05. Leon Sang Pewaris

Kakek Wira memang sangat tegas dalam segala hal, terutama untuk cucunya. Leon Nugraha yang kini akan memimpin sebuah perusahaan besar milik kakeknya. Namun begitu, kakek Wira tidak semudah apa yang dia serahkan pada Leon.

Dia ingin menyerahkan perusahaan terbesarnya untuk Leon, asal Leon harus mempunyai pasangan yang akan di jadikan istrinya kelak. Leon, sangat senang mendengar keinginan kakeknya menyerahkan perusahaan padanya.

Terlebih dia sudah punya seorang kekasih model yang sangat cantik, sedang merintis karir. Namanya Sherly Shelomita, dia gadis cantik dan manja. Menjadi model itu adalah cita-citanya.

Leon, sang pacar sangat mendukung cita-cita Sherly itu. Dia tidak segan mengeluarkan banyak uang untuk sang pacar, entah untuk pergi perawatan atau membeli baju dan sepatu. Leon pasti akan memberikannya dengan suka rela.

Di balik semua itu, ternyata Sherly hanya memanfaatkan Leon saja. Dia bertemu dengan seorang produser, dan di belakang Leon menjalin hubungan. Sampai sekarang Leon belum tahu hubungan mereka, karena Leon menganggap Sherly dan sang produser hanya sebatas hubungan kerja saja.

Malam ini Leon akan berkencan dengan Sherly, kakeknya memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh Leon.

"Kamu mau kemana?" tanya kakek Wira.

"Mau kencan kek, sama Sherly. Sekaligus mau melamar dia juga." jawab Leon merapikan dasi kupu-kupunya.

"Apa? Mau melamar gadis munafik itu?" tanya kakek Wira kaget.

"Iya kek, kan sebentar lagi perusahaan aku yang pegang. Jadi sebelum aku menjadi CEO di perusahaan itu, aku akan melamar Sherly dan menjadikan dia istriku." kata Leon dengan penuh percaya diri sekali.

"Siapa yang akan menyerahkan perusahaanku sama kamu?" tanya kakek Wira dengan enteng.

Membuat Leon menatap aneh pada kakeknya, dia tidak percaya kakeknya menolak perkataannya. Tapi, bukankah sudah seharusnya perusahaan itu dia yang urus?

"Kek, kakek bicara apa? Apa kakek tidak bermaksud menyerahkan perusahaan itu padaku?" tanya Leon.

"Kakek akan menyerahkannya jika kamu sudah menikah dengan ..."

"Aaah, ya. Aku akan menikah denfmgan Sherly kek, makanya aku akan melamar dia malam ini. Kakek doakan saja semoga Sherly menerima lamaranku." kata Leon memotong ucapan kakeknya yang belum selesai.

"Kakek akan menyerahkan perusahaan itu jika kamu menikah dengan gadis pilihan kakek. Bukan dengan pacar munafikmu itu. Sampai kapanpun kakek tidak akan setuju kamu menikah dengan gadis itu." kata kakek Wira, membuat Leon tertegun.

Mata kakeknya menatap tajam padanya, Leon tidak percaya jika kakeknya tidak setuju dengan pilihannya. Bahkan Sherly itu model, apa kakeknya tidak senang dia menikah dengan seorang model?

"Kek, aku mencintai Sherly. Dia gadis yang selalu ada ketika aku terpuruk karena papa dan mama meninggal. Kenapa kakek tidak mau menerima Sherly?" tanya Leon.

"Kamu belum tahu siapa gadis itu, dia munafik dan bermuka dua. Kakek tidak suka gadis seperti itu, apa lagi berdampingan denganmu menjadi istrimu?"

Leon kembali diam, dia tidak suka berdebat masalah Sherly dengan kakeknya. Ponselnya berdering, Sherly menghubunginya. Dengan cepat Leon menjawab teleponnya.

"Halo sayang?"

"Kamu di mana? Aku nungguin kamu jemput kok ngga datang-datang? Jadi ngga sih kencan malam ini?" tanya Sherly dengan kesal.

"Jadi sayang, ini aku sedang bersiap. Tunggu aku ya, maafkan aku." kata Leon dengan manis yang mendapatkan tatapan tajam dari kakeknya.

Dia lalu pergi meninggalkan kakeknya yang masih diam, meski pembicaraan belum selesai. Tapi Leon tidak akan memperpanjang urusannya dengan kakeknya masalah Sherly. Dia tetap akan menikahi Sherly meski kakeknya tidak memberikan perusahaan itu.

Dia yakin suatu hari nanti, setelah memaksa akan menikahi Sherly. Kakeknya itu akan menyetujuinya juga dan perusahaan itu akan dia pegang nantinya. Jadi, mulai sekarang dia tidak akan membahas masalah Sherly dengan kakeknya.

_

Sepanjang perjalanan, Leon memikirkan perdebatan dengan kakeknya tadi. Wajahnya benar-benar tidak suka dia berhubungan dengan Sherly. Tap dia tidak peduli, dia akan tetap menikahi Sherly. Jika dia di usir oleh kakeknya karena mau menikahi Sherly, maka dia akan pergi dari rumah kakeknya. Dia tida peduli dengan semua perusahaan dan warisan dari kakeknya, yang penting dia akan hidup bersama dengan Sherly.

Mobil sudah berhenti di depan rumah cluster milik Sherly yang uang pembeliannya sebagian dari Leon. Dia tidak mau Sherly mengontrak, jadi belikan rumah cluster untuk Sherly. Sedangkan dia sendiri tinggal di rumah kakeknya yang besar. Meski dia juga punya apartemen, tapi tidak terlalu mewah. Hanya cukup untuk satu orang saja, jika dia bosan atau ingin menyendiri maka dia akan ke apartemennya.

Sherly tampak berdiri di depan dengan wajah kesal, kenapa Leon lama sekali menjemputnya. Jika bukan karena ada sesuatu yang akan di bicarakan dengan Leon, sudah pasti dia akan membatalkan kencannya dengan Leon dan pergi dengan sang produser selingkuhannya.

"Kamu lama banget sih? Kemana aja?" tanya Sherly dengan wajah kesalnya.

"Aku ngobrol sama kakek dulu sayang, jadi agak lama. Maaf ya." jawab Leon.

"Apa yang kakekmu bicarakan? Tentang perusahaan itu?" tanya Sherly tiba-tiba berubah mimik wajahnya.

"Ya, ayo masuk. Kita bicara di mobil saja." kata Leon membukakan pintu mobil untuk kekasihnya itu.

Leon pun masuk, dia lalu menghidupkan mesinnya dan melajukannya dengan pelan. Sherly tidak sabar ingin mendengar cerita Leon tentang perusahaan kakeknya yang akan menggantikannya. Dia sudah membayangkan akan seperti apa nanti jika Leon benar-benar menjadi pewaris tunggal perusahaan kakeknya.

Akan jadi nona Triatmaja, kekasih gelapnya yang seorang produser akan tetap aman. Karena dia tidak akan meninggalkan dunia modelingnya.

"Ceritakan apa yang kalian bicarakan, apakah kakekmu akan setuju dengan hubungan kita dan menyerahkan perusahaan itu padamu?" tanya Sherly tidak sabar.

"Berjanjilah padaku, Sherly. Apa pun yang terjadi denganku, kamu akan tetap bersamaku. Di sampingku selamanya." kata Leon menatap Sherly dengan lembut, membuat Sherly heran.

"Memang kenapa? Ada apa Leon?" tanya Sherly.

"Kakek akan menyerahkan perusahaan itu jika aku menikah dengan gadis pilihannya. Aku tidak mau, aku sangat mencintaimu sayang. Makanya aku menolaknya dan ...." ucapan Leon terhenti, membuat Sherly heran.

"Dan apa?"

"Dan, ya jika aku menolak keinginannya. Perusahaan itu tidak beliau berikan padaku. Aku tidak masalah, yang penting aku tidak menikah dengan gadis pilihan kakek." kata Leon.

Membuat Sherly membeku, itu artinya dia tidak bisa menikmati kekayaan Leon. Leon akan jatuh miskin, Sherly tidak mau itu.

"Leon, maksud kamu kakekmu tidak mau menerimaku?" tanya Sherly.

"Aku yang menerimamu sayang, aku tidak peduli kakek akan mengusirku. Yang terpenting kamu tetap berada di sisiku, jangan pernah tinggalkan aku Sherly sayang." kata Leon menatap sendu pada wanita pujaannya itu.

Tapi lain lagi dengan Sherly, dia tidak mau hidup miskin dengan Leon. Untuk apa dia mendekati Leon jika bukan pewaris tunggal harta milik kakeknya yang sebentar lagi akan jatuh pada Leon ketika kakeknya itu meninggal.

Sherly berpikir cerdik, dia tidak mau hidup miskin dengan Leon. Tapi dia juga tidak akan tinggal diam, maka dari itu dia akan mengusulkan pada Leon untuk menerima gadis pilihan kakeknya.

"Leon, terima saja apa kata kakekmu. Kamu di jodohkan dengan gadis pilihan kakekmu kan?" tanya Sherly.

"Ya, tapi aku akan menolaknya. Demi kamu." kata Leon.

Mereka akhirnya sampai di parkiran restoran mewah. Kini Leon pun memarkirkan mobilnya. Kemudian dia turun lebih dan membukakan pintu untuk Sherly, Sherly tersenyum senang. Dia akan membicarakan rencana dengan Leon tentang keinginan kakek Wira pada Leon. Dalam benaknya, dia punya segudang rencana yang akan dia diskusikan dengan Leon ketika nanti mereka di dalam restoran.

_

_

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***