Bab 14 Memulai dari Asisten

Setelah 3 hari dipenuhi dengan pelajaran teori, dinhari keempat, Arjuna mulai ikut masuk di kelas Pak Wahyu. Berhubung tugasnya nanti langsung mengajar di kelas 12, Arjuna difokuskan masuk kelas 11 sebagai kesempatan untuk mengenali calon murid-murid kelas 12.

Jam pelajaran pertama adalah jadwal kelas XI IPS-1. Baru saja badannya berdiri di pintu, matanya langsung melihat sosok Cilla duduk di bangkunya.

“Sial, kenapa kelas pertama justru ketemu dengan mahluk aneh ini,” batin Arjuna.

Para siswi langsung heboh saat melihat Arjuna ikut masuk dengan Pak Wahyu, membuat para siswa mencibir kesal.

“Dasar pada keganjenan,” cebik Tio, siswa yang selama ini cukup diincar oleh ciwi-ciwi SMA Guna Bangsa.

“Iya, kayak kekurangan cowok cakep aja,” timpal Aron dengan wajah kesalnya.

Pak Wahyu bersikap biasa saja dan memberi isyarat pada Arjuna untuk duduk di kursi murid paling belakang. Tapi lagi-lagi Arjuna mengumpat dalam hati, dari sekian banyak bangku, kenapa yang kosong justru di sebelah Cilla.

Siswi yang lainnya memandang iri pada Cilla yang bisa duduk bareng dengan guru idola baru mereka. Tapi yang ketimpa rejeki di pagi hari juastru terlihat cuek.

“Permisi,” Arjuna berbasa basi sebelum duduk di sebelah Cilla.

Gadis yang berstatus Teman Makan di handphonenya hanya menoleh sekilas lalu kembali fokus ke papan tulis. Cilla bersikap cuek seakan tidak pernah berbincang dengan Arjuna.

“Sepertinya kita berjodoh, Teman Makan” Cilla menyodorkan selembar kertas secara perlahan ke meja Arjuna.

Merasa ada sesuatu menyentuh sikunya yang ada si atas meja, pria itu melirik dan menggeser sedikit kertas yang tertindih lengannya lalu membaca tulisannya.

Arjuna menoleh dan langsung tersentak kaget saat mendapati wajah Cilla lumayan dekat dengan seringai jahat di bibirnya.

Suara bangku terdorong itu menarik perhatian seisi kelas yang tenang karena sedang fokus menyalin soal yang sedang ditulis Pak Wahyu.

Seperti sedang diadili, semua mata termasuk Cilla memandang Arjuna yang langsung salah tingkah.

Diliriknya Cilla yang sudah merubah ekspresinya dengan wajah polos yang ikut pura-pura bingung seperti teman-temannya.

“Ngantuk, Pak ?” Celetuk Cilla dengan suara yang cukup keras dan pasti terdengar semua penghuni kelas XI IPS-2.

“Siapa bilang ?” Spontan Arjuna menjawab sambil melotot ke arah Cilla.

“Tadi saya lihat Bapak sempat merem melek menahan ngantuk,” sahut Cilla lagi.

Spontan sebagian isi kelas tertawa. Mereka semakin yakin akan ucapan Cilla, saat melihat Arjuna justru salah tingkah dengan wajah memerah.

Pak Wahyu geleng-geleng kepala sambil menahan senyuman. Beliau tahu kalau Arjuna kena dikerjainoleh Cilla, murid yang terkenal pemberani sekaligus iseng.

Akhirnya kelas bisa tenang kembali setelah Pak Wahyu meminta semua murid kembali menulis soal.

Arjuna menatap Cilla dengan wajah kesal sementara gadis itu menyalin soal sambil senyum-senyum penuh kemenangan.

Dua jam pelajaran akhirnya selesai juga. Gerakan tangan Cilla secepat kilat memasukan sepotong kertas yang terlipat rapi ke dalam saku kemeja Arjuna.

