MENJEGAL CINTA SEKAR

"Apa yang harus kita lakukan?' tanya salah satu makhluk.

"Aku tidak tau ... pesona teman kita terlalu memukau," ujar salah satunya.

"Apa perlu kita takuti mereka, seperti yang sudah-sudah?" tanya sosok dengan lidah menjulur hingga ke tanah.

Dunia astral memiliki tingkatan berbeda, seperti kasta di dalam tingkatan ada sudra, satria, waisya dan brahmana. Walau mereka semua adalah setan, tetapi baik setan satu dan setan lainnya tidak saling mengenal. Mereka hanya mengenal satu tingkatan dengan mereka.

Teman-teman Sekar berasal dari kalangan sudra yakni kalangan paling rendah di antara para mahluk astral. Mereka yang memiliki bau busuk, seperti anyir darah, bau bangkai atau sampah. Paling tinggi di atas mereka seperti bau ketela bakar, bunga kamboja dan sedap malam.

Sekar belum mengasah kemampuannya untuk berteman di atas tingkatan dari sudra, seperti satria, waisya atau brahma.

Sosok dengan bau sangat busuk mendekati kamar Reynold. Tubuh hitam dengan mata besar dan merah. Suasana mendadak senyap akibat kedatangan makhluk itu. Bunyi cicak yang menandakan adanya makhluk lain terus berdecak di dinding menambah angker lantai dua di mana kamar Reynold ada.

"Hhhhh!' bunyi embusan napas kasar terdengar.

Reynold baru saja selesai membaca al-qur'an dan sedang berdzikir. Lampu kedap-kedip mencoba menggangu pemuda tampan itu.

"Mas Rey," panggilan seperti suara Sekar begitu merdu di telinga pemuda itu.

"Allahuakbar" ia masih terus berdzikir.

"Mas Rey ... tolong Sekar!"

Reynold menggeleng. Ia sangat mengenal anak dari salah satu ART nya itu. Gadis pendiam dan selalu berdiri di belakang ibu atau ayahnya.

"Sekar tidak pernah memanggilku Mas Rey," gumamnya bermonolog.

"Kami tidak sedekat itu!' lanjutnya lirih.

Angin berembus di tengkuknya hingga membuat semua bulu roma meremang. Reynold baru merasakan sesuatu menekan dadanya hingga sesak.

"Rey!' pekik Brenda dalam pendengarannya.

'Allah ... Allah ... Allah," bisik Reynold terus berdzikir.

"Rey!" suara besar mencoba merusak fokus pemuda itu dalam dzikirnya.

Bau busuk mulai menusuk penciumannya. Reynold menebalkan hatinya, ia berpasrah pada kekuatan sang maha ghaib Allah saja.

"La haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim artinya Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung."

Reynold menyentak udara dari dadanya agar tekanan yang ia rasakan hilang.

"Hah!"

Seketika dadanya plong. Pemuda itu sujud syukur atas perlindungan Yang Maha Kuasa. Udara kembali segar. Untuk pertama kalinya ia berdzikir mendapat gangguan yang begitu hebat.

"Mengerikan sekali," gidiknya sedikit takut. "Mereka bisa menyerupai suara Sekar, Brenda dan Papa!"

Sedang di tempat lain. Danar sudah terlelap di atas kasurnya dan masih menggunakan baju koko dan sarungnya. Bahkan di tangan remaja itu masih tergantung tasbih. Sosok dengan lidah menjulur ke lantai hendak masuk rumah yang begitu menyilaukan mata makhluk itu.

"Jika kupaksakan ... aku bisa buta!" pekik makhluk jelek itu.

Sosok itu memilih pergi dibanding harus musnah terbakar jika memaksa. Sosok itu gagal dalam misinya.

Pagi menjelang, semua sudah bangun. Keberangkatan Brenda membuat semua orang sibuk dibuatnya. Gadis itu jadi manja dan membuat semuanya harus menurutinya termasuk Sekar.

'Mommy ... aku mau rawon yang dibuat Mbok Tinah!" rengek gadis itu.

Tinah pun harus memasak sayur khas Jawa timur itu. Brenda sangat menikmati masakan itu hingga nambah dua piring.

'Mbok ... jangan kangen ya," peluknya erat pada ibu dari Sekar.

Sesungguhnya Brenda anak yang baik. Hanya saja kehadiran Sekar membuat ia iri dan takut semua beralih sayang pada anak dari pembantunya itu.

"Non, baik-baik ya di sana. Jaga kesehatan," ujar Tinah sedih.

Brenda hanya tersenyum, ia mengangguk. Tono juga memberi nona mudanya wejangan. Hingga di hari ketika Brenda pergi, ayah, ibu dan dua kakaknya mengantar ke bandara.

"Aku pergi Sekar," bisik Brenda.

"Aku tidak menyuruhmu Nona," bisik Sekar. "Aku hanya ingin kau tidak menggangguku saja."

Brenda pergi untuk melanjutkan studinya di negara adikuasa itu. Gadis itu akan dijemput paman dan bibinya di bandara. Mereka menggunakan jet pribadi milik mereka.

Semua maid sedikit sedih. Brenda adalah nona yang menyenangkan, walau manja dan sedikit sombong. Semua memaklumi gadis itu, terutama dia adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga itu.

"Sekar, kau tidak jalan-jalan?" tanya sang ayah.

"Aku tidak tau tempat Ayah," jawab gadis itu.

"Kau bisa membaca kan?" Tono menyerahkan satu kotak ponsel untuk putrinya..

"Ayah?"

"Ayah tau kau pasti membutuhkan ini. Ini hadiah untukmu. Selamat ulang tahun putriku,"

Sekar terharu. Gadis itu lalu memeluk ayahnya. Ia sendiri lupa kapan ulang tahunnya. Sang ibu juga memberikan satu kue kecil yang cantik untuk putrinya.

"Selamat ulang tahun sayang,"

"Makasih Ibu," sahut Sekar terharu.

"Bukalah hadiahmu," Sekar langsung membuka ponselnya.

"Ayah ... ini kan mahal," Tono menggeleng.

"Tidak Nak. Ponsel itu sesuai dengan apa yang kau butuhkan," jawab Tono lalu mengusap kepala putrinya sayang.

"Makasih sekali lagi Yah," ujar Sekar.

Gadis itu lalu menyalakan ponsel setelah memasukkan SIM card yang sudah tersedia di kotak. Gadis itu langsung mencatat nomor nya di sana. Nomor ponsel ayahnya juga sudah ia simpan. Gadis itu berkali-kali menciumi benda pipih nan canggih tersebut.

"Jadi Danar nggak perlu belikan aku ponsel sebagai hadiah," ujar sang gadis begitu bahagia.

Memang Danar berencana membelikannya ponsel, karena gadis itu tak memilikinya sama sekali.

"Foto selfie ah!"

Sekar berpose begitu cantiknya. Satu jepretan yang membuat semua temannya buta seketika. Mereka berteriak kesakitan.

"Sekar!" pekik mereka yang tidak didengar sang gadis.

"Kita kehilangan Sekar!"

"Gadis itu bahagia!" seru salah satu mahkluk tak suka.

"Sekar ... ingat kami!"

Prank! Satu gelas kaleng jatuh dari atas nakas, Sekar tersentak seketika. Gadis itu baru melihat teman-temannya meraung kesakitan dengan menutupi mata mereka.

"Jangan beri cahaya pada kameramu Sekar!" pinta salah satu makhluk yang berkulit serba merah.

Sekar mengatur kamera ponselnya. Gadis itu juga harus menghormati keadaan teman-teman astralnya.

"Maaf," ujar sang gadis.

"Jangan lupakan kami Sekar. Kau jangan tinggalkan kami!" pinta beberapa mahkluk dengan kaki terseret di lantai.

Sekar hanya diam mendengarnya. Gadis itu sebenarnya lelah dengan keadaan ini. Tetapi, ia tak bisa menghilangkan bau badan yang membuat para makhluk tak kasat mata menyukainya.

"Aku tidak akan mengganggumu jika kalian tidak menggangguku," ujar sang gadis tegas.

"Kami tidak akan mengganggumu Sekar ... tapi jangan buang kami, karena kami adalah bagian dari dirimu," ujar salah satu makhluk.

Sekar hanya mengangguk saja. Gadis itu sudah tidak tau harus menanggapi apa. Akhirnya membiarkan semua teman-teman beda alamnya ikut tetapi tidak mengganggunya seperti yang sudah-sudah.

Sekar kembali memasang gaya dan beraksi di depan kamera. Beberapa mahkluk mulai menjauhinya.

"Sekar ... kau berpaling Sekar ... kau berkhianat!"

bersambung.

next?

Terpopuler

Comments

aidernia_Novelia

aidernia_Novelia

tuh sekar harus selalu happy jadi makhluk astral mental

2023-01-08

1

aidernia_Novelia

aidernia_Novelia

semakin happy dan tenang baunya juga makin ilang tooh 🧐

2023-01-08

1

🦈✰͜͡w⃠ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤᴀ✪⃟𝔄☀⍣⃝కꫝ🎸

🦈✰͜͡w⃠ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤᴀ✪⃟𝔄☀⍣⃝కꫝ🎸

Emang pengaruh y sm mereka kalau Sekar mainin kameranya.... bukannya makhluk astal biasanya mlh menampakkan diri & ikutan kalau ada yg eksis

2022-12-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!