Broken Wedding

Broken Wedding

pengantin baru

"sayang bangun sholat subuh dulu" eza membangunkan raya begitu lembut

"emmmm, jam berapa?" tanya raya dengan mata yang masih terpejam

"udah mau subuh ayo bangun mandi dulu kita sholat berjamaah" ajak eza mengelus-elus pipi mulus raya

"bangunin dong, masih lemes banget ini" rengek raya manja

"manja banget sih" eza mencubit gemas hidung mancung raya

eza membimbing raya untuk bangun dan segera membersihkan tubuhnya

hari ini adalah hari pertama bagi naraya anastasia menjadi seorang istri, eza alfarizki pria yang sangat raya cintai dan kini sudah resmi menjadi suaminya

bahagia tentu saja itulah yang raya harapkan selama ini bisa hidup bahagia bersama pria yang sangat dia cintai dalam ikatan pernikahan

raya berharap ini adalah pernikahannya yang pertama dan terakhir, raya hanya menginginkan eza yang menjadi suami satu-satunya sampai ajal menjemputnya

raya tak henti-henti menyunggingkan senyumnya mengingat percintaan panasnya dengan eza tadi malam

raya melihat sekujur tubuhnya penuh dengan tanda cinta yang di tinggalkan oleh suaminya

"udah kayak macan tutul aja ni badan" gumam raya terkekeh

"sayang udah selesai belum mandinya kok lama sih?" teriak eza dari balik pintu

"iya udah selesai kok"

raya membuka pintu kamar mandi hal pertama yang dia lihat adalah wajah suaminya yang terlihat tampan dengan setelah baju koko

raya memandangi suaminya sampai tak berkedip

"biasa aja ngeliatnya, ayok buruan subuhnya udah mau lewat"

"iya, iya cerewet"

setelah selesai melaksanakan kewajiban mereka, raya menyiapkan sarapan untuk eza,

bunda lena yang sudah berada di dapur tersenyum melihat anak bungsunya yang semakin cerah saja

bunda lena merasa lega melihat raya yang sudah menemukan kebahagiaanya dan bersanding dengan pria yang sangat raya cintai

"pagi pengantin baru, cerah banget mukanya" sapa bunda lena

"eh bunda udah di dapur aja, tumben banget jam segini udah mau masak" sahut raya tersenyum kikuk

"bunda kira kamu akan bangun siang ray makanya bunda sengaja masak sekarang biar nanti pas bangun kamu sama suami kamu gak kelaperan"

"engga lah bun, raya harus biasa bangun pagi-pagi apalagi nanti kalau udah tinggal di rumah eza mana bisa raya bangun siang"

"ya syukur lah kalau kamu berpikir seperti itu, ayok bantuin bunda masak"

"ayok, ayah mana bun kok gak keliatan?" tanya raya

"ayah sholat di mesjid belum pulang, besok-besok suami kamu suruh sholat di mesjid juga bareng sama ayah"

"iya bun"

raya dan bunda lena mulai memasak untuk sarapan mereka

raya yang memang sudah terbiasa memasak tidak merasa kesulitan untuk membantu ibu nya bahkan masakan raya sudah tidak bisa di ragukan lagi kelezatannya

tiga puluh menit berlalu akhirnya hasil masakan raya dan bunda lena selesai, raya menata semua hasil masakannya di atas meja makan dan bersiap untuk memanggil eza yang masih berada di dalam kamar

"pagi bun" sapa eza yang tiba-tiba sudah berada di ruang makan

"pagi za ayok sarapan" ajak bunda lena

"sayang kamu udah disini baru aja aku mau panggil kamu" sahut raya

"aku cium wangi masakan kamu makanya cepet-cepet keluar dari kamar"

"kalau soal makanan aja cepet"

eza hanya membalas dengan senyuman saja lalu duduk di kursi yang masih terlihat kosong

eza meminum teh hangat yang sudah di siapkan oleh raya

tak lama kemudian ayah burhan datang dari mesjid dan ikut bergabung di meja makan untuk sarapan

"ayah baru pulang dari mesjid? tanya eza basa basi

"iya za"

