Murid-murid SMA Guna Bangsa mulai memasuki lapangan utama untuk mengikuti upacara.
Begitu juga dengan para guru yang mulai ikut bergabung dan berdiri di depan berhadapan dengan para siswa.
“Cil,” Febi memanggil Cilla yang sedang mengikat tali sepatunya.
“Apaan ?” Cilla bangun dan menatap Febi, tapi pandangan sahabatnya itu malah ke arah barisan para guru.
“Bukannya itu cowok yang ketemu kita di depan ruang Pak Slamet minggu lalu ?”
Lili yang baris di depan kedua sahabatnya mengikuti arah pandang Febi.
“Ho-oh” Cilla menjawab santai sambil mengeluarkan handphone dari saku roknya.
“Elo kenapa, Cil ?” Lili menoleh menatap Cilla yang lagi cekikikan.
“Nggak apa-apa,” jawab Cilla masih dengan melihat ke handphone.
Tidak lama, Cilla mengangkat handphonenya dan memfokuskan kameranya ke barisan para guru.
“Heh bege, elo foto tuh guru baru ?” Febi yang berdiri di sebelahnya mendellik menatap Cilla.
“Elo naksir sama tuh guru baru, Cil ?” Lili yang gantian bertamya.
“Nggak,” jawab Cilla sambil senyum-senyum melihat handphonenya.
“Terus ngapain elo pake foto-foto segala ?” Febi mengernyit.
“Koleksi,” jawab Cilla santai dan memasukan kembali handphone milikinya ke saku rok.
“Jangan halu anak paling rusuh di sekolah mau dapat perhatian guru baru,” celetukan Sherly dari barisan kelas sebelah membuat ketiga sahabat itu menoleh.
“Justru yang rusuh itu yang menarik perhatian orang,” sahut Febi dengan nada sinis. Sementara itu Cilla hanya mencebik dan menatap Arjuna dari kejauhan sambil senyum-senyum.
Tingkah Arjuna yang sedikit aneh di depan ruang guru berhasil direkam diam-diam oleh Cilla. Dan posisi Arjuna yang terlihat gelisah berdiri di antara para guru, membuat Cilla tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dengan mengambil fotonya barusan. Raut wajah Arjuna terlihat aneh karena gelisah.
Seperti ucapannya pada Arjuna, Cilla senang karena mendapatkan lawan yang seimbang seperti cowok itu. Karenanya Cilla mulai mengumpulkan amunisi untuk melawan Arjuna. Selama ini belum ada cowok yang menanggapi kata-katanya yang terdengar ketus dan tidak mau kalah. Para cowok di sekolah agak segan berurusan dengan Cilla, bukan karena ia termasuk cewek yang galak dan berani, tapi terlebih karena Cilla adalah anak pemilik sekolah.
Memang benar Arjuna berdiri di depan dengan perasaan gelisah. Bukan karena ia adalah guru baru yang berdiri di antara para seniornya, tapi dihadapkan dengan barisan siswa SMA ini membuat Arjuna jadi deg deg kan.
Biasanya kalau memberi sambutan atau pidato, audiens yang dihadapinya tenang, tidak komentar apalagi bereaksi absurd dan bertepuk tangan di penghujungnya. Berbeda dengan situasi yang dihadapinya sekarang.
Bukan cuma Dono, Pak Wahyu, Pak Ikbal dan Bu Sulistia sempat menggoda Arjuna saat mereka turun bersama menuju lapangan. Siap-siap saja Arjuna bikin heboh satu lapangan plus jadi idola baru yang disatroni siswi-siswi untuk cari perhatiannya.
Jam 7.05 upacara dimulai. Cilla dan kedua temannya fokus mengikuti upacara dalam suasana tenang dan hikmat. Biar Cilla dan kedua temannya dianggap siswi biang onar, kalau urusan upacara, sikap Cilla tidak main-main dan sangat hormat terutama saat pengibaran bendera dan lagu Indonesia Raya.
Di penghujung upacara, Arjuna pun dikenalkan sebagai guru baru. Sesuai prediksi para seniornya, suasana langsung gaduh saat Arjuna menaiki podium bersama dengan Pak Wahyu.
Dono senyum-senyum di barisan para guru. Seremoni yang sama pernah Dono rasakan juga kurang lebih 4 tahun yang lalu. Meskipun umur mereka hanya beda beberapa bulan lebih tua Dono, antusias para murid terutama kaum hawa tidak seheboh seperti saat ini. Pesona Arjuna memang luar biasa. Bukan hanya tampan tapi Arjuna juga adalah pria mapan meski sekarang dalam posisi pas pasan, belum lagi sifatnya yang supel membuat para ciwi-ciwi jadi ingin nempel terus kayak perangko.
“Selamat pagi anak-anak,” baru ucapan salam keluar dari mulut Arjuna, para siswi langsung heboh memanggapinya.
“Perkenalkan nama saya Arjuna Hartono. Saya dipercayakan oleh pihak sekolah untuk menjadi guru matematika menggantikan Pak Wahyu. Saya berharap kita bisa menjalin kerjasama selama tahun ajaran baru nanti.”
Arjuna pun membungkukan sedikit badannya ke arah barisan para siswa sambil tersenyum.
Pak Slamet pun menambahkan sedikit pidato sebelum akhirnya mengakhiri upacara pagi ini.
Para murid yang masih sibuk membicarakan Arjuna bergantian meninggalkan lapangan.