Baru saja Arjuna mau protes, tangan Cilla memberi isyarat supaya Arjuna berkomunikasi lewat handphone saja.

Arjuna melengos kesal. Bisa-bisanya muridnya ini mengatur tindakan Arjuna.

Kelas berikutnya adalah XI IPA-1. Kelas yang oenuh dengan bintang-bintang SMA Guna Bangsa. Dan kembali Arjuna diuji kekuatan mentalnya saat bertemu dengan Sherly, Ita dan Susan.

Arjuna menarik nafas panjang dan berdoa supaya jangan duduk dengan murid perempuan lagi. Berbeda saat duduk dengan Cilla, meskipun anak itu sering menjatuhkan mentalnya, Arjuna merasa biasa-biasa saja. Mungkin karena sudah dua kali duduk dan makan bersama.

Sama seperti kelas sebelumnya, para siswi langsung heboh. Apalagi saat Pak Wahyu kembali meminta Arjuna duduk berbaur dengan murid-murid. Kelas ini lebih agresif. Mereka tidsk segan-segan mengusir teman sebangkunya demi mendapatkan kesempatan duduk dengan Arjuna.

Pengalaman memgajarkan Arjuna untuk berpikir dan memutuskan dengan cepat. ia menarik kursi kosong hingga menempel tembok bagian belakang. Diletakannya kursi di lorong antara 2 barisan meja. Aman, tidak perlu memilih harus duduk dengan siswi yang mana.

Pak Wahyu tersenyum tipis dari depan. Penggantinya ini memang berotak cerdas dan berpikir cepat untuk mendapatkan solusi terhadap masalah yang dihadapinya. Semoga dengan kecerdasannya itu, Arjuna bisa menjadi guru yang baik juga.

“Gimana Bro pengalaman masuk kelas ?” Dono menepuk bahu sahabatnya.

Saat ini mereka sedang duduk di meja masing-masing karena jam istirahat kedua sedang berlangsung.

Hari ini keduanya memilih makan siang di dalam ruang guru daripada menjadi biang huru hara di kantin.

“Aman terkendali,” Arjuna tersenyum sambil menyatukan ujung telunjuk dan ibu jarinya.

“Ada laporan kalau kebagian duduk sama pewaris sekolah nih,” ledek Dono.

“Pak Wahyu ?” Arjuna menatap Dono dengan mata menyipit.

“Bukan,” Dono tertawa. “Heboh tadi di kelasnya Cilla. Gue masuk pas jam pelajaran keempat.”

“Hadeuuhh tuh anak ternyata sok jaim tapi demen pamer,” cibir Arjuna. Tangannya mulai menyendok nasi rames pesanannya.

“Bukan Cilla, Bro. Dia selalu biasa aja malah terkesan galak sama cowok. Dua temannya langsung heboh, kayak wartawan aja.”

“Galak sama cowok ?” Arjuna kembali mengerutkan dahinya.

Sepertinya omongan Dono patut diragukan kebenarannya. Meskipun tidak bergaya layaknya perempuan kecentilan yang malu-malu mencari perhatian pria di depannya, Cilla tidak bersikap galak pada Arjuna.

“Iya Bro.” Dono mengangguk dan menelan habis makanan di mulutnya. “Tuh si Ketos pantang menyerah PDKT sama Cilla, malah denger ceritanya dari masih unyu-unyu. Tapi yang ada Cilla sering nge-judesin Jovan.”

“Biasanya cewek galak begitu pernah patah hati yang sangat menyakitkan, Bro,” ujar Arjuna.

“Beeuuhh yang pengalaman,” cibir Dono.

“Eh, gue pacaran baru sekali aja sama Luna ya. Dulu sukanya sama Luna juga pas SMA tapi ditolak. Untung nembak kedua kali langsung diterima.”

Wajah Arjuna terlihat berbinar mengingat pengalaman keduanya meminta Luna jadi kekasihnya. Bagaikan membeli selembar undian, Arjuna tidak tahu akan ditolak atau diterima.

