sesak

"biar gue yang kompres mi" ucap inez mengambil es balok dari tangan fahmi

"nez lo disini juga" seru raya sedikit meringis menahan rasa sakit di kaki nya yang semakin berdenyut

"dari sore gue disini, tahan sedikit ya pasti agak sakit"

"hhm"

"kok bisa sampai terkilir gini si ray lo abis ngapain" tanya inez sambil mengompres kaki raya yang semakin membengkak

raya memperlihatkan hillsnya yang tinggal sebelah ke hadapan inez dengan wajah sendunya, inez sudah bisa menebak apa yang sudah terjadi dengan sahabatnya itu inez sudah sangat tahu bagaimana perlakuan eza kenapa raya

"lo bisa gak sih sekali aja jadi diri Lo sendiri gak usah ikutin kemauan eza kalau emang lo sendiri gak nyaman"

"gak bisa nez bisa ngamuk dia"

"itu tandanya dia gak nerima lo apa adanya, eza nuntut lo harus selalu terlihat sempurna gak peduli lo nyaman atau engga. eza selalu maksain apapun yang dia mau dia gak mikirin lo suka apa engga dengan perlakuan dia, wake up ray jangan mau di tindas terus ngelawan lah sekali-kali"

"tapi gue gak bisa ngelawan dia"

"karena lo cinta sama dia? lo liat aja disaat kaki lo kesakitan kayak gini dia kemana? dia malah biarin lo sendirian disini, lo yakin eza juga cinta sama lo?"

raya tertegun mendengar ucapan inez, hatinya mulai merasa ragu dengan perasaan eza sekarang apalagi beberapa hari ini sikap eza sedikit berubah tidak sehangat waktu pacaran dulu

inez sangat tahu bagaimana karakter eza yang sebenarnya karena memang inez lebih mengenal eza dari pada raya karena selama ini inez berpacaran dengan salman teman satu tongkrongan eza

inez sangat tahu bagaimana cara eza memperlakukan wanita seperti apa makanya inez sampai tidak percaya ketika mendengar bahwa eza akan menikahi raya yang baru di pacari eza selama enam bulan saja namun saat itu inez tidak ingin ikut campur terlalu dalam dengan hubungan eza dan raya

"kaki kamu masih sakit?" tanya eza yang baru masuk ke dalam cafe milik fahmi

"hhmm"

"dari mana lo? istri kesakitan malah cuek-cuek aja" sinis inez yang masih mengompres kaki raya

"abis terima telfon bentar tadi di luar, by the way salman mana lo kok sendiri?"

"masih kerja nanti nyusul kesini" jawab inez meninggalkan eza dan raya

"kok jadi bengkak gini sih, perasaan tadi gak sampai bengkak kayak gini"

"dari tadi juga udah bengkak kamu nya aja yang gak peka"

"terus kenapa sampai nangis gitu? cengeng banget"

"ya sakit lah, coba sini kaki kamu aku pelintir biar ngerasain sakit juga"

"jangan dong"

"makanya kalau ngomong itu di saring dulu kalau gak bisa rasain gak usah asal jeplak"

"ya udah sih gak usah marah-marah nanti tambah sakit"

eza duduk di hadapan raya membantu raya mengompres kakinya namun perhatian eza malah fokus pada ponselnya, raya semakin curiga karena eza tampak senyum-senyum sendiri saat menatap ponselnya seperti seseorang yang sedang mengalami jatuh cinta

raya mencoba menekan rasa penasarannya karena tidak ingin memancing keributan di tempat ramai apalagi di cafe milik sahabat suaminya

"mi lo liat eza bukannya ngompres kaki raya yang bener malah fokus sama hape, gedeg banget gue liatnya" ucap inez yang terus memperhatikan raya dan eza dari kejauhan

"gue juga bingung sih sebenernya apa sih yang raya suka dari eza tampangnya juga gak ganteng-ganteng amat kok bisa cinta mati gitu"

"temen lo pake susuk kali makanya raya ampe tergila-gila sama eza yang ketampanannya di bawah rata-rata"

"bisa jadi sih" ucap fahmi tanpa sadar

"serius eza pakai susuk?" tanya inez antusias

"mungkin, lo tanya aja sendiri sama orangnya" jawab fahmi

"gue kira lo tahu, tapi sebenernya gue kasian sama raya"

"kasian kenapa?"

"feeling gue eza gak bener-beber tulus deh sama raya, ya meskipun gue baru kenal sama raya tapi gue yakin raya orangnya tulus sama siapapun apalagi sama eza suaminya sendiri"

"si eza nya aja yang gak tahu diri udah syukur raya mau sama dia, padahal raya tuh cantik banget dia pasti bisa dapetin cowok yang seribu kali lebih baik dari eza tapi apalah daya jika hati sudah bertaut sama satu cinta syulit buat mikir pake logika"

"tumben omongan lo bener, tapi emang iya sih raya cantik banget gue aja yang cewek demen liat wajah dia yang bening"

"kita liat aja lah berapa lama pernikahan mereka bisa bertahan"

"gue yakin pernikahan mereka gak akan nyampe setaun"

"mulut lo nez jahat bener"

inez dan fahmi sama-sama tertawa karena dengan terang-terangan sedang asik mengghibah sahabatnya mereka sendiri berbeda dengan raya yang sudah semakin merasakan sesak di dadanya karena eza yang terus saja mengacuhkannya seakan raya tidak ada di hadapan eza saat ini bahkan rasa sakit di kaki raya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya yang di acuhkan oleh suaminya sendiri dalam keadaan sakit seperti ini

"kamu lagi chatingan sama siapa? asik bener kayaknya" tanya raya

"sama temen kerja" jawab eza

"cewek apa cowok?" tanya raya lagi

"apaan sih"

"ya tinggal jawab aja cewek apa cowok susah bener"

"aku chatingan sama cowok gak usah melotot gitu matanya"

"masa kok sampai senyum-senyum gitu"

"kamu gak percaya sama aku?"

"kalau kamu jadi aku bakalan percaya gak sama apa yang kamu omongin tapi gak sesuai dengan kenyataan yang aku liat sama mata kepala aku sendiri?"

"apa sih gak jelas banget ngomongnya"

"aku mau pulang"

"tapi kita belum pesen makanan"

"kamu aja kalau mau makan aku udah gak selera"

"kamu itu kenapa sih curiga mulu"

"kamu sendiri yang bikin curiga ada istri kamu di depan mata kamu sendiri malah asik chatingan sama orang lain, kamu nganggep aku ada atau engga sih" ucap raya dengan nada bicara yang sedikit emosi

"aku udah bilang chatingan sama cowok bukan sama cewek"

"seasik apa sih chatingan kamu sama temen cowok kamu itu sampai senyum-senyum gak jelas dan ngelupain aku yang lagi nahan sakit"

"ya udah kita pulang sekarang"

akhirnya eza mengajak raya pulang karena merasa perdebatan mereka akan semakin panjang jika eza terus meladeni ucapan raya yang selalu curiga padanya, eza tidak ingin masalah dalam rumah tangganya terlihat oleh orang lain meskipun hanya pertengkaran kecil eza ingin rumah tangganya tetap terlihat harmonis oleh semua orang terutama para sahabatnya

eza selalu ingin tampak sempurna di hadapan semua orang tidak ingin sedikit saja memperlihatkan keburukannya pada siapapun itu eza ingin selalu terlihat lebih menonjol dari teman-temannya yang lain dalam segi apapun termasuk dalam urusan wanita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!