MASIH SEKOLAH

Bel istirahat berakhir, semua murid masuk ke kelas masing-masing. Para guru juga masuk ke kelas untuk kembali mengajar selama dua jam ke depan.

Hari ini Sulton, guru sejarah masuk. Guru yang killer dan galak itu membuat semua murid diam dan tak banyak bicara.

"Jika kalian berisik, Bapak coret kehadirannya!" ancam pria itu dengan wajah galak.

"Andi!" panggilnya, pria itu mulai mengabsen satu persatu muridnya.

"Baik, sekarang buka halaman tiga!" titah pria itu.

Semua membuka halaman yang ditunjuk guru mereka. Ada beberapa bangku membaca berdua karena tidak semua anak memiliki buku paket sejarah.

"Kita belajar tentang Romusa.

Romusha disebut sebagai sistem kerja paksa yang merugikan masyarakat Indonesia, ketika masa penjajahan Jepang. Berikut penjelasan mengenai kerja romusha dan dampaknya bagi rakyat Indonesia. Romusha adalah sistem kerja paksa yang diterapkan Jepang kepada penduduk Indonesia saat masa penjajahan. (sumber. Google).

Suasana mendadak hening. Sebuah asap menggulung mereka. Menampakkan bagaimana kejamnya kerja paksa itu.

Pengerahan romusha bertujuan sebagai persiapan Perang Asia Timur Raya. Para romusha dipaksa untuk membangun gua-gua pertahanan Jepang di Mrangi, Pundong, dan Bantul pada tahun 1943-1945. Nggak cuma itu, Jepang mengerahkan romusha juga untuk memenuhi kebutuhan tentara Jepang. (Sumber google). Masa romusha 3,5 tahu atau setara dengan 900 hari. Tiap hari meninggal antara 10 – 15 orang, seingga dicapai angka 1.000 orang tewas dalam 900 hari.

Tidak seperti yang selama ini dibayangkan, Romusha sebenarnya juga mendapatkan gaji. Besaran gaji bervariasi dari jenis pekerjaan dan daerahnya. Untuk pekerja tambang belum berkeluarga mendapat upah antara 40-60 sen plus 400 gram beras. Untuk yang sudah berkeluarga berasnya sebanyak 750 gram. Sayangnya jumlah bayaran itu tidak seimbang dengan pekerjaan mereka.

Pelajaran masih berlangsung, para murid mulai menggeliat lelah. Guru mereka masih mengoceh di depan kelas menjelaskan pelajaran.

"Astaga ... kenapa bel pulang lama sekali!" gerutu salah satu murid kesal.

Salah satu temannya melihat benda yang melingkar di lengan kirinya.

"Eh ... baru jam sebelas?" tanyanya bingung.

"Kok bisa?" lanjutnya.

"Masa sih?" tanya teman sebangkunya.

Murid itu memperlihatkan jam di tangannya. Akhirnya, temannya itu hanya bisa pasrah. Memang waktunya belum pulang saja. Mereka kembali mendengarkan guru yang tengah menerangkan di depan kelas.

"Ada yang ditanyakan?" tanya Pak guru sambil menoleh ke arah anak-anak.

Semua seperti terdiam. Sekar merasakan hawa aneh mulai masuk ke kelas ini. Gadis itu mulai gelisah, ia berdoa tak peduli jika tubuhnya sakit semua.

"Allahumma bihaqqil Fatihah, Wasirril fatihah, Yaa Faarijal hamma, wa Yaa kasyifal ghomma, Yaa Man li ibaadihi yaghfiru wa yarham, Yaa dafi'al bala-i Yaa Allah, wa Yaa dafi'al bala-i Ya rohman, wa Yaa dafi'al bala-i Yaa Rohiim. artinya Ya Allah, dengan kebenaran Al-Fatihah dan rahasia Al-Fatihah, wahai sang pembedah kegelisahan, wahai Sang penyingkap kebingungan, wahai Dzat yang mengampuni dan mengasihi para hamba-Nya, wahai Sang penolak bala, Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih. wahai Sang penolak bala, Tuhan Yang Maha Penyayang!"

Shhhh! Angin tiba-tiba masuk dan membawa hawa menjadi sejuk. Bel berbunyi tanda pelajaran berakhir. Semua anak lega dan sedikit bersorak. Sebagian berdiri sambil menepuk bokong mereka yang kebas.

Guru keluar dalam keadaan linglung. Ahmad yang baru keluar juga dari kelas lain sangat heran dengan rekan seprofesinya itu.

"Pak Sulton?" panggilnya.

Pria yang dipanggil tergagap. "Eh ... pak?"

"Bapak tidak apa-apa?" tanya Ahmad.

"Saya tidak apa-apa," jawab Sulton lalu beranjak ke ruang guru.

