Bab 12 Guru Baru

Murid-murid SMA Guna Bangsa mulai memasuki lapangan utama untuk mengikuti upacara.

Begitu juga dengan para guru yang mulai ikut bergabung dan berdiri di depan berhadapan dengan para siswa.

“Cil,” Febi memanggil Cilla yang sedang mengikat tali sepatunya.

“Apaan ?” Cilla bangun dan menatap Febi, tapi pandangan sahabatnya itu malah ke arah barisan para guru.

“Bukannya itu cowok yang ketemu kita di depan ruang Pak Slamet minggu lalu ?”

Lili yang baris di depan kedua sahabatnya mengikuti arah pandang Febi.

“Ho-oh” Cilla menjawab santai sambil mengeluarkan handphone dari saku roknya.

“Elo kenapa, Cil ?” Lili menoleh menatap Cilla yang lagi cekikikan.

“Nggak apa-apa,” jawab Cilla masih dengan melihat ke handphone.

Tidak lama, Cilla mengangkat handphonenya dan memfokuskan kameranya ke barisan para guru.

“Heh bege, elo foto tuh guru baru ?” Febi yang berdiri di sebelahnya mendellik menatap Cilla.

“Elo naksir sama tuh guru baru, Cil ?” Lili yang gantian bertamya.

“Nggak,” jawab Cilla sambil senyum-senyum melihat handphonenya.

“Terus ngapain elo pake foto-foto segala ?” Febi mengernyit.

“Koleksi,” jawab Cilla santai dan memasukan kembali handphone milikinya ke saku rok.

“Jangan halu anak paling rusuh di sekolah mau dapat perhatian guru baru,” celetukan Sherly dari barisan kelas sebelah membuat ketiga sahabat itu menoleh.

“Justru yang rusuh itu yang menarik perhatian orang,” sahut Febi dengan nada sinis. Sementara itu Cilla hanya mencebik dan menatap Arjuna dari kejauhan sambil senyum-senyum.

Tingkah Arjuna yang sedikit aneh di depan ruang guru berhasil direkam diam-diam oleh Cilla. Dan posisi Arjuna yang terlihat gelisah berdiri di antara para guru, membuat Cilla tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dengan mengambil fotonya barusan. Raut wajah Arjuna terlihat aneh karena gelisah.

Seperti ucapannya pada Arjuna, Cilla senang karena mendapatkan lawan yang seimbang seperti cowok itu. Karenanya Cilla mulai mengumpulkan amunisi untuk melawan Arjuna. Selama ini belum ada cowok yang menanggapi kata-katanya yang terdengar ketus dan tidak mau kalah. Para cowok di sekolah agak segan berurusan dengan Cilla, bukan karena ia termasuk cewek yang galak dan berani, tapi terlebih karena Cilla adalah anak pemilik sekolah.

Memang benar Arjuna berdiri di depan dengan perasaan gelisah. Bukan karena ia adalah guru baru yang berdiri di antara para seniornya, tapi dihadapkan dengan barisan siswa SMA ini membuat Arjuna jadi deg deg kan.

Biasanya kalau memberi sambutan atau pidato, audiens yang dihadapinya tenang, tidak komentar apalagi bereaksi absurd dan bertepuk tangan di penghujungnya. Berbeda dengan situasi yang dihadapinya sekarang.

Bukan cuma Dono, Pak Wahyu, Pak Ikbal dan Bu Sulistia sempat menggoda Arjuna saat mereka turun bersama menuju lapangan. Siap-siap saja Arjuna bikin heboh satu lapangan plus jadi idola baru yang disatroni siswi-siswi untuk cari perhatiannya.

Jam 7.05 upacara dimulai. Cilla dan kedua temannya fokus mengikuti upacara dalam suasana tenang dan hikmat. Biar Cilla dan kedua temannya dianggap siswi biang onar, kalau urusan upacara, sikap Cilla tidak main-main dan sangat hormat terutama saat pengibaran bendera dan lagu Indonesia Raya.