Waktu SMA, Luna sudah sekali menolaknya dengan alasan kalau Arjuna bukan seleranya.

“Terus sekarang apa kabarnya tuh si Luna ?”

Wajah yang tadi berbinar mendadak berubah sayu. Arjuna jadi teringat telepon dari kekasihnya itu beberapa hari yang lalu.

Tanpa basa basi menanyakan kabar Arjuna yang sudah lama tidak bertemu, Luna malah marah-marah karena merasa dirinya dipermalukan saat berbelanja di mal. Kartu kredit pemberian Arjuna ditolak. Akhirnya Luna harus keluar toko dan membatalkan belanjaannya dengan perasaan malu bukan main.

“Jun,” Dono mengibaskan tangan di depan wajah Arjuna yang melamun. “Cepat habisin makanan elo, sebentar lagi jam istirahat berakhir.”

Arjuna mengangguk lesu dan kehilangan nafsu makannya, tapi perlahan dihabiskannya juga. Repot kalau perut lapar, bisa otak mudah emosi.

Saat sedang merapikan bekas makannya. Arjuna teringat akan kertas yang tadi diselipkan Cilla di saku kemejanya.

Arjuna cepat-cepat membuang kertas pembungkus makanan dan meletakan peralatan makan bekas pakainya di meja yang sudah disiapkan.

Sambil meneguk minuman. Arjuna mengeluarkan kertas itu dan membuka lipatannya.

Saya mendoakan Bapak diterima jadi guru supaya menjadi lawan saya yang seimbang. Jangan jadi guru cupu, apalagi cowok cupu…. Hahahahaha

Di luar sekolah kita tetap Teman Makan, kapan Bapak perlu teman untuk makan bareng, wa saya aja, tapi jangan dadakan soalnya saya juga orang sibuk.

Jadi jangan lupa Pak Arjuna Hartono yang terhormat, di sekolah anda adalah lawan saya, di luar sekolah kamu teman saya !!!!

What ? Arjuna membelalakan matanya membaca tulisan Cilla. Sejak kapan ia menerima tantangan Cilla menjadi lawan debatnya.

Lagipula apa iya, Arjuna diterima mengajar di SMA

Guna Bangsa karena doa mujarab-nya Cilla ?

Atau jangan-jangan gadis itu memaksa orangtuanya untuk menerima Arjuna sebagai guru untuk mengolok-oloknya di sekolah sebagai lawan anak itu ?

Arjuna geleng-geleng kepala. Pusing. Semoga bukan karena kedua alasan itu. Arjuna diterima sebagai calon guru pengganti hanya dalam waktu 1 minggu !

Terpopuler

Comments

⋆.˚mytha🦋

⋆.˚mytha🦋

juna otaknya kudu di rukiyah biar sadar klu luna cuma manfaatin doank🙄

2023-07-14

2

AsriMaria

AsriMaria

Hahaha...keren Cila...mantp...klo dliar skolah teman klo disekolah lawan...keder deh si arjuna 😂😂😂

2023-02-28

1

Ayuna

Ayuna

Luna kena mental😁

2023-02-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perjodohan
2 Bab 2 Melarikan Diri
3 Bab 3 Konsekuensi Bukan Hukuman
4 Bab 4 TENTANG SEMALAM
5 Bab 5 Awal Perjuangan
6 Bab 6 Dari Titik Nol
7 Bab 7 Jadi Anak Kost
8 Bab 8 Mahluk Aneh
9 Bab 9 Wawancara
10 Bab 10 Suporter Loyal
11 Bab 11 Persiapan Calon Guru
12 Bab 12 Guru Baru
13 Bab 13 Antara Martabak dan Sate
14 Bab 14 Memulai dari Asisten
15 Bab 15 Bukan Anak Nakal
16 Bab 16 Kenaikan Kelas
17 Bab 17 Mulai Baper
18 Bab 18 Bukan Karyawisata
19 Bab 19 Indahnya Indonesia dan Kamu
20 Bab 20 Pernikahan Dono
21 Bab 21 Pembicaraan Tanpa Debat
22 Bab 22 Pria Nethink
23 Bab 23 Teman Baru
24 Bab 24 Ajakan Liburan Bersama
25 Bab 25 Ke Gunungpati
26 Bab 26 Mabuk Duren ?
27 Bab 27 Teman Curhat
28 Bab 28 Masih Teman Curhat
29 Bab 29 Liburan di Semarang 1
30 Bab 30 Liburan di Semarang (2)
31 Bab 31 Liburan di Semarang (3)
32 Bab 32 Sebelum Pulang
33 Bab 33 Kejutan Manis
34 Bab 34 Tahun Ajaran Baru
35 Bab 35 Anak Bebek Bukan Anak Burung
36 Bab 36 Buka Mata Tutup Hati
37 Bab 37 Insiden di Kantin
38 Bab 38 Semua Karena Jovan
39 Bab 39 Ada Namaku Disebut
40 Bab 40 Teman Seperjuangan
41 Bab 41 Insiden Ban Sobek
42 Bab 42 Aksi Menghindar
43 Bab 43 Dikejar Penagih Cinta
44 Bab 44 Razia Cinta
45 Bab 45 Awal Cerita
46 Ban 46 Lanjutan Cerita
47 Ban 47 Bukan Kencan Buta
48 Pertemuan Tanpa Rencana
49 Kencan yang Belum Usai
50 Sahabat Sehari
51 Kenapa Rasanya Begini ?
52 Ke Rumah Theo
53 Berbagi Cerita Lama
54 Akhirnya Punya Kakak
55 Niat Baik Cilla
56 Pilih Angsa atau Anak Bebek ?
57 Makan Siang Keluarga
58 Ketika Aku Tahu Tentangmu
59 Pengakuan Dadakan
60 Ngambeknya Cilla
61 Ulangtahun Mama Diva
62 Awal Aksi Arjuna
63 Mak Comblang Yang Jadi Rival
64 Para Pengintai
65 Pengakuan Pria-pria Tampan
66 Donasi Sabun Sekilo
67 Seuntai Kata Maaf
68 Gara-gara Dimas
69 Bertemu Amanda
70 Apel Pertama
71 Bukan Tanda Restu
72 Obrolan yang Lama Menghilang
73 Mengungkapkan Pada Para Sahabat
74 Syarat dan Ketentuan Berlaku
75 Kegundahan Hati Arjuna
76 Tetap Sayang
77 Pertemuan Keluarga
78 Tentang Perjodohan
79 Akhir Sebuah Drama
80 Emosi yang Salah Tempat
81 Rindu di Tengah Emosi
82 Curahan Hati Arjuna
83 Kedatangan Amanda
84 Dua Permintaan Satu Tujuan
85 Karena Ada Kamu
86 Para Sahabat Kepo
87 Kado yang Terindah
88 Doa untuk Cilla
89 Para Pendengki
90 Para Penjaga Jodoh Orang
91 Orang Kaya Dadakan
92 Kenyataan yang Harus Diungkap
93 Kamu Bukan Pengganti
94 Hadiah Semesteran
95 Permintaan Papi Rudi
96 Kencan - Makan Malam
97 Kencan - Nonton Film
98 Kencan yang Masih Berlanjut
99 Cinta di Antara Deburan Ombak
100 Sarapan Pagi Penuh Makna
101 Cinta yang Belum Kesampaian
102 Saat Rindu Datang
103 Persiapan Kencan
104 Bukan Kencan Berdua ?
105 Kencan dengan Cinta Pertama
106 Kegelisahan Cilla
107 Pembicaraan yang Tertunda
108 Nasehat untuk Cilla
109 Tamu Tak Diundang
110 Kesepakatan Bapak dan Anak Bebek
111 Obrolan di Kafe
112 Waktunya Belanja
113 Maksa Nikah
114 Rencana yang Menyebalkan
115 Kalau Cinta Jangan Maksa
116 Selamat Tahun Baru
117 Membahas Pernikahan
118 Awal Semester Dua
119 Perasaan yang Tidak Enak
120 Pria Bodoh
121 Kupinjam Bahumu
122 Penjelasan
123 Usaha Arjuna
124 Nasehat Para Sahabat
125 Keputusan Cilla
126 Kemarahan Papa Arman
127 Kamu Tidak Sendirian
128 Dipaksa Menjawab
129 Tembok Cinta
130 Trauma
131 Kenyataan Pahit
132 Pembicaraan Dua Hati
133 Para Penjaga Cilla
134 Kolam dan Anak Bebek
135 Tidak Akan Pernah Sendiri
136 Siap-siap Mencari Restu
137 Membesuk
138 Efek Galau
139 Pendewasaan Diri
140 Gara-gara KTP
141 Sweet Seventeen
142 Wajib Pingitan
143 Perjuangan Arjuna (Flashback)
144 Keputusan Papi (Flashback)
145 Resmi Pamitan
146 Hutang pun Dibayar Lunas
147 Pembelajaran di Hari Pertama
148 Para Pendukung Setia
149 Melakukan yang Terbaik
150 Ancaman yang Jadi Kenyataan
151 Dukungan yang Tak Terduga
152 Para Pengawas dari Batang
153 Gagal Malam Pertama
154 Sengatan Lebah Jantan
155 Jangan Menyerah
156 Bukan Konferensi Pers
157 Penyelesaian
158 Ajakan Bertemu
159 Bertemu Nara Sumber
160 Bertemu Calon Pelakor
161 Dua Minggu Lagi
162 Kebahagiaan Papi
163 Deklarasi Cinta
164 Semua Tentang Cinta
165 Kembali Tertunda
166 Ingatlah Hari Ini
167 Tentang Banyak Hal
168 Bukan Sekedar Kewajiban
169 Prom Night
