Arya yang terkapar di pojokan belakang sekolah sedang menatap langit sambil menahan ngilu di sekujur tubuhnya.
"Langit siang hari ini indah sekali," ucap Arya dengan tersenyum pahit.
Dengan tubuh penuh lebam Arya masih memandang langit dengan sebelah mata karena sebelahnya tidak dapat melihat tertutup oleh bengkak.
Meskipun wajah Arya terlihat damai penuh senyuman tetapi batinnya selalu menangis.
'mengapa aku harus mengalami ini setiap hari.'
Arya berpikir seolah dunia sudah membencinya sejak kelahirannya semua orang memusuhinya takdir pun memusuhinya Arya membenci semua hal tentang hidupnya, teman- temannya bahkan mereka tidak pantas disebut teman meskipun Arya masih memiliki teman yang dianggapnya saudara.
Setelah Berjam jam terbaring, Arya mulai bosan dan rasa nyeri di sekujur tubuhnya sudah mulai mereda sehingga dia bangun.
Arya menepuk debu yang menempel di Sekujur tubuhnya dan bersiap pulang dengan langkah lemas.
Di sepanjang trotoar Arya berjalan dengan tatapan kosong dan disepanjang perjalanan Arya melihat setiap iklan digital di atas gedung yang menunjukan cuplikan game VRMMORPG paling terkenal yaitu New World dimana game tersebut dimainkan lebih dari jutaan pemain.
Arya memandangnya dengan kebencian yang terlihat di matanya.
"Game sialan itu..." gerutu Arya
Setelah memasuki gang sempit Arya tiba di Rumahnya.
Sebuah rumah yang sangat sempit diapit dengan rumah lainnya yang sewaktu waktu bisa roboh kapanpun, Arya mengetok pintu kayu yang rapuh dan terdengar suara jawaban dari wanita tua.
"Sebentar," jawab wanita itu lembut.
Pintu terbuka dan terlihat seorang wanita tua dengan senyum lemah menyambut Arya dan wajah tersebut berubah cemas.
"Arya! apa yang terjadi dengan wajahmu?" tanya wanita tersebut dengan cemas.
"Tidak apa apa Bu hanya terjatuh didepan jalan tadi, " jawab Arya dengan senyuman yang dipaksakan.
"Ya sudah ayo makan dulu. "
Ibu Arya sudah Tahu jika Arya sering di bully meskipun begitu tidak ada yang dapat dia lakukan sebagai ibu.
Pernah sekali ibunya ke sekolah untuk melaporkan kejadian tersebut tetapi tidak ditanggapi oleh pihak sekolah karena dianggap tidak ada bukti dan Arya pun menjawab dia hanya terjatuh ketika ditanya pihak sekolah.
Arya merasa itu bisa menyebabkan beasiswanya dicabut dimana Arya dianggap berkelahi dengan temannya dan Arya tidak mau lebih merepotkan ibunya.
Arya makan masakan ibunya yang seadanya dengan lahap dan ibunya memandangnya dengan senyuman.
Arya merasa dibalik semua kebenciannya pada dunia disinilah Arya benar benar merasa bahagia, bersama ibunya yang selalu menyayanginya.
"Setelah selesai makan, mandi dan istirahatlah nak," perintah ibu Arya dengan lembut.
"Baik Bu dilaksanakan," jawab Arya dengan Senyum ringan.
Dan setelah mandi Arya bergegas ke kamarnya dan bukannya tidur Arya malah menyalakan komputer bututnya.
Disinilah rahasia Arya darimana dia mendapatkan uang, dia memainkan game RTS (Real Time Strategy) dengan taruhan dimana dua pemain saling menghancurkan markas dimana yang menghancurkan markas lebih dahulu yang menang dan uang akan langsung masuk ke rekening sesuai dengan taruhan.
" Oh ho kavaleri sudah siap."
"Menara sihir sudah ready. "
"Hancurkan benteng sebelah kanan."
"Infanteri terobos pintu depan."