Di penghujung upacara, Arjuna pun dikenalkan sebagai guru baru. Sesuai prediksi para seniornya, suasana langsung gaduh saat Arjuna menaiki podium bersama dengan Pak Wahyu.

Dono senyum-senyum di barisan para guru. Seremoni yang sama pernah Dono rasakan juga kurang lebih 4 tahun yang lalu. Meskipun umur mereka hanya beda beberapa bulan lebih tua Dono, antusias para murid terutama kaum hawa tidak seheboh seperti saat ini. Pesona Arjuna memang luar biasa. Bukan hanya tampan tapi Arjuna juga adalah pria mapan meski sekarang dalam posisi pas pasan, belum lagi sifatnya yang supel membuat para ciwi-ciwi jadi ingin nempel terus kayak perangko.

“Selamat pagi anak-anak,” baru ucapan salam keluar dari mulut Arjuna, para siswi langsung heboh memanggapinya.

“Perkenalkan nama saya Arjuna Hartono. Saya dipercayakan oleh pihak sekolah untuk menjadi guru matematika menggantikan Pak Wahyu. Saya berharap kita bisa menjalin kerjasama selama tahun ajaran baru nanti.”

Arjuna pun membungkukan sedikit badannya ke arah barisan para siswa sambil tersenyum.

Pak Slamet pun menambahkan sedikit pidato sebelum akhirnya mengakhiri upacara pagi ini.

Para murid yang masih sibuk membicarakan Arjuna bergantian meninggalkan lapangan.

Sherly bersama dua sekutunya Merry dan Susan, sengaja masih bertahan di lapangan, menunggu barisan terakhir keluar karena pasti para guru akan mengekor di belakangnya.

“Lihat tuh yang mulai pasang kuda-kuda buat mepetin guteng,” cebik Lili sambil melihat ke arah tiga gadis populer di SMA Guna Bangsa.

Berbeda kategori dengan Cilla, kalau Sherly, Merry dan Susan adalah tiga gadis cantik yang selalu menjadi incaran kaum adam. Meski otak mereka tidak sepintar Cilla, namun kantong orangtuanya cukup menunjang untuk menjadikan ketiganya bergaya layaknya wanita bangsawan.

“Lili, elo jangan aneh-aneh deh kalo bikin istilah,” Febi menoyor kepala Llil. “Tinggal bilang guru ganteng doang pake disingkat guteng. Salah denger malah gudeg.”

“Eh markonah,” Lili bertolak pinggang. “Ini jamannya semua penghematan, jadi ucapan kudu dihemat juga. Kalo duda keren disingkatnya duren, nah nggak salah kan kalau guru ganteng disingkat guteng.”

Febi mencibir “ Terserah apa kata lo deh Li,.”

“Dih lagian gue bener juga,” Lili masih mengomel sambil mengikuti langkah Febi. “Dan cuma orang yang budeg parah kali denger guteng jadi gudeg.”

Cilla yang jalan paling depan hanya terkekeh sambil geleng-geleng kepala. Kedua temannya ini memang sering berdebat. Febi suka tidak terima dengan ucapan Lili yang memang terkadang terlalu mengawang, sementara Lili tidak terima karena Febi aering membantah dan mengomelinya.

“Elo nggak ikut sekalian nungguin guru idola baru ?” Jovan sudah berjalan sejajar dengan Cilla dan mengajak gadis itu berbicara.

“Nggak selera gue,” sahut Cilla tertawa pelan.

“Bukannya elo udah kenalan sebelum tuh cowok jadi guru di sekolah ini ?” Tanya Jovan kembali.

Cilla meghentikan langkah dan menoleh ke arah Jovan sambil memicingkan matanya.

“Elo lagi intervensi atau interogasi gue ?” Tanya Cilla dengan nada tidak suka.

“Penting banget apa kalau ada wajah baru di sekolah, semua cewek musti deketin tuh orang sambil caper-caper gitu ?”

“Bukan gitu maksud gue, Cil,” Jovan hendak menyentuh bahu Cilla namun gerakan gadis itu langsung cepat menghindar.

Cilla memandang Jovan dengan tatapan malas sementara cowok di depannya terlihat salah tingkah.

“Elo bilang sahabat gue daei kecil, Jo. Tapi masalah gue malas urusan soal cowok aja elo masih nggak ngerti sampai sekarang.”

Cilla maju satu langkah dan mendongak ke arah wajah Jovan dengan tatapan tajam.

“Elo tahu sendiri gimana sensitifnya gue kalo disinggung masalah pacar !”

Tanpa menunggu tanggapan dari Jovan, Cilla kangsung berbalik dan mempercepat langkahnya meninggalkan Febi dan Lili.

“Mau sampai kapan elo menutup diri buat menerima ungkapan cinta dari cowok ? Apa elo nggak lihat bagaimana sayangnya gue sama elo dari dulu ?” Batin Jovan.

Pandangannya terus mengikuti langkah Cilla yang sedang berlari kecil menaiki tangga, hingga gadis kesayangannya itu hilang dari jangakauannya.

Beberapa langkah di belakang, Arjuna sempat menyipitkan matanya melihat interaksi Jovan dan Cilla. Bisa dilihatnya kalau Cilla meninggalkan Jovan dalam keadaan kesal.

Arjuna berdecak pelan sampai geleng-geleng kepala. Sepertinya anak pemilik sekolah itu memiliki sifat yang mudah berubah. Bahkan Arjuna merasakan kalau perlakuan Cilla kepadanya sangat berbeda antara saat jam sekolah dengan di luar jam sekolah.

“Awas jatuh cinta, Bro !” Dono merangkulnya dan berbisik telinga Arjuna.

Pria itu mengernyit sambil mengangkat sebelah alisnya.

”Gue bisa tebak mata elo lagi lihat kemana,” Dono terkekeh. “Sah sah aja kalo elo suka sama tuh anak. Cilla memang kalah cakep sama tiga cewek yang cegat elo barusan, tapi Bro….”

“Tapi apa ?” Arjuna mendengus kesal.

“Tapi warisannya bisa dibilang masuk tiga besar di sekolah ini.” Dono mengacungkan jempolnya.

“Dasar cowok matere,” Arjuna mencebik sementara Dono tertawa.

“Elo udah ngerasain kan gimana hidup dalam kondisi sering kekurangan uang ? Kalau memang ada peluang yang halal kenapa nggak ?” Ledek Dono.

Arjuna akhirnya ikut mengangguk sambil tertawa.

Terpopuler

Comments

⋆.˚mytha🦋

⋆.˚mytha🦋

dono klu ngomong emang selalu bener 😄

2023-07-14

1

Ayuna

Ayuna

apa yg jadi dijodohkan itu Cilla😁😁

2023-02-04

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apanya Dono…Waktu di jodohin aja juna malah kabur sebelum ketemu Cilla nya,,Nah sekarang kan gak wajah calon nya,,,

