Tumpangan

"Aku gak berani bermimpi apalagi tinggi-tinggi, takut jatuh!" Sukma berucap pada kedua temannya itu.

"Tidak apa! siapa tahu aja Allah mendengar dan mengabulkan," timpal Lilis, wanita yang lebih tua dari Sukma dan Mimy.

Sukma terdiam dan dalam hati mengaminkan itu, walaupun tidak berani berpikir neko-neko, bisa menghidupi dan menyekolahkan adik-adik nya saja sudah sesuatu yang membahagiakan untuknya. Lebih-lebih kalau dia sendiri bisa melanjutkan kuliahnya.

Pasti sesuatu yang sangat istimewa. Bila dapat melanjutkan pendidikannya dan menggapai cita-cita untuk menjadi seorang perawat.

"Nah-nah, nah ... melamun?" tegur Mimy mengibaskan tangan di depan wajahnya Sukma.

Sukma menggercapkan matanya dan lantas tersenyum simpul.

Ketika jam makan siang. Sukma terbengong-bengong, karena ada yang mengantar paket makanan atas nama dirinya.

Tentunya Sukma tidak mengakui itu, sebab tidak pernah memesan dan lewat apa juga pesannya? toh gak pegang ponsel juga. Ataupun pake ponsel orang.

"Saya gak merasa pesan, Mas. Dan saya gak bisa bayar juga." wajah Sukma pucat takut disuruh bayar. Menatap beberapa paket makan siang itu yang si Mas tenteng.

"Ini sudah di bayar, Mbak. Mbak tinggal terima saja." Kata si mas pengantar gofood tersebut.

Jelas, Sukma semakin terheran-heran, siapa yang mengirimnya?

"Sudah, makan saja! nggak usah bingung-bingung napa?" Mimy langsung menerima paket tersebut.

"Tapi Mimy, gue harus tahu dulu siapa yang kirim itu? ada 4 paket gitu. Kali aja kan salah kirim." Protes Sukma. "Gimana kalau sudah di makan lalu di tagih? orang bukan hak kita!"

"Hadeuh ... Susahnya, menerima kebaikan orang!" Lilis menggeleng.

"Ya tinggal bayar aja, kalau memang sudah di makan. Mau makan gak nih?" Mimy membuka dan tanpa pikir panjang melahapnya dengan nikmat.

"Kita patungan saja lah kalau harus bayar, iya kan My?" Lilis bertanya pada Mimy yang langsung mengangguk.

Sukma masih saja bengong. Melihat paket tersebut. Sementara si Mas yang antar, sudah pergi entah kemana?

Lilis pun ikut makan, tergoda dengan lahapnya cara makan Mimy. "Hem ... paket ayam geprek ini sangat enak ... mmmm."

"Bener! apalagi gratis begini, yammy ... yammy ... nikmatnya ... gak ketulungan, ya Tuhan ... semoga saja kita dapat paket seperti ini setiap hari?" Mimy menyempatkan untuk mendongak dan mengusap wajahnya itu.

"Aamiin ..." timpal Lilis dengan mulut yang penuh.

Karena merasa diracuni dengan ekspresinya Mimy dan Mbak Lilis, mereka berdua sangat menikmati makan siangnya. Sukma pun mengambil bagiannya. Kemudian melahapnya juga sangat nikmat.

"Enak kan? apalagi gratis begini? mmmm ... nyammy ..." Mimy menunjukan ekspresi yang sangat nikmat.

Sukma mengangguk. Dalam hati sangat bersyukur dengan nikmat yang dia dapatkan hari ini.

Ketika mau pulang kerja, Mimy dan Sukma berjalan kaki sambil menunggu angkutan umum yang selalu penuh.

Sukma menjinjing paket yang sisa makan siang, kebetulan tersisa satu, dan Mimy juga Lilis menyarankan untuk dibawa pulang saja buat adik-adiknya di rumah.

Tit ....

Tit ....

Suara klakson mobil dari belakang. Membuat Sukma dan Mimy menoleh dan semakin ke pinggir, jalan nya.

"Siapa sih? orang kita sudah di pinggir nih jalannya," gerutu Mimy sambil menoleh ke arah mobil tersebut.

Sukma tidak menjawab sepatah kata pun, dia hanya berdiri tegak dan lebih ke pinggir sementara mobil tersebut berhenti dekat mereka berdua.

Si supir menurunkan kaca jendelanya, sehingga menunjukkan siapa dirinya.

"Sukma? settt ... Sukma?" panggil Mimy pelan pada Sukma yang berdiri berapa langkah dari dirinya.

Sukma menoleh. "Ada apa?"

"Itu, dia pemegang saham yang terbesar di rumah sakit kita bekerja lho," suaranya Mimy pelan.

Sukma mengerutkan keningnya merasa heran. "Terus kenapa emangnya?" Sukma malah bertanya.

"Iih ... kamu ini, dia ngapain coba berhenti didepan kita?" bisik Mimy kembali.

"Ya ... mana ku tahu! oh iya, dia kan yang tadi dompetnya jatuh. Dan sudah gue kembalikan." Balas Sukma tanpa menoleh pada Mimy.

"Oh ya, yang dompetnya jatuh dan kamu kembalikan itu?" tanya Mimy.

Sukma mengangguk. "Benar."

Pandangan pria itu begitu intens pada kedua gadis yang berdiri di pinggir jalan tersebut.

"Kalian mau pulang?" tanya pria itu.

"Iya Pak eh Tuan," jawab Mimy, sementara Sukma hanya terdiam dan menunduk.

"Emang pulangnya ke mana?" tanya pria itu kembali, yang tiada lain dia adalah Alfandi pemegang saham terbesar di rumah sakit tempatnya Sukma dan Mimy bekerja.

"Dibilang dekat sih nggak, tapi dibilang jauh juga enggak. He he he ..." jawab Mimy sambil tersenyum.

"Jadi kalian berdua sedang menunggu angkutan umum," tanya kembali pria tersebut dengan Ramah.

"Iya begitulah, Tuan. Seperti itu, kami berdua sedang menunggu angkot yang kebetulan selalu penuh." Jawab Mimy apa adanya.

"Oh, ya sudah, masuk saja? nanti saya antar kan, kalian berdua pulang dengan selamat." Kata Alfandi.

Mimy melihat ke arah Sukma yang sedikit menggeleng. "Nggak enak. Orang kita nggak kenal juga," kata Sukma pelan.

"Tapi, kan. Lumayan, lumayan lho jadi irit ongkos, mana mobilnya bagus lagi." Mimy antusias sembari berekspresi senang.

"Tapi, kan kita nggak kenal. Walaupun tahu dia pemegang saham di rumah sakit tempat kita bekerja, apalagi seperti itu? nggak enaklah, berarti dia Bos kita." Sukma terus menggelengkan kepalanya.

"Ah kamu mah, dikasih gratisan nggak mau, sok," ucap Mimy sambil merangkul bahu Sukma, takut kata-kata nya menyakiti gadis tersebut.

"Ayo, masuk? saya nggak akan menculik kalian kok, kalaupun saya macam-macam pada kalian, silakan laporkan ke pihak yang berwajib atau ke rumah sakit juga boleh," kata Alfandi sambil mesem-mesem.

"Bu-bukan begitu, Tuan. Cuman kami merasa nggak enak saja, masa sih kami satu mobil dengan ... dengan Bos." Jawab Mimy.

"Nggak pa-pa saya ikhlas kok, udah cepetan naik. Nanti kemalaman, oh iya. Emangnya kalian satu arah pulangnya gitu?" tanya Alfandi. "Maksud saya ... yang satu di mana? dan yang satu di mana? dan saya harus mengantar ke mana?" Alfandi menatap lekat pada keduanya.

"Jalan pulang kami ... satu arah kok. Dan kita pun berdekatan tempat tinggalnya." Jawab Mimy.

"Kalau gitu ... lebih gampang, ya sudah masuk?" Alfandi menunjuk ke arah pintu.

"Ama, ayo?" Mimy menarik lengan Sukma agar ikut dengannya dan memasuki mobil tersebut yang berwarna hitam mengkilat.

Namun sebelum menarik handle pintu, Mimy seraya berkata. "Benar kan, Tuan. Nggak apa-apa kami ikut numpang?"

"Ha ha ha ... ya nggak apa-apa, saya yang ngajak kalian, saya yang bersedia untuk mengantarkan kalian." Jawabnya Alfandi kembali.

"Kalau begitu makasih sebelumnya ya. Tuan? menunggu angkutan umum tuh pada penuh semua, jadinya kami menunggu lagi sampai saat ini," akhirnya Mimy dan Sukma memasuki mobil tersebut.

"Ya sudah, sekarang saya yang siap mengantar kalian semua," ucap Alfandi dan bersiap melajukan mobilnya kembali. Setelah kedua gadis itu duduk dengan tenang di belakang.

"Kamu bawa apa itu?" Aldian sambil melihat ke arah Sukma dari kaca spion, gadis itu membawa paket makanan.

"Oh ini, makanan buat adik saya," jawab Sukma tanpa menoleh pada Alfandi ....

.

...Bersambung!...

Terpopuler

Comments

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Akhirnya Sukma dan Alfandi bertemu kembali untuk yang kedua kalinya.
Apa mungkin yang kirim paket makanan itu Alfandi ya..... sebagai bentuk rasa terima kasihnya pada Sukma.

2022-10-25

1

Kurniaty

Kurniaty

Yang benar yang mana thoor nama peran utama pria kok ganti ganti.
Alfian,Alfandi & Alfian,seingatnya dari awal kan Alfandi ya thoor.
Sukses thoor & lanjut.

2022-10-25

1

lihat semua
Episodes
1 Di sita
2 Menumpang
3 Dapat kerjaan
4 Masih lapar
5 Bingung
6 Seorang arsitek
7 Membuat ulah
8 Butuh perhatian
9 Tidak mengambil
10 Bela terus
11 Kontrakan
12 Malam terakhir
13 Pamit
14 Tidak numpang
15 Tumpangan
16 Berwibawa
17 Paket makanan
18 Bermain di Mall
19 Tidak berarti
20 Ngarep
21 Mau sekolah
22 Belanja
23 Makan enak
24 Mencuri hatiku
25 Jangan mimpi
26 Abang ganteng
27 Pergulatan
28 Mau kabur
29 Hilang
30 Bertemu
31 Bicara begitu
32 Di pecat
33 Bukan patung
34 Kurang sehat
35 Demam
36 Meyakinkan
37 Berbunga-bunga
38 Mau pindah
39 Menyenagkan
40 Bikin klepek-klepek
41 Mau menikah
42 Pangeran
43 Si manja
44 Rias pengantin
45 Ijab kabul
46 Di gangguin
47 Pengalaman
48 Menyenangkan
49 Boleh kah
50 Memanjakan
51 Membayar mahal
52 Pengantin baru
53 Mencari bukti
54 Selingkuh
55 Realita
56 Malas pulang
57 Balas dendam
58 Daftar
59 Perhatian
60 Eskrim
61 Sebaik mungkin
62 Mengontrak
63 Obrolan penting
64 Kejanggalan
65 Service yang cukup
66 Sempatkanlah
67 Fotografer
68 Merindu
69 Terima kasih
70 Cemburu
71 Kangen Mommy
72 Terkaget-kaget
73 Masa lalu
74 Belum siap
75 Merindu
76 Eksetis
77 Ikan di ajak ngomong
78 Kedua ABG
79 Main air
80 Pura-pura baik
81 Bidadari ku
82 Boleh ya
83 Merindukan mu
84 Ada mama
85 Tak curiga
86 Kebenaran
87 Semoga suka
88 Keterpurukan
89 Menenangkan
90 Kangen nih
91 Doa kan saja
92 Sebuah skandal
93 Mobil-mobilan
94 Kiriman mobil
95 Dengan kepala sendiri
96 Menyenangkan
97 Berjanjilah
98 Bayaran satu malam
99 Tidak pulang
100 Papa jahat
101 Siapa dirimu
102 Ke tempat bibi
103 Pamer
104 Kesukaan
105 Doa'kan aku
106 Mengurus
107 Kegirangan
108 Panggilan sayang.
109 Prank
110 Anak manja
111 Merancang
112 Setenang mungkin
113 Rahasia
114 Dahaga
115 Berduaan
116 Ku lepaskan
117 Kesalahannya
118 Berlibur
119 Sepasang angsa
120 Gagal terus
121 Aku mencintai mu
122 Demam
123 Serangga yang jahat
124 Tentang mama
125 Bersumpah
126 Ingin bertemu
127 Pesta ikan
128 Temu mertua
129 Serangganya lucu
130 Tambah bangun
131 Mantan kekasih
132 Madu
133 Maksud mu
134 Penuh dendam
135 Baby Junior
136 Jangan genit
137 Kabur
138 Mengembang
139 Di manja
140 Naik taksi
141 Selamat
142 Pusing
143 Bodyguard
144 Dari terigu
145 Happy
146 Kecil-kecil jadi om
147 Doakan saja
148 Boleh kangen
149 Tertunda
150 Berziarah
151 Ketuk palu
152 Papa nackal
153 Tidak mau
154 Pingsan
155 Tidak terima
156 Terbaring lemah
157 Menduga-duga
158 Fitting
159 Resepsi
160 Persalinan yang lancar
161 Promosi karya
162 Season 2
163 Season 2
164 Season 2
165 Season 2
166 Season 2
167 Season 2
168 Season 2
169 Season 2
170 Season 2
171 Season 2
172 Season 2
173 Season 2
174 Season 2
175 Season 2
176 Season 2
177 Season 2
178 Season 2
179 Season 2
180 Season 2
181 Season 2
182 Season 2
183 Season 2
184 Season 2
185 Season 2
186 Season 2
187 Season 2
188 Season 2
189 Season 2
190 Season 2
191 Season 2
192 Season 2
193 Season 2
194 Season 2
195 season 2
196 Season 2
197 Season 2
198 Season 2
199 Season 2
200 Season 2
201 Season 2
202 Season 2
203 Season 2
204 Season 2
205 Season 2
206 Season 2
207 Season 2
208 Season 2
209 Season 2
210 Season 2
211 Season 2
212 Season 2
Episodes

Updated 212 Episodes

1
Di sita
2
Menumpang
3
Dapat kerjaan
4
Masih lapar
5
Bingung
6
Seorang arsitek
7
Membuat ulah
8
Butuh perhatian
9
Tidak mengambil
10
Bela terus
11
Kontrakan
12
Malam terakhir
13
Pamit
14
Tidak numpang
15
Tumpangan
16
Berwibawa
17
Paket makanan
18
Bermain di Mall
19
Tidak berarti
20
Ngarep
21
Mau sekolah
22
Belanja
23
Makan enak
24
Mencuri hatiku
25
Jangan mimpi
26
Abang ganteng
27
Pergulatan
28
Mau kabur
29
Hilang
30
Bertemu
31
Bicara begitu
32
Di pecat
33
Bukan patung
34
Kurang sehat
35
Demam
36
Meyakinkan
37
Berbunga-bunga
38
Mau pindah
39
Menyenagkan
40
Bikin klepek-klepek
41
Mau menikah
42
Pangeran
43
Si manja
44
Rias pengantin
45
Ijab kabul
46
Di gangguin
47
Pengalaman
48
Menyenangkan
49
Boleh kah
50
Memanjakan
51
Membayar mahal
52
Pengantin baru
53
Mencari bukti
54
Selingkuh
55
Realita
56
Malas pulang
57
Balas dendam
58
Daftar
59
Perhatian
60
Eskrim
61
Sebaik mungkin
62
Mengontrak
63
Obrolan penting
64
Kejanggalan
65
Service yang cukup
66
Sempatkanlah
67
Fotografer
68
Merindu
69
Terima kasih
70
Cemburu
71
Kangen Mommy
72
Terkaget-kaget
73
Masa lalu
74
Belum siap
75
Merindu
76
Eksetis
77
Ikan di ajak ngomong
78
Kedua ABG
79
Main air
80
Pura-pura baik
81
Bidadari ku
82
Boleh ya
83
Merindukan mu
84
Ada mama
85
Tak curiga
86
Kebenaran
87
Semoga suka
88
Keterpurukan
89
Menenangkan
90
Kangen nih
91
Doa kan saja
92
Sebuah skandal
93
Mobil-mobilan
94
Kiriman mobil
95
Dengan kepala sendiri
96
Menyenangkan
97
Berjanjilah
98
Bayaran satu malam
99
Tidak pulang
100
Papa jahat
101
Siapa dirimu
102
Ke tempat bibi
103
Pamer
104
Kesukaan
105
Doa'kan aku
106
Mengurus
107
Kegirangan
108
Panggilan sayang.
109
Prank
110
Anak manja
111
Merancang
112
Setenang mungkin
113
Rahasia
114
Dahaga
115
Berduaan
116
Ku lepaskan
117
Kesalahannya
118
Berlibur
119
Sepasang angsa
120
Gagal terus
121
Aku mencintai mu
122
Demam
123
Serangga yang jahat
124
Tentang mama
125
Bersumpah
126
Ingin bertemu
127
Pesta ikan
128
Temu mertua
129
Serangganya lucu
130
Tambah bangun
131
Mantan kekasih
132
Madu
133
Maksud mu
134
Penuh dendam
135
Baby Junior
136
Jangan genit
137
Kabur
138
Mengembang
139
Di manja
140
Naik taksi
141
Selamat
142
Pusing
143
Bodyguard
144
Dari terigu
145
Happy
146
Kecil-kecil jadi om
147
Doakan saja
148
Boleh kangen
149
Tertunda
150
Berziarah
151
Ketuk palu
152
Papa nackal
153
Tidak mau
154
Pingsan
155
Tidak terima
156
Terbaring lemah
157
Menduga-duga
158
Fitting
159
Resepsi
160
Persalinan yang lancar
161
Promosi karya
162
Season 2
163
Season 2
164
Season 2
165
Season 2
166
Season 2
167
Season 2
168
Season 2
169
Season 2
170
Season 2
171
Season 2
172
Season 2
173
Season 2
174
Season 2
175
Season 2
176
Season 2
177
Season 2
178
Season 2
179
Season 2
180
Season 2
181
Season 2
182
Season 2
183
Season 2
184
Season 2
185
Season 2
186
Season 2
187
Season 2
188
Season 2
189
Season 2
190
Season 2
191
Season 2
192
Season 2
193
Season 2
194
Season 2
195
season 2
196
Season 2
197
Season 2
198
Season 2
199
Season 2
200
Season 2
201
Season 2
202
Season 2
203
Season 2
204
Season 2
205
Season 2
206
Season 2
207
Season 2
208
Season 2
209
Season 2
210
Season 2
211
Season 2
212
Season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!