tegang

tibalah hari dimana raya akan di boyong ke rumah sang mertua oleh eza, berat itu yang di rasakan untuk meninggalkan sang ibu dan sang ayah

raya memeluk bunda lena begitu erat seakan mereka akan terpisah sangat lama, bunda lena membalas pelukan anak bungsunya tak kalah erat mengelus pundak raya dan memberikan wejangan-wejangan dalam berumah tangga, raya sudah tidak bisa menahan airmatanya untuk menetes

"jangan sedih dong nak rumah eza kan masih deket dari sini, kamu bisa kapan aja nengokin bunda malu dong masa udah jadi istri masih cengeng" ucap bunda lena

"kamu mau di bawa suami sendiri kok malah sedih, seneng dong harusnya" timpal eza

"iya, iya aku pamit ya bun, bunda sehat-sehat ya jangan capek-capek raya pasti kangen banget sama bunda pamitin juga sama ayah ya bun kalau kak rara pulang kabarin nanti raya kesini"

"iya sayang ingat pesen bunda yah, za bunda titip raya tolong jaga raya sayangi dia jangan sedikit saja kamu membuat anak bunda terluka" pesan bunda lena kepada eza

"tentu bun eza akan menjaga dan menyayangi raya seperti bunda dan ayah yang menjaga dan menyayangi raya.

kalau gitu kita pamit ya bun insyaallah kita akan sering-sering nengokin bunda sama ayah kesini"

"iya... kalian hati-hati ya"

raya dan eza pergi dengan mengendarai motor milik eza sedangkan barang-barang raya sudah di bawa terlebih dahulu oleh mobil jemputan yang di suruh oleh eza

tak butuh waktu lama raya dan eza sampai di kediaman eza

disana sudah terlihat mama yeni dan nenek sukma yang sudah menunggu kedatangan pasutri baru itu

mama yeni menyambut dengan hangat kedatangan anak dan menantunya begitupun dengan nenek sukma yang tak kalah antusias meskipun mukanya tak seramah mama yeni tapi untuk kesan pertama semuanya terkesan baik

meskipun ini bukan kali pertama raya berkunjung ke rumah eza entah mengapa kesannya berbeda untuk hari ini mungkin karena sekarang raya akan menetap disana bukan seperti sebelumnya yang hanya datang untuk berkunjung

"kenapa nenek sukma keliatan lebih horor ya" batin raya bergidik ngeri

"sayang kok malah ngelamun ayok masuk mama udah masak kesukaan kamu lho" ucap mama yeni membuyarkan lamunan raya

"eh iyaa ma" sahut raya kikuk

"nenek kira kamu akan berhijab setelah nikah" celetuk nenek sukma

"proses nek, masih dalam tahap pembelajaran diri kalau masalah berhijab nanti bisa ngikutin, eza gak memaksakan itu sama raya senyamannya dia aja" sahut eza menengahi

"wanita muslim itu wajib untuk berhijab za kamu sebagai suami harusnya bisa bimbing istri kamu jangan membiarkan raya mengumbar auratnya di hadapan yang bukan muhrimnya"

"berhijab itu harus dari hati nek percuma berhijab tapi akhlaknya belum bisa di perbaiki, eza oke, oke aja kok gak akan memaksakan apapun"

"belum apa-apa sudah di tindas sama istri kamu za"

"gila nenek sukma pedes banget ngomongnya, astagfirullah" batin raya

"jangan di masukin ke dalam hati omongan nenek ya, ngomongnya emang suka ceplas ceplos" bisik mama yeni mengusap pundak raya

"udah ma raya kan baru dateng jangan di buat tegang begini" sela mama yeni kepada nenek sukma

"aku gak liat anita ma, kemana?" tanya raya mengalihkan pembicaraan

"lagi nyiapin cv buat ngelamar kerja bentar lagi juga pulang, makan dulu yuk nanti kita ngobrol-ngobrol lagi"

"sayang aku ke kamar dulu bentar kamu sama mama dulu ya" sahut eza

"iya, beres-beresnya nanti aja yank"

"siap"

raya benar-benar merasa tegang berada di antara mama mertua dan nenek mertuanya entah kenapa raya merasa sikap nenek sukma sedikit berubah berbeda ketika raya berpacaran dengan eza dulu sikapnya lebih ramah tapi sekarang seperti ada ketidaksukaan melihat kehadirannya di rumah itu

raya mencoba menepis perasaan itu sebisa mungkin raya harus bisa berpikiran positif berada di rumah mertuanya, raya terus mengingat nasehat ibu rina dan raya akan mencoba bersikap lebih baik dan bisa menempatkan dirinya sendiri yang menumpang hidup di rumah mertuanya

"ray kalau nanti nenek bicara yang aneh-aneh lagi jangan terlalu di tanggepin ya, nenek memang begitu sikapnya angin-anginan biasa kan kalau sudah berumur sikapnya suka balik lagi kayak anak kecil" ucap mama yeni menenangkan raya

"iya ma raya ngerti kok, maaf ya belum apa-apa sudah bikin mama repot udah masakin sebanyakan ini" sahut raya merasa tak enak hati

"gak apa-apa mama gak repot kan mau kedatangan mantu masa gak di siapin apa-apa"

"makasih ya ma"

"iya jangan sungkan sama mama ya, anggap aja mama kaya ibu kamu sendiri

ray ada yang mau mama bicarakan sama kamu tapi kamu jangan tersinggung ya"

"apa ma?" tanya raya penasaran

"mama sarankan kamu ikut KB dulu, bukan apa-apa kalian kan masih muda pacaran juga kemarin gak terlalu lama kan, kalian puas-puasin dulu aja menikmati masa-masa pengantin baru kalian"

"iya ma raya ngerti lagian raya masih ada beberapa pekerjaan yang harus raya beresin dulu kalau sampai buru-buru hamil nanti repot"

menyangkut soal momongan raya tidak ingin terburu-buru, dari awal menikah raya sudah berniat ingin mengikuti KB terlebih dahulu dan eza pun menyetujuinya

raya juga masih memiliki beberapa pekerjaan yang masih belum di selesaikan meskipun pekerjaannya santai tapi raya masih punya beberapa kontrak yang harus dia selesaikan terlebih dahulu

bekerja di bidang event organizer membuat raya terlihat santai dan tidak terlalu terikat waktu dalam bekerja biasanya raya sibuk jika ada event-event tertentu saja dan jika tidak ada event sama sekali raya bisa bersantai-santai di rumah

seperti sekarang raya akan kembali bekerja bulan depan karena sudah terikat kontrak dengan salah satu perusahaan untuk mengadakan sebuah event dan eza pun tidak pernah keberatan dengan pekerjaan raya

"ngomongin apa sih serius banget" tanya eza yang sudah kembali ke meja makan

"biasa lah ngobrolin masalah wanita za, kita tunggu nenek dulu sebentar ya baru mulai makan" sahut mama yeni

"kak raya...." teriak anita yang baru saja datang langsung memeluk kakak iparnya

"hai nit kamu dari mana kakak udah disini dari tadi lho"

"aku abis bikin cv kak, mau ngelamar kerja biar punya duit sendiri gak minta-minta terus sama mama"

"nanti dulu kangen-kangenannya kita makan dulu" sela eza melihat nenek sukma sudah duduk di samping mama yeni

semuanya makan dalam keheningan entah kenapa dengan kehadiran nenek sukma seakan mencekam suasana di ruang makans siang itu, anita yang memang tidak pernah akur dengan nenek sukma sama sekali tidak menyapa nenek sukma anita lebih tertarik dengan makanannya yang ada di hadapannya

"nenek mau cumi biar raya ambilkan" tawar raya sopan

"boleh" nenek sukma menyodorkan piringnya kepada raya

"kamu bisa masak ray?" tanya nenek sukma

"bisa sedikit-sedikit nek belum jago kaya mama" jawab raya

"jadi istri itu harus serba bisa bukan cuma soal perut saja seorang istri harus bisa membantu keuangan suami bukan bisanya hanya menghabiskan uang suami" celetuk nenek sukma membuat raya sedikit tersinggung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!