Arya selalu bahagia saat memainkan game tersebut dan semua kebenciannya pada dunia bisa hilang sesaat.
Arya memainkan game tersebut 3 sampai 4 kali tiap malam dan mampu menghasilkan kurang lebih lima ratus ribu permalam karena Arya belum pernah sekalipun kalah dalam permainan tersebut dan Arya memainkannya dengan live streaming sehingga banyak penonton selalu melihat permainan Arya bahkan di evaluasi ulang.
@Rob33:kontrol macam apa itu.
@dean: permainan Theo selalu mengagumkan.
@awarin: apa kalian tahu Theo dulu belajarnya kepadaku hahaha.
@lotto: pemain ini pasti menggunakan cheat bagaimana dia bisa mengatur pasukannya seperti itu.
Komentar seperti itu terus berlanjut di setiap permainan Arya.
Setelah lelah Arya pun tidur dengan senyum kebahagiaan.
***********
Keesokan paginya Arya berangkat seperti biasa.
Diperjalanan dekat dengan sekolah sebuah tangan menepuk punggungnya, seketika Arya menoleh terlihat lelaki gendut berbadan besar nyengir kepadanya.
"Gorila," sapa Arya dengan senyum.
"Hey bodoh! kemarin Jaka menghajarmu lagi kan dan kamu diam saja, " ucap Boby sambil menunjuk hidung Arya.
"Sudahlah aku tidak ingin ada masalah baru lagi."
"Tapi kan kamu bisa menghajar mereka semua dengan mudah lagipula...."
"Cukup idiot."
Boby tahu jika Arya sangat kuat dengan membawa sebatang kayu saja dia bisa menghabisi lima orang sekaligus karena dulu Boby yang suka berkelahi terlibat perkelahian dimana Boby dikeroyok 5 orang, tiba tiba Arya muncul dan menghajar semua dengan tongkat, sejak itu persahabatan mereka terjalin.
"Daripada harus berkelahi lebih baik berpikir bagaimana mendapatkan uang untuk membayar hutangku."
Suatu hari Arya pernah berhutang Kepada lintah darat dikarenakan ibunya sakit dan biaya pengobatannya mencapai 100 juta dan mereka tidak memiliki uang sehingga Arya memutuskan untuk meminjam uang kepada lintah darat dengan bunga 15 persen perbulan dan selama ini Arya hanya mampu membayar bunganya saja.
"Jika masalah hutang aku bisa..."
"Cukup, aku bisa mengatasinya sendiri," potong Arya
"Atau kamu pikir aku tidak mampu mengatasinya," ucap Arya dengan meninju pipi Boby bercanda.
"Dasar idiot bodoh," tawa Boby.
Arya tahu Boby serius dengan ucapannya tetapi Arya tidak mau merepotkan orang jika bisa.
"Kenapa kamu tidak bermain New World dengan kemampuanmu pasti mudah...."
"Jangan sebut game sial itu di depanku!" ucap Arya yang tiba tiba raut mukanya menjadi gelap saat game itu disebut.
"Ya sudah kita palak orang saja bagaimana," kata Boby sambil merangkul pundak Arya dengan tertawa untuk mencairkan suasana.
"Gorila bodoh," jawab Arya dengan tertawa lagi.
Boby tidak mengerti kenapa Arya begitu membenci game tersebut padahal jutaan orang ingin memainkannya, game VRMMORPG terbesar dengan bermain game tersebut uang yang didapatkan dapat ditukar dengan mata uang rupiah, apalagi jika menjadi player berperingkat sebutannya ranker akan mendapatkan banyak sponsor.
*****
Di lorong sekolah mereka berpapasan dengan Varia wanita tercantik di sekolah dengan dua temannya.
"Arya lihat itu ada peri," ucap Boby dengan mendorong dorong Arya.
"Apaan sih bodoh," kata Arya dengan risih sambil menyingkirkan Boby yang mendorong.
Mata mereka saling bertemu dan tanpa sengaja wajah Arya tiba tiba memerah dan Varia juga melihat Arya dengan tersenyum.
"Jangan dekat dengan orang miskin itu..." kata salah satu temannya dengan lirih.
"Jangan bilang begitu!" larang Varia dengan lirih sambil melihat Arya seolah minta maaf.
Meskipun lirih Arya masih bisa mendengar ucapan mereka dan membuat suasana hati Arya menjadi buruk.
"Mereka cuma bebek bodoh yang tidak tahu kamu saja," hibur Boby.
"Aku tahu temanku," ucap Arya dengan senyum tulus
"Eh ... kamu tidak sakit kan?" tanya Boby dengan jijik.
"Tidak idiot," ucap Arya dengan merangkul punggung Boby.
*****
Di kelas Arya bertemu dengan Jaka dan teman teman yang membullynya, Jaka memegang pundak Arya dengan keras.
"Bagaimana dengan latihan kemarin, apakah masih kurang?" ucap Jaka dengan nada mengancam.
Arya sudah mulai bosan menanggapinya.
"Iya terima kasih maaf jika aku punya salah," kata Arya dengan tidak peduli sambil menepis cengkeraman Jaka menuju tempat duduknya.
Jaka yang ingin mencengkeram leher Arya sekali lagi mengurungkan niat karena bel sudah berbunyi.
"Lain kali latihannya akan semakin berat!" ancam Jaka dengan senyum ganas.
'ya lain kali giliranku,' batin Arya.
Karena dia lah Arya dijauhi temannya.
Semua pandangan menakutkan yang selalu tertuju ke Arya hanya karena dia miskin selalu memakai sepatu butut dengan seragam kusut ditambah tas compang camping.
Jaka yang terang terangan memusuhinya menganggap orang seperti Arya tidak pantas sekolah di tempat elit seperti ini.
disekolah Arya selalu merasakan kehidupan seperti neraka hanya temannya Boby yang selalu membantunya, setiap jam istirahat Arya selalu tidur diatap karena dia tidak memiliki uang untuk membeli makan siang atau sekedar camilan di kantin sekolah, seolah kantin sekolah adalah tempat terlarang bagi Arya hanya temannya Boby yang selalu membawakan roti yang menurutnya kebanyakan daripada dibuang lebih baik diberikan kepada Arya.
Arya tahu si bodoh itu tidak pandai berbohong dan Arya memakannnya dengan nikmat dan Arya merasakan persaudaraan dari Boby dan tidak akan pernah mengkhianati saudaranya itu apapun yang terjadi.
Setiap hari sekolah membosankan seperti itu hanya Boby yang membuatnya nya bertahan.
****
Setiba di rumah Arya terkejut kenapa banyak orang tidak dikenal memasuki rumahnya dan terdengar teriakan dari ibunya.
"Pergi kalian, apa yang kalian mau!!!"
"Kami hanya ingin bertemu dengan anakmu."
Arya mengenal salah satu dari mereka, mereka adalah para rentenir tempat Arya meminjam uang.
"Apa mau kalian," Ucap Arya dengan tenang meskipun hatinya tidak setenang itu.
"Oh hoh akhirnya sang pahlawan sudah datang," ucap salah satu dari mereka.
"Bukankah aku sudah membayar bulan ini?"
"Benar sekali tuan tapi..."
"Tapi apa!" sergah Arya
"Bos ingin kamu melunasi semuanya," jawab pria besar berkacamata dengan seringai lebar.
"Apa..."
Wajah Arya kaku mendengar pernyataan mereka.
"Ada apa ini Arya, apa yang kalian bicarakan?" tanya ibu Arya dengan panik.
"...."
Arya yang masih terdiam tidak menjawab ibunya dan masih terdiam.
"Anakmu ini punya hutang kepada bos kami sebesar 100 juta," jawab salah satu dari mereka.
Ibu Arya kaget mendengarnya dan melihat Arya serta laki laki itu bergantian membuat wajahnya pucat pasi.
Arya menenangkan pikirannya lagi.
"Tapi aku tidak punya uang jika sebesar itu," ucap Arya memelas.
"Bos kami tidak peduli dengan itu, bos kami tahu kamu berhutang untuk menyelamatkan ibumu jika kamu tidak sanggup membayar mungkin lain kali kamu tidak bisa menyelamatkan ibumu," jawab mereka dengan senyum licik
Mendengar jawaban itu Arya langsung naik pitam dan menyerang laki laki itu dan berhasil menjatuhkannya tetapi keempat temannya membantu dan mulai menghajar Arya karena ukuran badannya berbeda jauh dengan Arya sehingga Arya menjadi bulan bulanan mereka.
"Hentikan ... Tolong hentikan!" teriak ibu Arya dengan putus asa sambil menangis sejadi jadinya.
"Sudah cukup," perintah laki laki yang diserang Arya tadi.
"Baik begini saja jika kamu tidak mampu membayar semua mulai bulan depan kamu harus membayar dua kali lipat dari bunganya," ucap laki laki itu dengan seringai kejam.
"Ayo pergi," perintahnya.
Mereka meninggalkan Arya dan ibunya begitu saja.
'Bajingan itu ... karena aku membayar dengan rutin mereka menjadi rakus,' Arya yang masih merintih kesakitan menyandarkan tubuhnya pada tembok.
Di dalam rumah itu terasa kesunyian yang sangat lama Arya dan ibunya sama sama terdiam.
"Jangan kuatir nak ibu akan membayar hutang itu," jawab ibu Arya dengan tersenyum lemah sambil mengelus kepala anaknya.
"Tidak Bu bagaimanapun caranya aku pasti bisa membayar hutang itu," ucap Arya dengan pasti.
Meskipun Arya tidak memiliki solusi yang pasti dan satu satunya yang dapat dipikirkan Arya adalah jalan itu.
'bajingan itu ... aku harus menemuinya ... demi ibu akan kulakukan apapun.'
********
Arya berdiri didepan sebuah gedung yang sangat tinggi dan terdapat poster digital iklan dari game New World.
Arya memandang gedung itu dengan mata yang penuh kebencian.
Gedung ini adalah tempat terakhir yang akan dikunjungi Arya di muka bumi.
Arya memasuki gedung dan bertanya kepada resepsionis.
"Apakah saya bisa menemui bapak Prasetyo."
Sebelum menjawab pandangan resepsionis itu merayap dari atas sampai bawah tubuh Arya.
"Oh ... apakah sudah ada janji?" Tanya resepsionis dengan ramah.
Arya menundukkan kepala.
"Ehrr ... bilang saja Arya ingin bertemu jika boleh aku akan menunggu."
Resepsionis tersebut memiringkan kepala siapa sebenarnya anak ini.
"Baiklah akan saya sampaikan ke bapak Prasetyo silahkan tunggu di tempat duduk disana."
Arya menuju ke tempat duduk yang ditunjuk oleh resepsionis.
Sambil duduk Arya terlihat menggerakkan kakinya gemetaran.
Setelah berjam jam menunggu seorang laki-laki berjas mendatangi Arya.
"Tuan arya?" Tanya lelaki itu.
"Iya?"
"Silahkan ikuti saya bapak Prasetyo sudah menunggu."
Setelah menaiki lift sampai lantai 25 pintu lift terbuka dan pria tersebut berjalan di lorong dengan diikuti Arya hingga tiba di depan pintu besar, dan ketika pintu itu terbuka terlihat seorang pria yang duduk di kursi besar.
"Saya sudah membawanya Tuan."
"Terima kasih Pak Dir dan tunggu diluar," jawab pria itu dingin.
"Duduklah," perintah pria itu kepada Arya.
Arya menurutinya.
"Apa yang kau inginkan ... kenapa datang kemari?" Tanya pria itu dengan dingin.