2022-11-14

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perjodohan
2 Bab 2 Melarikan Diri
3 Bab 3 Konsekuensi Bukan Hukuman
4 Bab 4 TENTANG SEMALAM
5 Bab 5 Awal Perjuangan
6 Bab 6 Dari Titik Nol
7 Bab 7 Jadi Anak Kost
8 Bab 8 Mahluk Aneh
9 Bab 9 Wawancara
10 Bab 10 Suporter Loyal
11 Bab 11 Persiapan Calon Guru
12 Bab 12 Guru Baru
13 Bab 13 Antara Martabak dan Sate
14 Bab 14 Memulai dari Asisten
15 Bab 15 Bukan Anak Nakal
16 Bab 16 Kenaikan Kelas
17 Bab 17 Mulai Baper
18 Bab 18 Bukan Karyawisata
19 Bab 19 Indahnya Indonesia dan Kamu
20 Bab 20 Pernikahan Dono
21 Bab 21 Pembicaraan Tanpa Debat
22 Bab 22 Pria Nethink
23 Bab 23 Teman Baru
24 Bab 24 Ajakan Liburan Bersama
25 Bab 25 Ke Gunungpati
26 Bab 26 Mabuk Duren ?
27 Bab 27 Teman Curhat
28 Bab 28 Masih Teman Curhat
29 Bab 29 Liburan di Semarang 1
30 Bab 30 Liburan di Semarang (2)
31 Bab 31 Liburan di Semarang (3)
32 Bab 32 Sebelum Pulang
33 Bab 33 Kejutan Manis
34 Bab 34 Tahun Ajaran Baru
35 Bab 35 Anak Bebek Bukan Anak Burung
36 Bab 36 Buka Mata Tutup Hati
37 Bab 37 Insiden di Kantin
38 Bab 38 Semua Karena Jovan
39 Bab 39 Ada Namaku Disebut
40 Bab 40 Teman Seperjuangan
41 Bab 41 Insiden Ban Sobek
42 Bab 42 Aksi Menghindar
43 Bab 43 Dikejar Penagih Cinta
44 Bab 44 Razia Cinta
45 Bab 45 Awal Cerita
46 Ban 46 Lanjutan Cerita
47 Ban 47 Bukan Kencan Buta
48 Pertemuan Tanpa Rencana
49 Kencan yang Belum Usai
50 Sahabat Sehari
51 Kenapa Rasanya Begini ?
52 Ke Rumah Theo
53 Berbagi Cerita Lama
54 Akhirnya Punya Kakak
55 Niat Baik Cilla
56 Pilih Angsa atau Anak Bebek ?
57 Makan Siang Keluarga
58 Ketika Aku Tahu Tentangmu
59 Pengakuan Dadakan
60 Ngambeknya Cilla
61 Ulangtahun Mama Diva
62 Awal Aksi Arjuna
63 Mak Comblang Yang Jadi Rival
64 Para Pengintai
65 Pengakuan Pria-pria Tampan
66 Donasi Sabun Sekilo
67 Seuntai Kata Maaf
68 Gara-gara Dimas
69 Bertemu Amanda
70 Apel Pertama
71 Bukan Tanda Restu
72 Obrolan yang Lama Menghilang
73 Mengungkapkan Pada Para Sahabat
74 Syarat dan Ketentuan Berlaku
75 Kegundahan Hati Arjuna
76 Tetap Sayang
77 Pertemuan Keluarga
78 Tentang Perjodohan
79 Akhir Sebuah Drama
80 Emosi yang Salah Tempat
81 Rindu di Tengah Emosi
82 Curahan Hati Arjuna
83 Kedatangan Amanda
84 Dua Permintaan Satu Tujuan
85 Karena Ada Kamu
86 Para Sahabat Kepo
87 Kado yang Terindah
88 Doa untuk Cilla
89 Para Pendengki
90 Para Penjaga Jodoh Orang
91 Orang Kaya Dadakan
92 Kenyataan yang Harus Diungkap
93 Kamu Bukan Pengganti
94 Hadiah Semesteran
95 Permintaan Papi Rudi
96 Kencan - Makan Malam
97 Kencan - Nonton Film
98 Kencan yang Masih Berlanjut
99 Cinta di Antara Deburan Ombak
100 Sarapan Pagi Penuh Makna
101 Cinta yang Belum Kesampaian
102 Saat Rindu Datang
103 Persiapan Kencan
104 Bukan Kencan Berdua ?
105 Kencan dengan Cinta Pertama
106 Kegelisahan Cilla
107 Pembicaraan yang Tertunda
108 Nasehat untuk Cilla
109 Tamu Tak Diundang
110 Kesepakatan Bapak dan Anak Bebek
111 Obrolan di Kafe
112 Waktunya Belanja
113 Maksa Nikah
114 Rencana yang Menyebalkan
115 Kalau Cinta Jangan Maksa
116 Selamat Tahun Baru
117 Membahas Pernikahan
118 Awal Semester Dua
119 Perasaan yang Tidak Enak
120 Pria Bodoh
121 Kupinjam Bahumu
122 Penjelasan
123 Usaha Arjuna
124 Nasehat Para Sahabat
125 Keputusan Cilla
126 Kemarahan Papa Arman
127 Kamu Tidak Sendirian
128 Dipaksa Menjawab
129 Tembok Cinta
130 Trauma
131 Kenyataan Pahit
132 Pembicaraan Dua Hati
133 Para Penjaga Cilla
134 Kolam dan Anak Bebek
135 Tidak Akan Pernah Sendiri
136 Siap-siap Mencari Restu
137 Membesuk
138 Efek Galau
139 Pendewasaan Diri
140 Gara-gara KTP
141 Sweet Seventeen
142 Wajib Pingitan
143 Perjuangan Arjuna (Flashback)
144 Keputusan Papi (Flashback)
145 Resmi Pamitan
146 Hutang pun Dibayar Lunas
147 Pembelajaran di Hari Pertama
148 Para Pendukung Setia
149 Melakukan yang Terbaik
150 Ancaman yang Jadi Kenyataan
151 Dukungan yang Tak Terduga
152 Para Pengawas dari Batang
153 Gagal Malam Pertama
154 Sengatan Lebah Jantan
155 Jangan Menyerah
156 Bukan Konferensi Pers
157 Penyelesaian
158 Ajakan Bertemu
159 Bertemu Nara Sumber
160 Bertemu Calon Pelakor
161 Dua Minggu Lagi
162 Kebahagiaan Papi
163 Deklarasi Cinta
164 Semua Tentang Cinta
165 Kembali Tertunda
166 Ingatlah Hari Ini
167 Tentang Banyak Hal
168 Bukan Sekedar Kewajiban
169 Prom Night
170 Pengganggu yang Meresahkan
171 Kenyataan yang Meresahkan
172 Keresahan yang Tak Berujung
173 Kesedihan yang Tak Terucapkan
174 Calon Mahasiswa Baru
175 Kegundahan Arjuna
176 Curahan Hati Papi
177 Kekhawatiran Arjuna
178 Tentang Ikhlas dan Pasrah
179 Bukan Akhir Segalanya
180 Cerita Tentang Papi
181 Kekecewaan Arjuna
182 Perang Dingin
183 Cinta yang Saling Melengkapi
184 Perbincangan Para Pria Mapan
185 Klien yang Tidak Diharapkan
186 Tamu yang Tak Diundang
187 Wanita Penggoda
188 Pengusiran Ulat Bulu
189 Cerita Cilla
190 Liburan atau Bulan Madu ?
191 Gara-gara Lupa Minum Obat
192 Dia Istriku Bukan Adikku
193 Hati yang Galau
194 Para Calon Mahasiswa
195 Kebohongan untuk Kebaikan
196 Antara Takut dan Bahagia
197 Bahagia itu Sederhana
198 Kebohongan Pertama
199 Usaha Arjuna
200 Ulangtahun Terburuk
201 Selalu Berjodoh
202 Tentang Kekhawatiran Kita
203 Kejutan Berlanjut
204 Para Pejuang Cinta
205 Pernikahan Boni & Mimi
206 Pernikahan Boni & Mimi (2)
207 Selalu Ada Kejutan
208 Anak Bebek Kesayangan Arjuna
209 Cinta yang Tidak Ada Habisnya
210 Promo Novel Baru
211 Terima Kasih Cinta
212 MCPG 2 Mahasiswa Baru
213 MCPG 2 Rindu itu Indah
214 MCPG 2 Insiden Hari Ke-2
215 MCPG 2 Suami Siaga
216 MCPG 2 Ketegasan Suami
217 MCPG 2 Selang Bensin
218 MCPG 2 Kedatangan Para Sahabat
219 MCPG 2 Jangan Menggangguku
220 MCPG 2 Mantan Penggemar Lama
221 MCPG 2 Aksi Adu Domba
222 MCPG 2 Emosi yang Meluap
223 MCPG 2 Masih Emosi
224 MCPG 2 Berdua Lebih Baik
225 MCPG 2 Dua vs Tiga
226 MCPG 2 Aksi Pertama Glen
227 MCPG 2 Masih 6 Hari Lagi
228 MCPG 2 Jangan Berlarut-larut
229 MCPG 2 Masuk ke Sarang Musuh
230 MCPG 2 Mengungkap Si Pengirim Gelap
231 MCPG 2 Minggu Tenang
232 MCPG 2 Curhatan Adik Ipar
233 MCPG 2
234 MCPG 2
235 MCPG 2
236 MCPG 2
237 MCPG 2
238 MCPG 2
239 MCPG 2
240 MCPG 2
241 MCPG 2
242 MCPG 2
243 MCPG 2
244 MCPG 2
245 MCPG 2
246 MCPG 2
247 MCPG 2
248 MCPG 2
249 MCPG 2
250 MCPG 2
251 MCPG 2
252 MCPG 2
253 MCPG 2
254 MCPG 2
255 MCPG 2
256 MCPG 2
257 MCPG 2
258 MCPG 2
259 MCPG 2
260 MCPG 2
261 MCPG 2
262 MCPG 2
263 MCPG 2
264 MCPG 2
265 MCPG 2
266 MCPG 2
267 MCPG 2
268 MCPG 2
269 MCPG 2 - Tamat
270 Pengumuman
Episodes

Updated 270 Episodes

1
Bab 1 Perjodohan
2
Bab 2 Melarikan Diri
3
Bab 3 Konsekuensi Bukan Hukuman
4
Bab 4 TENTANG SEMALAM
5
Bab 5 Awal Perjuangan
6
Bab 6 Dari Titik Nol
7
Bab 7 Jadi Anak Kost
8
Bab 8 Mahluk Aneh
9
Bab 9 Wawancara
10
Bab 10 Suporter Loyal
11
Bab 11 Persiapan Calon Guru
12
Bab 12 Guru Baru
13
Bab 13 Antara Martabak dan Sate
14
Bab 14 Memulai dari Asisten
15
Bab 15 Bukan Anak Nakal
16
Bab 16 Kenaikan Kelas
17
Bab 17 Mulai Baper
18
Bab 18 Bukan Karyawisata
19
Bab 19 Indahnya Indonesia dan Kamu
20
Bab 20 Pernikahan Dono
21
Bab 21 Pembicaraan Tanpa Debat
22
Bab 22 Pria Nethink
23
Bab 23 Teman Baru
24
Bab 24 Ajakan Liburan Bersama
25
Bab 25 Ke Gunungpati
26
Bab 26 Mabuk Duren ?
27
Bab 27 Teman Curhat
28
Bab 28 Masih Teman Curhat
29
Bab 29 Liburan di Semarang 1
30
Bab 30 Liburan di Semarang (2)
31
Bab 31 Liburan di Semarang (3)
32
Bab 32 Sebelum Pulang
33
Bab 33 Kejutan Manis
34
Bab 34 Tahun Ajaran Baru
35
Bab 35 Anak Bebek Bukan Anak Burung
36
Bab 36 Buka Mata Tutup Hati
37
Bab 37 Insiden di Kantin
38
Bab 38 Semua Karena Jovan
39
Bab 39 Ada Namaku Disebut
40
Bab 40 Teman Seperjuangan
41
Bab 41 Insiden Ban Sobek
42
Bab 42 Aksi Menghindar
43
Bab 43 Dikejar Penagih Cinta
44
Bab 44 Razia Cinta
45
Bab 45 Awal Cerita
46
Ban 46 Lanjutan Cerita
47
Ban 47 Bukan Kencan Buta
48
Pertemuan Tanpa Rencana
49
Kencan yang Belum Usai
50
Sahabat Sehari
51
Kenapa Rasanya Begini ?
52
Ke Rumah Theo
53
Berbagi Cerita Lama
54
Akhirnya Punya Kakak
55
Niat Baik Cilla
56
Pilih Angsa atau Anak Bebek ?
57
Makan Siang Keluarga
58
Ketika Aku Tahu Tentangmu
59
Pengakuan Dadakan
60
Ngambeknya Cilla
61
Ulangtahun Mama Diva
62
Awal Aksi Arjuna
63
Mak Comblang Yang Jadi Rival
64
Para Pengintai
65
Pengakuan Pria-pria Tampan
66
Donasi Sabun Sekilo
67
Seuntai Kata Maaf
68
Gara-gara Dimas
69
Bertemu Amanda
70
Apel Pertama
71
Bukan Tanda Restu
72
Obrolan yang Lama Menghilang
73
Mengungkapkan Pada Para Sahabat
74
Syarat dan Ketentuan Berlaku
75
Kegundahan Hati Arjuna
76
Tetap Sayang
77
Pertemuan Keluarga
78
Tentang Perjodohan
79
Akhir Sebuah Drama
80
Emosi yang Salah Tempat
81
Rindu di Tengah Emosi
82
Curahan Hati Arjuna
83
Kedatangan Amanda
84
Dua Permintaan Satu Tujuan
85
Karena Ada Kamu
86
Para Sahabat Kepo
87
Kado yang Terindah
88
Doa untuk Cilla
89
Para Pendengki
90
Para Penjaga Jodoh Orang
91
Orang Kaya Dadakan
92
Kenyataan yang Harus Diungkap
93
Kamu Bukan Pengganti
94
Hadiah Semesteran
95
Permintaan Papi Rudi
96
Kencan - Makan Malam
97
Kencan - Nonton Film
98
Kencan yang Masih Berlanjut
99
Cinta di Antara Deburan Ombak
100
Sarapan Pagi Penuh Makna
101
Cinta yang Belum Kesampaian
102
Saat Rindu Datang
103
Persiapan Kencan
104
Bukan Kencan Berdua ?
105
Kencan dengan Cinta Pertama
106
Kegelisahan Cilla
107
Pembicaraan yang Tertunda
108
Nasehat untuk Cilla
109
Tamu Tak Diundang
110
Kesepakatan Bapak dan Anak Bebek
111
Obrolan di Kafe
112
Waktunya Belanja
113
Maksa Nikah
114
Rencana yang Menyebalkan
115
Kalau Cinta Jangan Maksa
116
Selamat Tahun Baru
117
Membahas Pernikahan
118
Awal Semester Dua
119
Perasaan yang Tidak Enak
120
Pria Bodoh
121
Kupinjam Bahumu
122
Penjelasan
123
Usaha Arjuna
124
Nasehat Para Sahabat
125
Keputusan Cilla
126
Kemarahan Papa Arman
127
Kamu Tidak Sendirian
128
Dipaksa Menjawab
129
Tembok Cinta
130
Trauma
131
Kenyataan Pahit
132
Pembicaraan Dua Hati
133
Para Penjaga Cilla
134
Kolam dan Anak Bebek
135
Tidak Akan Pernah Sendiri
136
Siap-siap Mencari Restu
137
Membesuk
138
Efek Galau
139
Pendewasaan Diri
140
Gara-gara KTP
141
Sweet Seventeen
142
Wajib Pingitan
143
Perjuangan Arjuna (Flashback)
144
Keputusan Papi (Flashback)
145
Resmi Pamitan
146
Hutang pun Dibayar Lunas
147
Pembelajaran di Hari Pertama
148
Para Pendukung Setia
149
Melakukan yang Terbaik
150
Ancaman yang Jadi Kenyataan
151
Dukungan yang Tak Terduga
152
Para Pengawas dari Batang
153
Gagal Malam Pertama
154
Sengatan Lebah Jantan
155
Jangan Menyerah
156
Bukan Konferensi Pers
157
Penyelesaian
158
Ajakan Bertemu
159
Bertemu Nara Sumber
160
Bertemu Calon Pelakor
161
Dua Minggu Lagi
162
Kebahagiaan Papi
163
Deklarasi Cinta
164
Semua Tentang Cinta
165
Kembali Tertunda
166
Ingatlah Hari Ini
167
Tentang Banyak Hal
168
Bukan Sekedar Kewajiban
169
Prom Night
170
Pengganggu yang Meresahkan
171
Kenyataan yang Meresahkan
172
Keresahan yang Tak Berujung
173
Kesedihan yang Tak Terucapkan
174
Calon Mahasiswa Baru
175
Kegundahan Arjuna
176
Curahan Hati Papi
177
Kekhawatiran Arjuna
178
Tentang Ikhlas dan Pasrah
179
Bukan Akhir Segalanya
180
Cerita Tentang Papi
181
Kekecewaan Arjuna
182
Perang Dingin
183
Cinta yang Saling Melengkapi
184
Perbincangan Para Pria Mapan
185
Klien yang Tidak Diharapkan
186
Tamu yang Tak Diundang
187
Wanita Penggoda
188
Pengusiran Ulat Bulu
189
Cerita Cilla
190
Liburan atau Bulan Madu ?
191
Gara-gara Lupa Minum Obat
192
Dia Istriku Bukan Adikku
193
Hati yang Galau
194
Para Calon Mahasiswa
195
Kebohongan untuk Kebaikan
196
Antara Takut dan Bahagia
197
Bahagia itu Sederhana
198
Kebohongan Pertama
199
Usaha Arjuna
200
Ulangtahun Terburuk
201
Selalu Berjodoh
202
Tentang Kekhawatiran Kita
203
Kejutan Berlanjut
204
Para Pejuang Cinta
205
Pernikahan Boni & Mimi
206
Pernikahan Boni & Mimi (2)
207
Selalu Ada Kejutan
208
Anak Bebek Kesayangan Arjuna
209
Cinta yang Tidak Ada Habisnya
210
Promo Novel Baru
211
Terima Kasih Cinta
212
MCPG 2 Mahasiswa Baru
213
MCPG 2 Rindu itu Indah
214
MCPG 2 Insiden Hari Ke-2
215
MCPG 2 Suami Siaga
216
MCPG 2 Ketegasan Suami
217
MCPG 2 Selang Bensin
218
MCPG 2 Kedatangan Para Sahabat
219
MCPG 2 Jangan Menggangguku
220
MCPG 2 Mantan Penggemar Lama
221
MCPG 2 Aksi Adu Domba
222
MCPG 2 Emosi yang Meluap
223
MCPG 2 Masih Emosi
224
MCPG 2 Berdua Lebih Baik
225
MCPG 2 Dua vs Tiga
226
MCPG 2 Aksi Pertama Glen
227
MCPG 2 Masih 6 Hari Lagi
228
MCPG 2 Jangan Berlarut-larut
229
MCPG 2 Masuk ke Sarang Musuh
230
MCPG 2 Mengungkap Si Pengirim Gelap
231
MCPG 2 Minggu Tenang
232
MCPG 2 Curhatan Adik Ipar
233
MCPG 2
234
MCPG 2
235
MCPG 2
236
MCPG 2
237
MCPG 2
238
MCPG 2
239
MCPG 2
240
MCPG 2
241
MCPG 2
242
MCPG 2
243
MCPG 2
244
MCPG 2
245
MCPG 2
246
MCPG 2
247
MCPG 2
248
MCPG 2
249
MCPG 2
250
MCPG 2
251
MCPG 2
252
MCPG 2
253
MCPG 2
254
MCPG 2
255
MCPG 2
256
MCPG 2
257
MCPG 2
258
MCPG 2
259
MCPG 2
260
MCPG 2
261
MCPG 2
262
MCPG 2
263
MCPG 2
264
MCPG 2
265
MCPG 2
266
MCPG 2
267
MCPG 2
268
MCPG 2
269
MCPG 2 - Tamat
270
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!