overthinking

setiap pagi raya selalu di sibuk kan dengan mempersiapkan keperluan eza yang hendak berangkat ke kantor mulai dari membuat sarapan sampai menyiapkan pakaian kerja untuk eza

namun pagi ini sikap eza membuat raya sakit hati nasi goreng yang seperti biasanya dia masak untuk sang suami pagi ini malah di muntahkan kembali oleh eza dengan alasan yang tidak masuk akal

"kenapa?" tanya raya dengan raut wajah yang sangat sendu

"kayaknya aku kekenyangan makanya nasi gorengnya aku muntahin lagi" jawab eza tak masuk akal jelas-jelas raya melihat eza baru memakan nasi goreng itu hanya satu suap saja

"ya sudah biar di buang aja nasi gorengnya gak bakalan ada yang makan juga" sahut raya

"lain kali jangan terlalu banyak masaknya kan sayang kalau di buang-buang gitu"

"hhm"

"nanti aku lembur sepertinya akan pulang larut kami gak usah nungguin ya tidur duluan aja kalau ngantuk"

"ya"

eza sama sekali tidak peduli dengan sikap dingin raya, perlahan eza mulai memperlihatkan sifat aslinya kepada raya meskipun raya belum menyadari hal itu raya hanya mengganggap eza sedang ada masalah pekerjaan di kantornya

seolah melupakan rasa sakit hatinya terhadap sang suami raya kembali melakukan perannya sebagai menantu yang baik

"kamu sudah tahu kalau sebenarnya rumah ini rumah nenek bukan rumah mertua kamu?" tanya nenek sukma sinis saat melihat raya sedang menggosok pakaian

"sudah nek" jawab raya yang fokus pada pekerjaannya

"semua yang ada di rumah ini mulai dari semua perabotan sampai pemasangan listrik pun itu semua menggunakan uang nenek kalau kamu belum tahu itu" lanjut nenek sukma

"iya raya tahu nek, nanti setiap bulannya raya akan bantu untuk membayar tagihan listrik dan lainnya" sahut raya sangat paham dengan maksud dari ucapan nenek sukma

"baguslah kalau kamu mengerti maksud nenek, jangan lama-lama gosok bajunyananti tagihan listrik bulan ini bisa membengkak" ucap nenek sukma lagi

"iya nek" raya menjawab pasrah

perlahan raya mulai merasa tidak nyaman tinggal satu atap dengan nenek mertuanya semua yang raya lakukan seolah dalam pengawasan nenek sukma

seandainya saja eza mau hidup berdua saja dengannya mungkin raya akan merasa lebih bahagia meskipun harus tinggal di sebuah rumah kontrakan

tapi sampai saat ini eza masih belum mau untuk meninggalkan rumah itu dengan alasan tidak mau jauh dari mama yeni dan nenek sukma apalagi saat ini kondisi nenek sukma sudah tak lagi muda

raya hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar untuk saat ini yang raya bisa lakukan hanya bersabar berharap sikap nenek sukma akan lebih baik lagi kedepannya

waktu berputar begitu cepat tak terasa malam pun tiba raya tidak bisa memejamkan matanya meskipun sudah berulang kali mencoba untuk terlelap entah kenapa malam ini suasana hatinya begitu terasa tidak nyaman seperti akan ada sesuatu yang terjadi namun raya sendiri tidak tahu apa

berulang kali raya melihat jarum jam yang menempel di dinding kamarnya namun eza tak kunjung pulang sudah beberapa pesan raya kirimkan kepada suaminya namun tetap tidak ada balasan di telefon pun sama sekali tidak di jawab oleh eza semakin gusar saja perasaan raya saat ini

"ya Allah sudah hampir jam 10 kenapa eza belum pulang juga" gumam raya mondar mandir sambil memandangi ponselnya berharap ada pesan balasan dari eza

"masa iya lembur sampai jam segini, mana di hubungi juga gak bisa bikin khawatir aja" lanjut raya yang terus menghubungi eza

pukul 22:30

raya yang masih terjaga akhirnya mendengar suara motor eza yang memasuki pekarangan rumah raya langsung membukakan pintu untuk sang suami dengan raut wajah yang berbinar berbeda dengan eza yang terlihat sangat datar dan dingin

raya pura-pura tak menyadari hal itu raya tetap bersikap seperti biasanya

"mau langsung makan sekarang?" tanya raya lembut

"aku udah makan mau langsung tidur aja capek" sahut eza melenggang masuk ke dalam kamar

raya membeku padahal raya sengaja belum makan malam karena ingin makan bersama dengan eza namun ternyata eza sudah makan duluan bersama teman-temannya

meskipun lapar namun raya memilih untuk masuk ke dalam kamar dan tidur biarlah malam ini raya lalui tanpa mengisi perutnya terlebih dahulu

saat raya masuk ke dalam kamar raya melihat suaminya sedang fokus pada ponselnya sambil sesekali tersenyum entah apa yang di lihat oleh eza sampai membuatnya seakan lupa kalau yang ada di kamar itu bukan cuma ada dirinya

"yank besok malam kita jalan yuk, aku usahain pulang cepet gak lembur lagi" ucap eza tiba-tiba

"jalan kemana? bukannya besok belum weekend ya" sahut raya sedikit bingung dengan perubahan sikap eza

"emangnya kalau mau jalan harus nunggu weekend dulu, aku mau beli sesuatu kamu temenin aku ya"

"iya"

"yaudah sekarang kita tidur aku ngantuk banget"

eza membaringkan tubuhnya di samping raya, sebenarnya raya sangat penasaran apa yang membuat eza tersenyum tadi saat memandangi ponsel miliknya namun untuk mengecek langsung raya tidak mempunyai keberanian terpaksa raya memejamkan matanya yang sebenarnya belum merasa ngantuk sama sekali

berulang kali raya berusaha memejamkan matanya namun tetap saja rasa kantuk itu semakin tak terasa apalagi dengan suara ponsel milik eza yang terus berbunyi menandakan ada banyak pesan yang masuk, raya mencoba melihat di layar ponsel suaminya siapa yang mengirim pesan malam-malam begini dan lagi raya melihat nama doni yang mengirimkan beberapa pesan untuk suaminya meskipun tidak bisa terbaca sepenuhnya namun raya bisa menyimpulkan bahwa itu bukan pesan dari seorang teman pria

"sebenernya siapa sih si doni ini, bikin overthinking aja" batin raya yang terus berusaha menekan rasa penasaran di dalam hatinya

pukul 02:00

raya baru bisa benar-benar memejamkan matanya raya berharap tidak akan bangun kesiangan lagi seperti waktu dan mendapat amukan dari nenek sukma

suara alarm yang berbunyi begitu nyaring membangunkan raya yang baru tertidur selama tiga jam saja, dengan mata yang menahan rasa kantuknya raya mencoba bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu

seperti biasa setelah menyelesaikan sholat subuh raya membangunkan eza dan turun ke dapur untuk membuat sarapan setelah menyiapkan baju kerja untuk eza

ada rasa takut jika masakan raya kembali di muntahkan lagi eza tapi jika tidak menyipakan sarapan pasti nenek sukma akan ceramah berkepanjangan

"sarapan dulu aku bikin roti bakar" ucap raya saat melihat eza sudah rapi dengan seelan kerjanya

"iya, bikinin teh manis juga dong" sahut eza

"hhmm"

"muka kamu kok agak pucet kamu sakit?" tanya eza

"cuma kurang tidur aja"

"bukannya semalam kita tidur barengan"

"aku gak bisa tidur sampe jam dua pagi"

"tumben"

"entahlah"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!