"kalau tahu ayah ke mesjid eza pasti ikut" seru eza

"tidak apa-apa za besok-besok kan masih bisa sholat di mesjid"

"iya yah"

"rencana nya kalian kapan akan pindah?" tanya ayah burhan

"ayah ngusir kita? tega banget baru juga nikah sehari udah di usir aja" sela raya

"bukan ngusir, ayah cuman mastiin aja sensi banget pengantin baru" sahut ayah burhan

"sepi dong kalau raya pindah, bunda sendiri di rumah" ucap bunda lena sendu

"bunda jangan sedih nanti kak rara kan pulang lagi kesini bunda gak akan kesepian, raya juga bisa seminggu sekali nengokin bunda kesini"

"bunda jangan begitu raya kan sudah menikah, raya harus ikut kemanapun suaminya pergi kita sudah gak punya hak apa-apa lagi atas raya bun" ucap ayah burhan

"bunda tahu tapi bunda belum rela aja melepas anak bungsu bunda buat jauh dari kita yah, kamu harus banyak-banyak sabar ya za ngadepin raya"

"eza terima baik buruknya raya bun, eza sayang sama raya apa adanya insyallah eza akan aelalu buat raya bahagia"

"aamiin itu yang kami harapkan sebagai orang tua za, jadi kapan kalian akan tinggal di rumah kamu za?" tanya ayah burhan lagi

"setelah masa cuti eza berakhir, eza akan bawa raya pindah ayah"

"ya sudah ayah mau siap-siap ke kantor kalian habiskan sarapan kalian"

raya dan eza kembali ke kamar setelah menyelesaikan sarapan mereka, raya mulai mengemas barang-barangnya yang akan di bawa ke rumah eza rasanya memang seperti mimpi raya yang tidak bisa jauh dari sang ibu kini terpaksa harus ikut dengan suaminya untuk tinggal di rumah mertuanya

eza memperhatikan setiap gerakan raya entah kenapa hasrat eza kembali bergejolak ingin mengulang kembali percintaan panas mereka tadi malam

perlahan eza menghampiri raya dan memeluk tubuh ramping dari belakang

"sayang" bisik eza menggoda

"apa" sahut raya

"pengen lagi boleh" eza mulai meng ecup leher putih mulus raya

"pengen apa?" tanya raya pura-pura tak mengerti

"sayang ayolah, udah on fire ini" rengek eza

"kamu gak cape apa semalem aja lembur sampe subuh, masih belum puas?"

"masih kurang sayang pas pacaran aja kamu gak pernah nolak masa sekarang nolak"

"bukan nolak tapi kan aku lagi beres-beres ini dulu yank"

tanpa menjawab ucapan raya lagi eza membalikan tubuh raya agar menghadap ke arahnya, eza mel umat bibir raya penuh has rat

ciu man yang awalnya penuh dengan kelembutan perlahan berganti dengan ciu man yang panas dan menuntut, tangan nakal eza sudah berkeliaran menyusuri setiap jengkal tu buh raya yang sudah menjadi candu untuknya dan terjadilah pertempuran yang penuh nik mat diantara sepasang pengantin baru itu

sejak masa pacaran memang raya dan eza menganut pacaran yang bergaya sangat bebas dan di luar batas, raya memang bukan seorang yang masih memiliki keperawanannya saat berhubungan dengan eza begitupun dengan eza yang sudah sering berhubungan dengan banyak wanita sebelum menjalin hubungan dengan raya

raya yang memang dari dulu sudah sangat mencintai eza menerima dengan ikhlas masa lalu eza seburuk apapun itu begitupun dengan eza yang menerima masa lalu raya meskipun terbesit rasa kecewa di dalam hatinya karena wanita yang sangat dia cintai sudah kehilangan mahkotanya sebagai wanita tapi nasi sudah menjadi bubur eza berusaha lapang untuk menerima raya apa adanya mengingat dirinya pun tak lebih baik dari raya

*

*

*

hallo para readers ini karya keempat othor semoga suka sama ceritanya ya....

happy reading

Terpopuler

Comments

Yuen

Yuen

Thor saran saja menulis kalimat di awali huruf kapital, nama orang juga diawali huruf kapital biar lebih enak dibaca.

2023-05-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!