Sembari menonton film kartun, aku ajak Rega ngobrol sambil aku buka-buka buku pelajarannya. Lumayanlah bisa jadi bahan obrolan kami. Walaupun masih TK tapi banyak juga pelajarannya, mulai dari menggambar sampai calistung. Sepiring kue donat dan jus mangga kesukaannya ikut menemani.
Tak terasa suara adzan dhuhur udah terdengar. Aku ajak Rega sholat bersama. Dan kebetulan mas Agung balik ke rumah. Setelah dia bersih-bersih dan berganti pakaian, kami sholat berjamaah.
Selesai sholat kami makan siang bersama. Mereka kelihatan sangat menikmati masakan bi Siti. Enak juga sih rasanya. Aku jadi berfikir untuk bisa membuat masakan buat mereka. Sebagai seorang istri dan ibu, pastinya kepingin dong memasak buat mereka.
Makan siang kami di selingi obrolan kecil dan candaan dari mereka berdua. Rega memang kelihatan sangat dekat dengan ayahnya. Dia akan berceloteh bahkan ketawa terbahak-bahak oleh candaan ayahnya. Berbeda dengan Risa yang terkesan lebih pendiam. Entah kenapa.
Selesai makan siang kami lanjutkan santai sejenak di taman kecil samping rumah. Ya rumah kami memang tidak terlalu besar, tapi ada taman kecil dan kolam ikan di bagian samping. Keliatan asri dan bikin betah.
Jam satu siang mas Agung pamit ke bengkel lagi. Sementara Rega yang keliatan udah ngantuk, aku antar ke kamarnya untuk tidur siang.
"Rega mau bobok sendiri atau ibu temani sayang?" tanyaku, karena biasanya Rega tidur sekamar dengan Risa di ranjang berbeda.
"Sendiri aja" jawabnya masih agak malu-malu.
"Ya udah, ibu nunggu di ruang tengah ya, sambil nunggu kakak Risa pulang sekolah" kataku sambil tersenyum. Rega menganggukan kepalanya.
Akupun berlalu menuju ruang tengah. Aku buka-buka ponselku untuk menghilangkan kejenuhan. Tak terasa akupun tertidur di sofa.
Jam setengah tiga siang aku terbangun dari tidurku. "Astaghfirullah, aku ketiduran" pekik ku pelan. Aku baru sadar kalau aku sedang menunggu Risa pulang sekolah.
Aku berjalan ke dapur mencari bi Siti atau bi Wati untuk menanyakan tentang Risa.
"Bi...Risa udah pulang?" tanyaku pada bi Wati yang sedang mengepel lantai dapur.
"Kayaknya belum bu" jawab bi Wati sejenak menghentikan pekerjaannya.
"Tapi biasanya jam segini udah pulang kan bi?" tanyaku lagi dengan khawatir.
"Biasanya sih sudah bu, diantar mobil jemputan dari sekolahnya" jawab bi Wati.
Aku segera berlari ke bengkel suamiku, berharap Risa udah ada disana. Sesampainya disana bahkan aku tidak menemukan suamiku. Kata karyawannya mas Agung lagi belanja sparepart dan belum kembali.
Aku bener-bener khawatir. Aku berlari lagi masuk ke rumah, ambil ponselku dan mencoba menghubungi mas Agung. Sekali memanggil...dua kali...tiga kali. Ponsel mas Agung gak aktif. Aduh gimana ini, aku udah mulai panik.
Aku kembali lagi ke bengkel, maa Agung belum juga kembali. Aku titip pesan ke karyawannya, kalau suamiku pulang agar segera ke rumah. Aku balik lagi ke rumah dengan perasaan tak menentu.
Satu jam kemudian mas Agung masuk ke rumah dan mencariku. Aku masih duduk terdiam di ruang tengah.
"Ada apa sayang, kata orang bengkel kamu tadi nyariin mas, kangen ya?" ucap mas Agung sambil mengedipkan matanya. Ish...orang lagi bingung soal Risa masih aja di bercandain.
"Risa belum sampai rumah mas..." kata ku agak terbata-bata dan sedih. Mas Agung mengernyitkan keningnya.
"Yang bener kamu sayang?" tanya mas Agung gak percaya. Aku mengangguk dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Sebentar...aku hubungi gurunya" ucap mas Agung sambil mengambil ponselnya.
"Aduh...hp ku mati sayang" mas Agung keliatan ikutan panik. Aku segera berusaha mencarikan charger. Dengan tergesa maa Agung mengisi daya ponselnya. Semenit...dua menit... Waktu seperti lama banget jalannya.
Setelah dirasa cukup daya untuk menghidupkan, mas Agung segera mengaktifkan ponselnya. Dia langsung mencari kontak guru sekolahnya Risa.
"Hallo bu...Assalamualaikum...maaf bu,apa Risa ada pelajaran tambahan ya?" tanya mas Agung dengan panik. Karena biasanya kalau ada pelajaran tambahan akan ada pemberitahuan ke orangtua.
"Oh tidak ada ya...tapi anak saya belum sampai di rumah bu...oke baik bu, saya tunggu kabarnya" mas Agung mematikan panggilannya.
"Gimana mas?" tanyaku.
"Sebentar, baru mau ditanyakan ke penjaga sekolahnya" jawab mas Agung. Dia sangat tegang, terlihat mondar mandir sambil ******* ***** tangannya.
Nada dering ponselnya berbunyi. Mas Agung segera mengangkat panggilan.
"Ya hallo...gimana bu...apa? Udah pulang dari tadi? dijemput mamanya?" tanya mas Agung di panggilan itu.
"Iya bu, terimakasih informasinya" mas Agung pun menutup panggilannya.
"Mamanya yang jemput kata gurunya" jelas mas Agung sebelum aku bertanya. Dan segera menghubungi nomor telpon mantan istrinya. Tuuuut...Tuuuuut...Tuuuut...Nada memanggil, yang artinya ponsel mantan istrinya tidak aktif.
"Brengsek!!" umpatnya dengan wajah memerah. "Apa maunya dia?" tanyanya pada diri sendiri.
Aku yang belum pernah melihat mas Agung semarah itu, memilih diam. Aku coba menenangkan dengan mengelus ngelus lengannya.
"Kamu dirumah dulu sayang, tunggu mereka disini. Mas mau cari mereka" kata mas Agung sambil beranjak berdiri.
"Mau cari dimana mas?" tanyaku takut-takut.
"Mas coba cari kerumah orangtuanya, semoga Risa ada disana" lalu maa Agung segera mengambil kunci mobil, dan berjalan keluar rumah. Aku mengikuti dari belakang.
"Hati-hati dijalan mas. Jangan ngebut ya..." ucapku pelan. Mas Agung hanya mengangguk dan mencium keningku. Lalu menaiki mobilnya.
Aku masuk ke dalam rumah dengan pikiran kacau. Baru aja beberapa hari jadi ibu mereka, udah ada masalah kayak begini. Akupun mondar mandir sambil menggenggam ponselku berharap mas Agung nanti menghubungiku.
Satu jam kemudian ponselku berbunyi. Mas Agung menelponku.
"Waalaikumsalam...ya...gimana mas? ... Gak ada dirumah orangtuanya? ... Terus gimana mas? Oke, mas tetap hati-hati ya...aku tunggu kabar selanjutnya" aku menyimpan ponselku di saku bajuku, setelah mas Agung mematikan panggilannya.
Tak lama Rega terbangun dari tidurnya. Dia seperti mencari cari seseorang. Aku yakin dia mencari kakaknya.
"Rega udah bangun sayang?" tanyaku yang di jawab dengan anggukan. Memang anak-anak masih irit bicara padaku, mungkin mereka masih merasa asing denganku. Aku tetap selalu memancing mereka bicara walaupun sepatah dua patah kata.
"Udah sore, Rega mandi dulu ya biar segar" ucapku pelan.
"Kakak mana?" tanyanya tanpa memperdulikan ucapanku.
"Kakak lagi dijemput ayah. Rega mandi dulu ya, sambil nunggu kakak sama ayah pulang" ucapku untuk menghindari pertanyaan lain. Rega pun mengangguk lagi dan segera ke kamar. Dikamar anak-anak memang ada kamar mandinya sendiri.
Aku mengikutinya masuk ke kamar, berinisiatif menyiapkan pakaian Rega. Pintu kamar mandi terbuka. Rega terlihat malu melihat aku ada di sana.
"Ini pakaian Rega udah ibu siapin" ucapku. Aku memang ingin memberi perhatian ke mereka walau hanya hal kecil. Regapun mengangguk. Aku keluar dari kamar biar dia gak malu lagi.
Jam tujuh malam...dan mas Agung belum juga kasih kabar. Dimana Risa? Kemana mas Agung mencarinya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments