resah

eza yang baru terbangun dari tidurnya mencari keberadaan raya yang tidak ada di kamarnya, reza memijat kepalanya yang masih terasa pusing akibat mabuk semalam setelah pusingnya sedikit mereda eza keluar kamar untuk mencari keberadaan istrinya saat eza membuka pintu kamarnya berpapasan dengan nenek sukma yang sedang berjalan menuju terasa depan rumah

"baru bangun kamu za" tanya nenek sukma begitu lembut

"iya nek, nenek mau kemana?" eza balik bertanya

"nenek mau ke depan sebentar, za ada yang mau nenek bicarakan" ucap nenek sukma serius

"bicara apa nek aku mau cari raya dulu"

"sebentar saja za lagian istri kamu ada di dapur gak usah di cari-cari"

"ya sudah nenek mau bicara apa?" eza mengajak nenek sukma duduk di sofa ruang tamu

"apa kamu tidak berniat mengganti istri za?" ucap nenek sukma to the point

"maksud nenek apa?" tanya eza mengerutkan keningnya

"nenek lihat raya bukan istri yang tepat buat kamu, dia itu tidak berguna istri macam apa yang bangunnya siang nenek rasa raya tidak bisa mengurus kamu dengan baik" nenek sukma mulai memprovokasi eza

"semalam kita pulang sangat larut nek makanya raya bangun kesiangan, nenek belum kenal aja sama raya, raya baik kok sayang sama eza dan seluruh keluarga disini" eza mencoba membela raya

"jangan membela dia yang sudah jelas salah za, kamu itu memang sudah salah memilih istri coba kalau kamu menikah dengan pacar kamu yang kemaren itu pasti akan cocok sama nenek"

"bukannya nenek juga suka sama raya ya, pas pertama kali eza ajak raya kesini nenek langsung akrab sama raya kan malah minta cepat-cepat eza buat nikahin raya kenapa sekarang berubah?"

"waktu itu nenek terlalu cepat menilai raya nenek kira dia baik tapi ternyata dia bukan istri yang baik buat kamu, pikirkan lagi ucapan nenek ya za jangan sampai kamu menyesal karena mempertahankan istri seperti raya"

tanpa eza dan nenek sukma tahu ternyata sejak awal percakapan mereka raya sudah mendengar semuanya raya yang awalnya berniat untuk membangunkan eza menghentikan langkahnya karena mendengar suara nenek sukma yang terus mengucapkan namanya di sela pembicaraannya dengan eza, pelan-pelan raya lebih mendekat ke arah eza dan nenek sukma dan ternyata raya mendengar ucapan yang sangat membuat hatinya terluka

raya tidak menyangka bahwa selama ini nenek sukma hanya pura-pura menyukainya, seketika tubuh raya lemas dadanya semakin terasa sesak hari ini nenek sukma sudah menorehkan luka di hati raya untuk yang kesekian kalinya

raya sempat berpikir kesalahan apa yang dia perbuat sampai membuat nenek sukma begitu membencinya selama ini raya selalu berusaha sopan dan menghargai semua keluarga eza terutama nenek sukma namun ternyata semua itu tak cukup untuk mengambil hati nenek sukma akhirnya raya kembali ke dapur pura-pura menata kembali hasil masakannya agar eza dan nenek sukma tidak curiga

"sayang aku cari-cari ternyata kamu ada disini" ucap eza sambil memeluk raya dari belakang

"mandi dulu sana, mulut kamu bau naga" titah raya mencoba terlihat baik-baik saja di depan eza

"aku minta maaf soal yang semalem ya sumpah aku gak niat buat minum tapi mirza maksa aku buat nemenin dia minum, jangan marah ya" eza semakin mengeratkan pelukannya tanpa berniat melepaskan raya

"mandi dulu sana, nanti kita bahas lagi soal ini"

"iya, iya...." eza berlalu menuju kamar mandi dan mencuri satu kecupan di pipi raya

airmata raya menetes begitu saja saat eza pergi untuk membersihkan dirinya setelah mendengar ucapan nenek sukma entah mengapa rasa ketakutan untuk kehilangan eza muncul begitu saja belum lagi dengan kontak yang bernama doni rasa penasarannya yang begitu tinggi membuat hati raya semakin resah raya mencoba menepis semua perasaan itu namun ternyata perasaan itu sangat kuat mendominasi hati dan pikirannya sampai untuk menghilangkannya terasa sangat sulit

berulang kali raya mengucapkan kalimat istigfar untuk menenangkan hatinya yang sedang gundah raya tidak ingin memperlihatkan bahwa keadaan hatinya saat ini sedang tidak baik-baik saja di hadapan eza

raya kembali ke dalam kamar sambil menunggu eza selesai membersihkan diri, raya merapikan tempat tidur mereka yang begitu berantakan setelah semuanya rapi raya menyiapkan pakaian untuk suaminya

tak lama eza pun masuk ke dalam kamr dengan handuk yang masih melilit di bagian pinggang sampai lututnya

eza mendekati raya yang sedang duduk di depan meja rias dengan tatapan menggoda, eza memeluk dan mengecup tengkuk leher raya dengan penuh nafsu

"diem aku masih kesel sama kamu" tolak raya membuat eza sedikit kecewa

"aku kan udah minta maaf yank masa masih ngambek aja, semalem minta satu ronde aja gak di kasih" cebik eza memanyunkan bibirnya

"kamu nya aja teler gitu pas sampe rumah, nyebelin"

"emang iya gitu, perasaan semalem kita masih mesra-mesraan deh tapi kamu nolak aku terus"

"makanya mandi yang bener otaknya di refresh biar ingatannya full gak setengah-setengah kayak gini"

"iya maaf yank janji gak akan gitu lagi, maafin ya jangan marah lagi"

"aku kesel kenapa cuman kamu yang mabok temen-temen kamu yang lain biasa aja"

"aku di cekokin mereka yank, percaya deh"

"bilang aja doyan pake nyalahin orang segala, buruan pake baju kita makan nenek sama anita pasti udah nunggu"

"tapi abis makan kita main ya"

"lagi gak nafsu"

"sayang ih nyebelin"

raya menjulurkan lidahnya saat akan keluar dari kamar eza memberengut melihat raya yang susah sekali di bujuk kalau sedang merajuk, akhirnya eza memakai pakaian yang sudah di siapkan oleh raya tanpa ada drama saling bercumbu terlebih dahulu

eza menyusul raya yang sudah terlebih dahulu berada di ruang makan ternyata benar bukan hanya raya ada anita dan nenek sukma yang sedang menunggu eza untuk makan bersama

"mama kemana? kok gak ada?" tanya eza sambil duduk di samping raya

"lagi rias acara nikahan sama mami kak sama mba via juga" jawab anita

"pantes jam segini udah ngilang aja, sayang mau ayam goreng sama kangkung dong"

"iya, pake sambel gak?" tanya raya

"pake dong"

"nenek mau sekalian aku ambilin juga?" tanya raya kepada nenek sukma

"tidak usah nenek bisa sendiri, yakin ini semua kamu yang masak?"

"yakin lah masa jin yang masak, aneh-aneh aja" sahut anita mewakili raya

"nenek gak nanya sama kamu" sungut nenek

"lagian nenek aneh udah tahu di rumah gak ada orang selain kita pake nanya lagi"

"tapi lebih enak masakan mama kalian dari pada masakan raya" celetuk nenek membuat raya menjadi murung

"wah nenek lidahnya keseleo kali ya jelas-jelas masakan kaka raya enak banget ngalahin masakan mama malah, kak eza sampe nambah tuh" tunjuk anita dengan dagunya

"masakan kakak ipar kamu memang juara nit, makanya selama pacaran kakak jarang makan di rumah kan, kakak sering makan di rumah kak raya tiap pulang kerja" timpal eza seakan membela raya

"nenek sudah kenyang" ucap nenek sukma berlalu dari meja makan dengan wajah masamnya

"kak sebenernya nenek tuh suka sama masakan kakak tapi gengsi"

"udah nit kamu yang gak tahu sifat nenek aja" sahut eza menjadi penengah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!