Aku Seorang Summoner
Arya yang terkapar di pojokan belakang sekolah sedang menatap langit sambil menahan ngilu di sekujur tubuhnya.
"Langit siang hari ini indah sekali," ucap Arya dengan tersenyum pahit.
Dengan tubuh penuh lebam Arya masih memandang langit dengan sebelah mata karena sebelahnya tidak dapat melihat tertutup oleh bengkak.
Meskipun wajah Arya terlihat damai penuh senyuman tetapi batinnya selalu menangis.
'mengapa aku harus mengalami ini setiap hari.'
Arya berpikir seolah dunia sudah membencinya sejak kelahirannya semua orang memusuhinya takdir pun memusuhinya Arya membenci semua hal tentang hidupnya, teman- temannya bahkan mereka tidak pantas disebut teman meskipun Arya masih memiliki teman yang dianggapnya saudara.
Setelah Berjam jam terbaring, Arya mulai bosan dan rasa nyeri di sekujur tubuhnya sudah mulai mereda sehingga dia bangun.
Arya menepuk debu yang menempel di Sekujur tubuhnya dan bersiap pulang dengan langkah lemas.
Di sepanjang trotoar Arya berjalan dengan tatapan kosong dan disepanjang perjalanan Arya melihat setiap iklan digital di atas gedung yang menunjukan cuplikan game VRMMORPG paling terkenal yaitu New World dimana game tersebut dimainkan lebih dari jutaan pemain.
Arya memandangnya dengan kebencian yang terlihat di matanya.
"Game sialan itu..." gerutu Arya
Setelah memasuki gang sempit Arya tiba di Rumahnya.
Sebuah rumah yang sangat sempit diapit dengan rumah lainnya yang sewaktu waktu bisa roboh kapanpun, Arya mengetok pintu kayu yang rapuh dan terdengar suara jawaban dari wanita tua.
"Sebentar," jawab wanita itu lembut.
Pintu terbuka dan terlihat seorang wanita tua dengan senyum lemah menyambut Arya dan wajah tersebut berubah cemas.
"Arya! apa yang terjadi dengan wajahmu?" tanya wanita tersebut dengan cemas.
"Tidak apa apa Bu hanya terjatuh didepan jalan tadi, " jawab Arya dengan senyuman yang dipaksakan.
"Ya sudah ayo makan dulu. "
Ibu Arya sudah Tahu jika Arya sering di bully meskipun begitu tidak ada yang dapat dia lakukan sebagai ibu.
Pernah sekali ibunya ke sekolah untuk melaporkan kejadian tersebut tetapi tidak ditanggapi oleh pihak sekolah karena dianggap tidak ada bukti dan Arya pun menjawab dia hanya terjatuh ketika ditanya pihak sekolah.
Arya merasa itu bisa menyebabkan beasiswanya dicabut dimana Arya dianggap berkelahi dengan temannya dan Arya tidak mau lebih merepotkan ibunya.
Arya makan masakan ibunya yang seadanya dengan lahap dan ibunya memandangnya dengan senyuman.
Arya merasa dibalik semua kebenciannya pada dunia disinilah Arya benar benar merasa bahagia, bersama ibunya yang selalu menyayanginya.
"Setelah selesai makan, mandi dan istirahatlah nak," perintah ibu Arya dengan lembut.
"Baik Bu dilaksanakan," jawab Arya dengan Senyum ringan.
Dan setelah mandi Arya bergegas ke kamarnya dan bukannya tidur Arya malah menyalakan komputer bututnya.
Disinilah rahasia Arya darimana dia mendapatkan uang, dia memainkan game RTS (Real Time Strategy) dengan taruhan dimana dua pemain saling menghancurkan markas dimana yang menghancurkan markas lebih dahulu yang menang dan uang akan langsung masuk ke rekening sesuai dengan taruhan.
" Oh ho kavaleri sudah siap."
"Menara sihir sudah ready. "
"Hancurkan benteng sebelah kanan."
"Infanteri terobos pintu depan."
Arya selalu bahagia saat memainkan game tersebut dan semua kebenciannya pada dunia bisa hilang sesaat.
Arya memainkan game tersebut 3 sampai 4 kali tiap malam dan mampu menghasilkan kurang lebih lima ratus ribu permalam karena Arya belum pernah sekalipun kalah dalam permainan tersebut dan Arya memainkannya dengan live streaming sehingga banyak penonton selalu melihat permainan Arya bahkan di evaluasi ulang.
@Rob33:kontrol macam apa itu.
@dean: permainan Theo selalu mengagumkan.
@awarin: apa kalian tahu Theo dulu belajarnya kepadaku hahaha.
@lotto: pemain ini pasti menggunakan cheat bagaimana dia bisa mengatur pasukannya seperti itu.
Komentar seperti itu terus berlanjut di setiap permainan Arya.
Setelah lelah Arya pun tidur dengan senyum kebahagiaan.
***********
Keesokan paginya Arya berangkat seperti biasa.
Diperjalanan dekat dengan sekolah sebuah tangan menepuk punggungnya, seketika Arya menoleh terlihat lelaki gendut berbadan besar nyengir kepadanya.
"Gorila," sapa Arya dengan senyum.
"Hey bodoh! kemarin Jaka menghajarmu lagi kan dan kamu diam saja, " ucap Boby sambil menunjuk hidung Arya.
"Sudahlah aku tidak ingin ada masalah baru lagi."
"Tapi kan kamu bisa menghajar mereka semua dengan mudah lagipula...."
"Cukup idiot."
Boby tahu jika Arya sangat kuat dengan membawa sebatang kayu saja dia bisa menghabisi lima orang sekaligus karena dulu Boby yang suka berkelahi terlibat perkelahian dimana Boby dikeroyok 5 orang, tiba tiba Arya muncul dan menghajar semua dengan tongkat, sejak itu persahabatan mereka terjalin.
"Daripada harus berkelahi lebih baik berpikir bagaimana mendapatkan uang untuk membayar hutangku."
Suatu hari Arya pernah berhutang Kepada lintah darat dikarenakan ibunya sakit dan biaya pengobatannya mencapai 100 juta dan mereka tidak memiliki uang sehingga Arya memutuskan untuk meminjam uang kepada lintah darat dengan bunga 15 persen perbulan dan selama ini Arya hanya mampu membayar bunganya saja.
"Jika masalah hutang aku bisa..."
"Cukup, aku bisa mengatasinya sendiri," potong Arya
"Atau kamu pikir aku tidak mampu mengatasinya," ucap Arya dengan meninju pipi Boby bercanda.
"Dasar idiot bodoh," tawa Boby.
Arya tahu Boby serius dengan ucapannya tetapi Arya tidak mau merepotkan orang jika bisa.
"Kenapa kamu tidak bermain New World dengan kemampuanmu pasti mudah...."
"Jangan sebut game sial itu di depanku!" ucap Arya yang tiba tiba raut mukanya menjadi gelap saat game itu disebut.
"Ya sudah kita palak orang saja bagaimana," kata Boby sambil merangkul pundak Arya dengan tertawa untuk mencairkan suasana.
"Gorila bodoh," jawab Arya dengan tertawa lagi.
Boby tidak mengerti kenapa Arya begitu membenci game tersebut padahal jutaan orang ingin memainkannya, game VRMMORPG terbesar dengan bermain game tersebut uang yang didapatkan dapat ditukar dengan mata uang rupiah, apalagi jika menjadi player berperingkat sebutannya ranker akan mendapatkan banyak sponsor.
*****
Di lorong sekolah mereka berpapasan dengan Varia wanita tercantik di sekolah dengan dua temannya.
"Arya lihat itu ada peri," ucap Boby dengan mendorong dorong Arya.
"Apaan sih bodoh," kata Arya dengan risih sambil menyingkirkan Boby yang mendorong.
Mata mereka saling bertemu dan tanpa sengaja wajah Arya tiba tiba memerah dan Varia juga melihat Arya dengan tersenyum.
"Jangan dekat dengan orang miskin itu..." kata salah satu temannya dengan lirih.
"Jangan bilang begitu!" larang Varia dengan lirih sambil melihat Arya seolah minta maaf.
Meskipun lirih Arya masih bisa mendengar ucapan mereka dan membuat suasana hati Arya menjadi buruk.
"Mereka cuma bebek bodoh yang tidak tahu kamu saja," hibur Boby.
"Aku tahu temanku," ucap Arya dengan senyum tulus
"Eh ... kamu tidak sakit kan?" tanya Boby dengan jijik.
"Tidak idiot," ucap Arya dengan merangkul punggung Boby.
*****
Di kelas Arya bertemu dengan Jaka dan teman teman yang membullynya, Jaka memegang pundak Arya dengan keras.
"Bagaimana dengan latihan kemarin, apakah masih kurang?" ucap Jaka dengan nada mengancam.
Arya sudah mulai bosan menanggapinya.
"Iya terima kasih maaf jika aku punya salah," kata Arya dengan tidak peduli sambil menepis cengkeraman Jaka menuju tempat duduknya.
Jaka yang ingin mencengkeram leher Arya sekali lagi mengurungkan niat karena bel sudah berbunyi.
"Lain kali latihannya akan semakin berat!" ancam Jaka dengan senyum ganas.
'ya lain kali giliranku,' batin Arya.
Karena dia lah Arya dijauhi temannya.
Semua pandangan menakutkan yang selalu tertuju ke Arya hanya karena dia miskin selalu memakai sepatu butut dengan seragam kusut ditambah tas compang camping.
Jaka yang terang terangan memusuhinya menganggap orang seperti Arya tidak pantas sekolah di tempat elit seperti ini.
disekolah Arya selalu merasakan kehidupan seperti neraka hanya temannya Boby yang selalu membantunya, setiap jam istirahat Arya selalu tidur diatap karena dia tidak memiliki uang untuk membeli makan siang atau sekedar camilan di kantin sekolah, seolah kantin sekolah adalah tempat terlarang bagi Arya hanya temannya Boby yang selalu membawakan roti yang menurutnya kebanyakan daripada dibuang lebih baik diberikan kepada Arya.
Arya tahu si bodoh itu tidak pandai berbohong dan Arya memakannnya dengan nikmat dan Arya merasakan persaudaraan dari Boby dan tidak akan pernah mengkhianati saudaranya itu apapun yang terjadi.
Setiap hari sekolah membosankan seperti itu hanya Boby yang membuatnya nya bertahan.
****
Setiba di rumah Arya terkejut kenapa banyak orang tidak dikenal memasuki rumahnya dan terdengar teriakan dari ibunya.
"Pergi kalian, apa yang kalian mau!!!"
"Kami hanya ingin bertemu dengan anakmu."
Arya mengenal salah satu dari mereka, mereka adalah para rentenir tempat Arya meminjam uang.
"Apa mau kalian," Ucap Arya dengan tenang meskipun hatinya tidak setenang itu.
"Oh hoh akhirnya sang pahlawan sudah datang," ucap salah satu dari mereka.
"Bukankah aku sudah membayar bulan ini?"
"Benar sekali tuan tapi..."
"Tapi apa!" sergah Arya
"Bos ingin kamu melunasi semuanya," jawab pria besar berkacamata dengan seringai lebar.
"Apa..."
Wajah Arya kaku mendengar pernyataan mereka.
"Ada apa ini Arya, apa yang kalian bicarakan?" tanya ibu Arya dengan panik.
"...."
Arya yang masih terdiam tidak menjawab ibunya dan masih terdiam.
"Anakmu ini punya hutang kepada bos kami sebesar 100 juta," jawab salah satu dari mereka.
Ibu Arya kaget mendengarnya dan melihat Arya serta laki laki itu bergantian membuat wajahnya pucat pasi.
Arya menenangkan pikirannya lagi.
"Tapi aku tidak punya uang jika sebesar itu," ucap Arya memelas.
"Bos kami tidak peduli dengan itu, bos kami tahu kamu berhutang untuk menyelamatkan ibumu jika kamu tidak sanggup membayar mungkin lain kali kamu tidak bisa menyelamatkan ibumu," jawab mereka dengan senyum licik
Mendengar jawaban itu Arya langsung naik pitam dan menyerang laki laki itu dan berhasil menjatuhkannya tetapi keempat temannya membantu dan mulai menghajar Arya karena ukuran badannya berbeda jauh dengan Arya sehingga Arya menjadi bulan bulanan mereka.
"Hentikan ... Tolong hentikan!" teriak ibu Arya dengan putus asa sambil menangis sejadi jadinya.
"Sudah cukup," perintah laki laki yang diserang Arya tadi.
"Baik begini saja jika kamu tidak mampu membayar semua mulai bulan depan kamu harus membayar dua kali lipat dari bunganya," ucap laki laki itu dengan seringai kejam.
"Ayo pergi," perintahnya.
Mereka meninggalkan Arya dan ibunya begitu saja.
'Bajingan itu ... karena aku membayar dengan rutin mereka menjadi rakus,' Arya yang masih merintih kesakitan menyandarkan tubuhnya pada tembok.
Di dalam rumah itu terasa kesunyian yang sangat lama Arya dan ibunya sama sama terdiam.
"Jangan kuatir nak ibu akan membayar hutang itu," jawab ibu Arya dengan tersenyum lemah sambil mengelus kepala anaknya.
"Tidak Bu bagaimanapun caranya aku pasti bisa membayar hutang itu," ucap Arya dengan pasti.
Meskipun Arya tidak memiliki solusi yang pasti dan satu satunya yang dapat dipikirkan Arya adalah jalan itu.
'bajingan itu ... aku harus menemuinya ... demi ibu akan kulakukan apapun.'
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
system
👍👍👍💯💯💯
2024-05-30
1
Faeryd D'Squidy
hmm.. awal yang bagus
2024-05-15
1
Rix Fais
kok di gua gak ada gambarnya ya
2024-05-11
0