Luna pun turun dari mobil kakek Wira. Dia masih bingung dengan kesepakatan yang di buat kakek Wira. Tapi jika mengingat tawaran yang menggiurkan, dia pun memikirkannya lagi.
"Apa bapak akan menerimanya? Rasanya sulit sekali, meskipun bapak orang miskin dan pekerjaannya tukang parkir. Tapi dia pantangan sekali memanfaatkan keadaan yang menguntungkan baginya." gumam Luna.
Dia berjalan menyusuri gang menuju arah rumahnya, di belakang Riki teman kecilnya berjalan cepat menghampiri Luna dan memanggilnya.
"Luna! Woi!" teriak Riki, tapi Luna diam saja.
Seolah tidak mendengar kalau Riki memanggilnga dengan kencang. Luna masih terus berjalan, hingga Riki melempar sendal jepitnya ke arahnya dan mengenai kepala Luna. Sampai kepalanya pun terdorong kedepan.
"Aduh! Kampret, sialan Rikiii!" teriak Luna berbalik sambil memegangi kepalanya yang kena sandal jepit Riki.
Luna bersiap mengejar Riki, Riki pun berlari menghindar dari kejaran Luna. Mereka saling kejar, seperti kucing mengejar lawannya. Sampai mereka tiba di depan rumah Luna, Riki masuk kedalam rumah Luna dan bersembunyi di belakang bapaknya Luna. Yang kebetulan sedang berdiri di depan pintu.
"Awas lo Riki! Gue cekek lo sekalian! Sini kamu!" teriak Luna masih mengejar Riki.
Mereka berlari mengitari bapaknya Luna. Hingga bapaknya Luna menarik telinga keduanya dan di suruh berdiri di depannya. Matanya melotot tajam pada anak perempuan dan laki-laki saling berkejaran.
"Kalian itu sudah besar! Jangan seperti kucing sama tikus! Ada apa kalian hah?!" tanya bapaknya Luna dengan keras, masih melotot pada keduanya secara bergantian dan mengencangkan cubitan di telinga keduanya.
"Ampun om, cuma candaan aja sama Luna om." kata Riki memegangi telinganya yang terasa panas karena cubitan bapaknya Luna keras sekali.
"Pak, sakit. Kenapa Luna juga di cubit sih?" kata Luna menarik telinganya juga karena sakit.
"Bapak ngga peduli! Kalau mau main kejar-jejaran sana di luar!" kata Jack dengan nada tinggi dan matanya masih melotot pada anaknya dan Riki.
Setelah mereka kesakitan dan daun telinganya memerah, baru Jack melepaskan tangannya.
"Kenapa kalian lari-larian?!" tanya Jack pada mereka.
"Riki pak, dia nimpuk kepala Luna dengan sandal bututnya itu." ucap Luna dengan bersungut.
"Sori Luna, lagian lo di panggil-panggil ngga nengok-nengok juga. Ya udah gue lempar juga sandalnya, heheh!"
"Kampret lo!" umpat Luna mendelik matanya.
"Heheh."
Riki tertawa kecil dan menggaruk kepalanya, dia kemudian keluar dari rumah Luna. Luna sendiri masuk ke dalam kamarnya, dia mengusap kepalanya yang masih terasa nyeri karena lemparan sendal Riki.
_
Malam hari, Luna masih memikirkan permintaan kakek Wira. Sesekali dia menghela nafas panjang dan memejamkan matanya, tampak bingung sekali dan gelisah. Membuat bapaknya, Jack jadi heran. Ada apa dengan anaknya itu.
"Luna, kamu kenapa? Sepertinya lagi bingung?" tanya bapaknya.
"Iya pak, Luna lagi bingung banget." kata Luna menghampiri bapaknya yang sedang menonton tivi.
"Apa yang membuatmu bingung? Cerita saja sama bapak." kata Jack.
"Pak, bagaimana kalau Luna menikah?" tanya Luna, membuat bapaknya kaget.
"Apa?! Menikah? Hahah!"
"Pak, Luna serius." kata Luna lagi.
"Kamu mau menikah dengan siapa? Si Boby? Hahah!"
"Ish! Bapak meremehkanku. Aku akan menikah dengan orang kaya, pak." kata Luna.
Membuat Jack tiba-tiba diam menatap anaknya. Mencari kebohongan di matanya, tapi Jack tidak mendapati anaknya berbohong. Apa benar anaknya mau menikah? Siapa laki-aki yang mau di ajak menikah?
"Kamu serius mau menikah?" tanya bapaknya meyakinkan.
"Benar pak, Luna mau menikah. Tapi ...." ucapan Luna tidak berlanjut, ragu dia mengatakannya.
