17

sementara raya yang sedang menunggu kedatangan tukang pijit langganan sang ayah tiba-tiba merasakan sesak di dadanya seperti terhimpit batu besar perasaan raya saat ini sangat gundah

raya sendiri tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia merasakan perasaan seperti itu, sedikitpun raya tidak berpikiran bahwa eza telah berbuat macam-macam di belakangnya apalagi sampai mengkhianatinya

"ya Allah kenapa perasaanku tiba-tiba resah seperti ini, apa eza melakukan sesuatu di belakangku saat ini?" batin raya bertanya-tanya

tok

tok

tok

"sayang mbok yum udah dateng, ayok keluar" teriak bunda lena dari balik pintu

ceklek

"ayok bun" ajak raya saat membuka pintu kamarnya

"bisa jalan gak?" tanya bunda lena cemas

"bisa pelan-pelan aja" jawab raya

bunda lena memapah tubuh raya karena merasa tidak tega melihat anak tercintanya jalan terpincang-pincang menahan rasa sakitnya

bunda lena belum sempat menanyakan sebab kaki raya terkilir karena saat raya datang dia langsung masuk ke kamarnya dan kembali tidur

"kaki nya kenapa neng?" tanya mbok yum melihat raya yang berjalan terpincang-pincang

"terkilir mbok, sakit banget" jawab raya sedikit meringis

"coba mbok lihat" seru mbok yum

"bu ada minyak zaitun?" tanya mbok yum pada bunda lena

"ada mbok sebentar saya ambilkan" sahut bunda lena

mbok yum membolak-balikan kaki raya yang masih sangat membengkak dan sedikit lebam

mbok yum mulai mengurut perlahan kaki raya saat bunda lena memberikan minyak zaitun kepadanya

"tahan ya neng pasti akan sedikit sakit" ucap mbok yum

"aaaawwwwwww" raya menjerit saat mbok yum mulai mengobati kakinya

"tahan ya"

"sakit banget mbok, aaahhhhhhhhh"

tidak sampai tiga puluh menit mbok yum sudah selesai mengobati kaki raya yang terkilir

raya sudah bisa menggerakan kakinya yang terkilir sedikit demi sedikit meskipun masih terlihat bengkak dan masih sedikit berdenyut

"istirahat dulu ya neng jangan banyak jalan-jalan dulu biar cepat pulih" ucap mbok yum

"iya mbok makasih banyak maaf saya sudah merepotkan"

"tidak apa-apa sudah pekerjaan mbok neng"

mbok yum pulang di antar oleh bunda lena sampai teras depan rumahnya

bunda lena buru-buru masuk lagi ke dalam rumah takut raya membutuhkan sesuatu

"sayang mau makan sekarang biar bunda ambilin" tawar bunda lena

"aku mau cemilan aja bun ada gak?" sahut raya

"sebentar bunda ambilkan"

"ini keripik kentang kesukaan kamu" bunda lena menyodorkan satu toples keripik buatannya sendiri

"makasih bunda, bunda tahu banget apa yang aku mau" raya memeluk bunda lena manja

"kaki kamu kenapa bisa terkilir begitu?"

"semalem aku jatoh bun pas lagi jalan sama eza"

"jatuh gimana?"

"ya jatoh aku gak fokus liat jalan"

"kalau sekedar jatuh biasa gak akan sampai terkilir begini ray"

"aku pake hills bun"

"pantesan, lain kali kalau jalan begitu gak usah pake hills pakai sepatu aja biar lebih aman"

"iya bunda"

raya tidak pernah menceritakan kepada bunda lena maupun ayah burhan tentang sikap eza yang selalu menuntut dirinya untuk tampil sesuai keinginan eza termasuk saat memakai hills itu yang sebenarnya adalah perintah eza bukan kemauan raya sendiri, raya selalu menceritakan semua kelebihan eza seakan eza tak mempunyai cela padahal raya sangat tahu bagaimana kelakuan eza sebelum berpacaran dengannya jauh dari kata pria baik-baik namun saking cintanya raya kepada eza, raya menutupi itu semua dari kedua orang tuanya raya hanya menceritakan kebaikan eza saja seakan eza pria paling sempurna dan pria satu-satunya yang pantas untuk menjadi suaminya itulah yang membuat bunda lena dan ayah burhan yakin untuk merestui hubungan meskipun dalam hati bunda lena ada sedikit keraguan tentang eza namun melihat betapa raya sangat mencintai eza bunda lena berusaha menepis prasangka itu

siang pun berganti senja raya masih menunggu eza untuk datang menjemputnya namun sekian lama raya menunggu bahkan matahari pun sudah mulai tenggelam eza tak memperlihatkan batang hidungnya