Sebelum menjawab Arya memperhatikan pria tersebut dan kebencian memasuki hatinya, Arya memandangi pria tersebut terlihat dari rambutnya yang klimis dengan sisir ke belakang meskipun ada sebagian uban yang tumbuh dengan wajah terlihat mirip Arya dengan tampilan lebih tua.
"Ayah..."
Sampai matipun Arya tidak ingin mengucapkan kata itu tetapi demi ibunya apapun akan Arya lakukan.
Pria tersebut adalah ayah kandung Arya yang telah meninggalkan dirinya dan ibunya sewaktu kecil karena Arya bukan anak sah sehingga mereka ditinggalkan agar tidak mencemari nama baiknya.
Sewaktu kecil anak lain akan dengan bangga menyebut ayahnya dan apa pekerjaannya tetapi Arya bahkan tidak mengucapkan apa apa dan hanya kebencian yang tampak di hidupnya jika harus mengingat ayahnya.
Dan sampai sekarangpun kebencian itu tidak padam malah semakin berkobar-kobar.
Arya melanjutkan kata katanya lagi.
"Aku ingin meminjam uang dan aku janji akan aku bayar tiap bulan."
Ayah Arya hanya diam dan hanya menatap Arya.
Setelah keheningan yang cukup lama ayah Arya menjawab dengan datar.
"Bukankah sudah kukatakan agar jangan kemari lagi kita sudah tidak ada hubungan apa apa lagi dan aku sudah membelikan kalian rumah jual saja rumah itu untuk kebutuhanmu."
Jawaban ayah Arya membuat amarah Arya tak terkendali.
"Rumah reyot itu tidak cukup untuk membayar hutang!" teriak Arya.
"Diam!!! Aku bisa mengusirmu jika mau," ucap ayah Arya
"Memang apa yang kau lakukan sampai harus hutang besar?" Tanya ayah Arya penasaran.
Dan dia yakin pasti digunakan untuk keperluan yang tidak penting.
"Aku menggunakannya untuk membayar biaya pengobatan ibu..."
Ayah Arya agak sedikit terkejut tetapi tetap tidak menunjukan ekspresi.
Saat hening ayah Arya berpikir dengan mengetukkan jari di meja.
kemungkinan berencana untuk meminjaminya uang tapi ayah Arya punya ide lain.
"Begini saja... Aku punya ide, aku akan memberikan satu kapsul untuk mu."
Kapsul yang dimaksud adalah kapsul atau tempat yang mirip kapsul untuk bermain game New World, game terbesar yang dimainkan jutaan orang bahkan digunakan untuk mencari uang atau menjadi pekerjaan dan ayah Arya adalah salah satu pengembang terbesar dari game tersebut itulah mengapa Arya begitu membenci game tersebut.
Sebelum Arya benar benar meledak dan menyerang ayahnya, pria itu menambahkan kata katanya.
"Dan satu lagi....jika kau mampu menjadi juara dunia di turnamen yang akan diadakan 2 tahun lagi baik turnamen perorangan dan tim maka seluruh aset yang aku miliki akan aku serahkan ke kamu... Ya jika kau merasa yakin bisa menjadi player tangguh."
Arya yang terkejut dengan kata kata ayahnya menjernihkan pikirannya sebelum menjawab.
"Kau bisa berbohong dengan tidak mengakuinya."
"Kita akan membuat perjanjian tertulis."
"Kau bisa mengutak Atik gamenya semaumu."
"Aku tidak bisa merubah game tersebut karena game tersebut dikendalikan oleh 4 AI (Artificial Intelligence) dan kami sebagai pengembang hanya bisa menambahkan event dan tidak akan bisa mengubah status player secara pribadi."
Arya berpikir sejenak dia masih bingung bagaimana untuk melunasi hutang tapi mungkin untuk awal 20 juta Arya masih bisa mengusahakannya tetapi mungkin ini kesempatan Arya untuk mencoreng muka ayahnya dia akan memainkan game yang dibuat ayahnya untuk menghancurkan ayahnya.
"Baik..aku setuju."
"Tapi ada syaratnya," tambah ayah Arya
"Apa itu?" tanya Arya dengan cemas.
"Sebelum menjuarai dunia ataupun jika gagal jangan pernah datang kesini dan jangan pernah menyebut sekalipun Bahwa kau adalah anakku dan jika melanggar akan ada hukuman sesuai perjanjian."
Mendengar syarat itu Arya lega karena itu juga keinginan dalam hatinya.
"Tentu saja," jawab Arya dengan seringai tajam.
Setelah terjadi kesepakatan ayah Arya memanggil pria yang mengantar Arya untuk menyiapkan dokumennya.
Setelah ayah Arya menandatanganinya dia menyerahkan kepada Arya, setelah Arya membaca sebentar dan cukup yakin dengan isinya Arya menandatanganinya.
"Baik perjanjian sudah dibuat dan akan diserahkan kepada ahli hukum sekarang pulanglah dan akan kukirim kapsul itu ke rumahmu pak dir antarkan dia..."
"Aku bisa pulang sendiri dan tolong antarkan ke alamat yang aku sebutkan."
Saat Arya berbalik dan hendak pergi ayah Arya menghentikannya.
"Tunggu sebentar!!!"
"Ada apa lagi."
"Jangan pernah memanggilku ayah lagi," ucap ayah Arya dengan dingin
"Tentu saja." jawab Arya dengan senyuman dingin
Setelah sosok Arya pergi pria yang disamping ayah Arya memberanikan diri untuk bertanya.
"Tuan apakah tidak apa apa, perjanjian itu..."
"Jangan kuatir Pak Dir, anak itu tidak mungkin bisa menjuarai dunia dengan game yang sudah berjalan setahun, bagaimana dia bisa mengejar ketertinggalannya, dan dengan ini aku bisa menyingkirkan mereka agar tidak menggangguku lagi, lagipula aku sudah menyiapkan jebakan di dalam kapsul itu dia tidak bisa memilih pekerjaan seperti yang diinginkannya."
Senyum jahat ayah Arya melebar seolah semua sesuai dengan perhitungannya, ya benar semua sesuai perhitungan kecuali bahwa Arya pemain yang benar benar tangguh.
****
Saat di sekolah Arya menceritakan kejadian kemarin kepada Boby dan berharap Boby mau membantunya.
"Itu ide yang bagus kamu bisa terus bermain di rumahku."
Dan saat perjalanan pulang mereka berbicara dengan antusias.
"Tidak kusangka akhirnya kamu mau memainkan game ini juga," ucap Boby dengan riang.
"Aku terpaksa bodoh, tapi dengan tawaran seperti itu orang gila pun akan melakukannya," jawab Arya dengan seringai lebar.
"Tapi jika nanti seandainya kamu benar benar menjuarai turnamen ini aku ingin melihat bagaimana wajah ayahmu saat itu."
"Jangan sebut dia ayahku lagi tapi kamu benar aku juga ingin melihatnya," ucap Arya dengan tawa
"Ngomong ngomong job apa yang akan kamu gunakan nantinya?" tanya Boby.
Arya menimbang nimbang sejenak sebelum menjawabnya.
"Mungkin yang paling cocok buatku adalah assasin untuk pemain solo."
Sambil berbicara Arya berpikir lagi dengan menaruh jari telunjuk di dagunya.
"Jika tidak memungkinkan knight yang seimbang antara offense dan defense..."
"Penyihir juga pilihan bagus untuk serangan dengan damage besar."
"Atau mungkin tabib yang bisa membantu keseluruhan party," tambah Boby.
"Tidak mungkin aku menggunakan job yang tidak bisa untuk PVP kan," tolak Arya.
"Benar juga ... Pilihan yang paling baik untuk PVP hanya Assasin, Knight dan Swordman."
"Yah.. mungkin salah satu dari itu yang akan aku pakai."
Dan percakapan seru mereka berlanjut sampai rumah Boby.
****
Rumah Boby sangat besar dan mewah daripada rumah lebih mirip istana dan memang ayah Boby seorang pengusaha.
Arya melihat rumah besar dan Boby secara bergantian seakan tidak percaya.
"Apa maksud pandangan menjijikanmu itu..." tanya Boby dengan mata melotot kepada Arya.
"Ah tidak ... hanya terkejut temanku yang preman ini adalah orang kaya tidak mirip dengan penampilannya," jawab Arya dengan cengingisan.
"Apa maksud ucapanmu sialan!" teriak Boby memukul perut Arya dengan tertawa.
Dan mereka memasuki rumah yang lebih mirip istana dan langsung menuju ke kamar Boby.
Arya memasuki kamar Boby dengan mulut mengangah dimana besar kamarnya sebesar rumah Arya.
Arya memandangi sekitar dimana terdapat dua alat kapsul permainan, sebuah komputer mahal di tembok penuh poster pemain pro player New World.
"Kapsul itu datang waktu kita disekolah dan aku suruh pembantu untuk menaruhnya dikamarku jadi kamu bisa main sepuasmu."
"Bagaimana dengan orang tuamu...?"
"Orang tuaku jarang pulang mereka di luar negeri."
"Jadi gorila ini kesepian tenang saja kakak akan menemanimu," hibur Arya dengan tertawa.
"Sialan musang bodoh."
Boby memukul perut Arya lagi tetapi bisa dihindari Arya.
"Kalau mau tinggallah disini," ucap Boby sambil melirik Arya.
"Maaf aku tidak bisa aku harus menjaga ibuku...." tolak Arya dengan lembut.
Saat melihat wajah Boby yang kusut Arya menambahkan lagi.
"Tapi mungkin aku akan jarang pulang kerumah dan kadang menginap disini."
Dan wajah Boby kembali gembira.
"Sekarang cobalah kapsul itu," pinta Boby.
Arya memasuki kapsul tersebut menyesuaikan dengan tempat duduk di dalam kapsul, ketika pintu tersebut tertutup sebuah cahaya kecil melakukan scan dari atas sampai bawah.
Dan ketika Arya terhubung dengan permainan New World suara pertama yang terdengar adalah suara wanita tegas mirip robot.
[Selamat datang dalam permainan New World.]
[Silahkan sebutkan namamu.]
"Theo."
[Theo jenis Kelamin laki-lak.i]
ulang suara tersebut.
Dalam New World tidak dapat mengubah jenis kelamin karena sesuai dengan scan tubuh.
[Pilih Ras mu.]
"Manusia."
Dalam new world hanya ada 3 ras manusia, giant dan elf Arya memilih manusia karena memiliki karakter yang seimbang sementara elf fokus pada Agility dan Giant pada strength.
[Silahkan pilih Job.]
Gambaran pilihan banyak job muncul di depan Arya dan Arya sudah memutuskan akan memilih assassin.
"Aku pilih Assassin."
[Ditolak.]
Arya kebingungan dan tidak mengerti apa yang terjadi dan Arya tetap memilih assasin berkali kali tetapi jawaban dari pemandu tetap sama.
Arya menenangkan diri dan mencoba memilih job lain.
"Archer."
[Ditolak.]
Apa yang terjadi Arya hendak menanyakan pada Boby tetapi Arya tidak bisa log out dari game sebelum menyelesaikan registrasi.
Arya memilih semua job yang menurut Arya kuat dalam pertarungan PVP tetapi semua ditolak dan yang tersisa hanya dua job summoner dan healer.
'bajingan tua itu.'
Arya menyadari pasti ulah ayahnya yang telah menyabotase pemilihan job dimana job yang tersisa hanyalah dua job pembantu yang tidak berguna dalam pertarungan PVP.
"Aku pilih summoner."
[Job summoner telah dipilih selamat anda telah menyelesaikan registrasi.]
