Papa dan anak itu langsung masuk ke dalam rumah sedangkan mang Ujang mengembalikan mobilnya ke dalam garasi. Benar saja mama Intan sedang menunggu mereka diruang tengah.
"Papa darimana sih? Jam segini baru pulang?"kata mama Intan.
"Jemput putri kamu."kata papa Irwan.
"Kamu pulang ternyata sayang?"kata mama Intan.
"Memang kenapa ma? Gak boleh ya aku pulang?"kata Lydia.
"Boleh sayang, kamu kok pakai pakaian kayak gini?"kata mama Intan sambil membolak balik badan putrinya.
"Tadi ada yang mengikuti kita ma, makanya papa ajak Lydia buat nyamar."kata papa Irwan.
"Siapa pa memangnya yang mengikuti kalian?"kata mama Intan yang penasaran siapa yang telah mengikuti putrinya.
"Kami tak tau, tapi papa yakin besok kita akan tau siapa yang menyuruh orang untuk memata-matai Lydia."kata papa Irwan.
"Kalau sudah tau kamu mau apakan dia Ly?"tanya mama Intan.
"Gak aku apa-apain ma biarin saja."kata Lydia.
"Kamu kok biarin saja orang kayak gitu sih? Kalau dia semakin menjadi-jadi gimana?"kata mama Intan yang gak terima.
"Kita gak bisa gegabah ma, apalagi kita gak tau apa motif orang itu memata-mataiku."kata Lydia.
"Lydia benar ma."kata papa Irwan.
"Sudah ma, kalau soal itu serahin saja ke aku. Sekarang aku mau naik ke atas capek banget badanku."kata Lydia.
"Ya sudah, istirahat sana pasti kamu sudah capek."kata mama Intan.
Lydia langsung pergi dari ruang keluarga menuju kamarnya. Sampai dikamar dia langsung mandi saat selesai mandi perutnya lapar. Dia langsung saja turun lagi ke bawah.
Saat berada didapur dia bertemu dengan mamanya yang sedang membuat kopi untuk papanya. Mama Intan yang terkejut langsung saja bertanya pada putrinya.
"Kamu mau ngapain Ly?"kata mama Intan.
"Aku mau makan ma lapar."kata Lydia.
"Papa tadi gak ajak kamu makan dulu?"kata mama Intan yang terkejut karena putrinya lapar.
"Gak sempet ma."kata Lydia.
"Ya sudah, mama antar minuman papa kamu nanti mama balik lagi buat manasin makanmu."kata mama Intan.
"Gak usah ma, makanannya dimana biar aku panasin sendiri?"kata Lydia.
"Kamu yakin sayang, emangnya kamu bisa."kata mama Intan sambil mengambilkan makanan ditempat penyimpanan.
"Yakin ma, kalau hanya buat manasin makanan aku bisa tapi kalau untuk masak aku gak bisa hanya bisa masak air sama bikin mie."kata Lydia.
"Kamu sering masak mie instan dikosan Ly?"kata mama Intan yang gak percaya pada putrinya padahal selama ini putrinya tak pernah masuk ke dapur walau hanya sekedar masak air.
"Iya kalau lagi mager keluar beli makanan, lagian mau masak juga gak bisa jadi masak mie aja yang mudah."kata Lydia.
Saat ibu dan anak itu sedang mengobrol papa Irwan menyusul ke dapur. Dia ingin tau apa yang dilakukan oleh istrinya didapur kok daritadi tak kunjung kembali ke kamar padahal hanya membuat kopi saja.
"Ma kok lama sih buat kopinya?"kata papa Irwan.
"Eh maaf pa, mama keasikan mengobrol sama Lydia jadi lupa."kata mama Intan sambil nyengir.
"Memangnya bicarain apa kok sampai lupa?"kata papa Irwan.
"Ini lo putri kamu ada kemajuan bisa masak mie sendiri padahal saat dirumah tak peranh sekalipun masuk dapur."kata mama Intan.
"Bagus dong, kamu kalau libur usahain pulang biar bisa belajar masak sama mama jadi kalau malas beli keluar bisa masak sendiri."kata papa Irwan.
"Liat nanti saja ya pa, aku kalau libur enakkan tidur dikosan soalnya capek banget saat kerja."kata Lydia.
"Kamu itu kalau disuruh belajar masak susah banget Ly, nanti kalau kamu punya suami gimana kalau gak bisa masak?"kata papa Irwan.
"Beli atu pa."kata Lydia.
"Iya kalau suami kamu itu orang kaya kalau dia hanya pegawai biasa bisa habis gajinya sebulan buat makan aja."kata papa Irwan.
"Kan masih ada mama sama papa, aku yakin kalian gak akan biarin putri kalian hidup susah."kata Lydia.
Papa Irwan yang mendengar itu hanya geleng-geleng kepala sedangkan mama Intan hanya tersenyum mendengar kedua orang yang dia sayangi berdebat.
"Sudah sana ambil nasi, katanya tadi lapar!"kata mama Intan.
"Loh kamu tadi belum makan Ly?"kata papa Irwan.
"Belum lah pa, tadi maunya beli makanan dulu saat mau pulang. Tapi melihat mobil papa aku memilih menghampiri mobil papa."kata Lydia.
"Tau gitu dihotel tadi kita makan dulu."kata papa Irwan.
"Gak kepikiran tadi pa."kata Lydia.
"Ya sudah cepat makan, biar mama sama papa temanin."kata mama Intan.
Malam itu Lydia makan sambil ditemani kedua orangtuanya. Mereka bertiga melepas rindu karena semenjak Lydia tinggal dikosan mereka jarang sekali bertemu.
Selesai makan Lydia langsung saja mencuci piring yang dia pakai untuk makan setelah itu dia kembali ke kamar untuk istirahat. Saat baru saja mau merebahkan dirinya, ponselnya berbunyi. Lydia langsung saja melihat ponselnya ternyata itu panggilan masuk dari Sandra. Lydia langsung mengangkat panggilan itu.
[Hallo Asalamualikum San....]
[Walaikumsalam Ly, kamu ada dimana? Aku ketuk pintu kosana kok gak kamu buka?]
[Maaf ya San aku gak pulang ke kosan karena om aku tadi jemput ke toko. Ada apa?]
[Ini ada makanan dari kak Aziz.]
[Memang ada apa kok tumben dia traktir makan?]
[Katanya perayaan karena judul skripsinya diacc oleh pembimbing.]
[Wah hebat banget dia, tapi bukannya kak Aziz baru saja magang kerja ya?]
[Namanya juga orang cerdas, kak Hendru juga sama sudah diacc judul skripsinya.]
[Wah,aku nanti juga mau kayak gitu,magang sambil buat skripsi kayaknya seru.]
[Aku yakin kalau kamu bisa tapi aku gak yakin deh.]
[Jangan nyerah gitu dong kamu 'kan cerdas San, kita harus yakin bisa.]
[Kita liat saja nanti.]
[Ya sudah aku tutup dulu panggilannya,aku capek banget mau tidur.]
[Ya sudah aku juga mau istirahat, terus makanan ini bagaimana?]
[Buat sarapan kamu besok saja, aku langsung berangkat dari sini.]
[Baiklah kalau gitu, sampai bertemu dikampus besok.]
Lydia setelah mematikan panggilannya langsung saja merebahkan diri untuk tidur. Beda lagi dengan Rima, dia sedang menunggu kabar dari orang suruhannya. Saat dia mau tidur orang suruhannya malah menghubunginya. Mata Rima langsung terbuka lagi, dia langsung mengangkat panggilan itu.
[Hallo bagaimana?]
[Dia sedang berada dihotel sekarang bersama dengan sugar daddynya.]
[Kamu dapat foto mereka berdua gak?]
[Aku dapat saat mereka masuk hotel pun aku juga mengambil gambarnya.]
[Baiklah,kamu sebar foto itu ke web kampus, biar besok pagi gempar dan kirimkan juga foto itu ke aku.]
[Baiklah, kalau begitu aku tutup dulu panggilannya.]
Rima langsung tersenyum senang saat menerima foto-foto Lydia dengan seorang pria paruhbaya. "Sayang wajah pria paruhbaya itu gak keliahatan."kata Rima.
Rima setelah melihat-lihat foto itu langsung tertidur karena dia sudah gak sabar menunggu besok. Besok dia berencana akan ke kampus sebentar untuk melihat bagaimana keadaan kampus saat melihat foto-foto itu.
Tanpa dia tau ada orang yang sudah menghapus postingan web dikampus itu. Orang itu langsung mengirimkan foto itu ke Aziz membuat pria itu kesal. Aziz langsung menyuruh orang itu untuk melacak siapa yang telah mengunggah foto itu. Orang itu berjanji akan memberi kabar siapa orangnya.
Aziz tersenyum menyeringi karena besok pasti akan menarik karena Aziz sudah mengganti kabar web itu dengan perbuatan orang-orang sudah berbuat kecurangan dikampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments