SEBUAH KISAH

Sekar turun dari mobil yang mengantarnya. Kali ini Tuan mudanya Reynolds mengantarkannya.

"Mulai hari ini kau ikut dengan Tuan muda Reynolds, Sekar," ujar Rita memberitahu.

"Iya Nyonya," sahut gadis itu menurut saja.

Brenda sudah meminta pada ayah dan ibunya untuk ikut paman dan bibinya di negara Paman Sam. Tadinya mereka cukup terkejut, tapi Brenda bersikukuh ingin ikut dengan paman dan bibinya.

"Ya sudah, nanti biar Kak Reynolds yang mengurus kepindahanmu ya,' ujar Bastian sang ayah.

"Terus dia nggak ngampus gitu?" tanya Charlie.

"Aku ada mata kuliah sore Kak," jawab Brenda memutar mata malas.

"Sudah-sudah ... jangan berantem! Nanti adikmu sudah ke Amerika kamu bakal kecarian dia!' sahut Rita menengahi.

Charlie mengacak rambut adiknya hingga membuat Brenda menangis. Gadis itu memang semanja itu pada semuanya. Bastian sampai memarahi Charlie.

"Jangan ganggu adikmu!"

Sekar sebenarnya sedikit iri. Ia adalah anak tunggal, tak punya kakak yang menyayanginya dan menjaganya. Tak punya adik yang bisa ia manjakan.

"Sekar!" gadis itu terkejut.

Danar datang dengan sekuntum bunga liar di tangannya. Sekar menyipitkan matanya.

"Kau curi dari mana itu?" tanyanya meledek.

Danar tersenyum lebar sampai memperlihatkan deretan giginya yang putih bersih. Remaja itu menggosok tengkuknya.

"Ini kuambil dari pinggir jalan," kekehnya.

"Ck ... nggak modal!" ledek Sekar lalu berjalan menuju kelas.

Danar menyamai langkahnya. Remaja itu menyelipkan tangkai bunga itu ke rambut sang gadis, hingga membuat Sekar semakin cantik.

"Sekar ... kau cantik," puji sosok yang berjalan dengan dua tangan dan kakinya diseret.

Makhluk-makhluk itu tetap mendekati Sekar. Mereka tak bisa menjauh dari gadis itu. Bau Sekar yang membuat mereka sangat suka dan dekat dengannya.

"Sekar ... kami di sini,"

Sekar menoleh, kumpulan makhluk tak kasat mata berjejer dengan berbagai bentuk. Suasana mendadak dingin dan mencekam. Danar menggosok tengkuknya yang tiba-tiba meremang.

"Kok kek di kuburan sih?" ujarnya lirih.

"Kamu ngerasain nggak sayang?" lanjutnya bertanya pada Sekar.

"Nggak ... aku nggak ngerasain apa-apa!' sanggah Sekar tentu berbohong.

Begitu banyaknya makhluk itu hingga membuat mual gadis itu. Sekar benar-benar tak nyaman.

Semua berangsur membaik ketika murid-murid masuk kelas. Suasana pun berangsur normal. Guru IPS masuk, mereka harus belajar serius lagi.

Bel istirahat berbunyi, semua anak berhamburan keluar kelas. Danar juga mengajak kekasihnya ke kantin. Remaja itu kembali mentraktir pacarnya kali ini nasi uduk yang menjadi makan siang mereka.

"Jangan terlalu boros Danar ... besok aku akan bawa bekal," ujar Sekar menikmati makan siangnya.

"Baik lah," sahut remaja itu menurut.

Danar sesekali merapikan rambut kekasihnya. Perbuatannya itu membuat sorak sorai semua anak murid.

"Cie ... cie yang lagi pacaran!' goda salah satu teman sekolah.

"Siapa yang pacaran?" tanya Ella.

"Tuh Danar sama Sekar pacaran!" jawab salah satu anak murid.

Banyak anak perempuan yang iri pada Sekar. Danar termasuk cowo populer di sekolahnya. Banyak kakak kelas perempuan yang menyukai remaja itu dan banyak juga remaja pria yang tidak suka pada Danar.

"Apa bagusnya sih Sekar itu?" sungut salah satu siswi berbisik.

Beberapa mata menatap iri pada kemesraan yang ditunjukkan pada keduanya.

Bel istirahat pertama selesai, mereka sudah ada dalam kelas. Bu Meneria masuk dan langsung memberi kertas ujian.

"Ah ... Ibu!'' keluh semua murid.

Walau berat hati, mereka tetap mengerjakan soal itu sebisa mereka. Sekar dan Danar kali ini bersaing.

"Ya kumpulan!" titah Bu Meneria.

'Bentar lagi Bu!" teriak salah satu murid.