170 Pengganggu yang Meresahkan
171 Kenyataan yang Meresahkan
172 Keresahan yang Tak Berujung
173 Kesedihan yang Tak Terucapkan
174 Calon Mahasiswa Baru
175 Kegundahan Arjuna
176 Curahan Hati Papi
177 Kekhawatiran Arjuna
178 Tentang Ikhlas dan Pasrah
179 Bukan Akhir Segalanya
180 Cerita Tentang Papi
181 Kekecewaan Arjuna
182 Perang Dingin
183 Cinta yang Saling Melengkapi
184 Perbincangan Para Pria Mapan
185 Klien yang Tidak Diharapkan
186 Tamu yang Tak Diundang
187 Wanita Penggoda
188 Pengusiran Ulat Bulu
189 Cerita Cilla
190 Liburan atau Bulan Madu ?
191 Gara-gara Lupa Minum Obat
192 Dia Istriku Bukan Adikku
193 Hati yang Galau
194 Para Calon Mahasiswa
195 Kebohongan untuk Kebaikan
196 Antara Takut dan Bahagia
197 Bahagia itu Sederhana
198 Kebohongan Pertama
199 Usaha Arjuna
200 Ulangtahun Terburuk
201 Selalu Berjodoh
202 Tentang Kekhawatiran Kita
203 Kejutan Berlanjut
204 Para Pejuang Cinta
205 Pernikahan Boni & Mimi
206 Pernikahan Boni & Mimi (2)
207 Selalu Ada Kejutan
208 Anak Bebek Kesayangan Arjuna
209 Cinta yang Tidak Ada Habisnya
210 Promo Novel Baru
211 Terima Kasih Cinta
212 MCPG 2 Mahasiswa Baru
213 MCPG 2 Rindu itu Indah
214 MCPG 2 Insiden Hari Ke-2
215 MCPG 2 Suami Siaga
216 MCPG 2 Ketegasan Suami
217 MCPG 2 Selang Bensin
218 MCPG 2 Kedatangan Para Sahabat
219 MCPG 2 Jangan Menggangguku
220 MCPG 2 Mantan Penggemar Lama
221 MCPG 2 Aksi Adu Domba
222 MCPG 2 Emosi yang Meluap
223 MCPG 2 Masih Emosi
224 MCPG 2 Berdua Lebih Baik
225 MCPG 2 Dua vs Tiga
226 MCPG 2 Aksi Pertama Glen
227 MCPG 2 Masih 6 Hari Lagi
228 MCPG 2 Jangan Berlarut-larut
229 MCPG 2 Masuk ke Sarang Musuh
230 MCPG 2 Mengungkap Si Pengirim Gelap
231 MCPG 2 Minggu Tenang
232 MCPG 2 Curhatan Adik Ipar
233 MCPG 2
234 MCPG 2
235 MCPG 2
236 MCPG 2
237 MCPG 2
238 MCPG 2
239 MCPG 2
240 MCPG 2
241 MCPG 2
242 MCPG 2
243 MCPG 2
244 MCPG 2
245 MCPG 2
246 MCPG 2
247 MCPG 2
248 MCPG 2
249 MCPG 2
250 MCPG 2
251 MCPG 2
252 MCPG 2
253 MCPG 2
254 MCPG 2
255 MCPG 2
256 MCPG 2
257 MCPG 2
258 MCPG 2
259 MCPG 2
260 MCPG 2
261 MCPG 2
262 MCPG 2
263 MCPG 2
264 MCPG 2
265 MCPG 2
266 MCPG 2
267 MCPG 2
268 MCPG 2
269 MCPG 2 - Tamat
270 Pengumuman
Episodes

