Bab 2 MALAM PERTAMA YANG TERTUNDA

  ### Rentetan acara pagi itu selesai, dan dilanjutkan acara resepsi, nanti selepas dhuhur. Jeda waktu yang hanya beberapa jam, aku manfaatkan buat nyelonjorin kaki sebentar, di kamarku.

  Tok..

  Tok..

  Tok..

   Terdengar pintu kamarku diketuk dari luar. Aku pikir, itu ibu perias yang akan mengganti pakaianku. Aku sudah ngedumel saja 'ngapain sih baru aja sebentar selonjoran..gak tau apa kalau kakiku pegel banget' batinku sambil teriak "Masuk aja gak dikunci!"

   Ceklek

Pintu terbuka, dan kulihat mas Agung yang berdiri di depan pintu. Aku terdiam sejenak. Agak malu juga sih, tadi aku jawabnya kenceng, kayak suara geledek.

"Oh, mas Agung..aku kira siapa...hehehe" ucapku sambil senyum-senyum, buat menutupi rasa maluku.

  "Gapapa...maaf, mengganggu ya?" ucap mas Agung, seperti gak enak, karena merasa menggangguku.

  "Eh...enggak kok mas...masuk aja," jawabku. Kubuat sesantai mungkin. Padahal dalam hati, malu dan juga deg deg an. Sekilas aku berfikir, ngapain coba mas Agung siang siang begini udah masuk ke kamar, jangan-jangan dia mau minta jatah. Alamak...aku belum siap. Ya Allah apa yang harus aku katakan buat menolaknya?

  Aku menunduk, membayangkan hal yang aneh- aneh. Aneh menurutku lho ya, secara... aku kan gadis yang polos, walau usiaku sudah gak sedikit.

  Mas Agung berjalan mendekatiku, dan duduk di sebelahku, di tempat tidurku yang gak begitu besar. Aku semakin panas dingin. Ya Allah... tolong jangan sekarang, doaku dalam hati.

  "Kenapa kakimu dek? Pegel ya? Boleh mas bantu pijit? biar nanti bisa kuat berdiri lagi?" tawar mas Agung.

Aku cuma bisa mengangguk, karena terus terang masih grogi, berduaan di kamar dengan laki-laki, dan masih sedikit malu juga, karena tadi sempet teriak, waktu mas Agung mengetuk pintu.

  Mas Agung mengulurkan tangannya ke arah kakiku. Aku cuma bisa pasrah, diam membisu. Badanku terasa panas dingin, tegang tiada tara.

  "Rileks dek, jangan tegang gitu, biar enak mijitnya" ucap mas Agung, sambil memijIt kakiku dengan lembut.

  Ya Allah...badanku semakin panas dingin, merasakan sentuhan tangan mas Agung. Selama ini, hubungan kami tidak pernah terlalu jauh, sampai pegang-pegangan kayak orang-orang yang berpacaran. Pacaran kami sehat dong. Kami hanya sesekali bertemu,itupun dirumahku,yang kadang-kadang ditemani bapak dan ibu. Sesekali mas Andi ikutan gabung, maklum... jomblo kurang kerjaan. Hehehe.

  Aku masih pada mode menunduk, sampai mas Agung tiba-tiba menyentuh daguku, dengan telunjuknya.

  "Kamu liatin apa dek, kok nunduk terus?" tanya mas Agung.

Asli aku malu banget, dan bingung mau jawab apa. Akhirnya aku cuma tersenyum aja, yang sengaja aku manis manisin, biar mas Agung gak tau kalau aku sebenarnya grogi.

  Tiba tiba...CUP.

  Untuk kedua kalinya, mas Agung mengecup keningku. Alamak...aku kaget, malu dan ah gak tau deh, pokoknya campur-campur rasanya.

   "Ya udah kamu istirahat aja dulu. Nanti terus siap-siap, buat terima tamu lagi, jam satu siang. Mas mau ke depan dulu, ngobrol sama bapak. Jangan lupa sholat dhuhur ya..." ucap mas Agung, yang aku jawab dengan anggukan kepala.

  Mas Agung pun keluar dari kamarku. Ah, lega rasanya. Akhirnya mas Agung keluar juga. Aku bangkit dari tempat tidur, dan berjalan ke arah meja riasku. Kutatap keningku yang tadi di kecup mas Agung, kuraba sambil tersenyum.

Kupejamkan mata, sambil membayangkan kembali rasanya. Tapi tiba-tiba pintu diketuk kembali.

Yaelah, siapa lagi sih? gak bisa liat orang seneng aja. Tapi kali ini, aku gak berani jawab pake teriak.

  "Masuk aja, pintunya gak dikunci," jawabku agak kalem, sambil berjalan kembali ke arah tempat tidurku.

Ternyata ibuku, yang mau ngasih tau, kalau nanti selepas sholat dhuhur,aku mesti siap-siap, buat make up ulang dan ganti kostum.

  "Siaap ibuku sayaaang...sekarang, ijinkan putrimu yang cantik jelita ini, istirahat sebentar ya..." kujawab sambil memberikan cium jauh ke arah ibuku.

  "Cah gendheng...dibilangin orangtua malah becanda," sambil ngomel, ibu berjalan keluar kamar dan menutup pintunya. Aku ketawa ngakak.

   Hhhh...capek juga rasanya. Aku baringkan tubuhku sebentar, sebelum nanti di make up ulang. Memang untuk acara resepsi, aku minta make up nya minimalis aja, biar cepet dan gak ribet. Pakaianku juga kebaya modern, jadi gak perlu menor.  Pikiranku melayang layang entah kemana, dan tanpa terasa aku tertidur.

  ### Acara resepsi yang diadakan dihalaman rumah orangtuaku, berjalan lancar. Para tamu undangan yang datang, seolah gak ada habisnya, sampe tanganku rasanya kebas, menerima salaman dari mereka. Kakiku pun jangan ditanya pegalnya.

  Menjelang waktu ashar, kami memutuskan untuk turun dari pelaminan, untuk istirahat dan makan siang, yang tadi belum sempat kami lakukan. Gimana mau makan, bangun tidur tadi aku buru buru sholat dhuhur, dan langsung di eksekusi oleh ibu perias, karena memang waktunya udah mepet.

   Mas Agung yang kemudian sibuk menemani para tamu undangan dari kerabatnya. Aku memilih duduk sambil menikmati makananku, ditemani Mira, sahabatku, dan anak anaknya yang datang ke acara itu.

   Sambil kami ngobrol ngalor ngidul gak jelas, aku memperhatikan anak anak Mira, yang aktif bergerak kesana kemari.

"Kamu gak capek Mir, ngurus anak anakmu yang aktif terus kayak gitu?" tanyaku, sambil mengunyah makanan.

"Ya capek sih,tapi mau gimana lagi, namanya juga anak-anak, kalo dilarang, malah nanti jadi pada rewel" sahut Mira santai, sambil menikmati makanannya juga.

  Aku tersenyum mendengar jawaban dari Mira, sambil berfikir betapa ramainya nanti rumah kami, kalau aku punya anak sendiri. Sementara udah ada dua anak dari mas Agung.

  Punya anak?

Aku membayangkan diriku hamil, dengan perut membuncit, dan pasti aku gak bisa bergerak dengan bebas.

  "Mir..gimana sih rasanya kalau hamil?" tanyaku polos.

  "Pingin tau rasanya?" Mira malah balik bertanya.

  Aku mengangguk, dengan tatapan mata lugu.

  "Gak usah di pikirin rasanya kayak apa...nanti kalau kamu hamil juga akan tau sendiri. Karena tiap orang kan beda-beda situasinya" jawab Mira, yang membuat aku sedikit mengerutkan dahi.

  Aku jadi ingat, bagaimana dulu waktu Mira hamil anak pertamanya, penuh dengan drama, karena pernikahan mereka yang tidak disetujui orangtua dari mas Hasan, suami Mira. Bahkan pada kehamilan keduanya, malah rumah tangga mereka di terpa gosip miring, tentang perselingkuhan suaminya. Entah benar apa tidak gosip itu,karena aku tidak pernah bertanya pada Mira, takut dianggap ikut campur urusan rumah tangga orang lain.

  Aku bergidig ngeri, dalam hati berdoa, semoga semua itu tidak terjadi kepadaku.

  Tiba tiba mas Agung memanggilku, dengan melambaikan tangannya padaku, karena dia tau aku sedang memperhatikannya berbincang dengan temannya.

  Aku pamit pada Mira, untuk menghampiri suamiku. Hmm..aku baru sadar, ternyata aku sekarang sudah bersuami.

   Mas Agung memperkenalkan aku pada temannya. Akupun menerima uluran tangan temannya, sambil tersenyum.

  Dan tiba-tiba, tangan mas Agung menyentuh ujung bibirku. Aku agak terkejut, ketika tangan itu menyentuhku. Pikiranku sudah traveling aja, gak taunya, ada sisa makanan menempel disana. Iih, jadi malu, udah ge er aja.

  Aku menemani mas Agung dan temannya ngobrol, sambil sesekali masih menerima ucapan selamat, dari tamu yang masih saja terus berdatangan.

  "Banyak juga ya Gung tamunya?" tanya temannya. Dijawab mas Agung dengan senyuman.

   Sementara di pintu masuk, terlihat lagi serombongan tamu, yang disambut bapak dan ibu dengan hebohnya. Ternyata itu rombongan dari keluarga besar bapak, karena mereka tinggal di luar kota, jadi baru sampai disini agak sorean.

   Ibu memanggilku dan mas Agung, untuk diperkenalkan kepada mereka. Ya namanya juga ibu yang selalu heboh, dia membanggakan aku, yang akhirnya bisa melepaskan masa lajang. Walaupun di usia yang lumayan terlambat, dan tentunya membanggakan menantunya, yang terkenal sebagai pemilik bengkel terbesar di kampungku.

   Selesai adzan ashar, aku berpamitan untuk masuk ke kamarku, menunaikan kewajibanku.

  Saat aku sedang melepas kebayaku, tiba- tiba mas Agung masuk ke kamar, tanpa mengetuknya dulu. Ternyata aku lupa menutup pintu. Reflek aku menutup bagian depanku, yang sudah setengah terbuka.

  " Oh maaf dek..mas ngagetin ya?" ucap mas Agung, agak gak enak sama aku.

  " Gapapa mas...aku yang lupa menutup pintunya tadi...hehehe" jawabku cengengesan, menutupi rasa malu, karena aku pastikan mas Agung melihat sedikit bagian depanku.

  "Sini mas bantu lepas-lepasin pakaiannya biar cepet, terus kita sholat ashar berjamaah" ucap mas Agung santai.

   What??

Itu berarti aku tel*nj*ng dong?

   Oh no...batinku.

"Gak usah mas, aku bisa sendiri kok. Mas Agung tunggu diluar aja dulu, aku mau ganti baju" jawabku malu-malu.

  Giliran mas Agung yang mengerutkan dahi "Kamu gak perlu malu dek, kita kan udah sah."

  Cleguks.

Mati deh aku. Ya Allah... aku harus bagaimana? Aku malu banget. Akhirnya, dengan keberanian yang aku paksakan, aku menurut apa kata suamiku.

  Pelan-pelan mas Agung melepas kancing depan kebayaku, yang jumlahnya gak kehitung banyaknya. Aku memejamkan mataku, dengan ketegangan tingkat tinggi. Keringat dingin sudah keluar aja.

  "Udah dek..mau ganti baju dulu, apa mau begini aja?" tanya mas Agung sedikit menggodaku.

  Spontan aku yang sadar kebayaku udah terlepas, menutup bagian depanku, dan berlari ke arah lemari baju, mencari kaos yang agak longgar, biar lebih cepat memakainya. Mas Agung kelihatan cengar cengir melihat tingkahku.

  Tanpa membersihkan riasanku dulu, aku berpamitan ke kamar mandi, di sebelah kamarku. Aku berfikir, nanti aku bersihin pakai sabun muka aja dikamar mandi.

  Tiba-tiba tangan mas Agung meraih lenganku, dan membalikkan badanku menghadap ke arahnya. Asli aku gelagapan banget. Aku menunduk, entah apa yang aku lihat dibawah. Tangan mas Agung meraih daguku, membuatku mau tidak mau menatap wajahnya yang lumayan ganteng, karena tadi sempat di rias sedikit oleh ibu perias, biar agak kinclong katanya. Karena masih malu, aku mengalihkan pandanganku ke dada mas Agung, yang masih di lapisi setelan jas yang belum dilepasnya.

   Tangan satunya,beralih ke tengkuk ku dan menekan sedikit ke depan. Dia ******* bibirku dengan perlahan. Aku seperti membeku, gak tau mesti gimana.

   Mas Agung melepas bibirnya dari bibirku, dan berbisik perlahan, "Nikmati aja sayang..jangan tegang."

  Dan dia memulai ******* bibirku lagi. Seperti instruksinya tadi,aku mencoba menikmatinya, sampai- sampai aku terbawa suasana. Tangan kanan mas Agung mulai membelai leherku... dan terus turun ke arah gunung kembarku. Di sentuhnya perlahan dengan sedikit r*m*s*n, yang membuat bulu kuduk ku meremang.

  Sesaat aku seperti melayang, menikmati sentuhan itu. Tapi tiba tiba aktifitas itu harus berhenti mendadak, saat pintu kamar diketuk dari luar. Kami sama-sama melepaskan diri. Aku rapikan bajuku yang agak kusut, karena ulah mas Agung tadi. Kemudian aku dengar mas Agung berdehem agak keras, mungkin memberi tanda kepada si pengetuk pintu, bahwa kami ada di dalam.

  Ternyata ibuku yang mengetuk pintu, mau ngasih tau, kalau ada teman mas Agung yang datang. Sementara mas Agung menemui temannya, aku ke kamar mandi, untuk bersih-bersih dan ambil wudhu.

  Acara terima tamu di rumah, ternyata sampai malam, karena teman-temannya mas Agung, masih banyak yang dateng. Aku bener bener lelah seharian ini, kepalaku mulai berdenyut, dan kakiku serasa kram. Aku pun pamit ke mas Agung, untuk duluan ke kamar.

  "Ok..tunggu aku dikamar ya sayang. Paling sebentar lagi mereka pada pulang" bisik mas Agung pelan, gak enak kalau kedengaran tamu-tamunya.

Membuat mukaku merona, tapi tak urung aku mengangguk juga.

  Sesampainya dikamar, aku langsung menjatuhkan diri di tempat tidurku, yang tidak begitu besar. Tanganku mencari ponselku, yang dari pagi tidak aku sentuh, aku meletakannya di tempat tidur.

   Ku buka ponselku, dan mulai aku aktifkan. Banyak sekali notifikasi pesan masuk dari teman temanku, yang gak bisa datang ke acaraku, untuk sekedar mengucapkan selamat menempuh hidup baru.

  Dan diantara banyak pesan itu, ada satu pesan dari nomor tak dikenal. Sejenak aku baca pesan tertulisnya, karena penasaran aku buka foto profilnya. Aku cukup syok saat melihat foto itu...mas Angga.

   Orang yang lima tahun lalu pernah mengecewakanku, karena lebih memilih wanita lain untuk dinikahi, setelah kita menjalin hubungan selama hampir dua tahun. Rupanya blokirannya sudah dibuka lagi. Ya, dia dulu saat meninggalkanku, terus memblokir nomorku dan semua akses medsosnya. Dan akupun menghapus nomor dia dari phonebook ku.

   Sejenak aku berfikir, kenapa dia tiba tiba menghubungiku? Karena rasa capek yang menderaku, lebih baik aku abaikan saja pesan darinya. Aku malas berkomunikasi lagi, dengan orang yang tidak bertanggung jawab sepertinya.

   Aku non aktifkan lagi hp ku, biar gak ada yang mengganggu istirahatku. Tapi gimana kalau mas Agung yang menggangguku? Gak mungkin juga kan aku menolaknya, sementara dia sudah jadi suamiku.

   Beberapa menit berlalu,tapi mas Agung belum juga masuk ke kamar. Sampai akhirnya aku tertidur.

  

Episodes
1 Bab 1 SAH
2 Bab 2 MALAM PERTAMA YANG TERTUNDA
3 Bab 3 PINDAH KE RUMAH SUAMI
4 Bab 4 KEDATANGAN TAMU TAK DIUNDANG
5 Bab 5 INTIMIDASI
6 Bab 6 DITUDUH PELAKOR
7 Bab 7 RISA HILANG
8 Bab 8 LAPOR POLISI
9 Bab 9 MENJEMPUT RISA
10 Bab 10 PENOLAKAN RISA
11 Bab 11 DRAMA APA LAGI?
12 Bab 12 MANTAN YANG BELUM MOVE ON
13 Bab 13 PAMER KEMESRAAN
14 Bab 14 MAKIN BETE
15 Bab 15 DIUSIR MANTAN MERTUA
16 Bab 16 KEBAKARAN
17 Bab 17 SIAPA PELAKUNYA?
18 Bab 18 HASIL PENYELIDIKAN
19 Bab 19 RENCANA KE DEPAN
20 Bab 20 TENTANG DIA
21 Bab 21 TEROR
22 Bab 22 TEROR 2
23 Bab 23 AKU BAIK-BAIK SAJA IBU
24 Bab 24 KE RUMAH SAKIT
25 Bab 25 REGA SAKIT
26 Bab 26 VONIS UNTUK REGA
27 Bab 27 MALING TERIAK MALING
28 Bab 28 TERUNGKAPNYA PELAKU TEROR
29 Bab 29 AKU MEMAAFKAN DEMI ANAK ANAK
30 Bab 30 PENGOBATAN REGA
31 Bab 31 PULANG KE RUMAH
32 Bab 32 JADI OJOL
33 Bab 33 BATAL
34 Bab 34 KECEWA
35 Bab 35 DIA LAGI
36 Bab 36 FOTO MESRA
37 Bab 37 KAMU ADA DIMANA
38 Bab 38 ADA APA DENGANMU
39 Bab 39 NASI BUNGKUS
40 Bab 40 AKU TAK SANGGUP LAGI
41 Bab 41 AKU PULANG
42 Bab 42 POSITIF
43 Bab 43 BAIK BAIK YA, ANAK AYAH
44 Bab 44 DIA KEMBALI
45 Bab 45 KIRIMAN SUSU
46 Bab 46 MELIHATNYA
47 Bab 47 AKU MASIH SANGGUP
48 Bab 48 YA AKU HAMIL ANAKMU
49 Bab 49 JANGAN SENTUH AKU
50 Bab 50 BIARKAN AKU SENDIRI
51 Bab 51 PASAR MALAM
52 Bab 52 APA MAU KALIAN ?
53 Bab 53 ARUM MANISKU
54 Bab 54 RASA YANG TERTINGGAL
55 Bab 55 RASA ITU TAK LAGI SAMA
56 Bab 56 JAGUNG BAKAR
57 Bab 57 BUBUR AYAM VS NASI UDUK
58 Bab 58 DIA ISTRIKU
59 Bab 59 SUAMIKU GANTENG?
60 Bab 60 APA.MAKSUD MEREKA
61 Bab 61 ANAKKU LAHIR
62 Bab 62 JANGAN AMBIL ANAKKU
63 Bab 63 AKU TAK MAU TINGGAL SAMA KEBO
64 Bab 64 MAAF AKU BELUM BISA
65 Bab 65 KERETA BAYI UNTUK BERLIAN
66 Bab 66 BAPER
67 Bab 67 BAJU BARU UNTUK BERLIAN
68 Bab 68 TAK MAU MENCERAIKANKU
69 Bab 69 TAK INGIN BERJANJI
70 Bab 70 KANGEN SUAMI ORANG
71 Bab 71 PAPARAZI
72 Bab 72 KATA HATI
73 Bab 73 MAAF AKU MENGECEWAKANMU
74 Bab 74 ANCAMAN
75 Bab 75 MAJU SALAH MUNDUR SALAH
76 Bab 76 GALAU
77 Bab 77 SEMAKIN GALAU
78 Bab 78 GARA-GARA ROK
79 Bab 79 MAAFKAN AKU
80 Bab 80 ADA RAHASIA APA?
81 Bab 81 TERNYATA DIA BIGBOS
82 Bab 82 MANGSA BARU
83 Bab 83 PENGUNTIT
84 Bab 84 SEDANG APA MEREKA
85 Bab 85 BENARKAH MEREKA TAK MELAKUKAN APA-APA?
86 Bab 86 AKU TAK SEMURAH ITU
87 Bab 87 BERKELAHI DENGAN SPG
88 Bab 88 ULAH LISA
89 Bab 89 MERASA TERTANGKAP BASAH
90 Bab 90 AKU TAK BISA MENOLAKNYA LAGI
91 Bab 91 AKU BUKAN PEREMPUAN BAR-BAR
92 Bab 92 BELAJAR MANDIRI
93 Bab 93 KENAPA KARENA BERLIAN?
94 Bab 94 AKU SUDAH MOVE ON
95 Bab 95 BAD MOOD
96 Bab 96 AKU LAGI YANG KENA
97 Bab 97 TERJEBAK DALAM KEBIMBANGAN
98 Bab 98 BODYGUARD UNTUK BERLIAN
99 Bab 99 TARI SANG BODYGUARD
100 Bab 100 MULAI BERMIMPI
101 Bab 101 MEETING PERTAMA
102 Bab 102 SIAPA PEREMPUAN ITU
103 Bab 103 AKIBAT ULAHKU
104 Bab 104 PINDAH KE KANTOR BARU
105 Bab 105 MAKAN SIANG BARENG TEMAN LAMA
106 Bab 106 PANTANG MENYERAH
107 Bab 107 DIA MASIH MENGINGATNYA
108 Bab 108 BERI AKU WAKTU
109 Bab 109 AKU TAK TAHU APA KATA HATIKU
110 Bab 110 ADA HUBUNGAN APA
111 Bab 111 MENCARI INFORMASI TENTANG YOGA
112 Bab 112 AKU TAK PERNAH MERINDUKANNYA
113 Bab 113 TERNYATA ORANG KAYA
114 Bab 114 OBSESI ANGGA
115 Bab 115 KENAPA BEGITU MUDAH
116 Bab 116 LAMARAN BARENG
117 Bab 117 TAK JADI PILIH KEBAYA
118 Bab 118 JAWABAN TENTANG IRENE
119 Bab 119 SATU LAGI MANTAN YOGA
120 Bab 120 AKU PERCAYA KAMU YOGA
121 Bab 121 YOGA KORBAN TABRAK LARI
122 Bab 122 YOGA SUDAH SADAR
123 Bab 123 MENUNGGUI YOGA DI RUMAH SAKIT
124 Bab 124 MAU PULANG KE MANA
125 Bab 125 YOGA PULANG KE RUMAHKU
126 Bab 126 MALAM TERAKHIR
127 Bab 127 KEJUTAN DIHARI PERNIKAHAN
128 Bab 128 AKAD NIKAH DAN KUMPUL KELUARGA
129 Bab 129 TRAGEDI DI HARI PERNIKAHAN
130 Bab 130 BELUM SAATNYA BELAH DUREN
131 Bab 131 PENGAKUAN YOGA
132 Bab 132 BUKAN INGAT TAPI DENDAM
133 Bab 133 DEJAVU
134 Bab 134 GURU PRIVAT YOGA
135 Bab 135 SERANGAN BERTUBI TUBI
136 Bab 136 TEPOK JIDAT
137 Bab 137 GARA GARA DITINGGAL KE TOILET
138 Bab 138 MARTABAK ISI KETAN ITEM
139 Bab 139 GARA GARA IRENE LAGI
140 Bab 140 SALAH PAHAM
141 Bab 141 MASIH ZONK
142 Bab 142 BAYINYA KEMBAR NGIDAMNYA BERGANTIAN
143 Bab 143 YOGA BERTINGKAH SEPERTI BALITA
144 Bab 144 BELUM ADA KESEMPATAN
145 Bab 145 AKHIRNYA DAPAT KESEMPATAN
146 Bab 146 MORNING SICKNESS UNTUK YOGA
147 Bab 147 YOGA SEMAKIN ANEH TAPI AKU SUKA
148 Bab 148 KAMAR BERMAIN YOGA
149 Bab 149 YOGA TAK PULANG
150 Bab 150 BABYMOON PARTY (TAMAT)
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Bab 1 SAH
2
Bab 2 MALAM PERTAMA YANG TERTUNDA
3
Bab 3 PINDAH KE RUMAH SUAMI
4
Bab 4 KEDATANGAN TAMU TAK DIUNDANG
5
Bab 5 INTIMIDASI
6
Bab 6 DITUDUH PELAKOR
7
Bab 7 RISA HILANG
8
Bab 8 LAPOR POLISI
9
Bab 9 MENJEMPUT RISA
10
Bab 10 PENOLAKAN RISA
11
Bab 11 DRAMA APA LAGI?
12
Bab 12 MANTAN YANG BELUM MOVE ON
13
Bab 13 PAMER KEMESRAAN
14
Bab 14 MAKIN BETE
15
Bab 15 DIUSIR MANTAN MERTUA
16
Bab 16 KEBAKARAN
17
Bab 17 SIAPA PELAKUNYA?
18
Bab 18 HASIL PENYELIDIKAN
19
Bab 19 RENCANA KE DEPAN
20
Bab 20 TENTANG DIA
21
Bab 21 TEROR
22
Bab 22 TEROR 2
23
Bab 23 AKU BAIK-BAIK SAJA IBU
24
Bab 24 KE RUMAH SAKIT
25
Bab 25 REGA SAKIT
26
Bab 26 VONIS UNTUK REGA
27
Bab 27 MALING TERIAK MALING
28
Bab 28 TERUNGKAPNYA PELAKU TEROR
29
Bab 29 AKU MEMAAFKAN DEMI ANAK ANAK
30
Bab 30 PENGOBATAN REGA
31
Bab 31 PULANG KE RUMAH
32
Bab 32 JADI OJOL
33
Bab 33 BATAL
34
Bab 34 KECEWA
35
Bab 35 DIA LAGI
36
Bab 36 FOTO MESRA
37
Bab 37 KAMU ADA DIMANA
38
Bab 38 ADA APA DENGANMU
39
Bab 39 NASI BUNGKUS
40
Bab 40 AKU TAK SANGGUP LAGI
41
Bab 41 AKU PULANG
42
Bab 42 POSITIF
43
Bab 43 BAIK BAIK YA, ANAK AYAH
44
Bab 44 DIA KEMBALI
45
Bab 45 KIRIMAN SUSU
46
Bab 46 MELIHATNYA
47
Bab 47 AKU MASIH SANGGUP
48
Bab 48 YA AKU HAMIL ANAKMU
49
Bab 49 JANGAN SENTUH AKU
50
Bab 50 BIARKAN AKU SENDIRI
51
Bab 51 PASAR MALAM
52
Bab 52 APA MAU KALIAN ?
53
Bab 53 ARUM MANISKU
54
Bab 54 RASA YANG TERTINGGAL
55
Bab 55 RASA ITU TAK LAGI SAMA
56
Bab 56 JAGUNG BAKAR
57
Bab 57 BUBUR AYAM VS NASI UDUK
58
Bab 58 DIA ISTRIKU
59
Bab 59 SUAMIKU GANTENG?
60
Bab 60 APA.MAKSUD MEREKA
61
Bab 61 ANAKKU LAHIR
62
Bab 62 JANGAN AMBIL ANAKKU
63
Bab 63 AKU TAK MAU TINGGAL SAMA KEBO
64
Bab 64 MAAF AKU BELUM BISA
65
Bab 65 KERETA BAYI UNTUK BERLIAN
66
Bab 66 BAPER
67
Bab 67 BAJU BARU UNTUK BERLIAN
68
Bab 68 TAK MAU MENCERAIKANKU
69
Bab 69 TAK INGIN BERJANJI
70
Bab 70 KANGEN SUAMI ORANG
71
Bab 71 PAPARAZI
72
Bab 72 KATA HATI
73
Bab 73 MAAF AKU MENGECEWAKANMU
74
Bab 74 ANCAMAN
75
Bab 75 MAJU SALAH MUNDUR SALAH
76
Bab 76 GALAU
77
Bab 77 SEMAKIN GALAU
78
Bab 78 GARA-GARA ROK
79
Bab 79 MAAFKAN AKU
80
Bab 80 ADA RAHASIA APA?
81
Bab 81 TERNYATA DIA BIGBOS
82
Bab 82 MANGSA BARU
83
Bab 83 PENGUNTIT
84
Bab 84 SEDANG APA MEREKA
85
Bab 85 BENARKAH MEREKA TAK MELAKUKAN APA-APA?
86
Bab 86 AKU TAK SEMURAH ITU
87
Bab 87 BERKELAHI DENGAN SPG
88
Bab 88 ULAH LISA
89
Bab 89 MERASA TERTANGKAP BASAH
90
Bab 90 AKU TAK BISA MENOLAKNYA LAGI
91
Bab 91 AKU BUKAN PEREMPUAN BAR-BAR
92
Bab 92 BELAJAR MANDIRI
93
Bab 93 KENAPA KARENA BERLIAN?
94
Bab 94 AKU SUDAH MOVE ON
95
Bab 95 BAD MOOD
96
Bab 96 AKU LAGI YANG KENA
97
Bab 97 TERJEBAK DALAM KEBIMBANGAN
98
Bab 98 BODYGUARD UNTUK BERLIAN
99
Bab 99 TARI SANG BODYGUARD
100
Bab 100 MULAI BERMIMPI
101
Bab 101 MEETING PERTAMA
102
Bab 102 SIAPA PEREMPUAN ITU
103
Bab 103 AKIBAT ULAHKU
104
Bab 104 PINDAH KE KANTOR BARU
105
Bab 105 MAKAN SIANG BARENG TEMAN LAMA
106
Bab 106 PANTANG MENYERAH
107
Bab 107 DIA MASIH MENGINGATNYA
108
Bab 108 BERI AKU WAKTU
109
Bab 109 AKU TAK TAHU APA KATA HATIKU
110
Bab 110 ADA HUBUNGAN APA
111
Bab 111 MENCARI INFORMASI TENTANG YOGA
112
Bab 112 AKU TAK PERNAH MERINDUKANNYA
113
Bab 113 TERNYATA ORANG KAYA
114
Bab 114 OBSESI ANGGA
115
Bab 115 KENAPA BEGITU MUDAH
116
Bab 116 LAMARAN BARENG
117
Bab 117 TAK JADI PILIH KEBAYA
118
Bab 118 JAWABAN TENTANG IRENE
119
Bab 119 SATU LAGI MANTAN YOGA
120
Bab 120 AKU PERCAYA KAMU YOGA
121
Bab 121 YOGA KORBAN TABRAK LARI
122
Bab 122 YOGA SUDAH SADAR
123
Bab 123 MENUNGGUI YOGA DI RUMAH SAKIT
124
Bab 124 MAU PULANG KE MANA
125
Bab 125 YOGA PULANG KE RUMAHKU
126
Bab 126 MALAM TERAKHIR
127
Bab 127 KEJUTAN DIHARI PERNIKAHAN
128
Bab 128 AKAD NIKAH DAN KUMPUL KELUARGA
129
Bab 129 TRAGEDI DI HARI PERNIKAHAN
130
Bab 130 BELUM SAATNYA BELAH DUREN
131
Bab 131 PENGAKUAN YOGA
132
Bab 132 BUKAN INGAT TAPI DENDAM
133
Bab 133 DEJAVU
134
Bab 134 GURU PRIVAT YOGA
135
Bab 135 SERANGAN BERTUBI TUBI
136
Bab 136 TEPOK JIDAT
137
Bab 137 GARA GARA DITINGGAL KE TOILET
138
Bab 138 MARTABAK ISI KETAN ITEM
139
Bab 139 GARA GARA IRENE LAGI
140
Bab 140 SALAH PAHAM
141
Bab 141 MASIH ZONK
142
Bab 142 BAYINYA KEMBAR NGIDAMNYA BERGANTIAN
143
Bab 143 YOGA BERTINGKAH SEPERTI BALITA
144
Bab 144 BELUM ADA KESEMPATAN
145
Bab 145 AKHIRNYA DAPAT KESEMPATAN
146
Bab 146 MORNING SICKNESS UNTUK YOGA
147
Bab 147 YOGA SEMAKIN ANEH TAPI AKU SUKA
148
Bab 148 KAMAR BERMAIN YOGA
149
Bab 149 YOGA TAK PULANG
150
Bab 150 BABYMOON PARTY (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!