Kemudian terdapat layar besar yang menjadi awal cerita dan Arya melewatkan cerita itu karena ujung ujungnya pasti menyelamatkan dunia seperti kebanyakan game.
[anda akan segara dipindahkan ke kota permulaan Romant.]
Theo telah dipindahkan di tengah kota dekat dengan air mancur dari pusat kota.
Theo memperhatikan kedua tangannya serta seperti apa penampilannya dari wajah dan bentuk badan tidak berbeda dengan aslinya sementara untuk pakaian summoner menggunakan tudung untuk menutupi kepala.
"beli semua wolf leather masing-masing seharga 10 perak."
"Dapatkan Red Stone Armor sekarang dengan diskon 15%."
"Diperlukan Mage dan Healer untuk Raid Gua Mordon."
Theo melihat sekeliling dimana penuh dengan pemain yang melakukan tawar menawar dan perekrutan.
Theo melihat pemandangan kota Romant Theo terpaksa mengagumi kota yang terlihat sangat indah menyerupai abad pertengahan.
Banyak pemain memperhatikan Theo.
"Masih ada yang memakai job tidak berguna."
"Mungkin salah pilih."
"Player bodoh."
Dan banyak cemoohan lainnya serta pandangan menjijikan ditujukan hanya pada Theo.
Theo tahu mereka pasti mengutuk job yang telah dipilihnya.
Theo hanya bisa menahan amarah dan memilih untuk log out.
Theo membuka pintu kapsul dengan sedikit kasar.
Boby yang menyambutnya kebingungan apa yang terjadi.
"Ada apa?" Tanya Boby.
Arya hanya diam.
"Job apa yang kamu pilih?"
"Summoner," jawab Arya dengan kesal.
Boby yang menahan mulutnya yang mengangah menanyakan lagi.
"Kenapa kamu memilih job sampah...maksudku job yang jarang dipilih orang."
Semua orang tahu Summoner hanya bisa memanggil monster dan sangat lemah dengan fisiknya dan untuk party tidak cukup berguna kecuali yang berani mengeluarkan uang banyak untuk membeli monster kuat tetapi memiliki batasan dengan kapasitasnya dan yang paling penting sangat lemah dengan PVP jarang ada orang membuat party dengan anggota Summoner.
"Ayahku..."
Boby mulai mengerti apa yang terjadi.
"Bajingan tua licik itu.." geram Arya.
Suasana menjadi hening.
"Lalu apa yang akan kau lakukan?"
Arya berpikir sebentar dan menuju meja komputer dan mulai membuka situs tentang New World.
"Tidak ada gunanya jika aku memainkan game dengan asal asalan..."
"Aku akan mencari semua informasi tentang New World dan akan kubuat bajingan tua itu menyesal karena masih menyisakan job summoner dan akan kubungkam mulut para player yang meremehkan summoner."
"Bagus sekali itu baru pro gamer Arya yang kukenal," ucap Boby dengan menepuk pundak Arya lembut.
*******************
Seharian penuh Arya menatap layar komputer Boby yang menungguinya dengan bosan dan menguap tidur tiduran di tempat tidurnya dengan tangan menyanggah kepalanya.
"Sudah seharian kamu di depan komputer, apakah ada sesuatu yang kamu temukan."
Arya hanya diam dan mengangguk anggukan kepala.
"Ayolah setidaknya makanlah dulu kasian tukang masak ku sudah menyiapkan makanan untukmu."
Arya yang masih terdiam tiba tiba berteriak penuh kemenangan.
"Ini dia!"
"Hah!! Ada apa?"
Boby yang terkejut langsung terbangun.
"Apa? Apa yang kamu temukan!!!"
"Aku akan mencobanya." jawab Arya dengan riang sambil berlari memasuki kapsul.
"Hei setidaknya jelaskan dulu!! "
"Sial dia sudah login!" Boby melihat Arya dan komputer bergantian dan dia menuju komputer untuk melihat apa yang dilihat Arya
"Perburuan King goblin Gornage????"
**************
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!