"Tapi apa?"
"Emm, nanti yang melamarnya nanti seorang kakek pak." kata Luna membuat Jack melotot.
"Apa?! Kamu mau menikah dengan kakek-kakek?!" teriak Jack dengan keras, hingga terdengar dari luar.
"Woi Jack! Siapa yang mau menikah dengan kakek-kakek?!" teriak tetangga di luar yang mendengar ucapan Jack.
"Kagak ada!" jawab Jack cepat.
"Ish, lagian kenapa bapak teriak-teriak sih ngomongnya."
"Ya kamu bikin bapak emosi Luna, kenapa menikah dengan kakek-kakek?!" tanya bapaknya masih bingung dengan ucapan anaknya.
"Bukan sama kakek-kakek pak. Yang menikahkan dengan Luna itu cucunya, bukan kakeknya. Tapi nanti yang melamarkannya itu kakeknya untuk cucunya, begitu pak." kata Luna menjelaskan.
Dia tidak menjelaskan tujuan menikah dengan Leon pada bapaknya. Karena mungkin saja bapaknya tidak setuju.
"Tapi kenapa dengan cucunya? Apa dia cacat, sampai tidak bisa melamarmu langsung. Dan bapak tidak mengerti, kenapa bisa kamu dapat laki-laki kaya. Apa kamu punya perjanjian hutang dan bayarnya dengan cara menikahi cucunya?" tanya bapaknya masih penasaran.
"Bukan pak, udah deh. Pokoknya bapak restui aja Luna menikah. Nanti nikahnya di rayakan di gedung mewah juga pak, bapak pasti bangga Luna menikah dengan orang kaya." kata Luna.
"Heh! Kamu memeras kakek itu sampai mau menikahkan cucunya sama kamu, hah?!" tanya Jack.
"Pak, jangan nuduh sembarangan sama Luna. Biar pun Luna preman pasar, tapi Luna ngga pernah memanfaatkan orang pak! Luna juga tahu diri, mereka yang maksa Luna menikah dengan Luna yang miskin dan pekerjaannya jadi preman pasar. Luna juga ngga mau, tapi demi untuk membantu kakek itu. Akhirnya Luna mau." kata Luna, dia keceplosan bicara.
Membuat bapaknya terkejut, dia menatap tajam pada anak gadisnya. Ada kebohongan di mata dan juga ucapannya itu menandakan semua kebohongannya itu.
"Luna, katakan sekali lagi. Kamu menikah dengan orang kaya itu atas dasar kamu cinta dan dia juga cinta sama kamu? Atau ada perjanjian dengan laki-laki yang akan menikahimu? Atau kamu berbuat tidak senonoh sama laki-laki itu sehingga dia mau menikah denganmu?!"
"Pak! Bapak mikirnya terlalu jauh. Yang jelas Luna tidak melakukan apa pun. Hanya ingin menolong kakek Wira aja, titik!" ucap Luna kesal pada bapaknya menuduh berlebihan.
"Apa kamu bilang? Menolong kakek Wira?" tanya Jack.
"Iya."
"Kakek Wira siapa?" tanya Jack menyelidik akhirnya.
"Kakek tua yang pernah Luna tolong dari gengnya Baron pak." kata Luna.
"Temukan bapak sama kakek itu yang kamu sebut itu. Bapak tidak rela jika kamu menikah dengan orang kaya, dan siapa itu tadi kakek siapa." kata Jack.
"Kakek Wira pak."
"Ya, pertemukan bapak dengannya. Bapak pengen tahu kenapa kakek Wira itu mau menikahkan cucunya sama kamu. Aneh aja, ada orang kaya mau menikah dengan orang miskin dan seorang preman lagi bapaknya. Yang benar saja." kata Jack.
"Iya nanti Luna kasih tahu kakek Wira kalau bapak ingin ketemu sama dia." ucap Luna.
"Bapak ingin tahu, kenapa bisa kamu mau jadi menantunya. Jangan-jangan kamu punga perjanjian dengannya." ucap bapaknya lagi.
Luna diam saja, dia malas harus berdebat lagi dengan bapaknya. Bisa-bisa tetangganya pada datang ke rumahnya karena di kira dia bertengkar dengan bapaknya. Mungkin di kira dia yang di aniaya bapaknya.
_
_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Dara Muhtar
Luna bikin jantung Papanya 🤣🤣🤣🤣
2023-02-15
0
0316 Toiyibah,S,Pd.
penasaran nich
2022-12-19
1
Eneng Ersha
luna langsung minta restu mau nikah 🤣🤣🤣🤣
2022-12-10
0