Updated 270 Episodes

1
Bab 1 Perjodohan
2
Bab 2 Melarikan Diri
3
Bab 3 Konsekuensi Bukan Hukuman
4
Bab 4 TENTANG SEMALAM
5
Bab 5 Awal Perjuangan
6
Bab 6 Dari Titik Nol
7
Bab 7 Jadi Anak Kost
8
Bab 8 Mahluk Aneh
9
Bab 9 Wawancara
10
Bab 10 Suporter Loyal
11
Bab 11 Persiapan Calon Guru
12
Bab 12 Guru Baru
13
Bab 13 Antara Martabak dan Sate
14
Bab 14 Memulai dari Asisten
15
Bab 15 Bukan Anak Nakal
16
Bab 16 Kenaikan Kelas
17
Bab 17 Mulai Baper
18
Bab 18 Bukan Karyawisata
19
Bab 19 Indahnya Indonesia dan Kamu
20
Bab 20 Pernikahan Dono
21
Bab 21 Pembicaraan Tanpa Debat
22
Bab 22 Pria Nethink
23
Bab 23 Teman Baru
24
Bab 24 Ajakan Liburan Bersama
25
Bab 25 Ke Gunungpati
26
Bab 26 Mabuk Duren ?
27
Bab 27 Teman Curhat
28
Bab 28 Masih Teman Curhat
29
Bab 29 Liburan di Semarang 1
30
Bab 30 Liburan di Semarang (2)
31
Bab 31 Liburan di Semarang (3)
32
Bab 32 Sebelum Pulang
33
Bab 33 Kejutan Manis
34
Bab 34 Tahun Ajaran Baru
35
Bab 35 Anak Bebek Bukan Anak Burung
36
Bab 36 Buka Mata Tutup Hati
37
Bab 37 Insiden di Kantin
38
Bab 38 Semua Karena Jovan
39
Bab 39 Ada Namaku Disebut
40
Bab 40 Teman Seperjuangan
41
Bab 41 Insiden Ban Sobek
42
Bab 42 Aksi Menghindar
43
Bab 43 Dikejar Penagih Cinta
44
Bab 44 Razia Cinta
45
Bab 45 Awal Cerita
46
Ban 46 Lanjutan Cerita
47
Ban 47 Bukan Kencan Buta
48
Pertemuan Tanpa Rencana
49
Kencan yang Belum Usai
50
Sahabat Sehari
51
Kenapa Rasanya Begini ?
52
Ke Rumah Theo
53
Berbagi Cerita Lama
54
Akhirnya Punya Kakak
55
Niat Baik Cilla
56
Pilih Angsa atau Anak Bebek ?
57
Makan Siang Keluarga
58
Ketika Aku Tahu Tentangmu
59
Pengakuan Dadakan
60
Ngambeknya Cilla
61
Ulangtahun Mama Diva
62
Awal Aksi Arjuna
63
Mak Comblang Yang Jadi Rival
64
Para Pengintai
65
Pengakuan Pria-pria Tampan
66
Donasi Sabun Sekilo
67
Seuntai Kata Maaf
68
Gara-gara Dimas
69
Bertemu Amanda
70
Apel Pertama
71
Bukan Tanda Restu
72
Obrolan yang Lama Menghilang
73
Mengungkapkan Pada Para Sahabat
74
Syarat dan Ketentuan Berlaku
75
Kegundahan Hati Arjuna
76
Tetap Sayang
77
Pertemuan Keluarga
78
Tentang Perjodohan
79
Akhir Sebuah Drama
80
Emosi yang Salah Tempat
81
Rindu di Tengah Emosi
82
Curahan Hati Arjuna
83
Kedatangan Amanda
84
Dua Permintaan Satu Tujuan
85
Karena Ada Kamu
86
Para Sahabat Kepo
87
Kado yang Terindah
88
Doa untuk Cilla
89
Para Pendengki
90
Para Penjaga Jodoh Orang
91
Orang Kaya Dadakan
92
Kenyataan yang Harus Diungkap
93
Kamu Bukan Pengganti
94
Hadiah Semesteran
95
Permintaan Papi Rudi
96
Kencan - Makan Malam
97
Kencan - Nonton Film
98
Kencan yang Masih Berlanjut
99
Cinta di Antara Deburan Ombak
100
Sarapan Pagi Penuh Makna
101
Cinta yang Belum Kesampaian
102
Saat Rindu Datang
103
Persiapan Kencan
104
Bukan Kencan Berdua ?
105
Kencan dengan Cinta Pertama
106
Kegelisahan Cilla
107
Pembicaraan yang Tertunda
108
Nasehat untuk Cilla
109
Tamu Tak Diundang
110
Kesepakatan Bapak dan Anak Bebek
111
Obrolan di Kafe
112
Waktunya Belanja
113
Maksa Nikah
114
Rencana yang Menyebalkan
115
Kalau Cinta Jangan Maksa
116
Selamat Tahun Baru
117
Membahas Pernikahan
118
Awal Semester Dua
119
Perasaan yang Tidak Enak
120
Pria Bodoh
121
Kupinjam Bahumu
122
Penjelasan
123
Usaha Arjuna
124
Nasehat Para Sahabat
125
Keputusan Cilla
126
Kemarahan Papa Arman