Ahmad melihat kelas itu. Kakinya ingin sekali menyambanginya, namun beberapa anak keluar dengan keadaan lega membuatnya urung. Pria itu memutuskan menuju ruang guru.

Sedang di dalam kelas. Sekar menahan sakit luar biasa. Gadis itu tidak tau harus apa. Danar mengelus bahunya.

"Sekar," panggilnya lembut.

"Hhhh!" helaan nafas besar keluar dari mulut gadis itu.

'Kau berkhianat Sekar!" teriak para makhluk astral.

"Kau pengkhianat!" suara besar mengukung pendengaran Sekar.

"Aaaahh!" teriak Sekar.

Danar panik, remaja itu langsung memeluk teman sebangkunya. Sekar berontak, Danar sampai hampir terjengkang.

"Sekar!" pekik Danar.

Sekar berdiri, tubuh gadis itu seperti melayang. Danar berteriak sekuat tenaga. Tapi tak ada satu suara keluar dari mulutnya.

"Sekar!" hanya gerakan mulutnya saja yang terbaca beserta urat-urat leher yang menegang tanda ia mengeluarkan semua suaranya.

"Danar ... pergi lah!" pinta gadis itu. "Selamatkan dirimu.''

Danar menggeleng, remaja itu berdiri dan hendak memeluk Sekar yang melayang. Sayang, tubuhnya seperti ada yang mendorong hingga kembali terjatuh.

"Pergi Danar ... aku mohon ... pergi lah!" pinta Sekar.

"Danar, Sekar!' Ahmad masuk.

Suasana panas dan mencekam mendadak sirna. Tubuh Sekar yang melayang jatuh, Danar menangkap tubuhnya agar tak terhempas begitu saja ke lantai.

Brug! Tubuh keduanya terjatuh. Ahmad langsung mendatangi dua muridnya itu.

"Sekar, Danar!"

"Pak, Sekar pingsan!" ujar Danar.

Ahmad langsung menggendong muridnya itu dan membawanya ke UKS. Beberapa guru dan petugas kesehatan menangani Sekar yang pingsan.

Lima menit, gadis itu sudah sadar. Ia menangis dipelukan seorang guru perempuan.

"Kamu kenapa pingsan Nak?" tanya Bu guru.

"Saya tadi nggak sarapan Bu," aku Sekar bohong tentunya.

Baik Danar dan Ahmad tak mengatakan apapun. Dua orang beda usia itu memilih diam karena yakin jika mereka mengatakan yang sebenarnya pun tak ada yang percaya.

Sekar pun pulang diantar oleh Ahmad. Pria itu bersikeras, walau Sekar menolaknya berkali-kali.

"Saya tidak mau terjadi apa-apa dengan Bapak," ujar Sekar.

"Saya tidak akan apa-apa Nak, percayalah!' ujar pria itu.

Tono keluar karena melihat putrinya diantar oleh lelaki asing. Ahmad memperkenalkan diri sebagai guru agama di sekolah di mana Sekar menimba ilmu.

"Tadi Sekar sempat pingsan di sekolah Pak," lapor Ahmad.

"Nak," Tono begitu khawatir.

"Sekar udah nggak apa-apa, Yah," ujar gadis itu.

Sekar masuk, ibunya langsung memeluk anak gadisnya ketika Tono menceritakan apa yang terjadi.

"Nak, makanlah yang banyak Nak. Ibu akan masak makanan kesukaanmu," pinta sang ibu sedih. "Kau memang terlalu kurus."

"Iya Bu," sahut Sekar.

Di kamarnya Sekar diminta istirahat oleh ayahnya. Sang ibu juga melarang untuk ikut membantu.

"Apa perlu dibawa ke dokter Tinah?" tanya Rita khawatir.

"Tidak perlu Nyonya. Anak saya memang susah makan," ujar Tinah.

"Baiklah, jika ada apa-apa kau beritahu saja langsung ya, jangan sungkan!" ujar wanita kaya yang baik hati itu.

"Iya Nyonya ... terima kasih," ujar Tinah.

Sedang di kamarnya, Sekar begitu nyenyak tidur. Gadis itu seperti kelelahan. Banyak makhluk astral menatapnya.

"Sekar .... kenapa kau hilangkan baumu?"

bersambung.

Next?

Terpopuler

Comments

Biah Kartika

Biah Kartika

sepertinya danar juga mengerti soal begitu seperti Pak Ahmad

2023-10-24

1

🦈✰͜͡w⃠ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤᴀ✪⃟𝔄☀⍣⃝కꫝ🎸

🦈✰͜͡w⃠ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤᴀ✪⃟𝔄☀⍣⃝కꫝ🎸

Emang bisa gitu y baunya sekar tiba" hilang

2022-12-01

2

Nurlina

Nurlina

jadikan sekar wanita kuat thor dan mahluk2 astral tsb jgn nyusahin sekar dong thor kasian buat bersahabat dg baik ya thor

2022-11-02

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!