut atas kejadian tersebut.
"Duh, kamu baik-baik saja, Wina?" tanya Andy khawatir.
Wina tersenyum lebar, "Iya, aku baik-baik saja berkatmu, Andy. Terima kasih telah menyelamatkanku."
Andy merasa senang karena dapat melindungi dan menyelamatkan Wina. Dia merasa bahwa kehadirannya di dunia ini tidak sia-sia. Keberuntungan dan kemampuan baru yang dimilikinya membuatnya semakin percaya diri.
Mereka berdua melanjutkan perjalanan pulang sambil bercerita tentang kejadian tadi. Andy merasa bahwa hari ini adalah hari yang berarti dalam hidupnya. Ia tidak sabar untuk melanjutkan petualangannya dengan Lauren dan alat Brain L yang dimilikinya.
Akhirnya, mereka tiba di rumah Wina. Andy berterima kasih pada Wina atas ajakan pulang bersama dan menyelamatkannya. Mereka berjanji untuk bertemu lagi dan berjalan bersama keesokan harinya.
Andy melanjutkan perjalanan pulang dengan perasaan bahagia dan penuh semangat. Ia menyadari bahwa kehidupannya telah berubah sejak bertemu dengan Lauren dan memiliki Brain L. Ia merasa bahwa ada misi besar yang menanti di depannya, dan ia siap menghadapinya dengan penuh keberanian.
Di dalam hatinya, Andy bertekad untuk menggunakan kekuatan dan pengetahuannya yang baru ditemukan untuk merubah nasibnya sendiri dan membantu orang-orang di sekitarnya. Petualangan yang menantinya akan membuka mata dunia yang lebih luas dan menguak misteri yang lebih dalam.
Hari ini adalah awal dari perjalanan Andy yang penuh dengan keajaiban, dan ia siap menghadapinya dengan penuh semangat dan tekad yang kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments