Sepulang mengantar anak-anak ke sekolah, aku mencoba mengorek kehidupan masa lalu mas Agung dengan mantan istrinya di mobil.
"Mas...boleh aku bertanya sesuatu?" tanyaku pelan dan agar tidak menyinggung perasaan suamiku.
"Boleh. Mau tanya apa sayang?" jawab mas Agung sambil melirik ke arahku. Sementara tangannya masih memegang stir mobil.
"Tapi mas jangan tersinggung ya?" tanyaku.
"Iya...mau tanya apaan sih?" tanya balik mas Agung.
"Emm...boleh aku tau apa alasan mas Agung dulu bercerai dari mba Vita?" agak ragu juga aku melontarkan pertanyaan itu.
"Boleh sayang. Tapi jangan sekarang ya? kita kan lagi dijalan. Kapan-kapan Insyaa Allah mas akan ceritakan semuanya" jawab mas Agung.
"Iya mas," jawabku pasrah. Ya mau gimana lagi, masa iya mau dipaksa cerita. Walaupun sebagai istri aku berhak tau.
Mobilpun terus melaju menuju rumah kami,tanpa ada percakapan berarti. Memang aku belum seratus persen mengenal suamiku. Kami bertemu tiga bulan yang lalu, kenalan dan mulai dekat.
Mungkin karena trauma akan kegagalan hubunganku dengan mantan kekasihku dulu,maka orang tuaku terutama ibuku, meminta kepada mas Agung untuk segera menikahiku kalau dia memang serius berhubungan denganku.
Sebenarnya aku sempat kaget juga dengan permintaan ibuku. Tapi mengingat usiaku yang tidak muda lagi, dan malu karena teman-temanku udah banyak yang berumah tangga, maka aku beranikan diri menerima lamaran dari mas Agung.
Kami bertemu saat ban motor yang aku kendarai bocor dijalan, kebetulan gak jauh dari bengkel milik mas Agung. Dan karena beberapa karyawannya sedang istirahat makan siang, akhirnya mas Agung sendiri yang turun tangan menambal ban motorku.
Mas Agung yang memang orangnya ramah, mengajak aku ngobrol buat ngusir kejenuhan nunggu ban motorku di tambal. Sampai akhirnya kami kenalan dan saling tukar nomor telpon.
Setelah peristiwa itu, aku pikir semua selesai begitu saja. Karena aku pun udah gak mikirin lagi. Sampai beberapa hari kemudian....
Saat aku sedang duduk-duduk di warung kecil ibuku di depan rumah, tiba-tiba ponselku berbunyi. Ada pesan masuk dari aplikasi whatsapp.
Agung Haryanto:
~Assalamualaikum...Hallo mba Widhi.
Masih inget sama aku?
Aku membacanya sambil tersenyum. Ya ingatlah, kan baru beberapa hari yang lalu. Masa iya aku lupa, emang aku nenek-nenek pikun? Batinku. Aku jawab pesannya.
Me:
~Masih dong. Ini mas Agung yang punya bengkel itu kan?
Eh langsung di baca pesanku, keliatannya emang lagi standby nunggu balasanku. Dan langsung di balasnya.
Agung Haryanto:
~Alhamdulillah kalau masih ingat 😊
Lagi ngapain ini dek Widhi?
Aku membaca lagi pesannya. Kepo juga nih orang.
Me:
~Lagi di warung nemenin ibu jualan mas 😊
Dan begitulah chat kami berlanjut bahkan sering sampai larut malam. Walaupun untuk sekedar membahas hal-hal receh.
Sampai sebulan kemudian mas Agung memberanikan diri berkunjung ke rumahku. Apel katanya. Busyet udah kayak abege aja.
Akupun walau keliatan biasa aja menanggapinya, tetep aja mempersiapkan diri sebaik mungkin. Tetep deg-deg an juga sih, karena sejak aku ditinggal nikah oleh kekasihku dulu, nyaris aku gak pernah punya hubungan spesial lagi dengan mahkluk yang bernama laki-laki, kecuali bapak dan kakak ku yang rese.
Kakak ku yang memang jomblo akut, bertanya sambil meledek aku, karena malam minggu gak biasanya aku berpenampilan rapi. Ah...aku sih udah biasa diledekin ama dia. Biasanya aku akan balas juga ledekannya. Tapi kali ini aku mengalah daripada acaraku nanti berantakan akibat ulah rese kakak ku.
Akhirnya sampai juga mas Agung dirumahku. Kami ngobrol ditemani bapak, ibu dan kakak ku. Jiaah...apel apa arisan keluarga? Hahaha
Begitulah pertemuan-pertemuan kami selanjutnya. Yang kadang di akhiri dengan pertandingan catur mas Agung melawan bapak atau kakak ku. Jadi ya gak banyak interaksi langsung antara kami.
Sampai akhirnya mas Agung melamarku dan kami pun menikah setelah tiga bulan dari perkenalan kami.
----------------------------------------
Setelah beberapa menit, sampailah mobil mas Agung di halaman rumah kami. Kami pun turun dan langsung masuk ke dalam rumah. Aku menawari minuman ke suamiku.
"Mau aku buatkan minum mas?" tanyaku
"Gak usah sayang, mas mau langsung ke bengkel aja. Kamu kalo mau kemana-mana bilang dulu ke mas ya, nanti kalo bisa mas antar" kata mas Agung sebelum berangkat ke bengkelnya di sebelah rumah.
"Iya mas" jawabku patuh. Mas Agung mengulurkan tangan dan aku menciumnya. Udah berasa mau berangkat kerja jauh aja, padahal cuma disebelah rumah. Tapi gak ada salahnya kan mencium tangan suami, biar kerjanya lebih semangat.
Setelah mas Agung pergi, aku masuk ke kamarku. Mau rebahan sebentar, sebelum nanti agak siang bantu bi Siti masak untuk makan siang suamiku dan beberapa karyawannya.
Satu jam kemudian saat aku asyik main game dari ponselku, tiba-tiba pintu kamarku di ketuk. Aku bangkit dari tempat tidurku dan membuka pintu.
"Maaf bu...ada bu Vita dateng nyariin ibu katanya" kata bi Siti agak takut.
"Oh iya bi. Udah disuruh masuk?" tanyaku.
"Udah bu. Bu...hati-hati sama bu Vita ya?" ucap bi Siti pelan.
"Lho emang kenapa bi?" tanyaku penasaran. Eh, bukannya menjawab malah langsung pergi bi Sitinya. Ya udah deh aku temuin aja, penasaran juga ngapain dia kesini nyariin aku.
Setelah merapikan penampilanku, biar gak dibilang pembantu baru lagi, aku bergegas keluar kamar dan menemui tamu 'istimewaku'.
"Ehm ehm...maaf ada perlu apa ya mba kok nyariin aku" tanpa basa basi aku langsung bertanya,begitu aku sampai di ruang tamu.
"Aku ke sini mau bilang ke kamu, jangan coba-coba pengaruhi mas Agung untuk melarang aku bertemu anak-anak!" ucapnya dengan nada tinggi.
Welaah...udah nge gas aja nih orang. Aku masih pasang muka datar karena gak pingin ada keributan lagi.
"Maaf mba, aku gak pernah mempengaruhi apa-apa ke SUAMI ku. Bahkan situ masih sering datang ke sini aja aku gak tau" ucapku apa adanya.
"Gak usah sok polos deh, pasti kamu kan yang mempengaruhi mas Agung, biar aku tadi pagi gak nganter anak-anak ke sekolah?" tanyanya masih dengan nada tinggi.
"Maaf mba, suaranya bisa dikecilin dikit gak? Mbaknya disini tamu lho, yang sopan dong kalau ngomong sama nyonya rumah" ucapku mulai sedikit sewot.
"Heh...jangan mentang-mentang kamu dinikahi mas Agung ya terus mau ngatur-ngatur aku" katanya sambil beranjak dari duduknya. Eits...mau apa ini orang pakai acara berdiri.
"Sebelum kamu disini, aku udah lebih dulu disini. Bahkan mas Agung membangun rumah ini khusus untuk ku dan anak-anak!" lanjutnya sambil melipat tangannya di dada. Sabar...sabar...batinku menenangkan hati.
"Terus maunya mba sekarang apa?" tanyaku malas ngeladenin ocehannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Vita, miang juga nih
2024-10-01
0
Shinta Dewiana
idiiiihhhh...
2023-06-02
0
Iwan Cipta Saputra
yuuk lanjuut
2023-05-27
0