04. Kakek Wira Surapradja

Wira Surapradja, mempunyai perusahaan besar yang akan di wariskan cucunya bernama Raka Nugraha. Jika anaknya masih hidup, sudah tentu dia akan menyerahkannya pada anaknya perusahaan miliknya itu. Tapi sayangnya itu, anaknya yaitu papanya Raka sudah meninggal sejak Leon SMP.

Jadi, mau tak mau perusahaan dia ambil alih lagi dan memimpin lagi. Menunggu Leon dewasa dan bisa memimpin perusahaan itu. Akhir-akhir ini, kakeknya. Pak Wira sedang mencari sesuatu, entah itu apa Leon tidak tahu.

Yang dia lakukan saat ini bekerja dengan baik dan akan menjadi pewaris tunggal perusahaan milik kakeknya. Leon berusia dua puluh delapan tahun, anak yang sebenarnya patuh namun dia juga sering membangkang jika di nasehati oleh kakeknya. Terutama masalah pacar.

Pasalnya, kakeknya tidak setuju dengan pacar Raka yang jadi model. Sudah barang tentu Leon akan di manfaatkan oleh model tersebut, itu menurut kakeknya. Maka dari itu, kakeknya sedang mencari seorang cucu dari sahabatnya yang katanya tinggal di pinggiran kota.

Dia ingin tahu apakah, cucu dari sahabatnya apakah seorang gadis. Jika seorang gadis, maka lebih baik dia menjodohkan cucunya dengan gadis dari cucu sahabatnya. Sialnya sudah satu minggu dia menyamar jadi orang miskin tidak juga menemukan di mana tempat tinggalnya.

"Tuan, apa sebaiknya menyewa detektif saja untuk mencari cucu sahabat anda itu?" tanya asisten setianya Riko

Riko seusia Leon, hanya bertaut satu tahun lebih tua dari Leon. Dia juga sudah bekerja sepuluh tahun dengan kakek Wira sejak ayahnya pensiun. Sandi juga tahu apa kemauan majikannga itu, dia juga tahu pacar Leon seperti apa, namun dia tidak turut campur dengan cucu dari sang majikan.

"Kalau menyewa detektif, sudah dari dulu aku dapatkan. Aku sudah menyewa dua kali, tapi hasilnya nihil." jawab kakek Wira.

Riko diam, dia tahu memang usulnya tidak akan di terima. Namun begitu, dia juga belum tahu seperti apa sahabatnya kakek Wira. Mungkin saja sudah meninggal, atau kemungkinan kakek Wira punya sesuatu untuk menunjukkan bahwa sesuatu itu memang milik sahabatnya dan dia akan menelusurinya.

"Haru Minggu besok aku akan ke gang itu lagi, entah kenapa aku merasa ada yang dekat denganku di sana. Lagi pula, aku juga ingin menemui gadis preman di gang tersebut." kata kakek Wira.

"Gadis preman?"

"Ya, dia yang telah menolongku dari keroyokan preman gang di sana." jawab kakek Wira, membuat Riko bingung.

Kakek meneruskan pekerjaannya, meski dia sudah tua. Tapi kekuatanannya dalam bekerja cukup bagus. Sekarang hobinya menyamar, untuk mencari cucu dari sahabatnya itu. Dan sampai sekarang belum bertemu, tapi dia tidak kapok atau menyerah.

_

Luna sudah berada di pasar dengan teman-temannya, rambutnya dia kuncir dan bertopi posisi kebalik. Sambil menghitung uang dari setoran pasar. Di dalam pasar ada keributan, awalnya Luna acuh saja, tapi dia pun melirik ke dalam pasar.

Belum mau ikut campur. Mungkin itu pencopet yang biasa mencopet di pasar dan ketahuan. Luna mengunyah permen karetnya, mengibaskan uangnya ke atas kemudian ke kepalanya.

"Luna! Tolong gue!" teriak seseorang yang berlari ke arahnya mencari perlindungan.

Luna hanya melihat sinis, kemudian dia bangkit dari duduknya dan pergi ke warung. Tidak peduli orang yang tadi meminta tolong padanya berteriak kembali dan kini dia pun di hajar oleh dua orang.

Tak lama, teman Luna datang menarik kerah baju laki-laki tersebut. Dia melototkan matanya dan meludah kesamping.

"Lo berani mencopet di pasar ini hah?!" tanyanya masih melotot.

"Tapi Lunaengizinkan bang kemarin." katanya membela diri atas nama Luna.

"Kapan Luna beri izin sama kamu?! Ketuanya gue, bukan Luna. Dasar buduk!" kata laki-laki itu menoyor kepala pemuda yang tadi berlindung pada Luna.

"Kata Luna, gue boleh beroperasi di sini bang. Tanya aja sama Luna."

"Gue ngga peduli! Luna itu anak buah gue!"

Plak! Bug!

Kepala di pukul dan perut di tendang dengan keras. Kemudian laki-laki yang tadi memukul itu pun pergi meninggalkan pencopet itu dengan terbatuk-batuk. Luna duduk lagi sambil membawa kopi hitamnya, kemudian menyeruputnya.

"Ssrruuup, cs aaaaah."

Luna menikmati kopinya membuat pencopet itu menoleh kesal pada Luna. Dia hendak pergi, tapi di urungkan.

"Lo katanya bilang boleh gue nyopet di pasar ini, gimana sih lo?" katanya pada Luna.

"Siapa yang bilang boleh?"

"Lo kemarin, makanya gue berani operasi di pasar ini." ucapnya lagi.

"Eh, gue bilang bukan sama lo! Lagian kenapa lo minta operasi di sini, sudah jelas di sini ada si Bewok." kata Luna.

Dia pun pergi meninggalkan Luna yang sedang menyeruput kopinya. Matanya di edarkan ke arah jalan keluar masuk pasar. Matanya tertuju pada kakek yang sedang mendekap tasnya di dada dengan kedua tangannya. Laki-laki tadi yang mencopet itu menghampiri, dia berdiri di sampingnya.

Awalnya mengajak ngobrol, tapi tangannya mulai menarik tas yang di pegang erat itu. Luna memperhatikan apa yang di lakukan oleh copet tadi. Dia menggeram kesal, lalu berlari menghampiri keduanya.

Plak!

Luna memukul kepala sampingnya dan melotot padanya.

"Apa sih Lun?!"

"Lo jangan nyopet maksa begitu!"

"Tapi ini ngga ada apa-apanya kok."

"Kalau ngga ada apa-apa kenapa lo ambil paksa tasnya?!" teriak Luna membuat orang-orang di sana menatap heran.

"Lepas tasnya!"

"Ck, udah dua kali lo gagalin rejeki gue!" ucapnya dengan bersungut.

Luna menatap tajam padanya, sampai laki-laki tadi pun pergi sambil mengacungkan telunjuknya dengan mengancam. Luna hendak memukul laki-laki itu, namun dia sudah pergi dari pasar itu.

Kakek-kakek itu pun tersenyum senang, dia menatap pada Luna. Luna pun menatap balik kemudian berbalik hendak meninggalkan kakek yang kemarin juga dia tolong.

"Terima kasih nak, kamu ternyata baik sekali." kata kakek itu.

"Jangan menganggap semua baik, jangan juga melihat penampilan jelek itu juga jahat." kata Luna.

"Ya kakek, tahu. Apa kakek boleh tahu nama kamu?" tanya kakek itu yang tak lain adalah kakek Wira.

"Untuk apa?"

"Siapa tahu cucuku suka." kata kakek Wira.

"Cucumu tidak akan mau sama preman seperti gue. Sudahlah, kakek pulang aja sana!" kata Luna berlalu meninggalkan kakek Wira.

"Hei tunggu, kakek traktir makan gimana?" ajak kakek Wira.

Luna berbalik, menimbang tawaran kakek itu lumayan juga. Lagi pula dia belum makan siang, kemudian dia pun menghampiri kakek Wira lagi.

"Memang kakek punya uang mau traktir saya makan?" tanya Luna.

"Ada kok, ayo kita cari tempat makan."

"Tunggu! Makanku banyak kek, nanti uangmu habis buat traktir makan saya." kata Luna.

"Tidak apa, nanti kakek ambil lagi di tabungan." kata kakek Wira.

"Emm, baiklah. Ayo kita makan di warteg aja." ucap Luna.

Luna mengajak kakek Wira pergi ke warteg dekat pasar yang lumayan enak makanannya. Kakek Wira senang bisa bertemu Luna lagi, dia bisa bertanya apa pun tentang gang tempat tinggalnya dan juga tentang sahabatnya dulu, siapa tahu Luna mengetahui seorang kakek sahabatnya itu.

_

_

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

JANGAN2 SI LUNA LGI CUCU SAHABAT KAKEKNYA LEON

2023-09-05

0

Jettie Sampelan

Jettie Sampelan

luna pasti cucu sahabat kake .. ketemudde🤣

2023-08-26

0

Iin Karmini

Iin Karmini

nah...nah..ni lgi nama asistennya, riko apa sandi?

2023-07-14

0

lihat semua
Episodes
1 01. Preman Di Kejar Preman
2 02. Pertolongan
3 03. Memergoki Sherly Selingkuh
4 04. Kakek Wira Surapradja
5 05. Leon Sang Pewaris
6 06. Rencana Sherly
7 07. Bapaknya Luna
8 08. Hanya Mengetes
9 09. Perdebatan
10 10. Mencari Sahabat
11 11. Kesepakatan
12 12. Mencari Calon Menantu
13 13. Meminta Bantuan
14 14. Mendadak Pergi Ke Salon
15 15. Bertemu Leon
16 16. Gagal Makan Bersama
17 17. Teman Lama
18 18. Cerita Di Warung Bakso
19 19. Membujuk Luna
20 20. Bapak Dan Anak
21 21. Hasutan Sapri
22 22. Kunjungan Kakek Wira
23 23. Nyai Ronggeng
24 24. Lamaran
25 25. Minggu Depan Nikah
26 26. Leon Bohong
27 27. Insiden Nikahan
28 28. Debat Masalah Slame
29 28. Tukang Parkir Hotel
30 30. Bertengkar Di Kantor
31 31. menjemput Luna
32 32. Seperti Menggoda
33 33. Tidur Di Bawah
34 34. Memergoki Lagi
35 35. Di Tuduh Mencuri
36 36. Hidup Yang Di Atur
37 37. Di Kafe
38 38. Kekesalan Leon
39 39. Luna Hilang
40 40. Tantangan
41 41. Menunjukkan Rekaman
42 42. Putus
43 43. Bekal Makan Siang
44 44. ATM Lima Ratus Juta
45 45. Di Apotik
46 46. Masalah Kuda-Kudaan
47 47. Bobol Gawang
48 48. Perawan Tingting
49 49. Telepon Malam-Malam
50 50. Menemui Sherly
51 51. Apa Benar Hamil?
52 52. Periksa Ke Dokter
53 53. Singkong Rebus
54 54. Keakraban Leon Dan Riko
55 55. Menolong Dewi
56 56. Berkenalan
57 57. Cerita Indah
58 58. Penyesalan Ibu Juminah
59 59. Menyewa Tempat Toko
60 60. Obrolan Di Ranjang
61 61. Tujuh Bulanan Luna
62 62. Jadi Kamu Anaknya?
63 63. Pembicaraan Membingungkan
64 64. Peresmian Toko
65 65. Kelahiran Kwartet
66 66. Soal Nama Belakang
67 67. Nama Lengkap
68 68. Menjenguk Kwartet
69 69. Mengantar Dewi Pulang
70 70. Kejar-Kejaran
71 71. Riko Datang
72 72. Visum
73 73. Pacar?
74 74. Menjadi Pacar Bohongan
75 75. Dewi Merajuk
76 76. Godaan
77 77. Tiga Sahabat Kecil
78 78. Obrolan Dewi Dan Riki
79 79. Pernikahan Dewi Dan Riko
80 80. Eksekusi
81 81. Urusan Ranjang
82 82. Mata Suci Yang Ternoda
83 83. Gue Emaknya Kwartet! ( Tamat )
84 84. Bonus Chapther
Episodes

Updated 84 Episodes

1
01. Preman Di Kejar Preman
2
02. Pertolongan
3
03. Memergoki Sherly Selingkuh
4
04. Kakek Wira Surapradja
5
05. Leon Sang Pewaris
6
06. Rencana Sherly
7
07. Bapaknya Luna
8
08. Hanya Mengetes
9
09. Perdebatan
10
10. Mencari Sahabat
11
11. Kesepakatan
12
12. Mencari Calon Menantu
13
13. Meminta Bantuan
14
14. Mendadak Pergi Ke Salon
15
15. Bertemu Leon
16
16. Gagal Makan Bersama
17
17. Teman Lama
18
18. Cerita Di Warung Bakso
19
19. Membujuk Luna
20
20. Bapak Dan Anak
21
21. Hasutan Sapri
22
22. Kunjungan Kakek Wira
23
23. Nyai Ronggeng
24
24. Lamaran
25
25. Minggu Depan Nikah
26
26. Leon Bohong
27
27. Insiden Nikahan
28
28. Debat Masalah Slame
29
28. Tukang Parkir Hotel
30
30. Bertengkar Di Kantor
31
31. menjemput Luna
32
32. Seperti Menggoda
33
33. Tidur Di Bawah
34
34. Memergoki Lagi
35
35. Di Tuduh Mencuri
36
36. Hidup Yang Di Atur
37
37. Di Kafe
38
38. Kekesalan Leon
39
39. Luna Hilang
40
40. Tantangan
41
41. Menunjukkan Rekaman
42
42. Putus
43
43. Bekal Makan Siang
44
44. ATM Lima Ratus Juta
45
45. Di Apotik
46
46. Masalah Kuda-Kudaan
47
47. Bobol Gawang
48
48. Perawan Tingting
49
49. Telepon Malam-Malam
50
50. Menemui Sherly
51
51. Apa Benar Hamil?
52
52. Periksa Ke Dokter
53
53. Singkong Rebus
54
54. Keakraban Leon Dan Riko
55
55. Menolong Dewi
56
56. Berkenalan
57
57. Cerita Indah
58
58. Penyesalan Ibu Juminah
59
59. Menyewa Tempat Toko
60
60. Obrolan Di Ranjang
61
61. Tujuh Bulanan Luna
62
62. Jadi Kamu Anaknya?
63
63. Pembicaraan Membingungkan
64
64. Peresmian Toko
65
65. Kelahiran Kwartet
66
66. Soal Nama Belakang
67
67. Nama Lengkap
68
68. Menjenguk Kwartet
69
69. Mengantar Dewi Pulang
70
70. Kejar-Kejaran
71
71. Riko Datang
72
72. Visum
73
73. Pacar?
74
74. Menjadi Pacar Bohongan
75
75. Dewi Merajuk
76
76. Godaan
77
77. Tiga Sahabat Kecil
78
78. Obrolan Dewi Dan Riki
79
79. Pernikahan Dewi Dan Riko
80
80. Eksekusi
81
81. Urusan Ranjang
82
82. Mata Suci Yang Ternoda
83
83. Gue Emaknya Kwartet! ( Tamat )
84
84. Bonus Chapther

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!