Sherly bersama dua sekutunya Merry dan Susan, sengaja masih bertahan di lapangan, menunggu barisan terakhir keluar karena pasti para guru akan mengekor di belakangnya.
“Lihat tuh yang mulai pasang kuda-kuda buat mepetin guteng,” cebik Lili sambil melihat ke arah tiga gadis populer di SMA Guna Bangsa.
Berbeda kategori dengan Cilla, kalau Sherly, Merry dan Susan adalah tiga gadis cantik yang selalu menjadi incaran kaum adam. Meski otak mereka tidak sepintar Cilla, namun kantong orangtuanya cukup menunjang untuk menjadikan ketiganya bergaya layaknya wanita bangsawan.
“Lili, elo jangan aneh-aneh deh kalo bikin istilah,” Febi menoyor kepala Llil. “Tinggal bilang guru ganteng doang pake disingkat guteng. Salah denger malah gudeg.”
“Eh markonah,” Lili bertolak pinggang. “Ini jamannya semua penghematan, jadi ucapan kudu dihemat juga. Kalo duda keren disingkatnya duren, nah nggak salah kan kalau guru ganteng disingkat guteng.”
Febi mencibir “ Terserah apa kata lo deh Li,.”
“Dih lagian gue bener juga,” Lili masih mengomel sambil mengikuti langkah Febi. “Dan cuma orang yang budeg parah kali denger guteng jadi gudeg.”
Cilla yang jalan paling depan hanya terkekeh sambil geleng-geleng kepala. Kedua temannya ini memang sering berdebat. Febi suka tidak terima dengan ucapan Lili yang memang terkadang terlalu mengawang, sementara Lili tidak terima karena Febi aering membantah dan mengomelinya.
“Elo nggak ikut sekalian nungguin guru idola baru ?” Jovan sudah berjalan sejajar dengan Cilla dan mengajak gadis itu berbicara.
“Nggak selera gue,” sahut Cilla tertawa pelan.
“Bukannya elo udah kenalan sebelum tuh cowok jadi guru di sekolah ini ?” Tanya Jovan kembali.
Cilla meghentikan langkah dan menoleh ke arah Jovan sambil memicingkan matanya.
“Elo lagi intervensi atau interogasi gue ?” Tanya Cilla dengan nada tidak suka.
“Penting banget apa kalau ada wajah baru di sekolah, semua cewek musti deketin tuh orang sambil caper-caper gitu ?”
“Bukan gitu maksud gue, Cil,” Jovan hendak menyentuh bahu Cilla namun gerakan gadis itu langsung cepat menghindar.
Cilla memandang Jovan dengan tatapan malas sementara cowok di depannya terlihat salah tingkah.
“Elo bilang sahabat gue daei kecil, Jo. Tapi masalah gue malas urusan soal cowok aja elo masih nggak ngerti sampai sekarang.”
Cilla maju satu langkah dan mendongak ke arah wajah Jovan dengan tatapan tajam.
“Elo tahu sendiri gimana sensitifnya gue kalo disinggung masalah pacar !”
Tanpa menunggu tanggapan dari Jovan, Cilla kangsung berbalik dan mempercepat langkahnya meninggalkan Febi dan Lili.
“Mau sampai kapan elo menutup diri buat menerima ungkapan cinta dari cowok ? Apa elo nggak lihat bagaimana sayangnya gue sama elo dari dulu ?” Batin Jovan.
Pandangannya terus mengikuti langkah Cilla yang sedang berlari kecil menaiki tangga, hingga gadis kesayangannya itu hilang dari jangakauannya.
Beberapa langkah di belakang, Arjuna sempat menyipitkan matanya melihat interaksi Jovan dan Cilla. Bisa dilihatnya kalau Cilla meninggalkan Jovan dalam keadaan kesal.
Arjuna berdecak pelan sampai geleng-geleng kepala. Sepertinya anak pemilik sekolah itu memiliki sifat yang mudah berubah. Bahkan Arjuna merasakan kalau perlakuan Cilla kepadanya sangat berbeda antara saat jam sekolah dengan di luar jam sekolah.
“Awas jatuh cinta, Bro !” Dono merangkulnya dan berbisik telinga Arjuna.
Pria itu mengernyit sambil mengangkat sebelah alisnya.
”Gue bisa tebak mata elo lagi lihat kemana,” Dono terkekeh. “Sah sah aja kalo elo suka sama tuh anak. Cilla memang kalah cakep sama tiga cewek yang cegat elo barusan, tapi Bro….”
“Tapi apa ?” Arjuna mendengus kesal.
“Tapi warisannya bisa dibilang masuk tiga besar di sekolah ini.” Dono mengacungkan jempolnya.
“Dasar cowok matere,” Arjuna mencebik sementara Dono tertawa.
“Elo udah ngerasain kan gimana hidup dalam kondisi sering kekurangan uang ? Kalau memang ada peluang yang halal kenapa nggak ?” Ledek Dono.
Arjuna akhirnya ikut mengangguk sambil tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
⋆.˚mytha🦋
dono klu ngomong emang selalu bener 😄
2023-07-14
1
Ayuna
apa yg jadi dijodohkan itu Cilla😁😁
2023-02-04
1
Qaisaa Nazarudin
Apanya Dono…Waktu di jodohin aja juna malah kabur sebelum ketemu Cilla nya,,Nah sekarang kan gak wajah calon nya,,,
2022-11-14
2