127
Kamu Tidak Sendirian
128
Dipaksa Menjawab
129
Tembok Cinta
130
Trauma
131
Kenyataan Pahit
132
Pembicaraan Dua Hati
133
Para Penjaga Cilla
134
Kolam dan Anak Bebek
135
Tidak Akan Pernah Sendiri
136
Siap-siap Mencari Restu
137
Membesuk
138
Efek Galau
139
Pendewasaan Diri
140
Gara-gara KTP
141
Sweet Seventeen
142
Wajib Pingitan
143
Perjuangan Arjuna (Flashback)
144
Keputusan Papi (Flashback)
145
Resmi Pamitan
146
Hutang pun Dibayar Lunas
147
Pembelajaran di Hari Pertama
148
Para Pendukung Setia
149
Melakukan yang Terbaik
150
Ancaman yang Jadi Kenyataan
151
Dukungan yang Tak Terduga
152
Para Pengawas dari Batang
153
Gagal Malam Pertama
154
Sengatan Lebah Jantan
155
Jangan Menyerah
156
Bukan Konferensi Pers
157
Penyelesaian
158
Ajakan Bertemu
159
Bertemu Nara Sumber
160
Bertemu Calon Pelakor
161
Dua Minggu Lagi
162
Kebahagiaan Papi
163
Deklarasi Cinta
164
Semua Tentang Cinta
165
Kembali Tertunda
166
Ingatlah Hari Ini
167
Tentang Banyak Hal
168
Bukan Sekedar Kewajiban
169
Prom Night
170
Pengganggu yang Meresahkan
171
Kenyataan yang Meresahkan
172
Keresahan yang Tak Berujung
173
Kesedihan yang Tak Terucapkan
174
Calon Mahasiswa Baru
175
Kegundahan Arjuna
176
Curahan Hati Papi
177
Kekhawatiran Arjuna
178
Tentang Ikhlas dan Pasrah
179
Bukan Akhir Segalanya
180
Cerita Tentang Papi
181
Kekecewaan Arjuna
182
Perang Dingin
183
Cinta yang Saling Melengkapi
184
Perbincangan Para Pria Mapan
185
Klien yang Tidak Diharapkan
186
Tamu yang Tak Diundang
187
Wanita Penggoda
188
Pengusiran Ulat Bulu
189
Cerita Cilla
190
Liburan atau Bulan Madu ?
191
Gara-gara Lupa Minum Obat
192
Dia Istriku Bukan Adikku
193
Hati yang Galau
194
Para Calon Mahasiswa
195
Kebohongan untuk Kebaikan
196
Antara Takut dan Bahagia
197
Bahagia itu Sederhana
198
Kebohongan Pertama
199
Usaha Arjuna
200
Ulangtahun Terburuk
201
Selalu Berjodoh
202
Tentang Kekhawatiran Kita
203
Kejutan Berlanjut
204
Para Pejuang Cinta
205
Pernikahan Boni & Mimi
206
Pernikahan Boni & Mimi (2)
207
Selalu Ada Kejutan
208
Anak Bebek Kesayangan Arjuna
209
Cinta yang Tidak Ada Habisnya
210
Promo Novel Baru
211
Terima Kasih Cinta
212
MCPG 2 Mahasiswa Baru
213
MCPG 2 Rindu itu Indah
214
MCPG 2 Insiden Hari Ke-2
215
MCPG 2 Suami Siaga
216
MCPG 2 Ketegasan Suami
217
MCPG 2 Selang Bensin
218
MCPG 2 Kedatangan Para Sahabat
219
MCPG 2 Jangan Menggangguku
220
MCPG 2 Mantan Penggemar Lama
221
MCPG 2 Aksi Adu Domba
222
MCPG 2 Emosi yang Meluap
223
MCPG 2 Masih Emosi
224
MCPG 2 Berdua Lebih Baik
225
MCPG 2 Dua vs Tiga
226
MCPG 2 Aksi Pertama Glen
227
MCPG 2 Masih 6 Hari Lagi
228
MCPG 2 Jangan Berlarut-larut
229
MCPG 2 Masuk ke Sarang Musuh
230
MCPG 2 Mengungkap Si Pengirim Gelap
231
MCPG 2 Minggu Tenang
232
MCPG 2 Curhatan Adik Ipar
233
MCPG 2
234
MCPG 2
235
MCPG 2
236
MCPG 2
237
MCPG 2
238
MCPG 2
239
MCPG 2
240
MCPG 2
241
MCPG 2
242
MCPG 2
243
MCPG 2
244
MCPG 2
245
MCPG 2
246
MCPG 2
247
MCPG 2
248
MCPG 2
249
MCPG 2
250
MCPG 2
251
MCPG 2
252
MCPG 2
253
MCPG 2
254
MCPG 2
255
MCPG 2
256
MCPG 2
257
MCPG 2
258
MCPG 2
259
MCPG 2
260
MCPG 2
261
MCPG 2
262
MCPG 2
263
MCPG 2
264
MCPG 2
265
MCPG 2
266
MCPG 2
267
MCPG 2
268
MCPG 2
269
MCPG 2 - Tamat
270
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!