"Ayo cepetan!" seru guru killer itu.

Wanita bertubuh tinggi 145cm dengan berat 56kg mulai mengambil kertas-kertas ujian. Para murid pasrah, sedang Sekar dan Danar sudah selesai dari tadi hanya beberapa kali memeriksa jawaban mereka.

"Kalian berdua tidak saling contekkan?" tanya Bu Mener.

"Nggak Bu!" jawab Danar langsung.

'Iya aku percaya ... lagian soal kalian berbeda kok," sahut Bu Mener sambil terkekeh.

"Bagaimana keadaanmu Nak?" tanyanya perhatian pada Sekar.

"Saya baik-baik saja Bu," jawab Sekar tersenyum.

"Puji Tuhan! Jangan banyak stress ya, kamu bisa cerita sama ibu!" ujarnya menenangkan sang murid.

Sekar mengangguk setuju, walau ia tak yakin jika wanita itu bisa menolongnya. Bel istirahat kedua berbunyi kembali. Bu Mener memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.

"Lusa kalian kumpulkan ya!" ujar wanita itu.

Semua menyahuti dengan malas. Bu Mener hanya geleng-geleng saja melihat tingkah semua muridnya.

"Mau jajan lagi?" tawar Danar.

Sekar menolak, gadis itu sudah kenyang makan nasi uduk tadi. Ia memilih pergi ke taman bersama Danar. Keduanya bergandengan tangang dan duduk di bawah pohon rindang.

"Sekar ... selesai SMP kau akan sekolah di mana?" tanya Danar sambil memainkan genggamannya.

"Aku akan masuk sekolah kejuruan. Mungkin perawat atau bidan," jawab gadis itu.

"Nggak mau jadi dokter?" tanya Danar.

"Nggak, aku mau sekolah yang cepet biar hasilin uang. Terus bawa ibu bapakku pergi nggak usah kerja sama orang lagi!" jawab Sekar.

"Mimpi kamu bagus banget. Aku juga mau masuk sekolah kejuruan biar bisa kerja, terus upahnya bisa kukumpulin buat modal usaha sendiri," sahut remaja itu.

Keduanya saling menyeder satu dan lainnya. Kedua tangan mereka saling menggenggam.

"Danar cium bibirnya ...."

Sebuah bisikan menggugah hati remaja laki-laki itu.

"Danar ... nikmati bibirnya, pasti dia menerima dengan senang hati," bisikan itu terus menggoda Danar.

Sekar menegakkan tubuhnya. Danar terkejut bukan main.

"Sayang?"

"Sebentar lagi kita masuk!" sahut gadis itu.

Danar menurut, ia tetap menggenggam tangan kekasihnya erat. Sedang Sekar merasa jika ada sosok lain yang bersamanya ketika berduaan dengan Danar.

"Siapa dia?" tanyanya gelisah dalam hati.

Mereka kembali duduk bersama di kursi paling belakang deretan tengah. Walau tempat mereka yang ada di belakang tak membuat keduanya ketinggalan pelajaran.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!" seru anak-anak pada guru agama kali ini.

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh!"

Sasha langsung menulis Arab gundul di papan tulis, Danar mengernyit dengan tulisan itu.

"Coba siapa yang bisa melengkapi tulisan ini?" ujar Bu Sasha.

"Maaf Bu, itu tulisan apa?" tanya Danar.

Remaja itu maju ke depan. Hafalan Danar sangat baik, ia sering didaulat untuk mengikuti lomba hafidz tapi selalu ditolak olehnya. Danar membenarkan tulisan arab di papan tulis dan langsung memberi makrojh hurufnya secara sempurna.

"Ini ada di dalam surah Al Marij ayat 19-21 disebutkan bahwa manusia adalah makhluk dengan sifat berkeluh kesah dan kikir. Apabila manusia sedang dalam keadaan susah, maka ia akan sering berkeluh kesah. Namun jika mendapatkan kebahagiaan, maka ia akan menjadi kikir!" jelas Danar langsung mengartikan tulisan itu.

"Eehem ... kamu hebat ... boleh duduk!" ujar Bu Sasha malu.

Sementara itu, beberapa sosok mulai mendekati Sekar.

"Sekar ... kapan kau mengakhiri hubunganmu dengan Danar ... kami terganggu Sekar!"

Bersambung.

😱

next?

Terpopuler

Comments

Diana Puji Astuti

Diana Puji Astuti

jangan pake gambar dong Thor...serem Tau... apalagi klo lg baca sendirian.. mlm2 pula...

2023-12-12

1

Biah Kartika

Biah Kartika

lanjut

2023-10-24

1

aidernia_Novelia

aidernia_Novelia

next

2023-01-08

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!