"yank kok belum jemput? lembur lagi?"

raya mengirimkan pesan kepada eza namun centanh satu pertanda ponsel eza sedang tidak aktif

raya menunggu sampai satu jam pesan yang dia kirimkan tak kunjung terkirim

hati raya semakin gundah terpaksa raya menelfon eza untuk memastikan

nomor yang anda tuju sedang tidak aktif cobalah beberapa saat lagi

suara operator yang hanya raya dengar setelah beberapa kali mencoba menghubungi suaminya

sampai pukul 20:00 akhirnya pesan raya terkirim dan centang biru

ting

satu pesan masuk di ponsel raya dan itu adalah pesan balasan dari eza

"sayang maaf hape aku mati, aku baru selesai meeting ini masih di kantor numpang cas hape dulu, kamu mau pulang apa nginep di rumah bunda?"

^^^"jam segini baru selesai meeting?"^^^

"iya masa aku boong jadi gimana mau nginep apa mau pulang?"

^^^"nginep aja tanggung udah malem"^^^

"ya udah nanti aku pulang kesitu mau mampir dulu ke cafe fahmi boleh ya? "

^^^"iya"^^^

"mau nitip sesuatu"

^^^"gak"^^^

raya menyimpan lagi ponselnya di atas nakas ada sedikit keraguan di hati raya saat mendengar penjelasan eza

hati raya kembali merasa tidak enak merasakan ada sesuatu yang menyesak kan dadanya namun raya tidak tahu itu apa

berulang kali raya mengucap istigfar agar suasana hatinya menjadi tenang

sementara eza yang saat ini sebenarnya masih berada di rumah dini bukan sedang di kantor seperti yang sudah dia katakan kepada raya

eza kembali menyakiti hati raya dengan sadar malam ini eza kembali mencumbu dini meskipun tak sampai melakukan penyatuan namun tetap saja itu adalah sebuah kesalahan karena eza sudah mengkhianati raya yang sangat tulus mencintainya bahkan jika raya di minta untuk menukar nyawanya untuk mempertahankan eza mungkin akan raya lakukan

"kenapa?" tanya dini melingkarkan tangannya di perut eza

"aku harus pulang raya menungguku" jawab eza jujur

"kamu bisa gak sih jangan bahas dia kalau kita lagi berdua, katanya gak cinta tapi resah banget kalau semalam aja gak tidur sama dia" ucap dini ketus

"kamu jangan melupakan status aku yang masih mempunyai istri" sahut eza sedikit membentak

"aku tahu itu tapi semalam saja kamu habisin waktu sama aku za"

"untuk apa? kamu juga gak bisa ngasih apa yang aku mau"

"aku pasti kasih tapi gak sekarang"

"alasan"

"kalau kamu udah ceraikan istri kamu aku janji akan kasih semua yang kamu mau"

eza terdiam mendengar ucapan dini, untuk menceraikan raya dalam waktu dekat ini rasanya eza belum bisa entah masih ada rasa cinta atau hanya rasa kasian tapi yang pasti eza belum bisa melepaskan raya karena cuman raya yang mampu membuat dirinya terpuaskan di atas ranjang bahkan eza sudah berulang kali mengajak dini untuk berhubungan badan tapi dini selalu menolaknya dengan beribu alasan sebenarnya eza tidak terlalu tertarik kepada dini dia hanya penasaran apakah benar dini itu masih perawan atau tidak karena kalau di lihat daimri segi wajah jelas kalah kauh dengan raya yang mempunyai paras yang sangat cantik dan sangat seksi berbeda dengan dini yang memiliki wajah dengan kecantikan yang standar bahkan body nya saja tidak seindah body raya malah dini terkesan kurus dan tidak seksi sama sekali kelebihan dini hanya dia terlahir dari keluarga kaya dan memiliki jabatan tinggi di kantor tempat eza bekerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!