"Apa ini? Kamu bisa jelaskan sama saya."kata kakek Hasan dengan melempar bukti penyogokan para orangtua wali.
"Maafkan saya tuan, saya khilaf."kata rektor.
"Kilaf tapi berkali-kali, Ziz kamu panggil pak Budi kesini!"kata kakek Hasan.
"Baik kek."kata Aziz.
Aziz langsung mengambil ponselnya dan menghubungi wakil rektor itu. Pak Budi langsung datang menemui pemilik yayasan.
"Ada apa tuan?"kata pak Budi.
"Jabatan rektor sekarang kamu yang pegang, sampai cucuku siap memikul tanggungjawabnya."kata kakek Hasan.
"Tapi bagaimana dengan beliau tuan?"kata pak Budi.
"Dia saya pecat mulai dari sekarang karena telah korupsi dan menerima suap dari orangtua murid yang berbuat salah."kata kakek Hasan.
"Oh ya satu lagi, aku mau kamu selidiki siapa saja yang anaknya berulang kali melanggar peraturan langsung saja DO mahasiswa itu."kata kakek hasan yang membuat orangtua Rima langsung terdiam.
Mama Intan hanya tersenyum, dia tak menyangka masalah Lydia dia gunakan untuk membongkar kebusukan bawahannya.
"Kalian semua bubar kecuali kalian berdua yang sudah sombong dengan status kalian."kata kakek Hasan
"Saya pulang dulu om."kata mama Intan.
"Iya hati-hati kamu, lain kali gak usah lindungi bawahan yang melakukan kesalahan."kata kakek hasan mengingatkan mama Intan.
"Iya om, ini terakhir kali aku membantu mereka."kata mama Intan.
Mama Intan sendiri kalau tau jika yang dijebak putri dari Saahrul adalah putrinya sendiri, dia tak akan mau membantu.Mama Intan bukannya langsung pulang tapi pergi ke perusaaan suaminya untuk menceritakan apa yang terjadi dikampus.
"Bapak ada didalam?"kata mama Intan.
"Ada bu, beliau baru saja selesai meeting."kata asisten papa Irwan.
Mama Intan langsung masuk dan melihat suaminya sedang memeriksa berkas-berkas yang ada dimejanya.
"Pa, lagi sibuk ya?"tanya mama Intan menghampiri suaminya.
"Gak kok ma, ini tinggal memeriksa berkas satu lagi setelah itu papa santai."kata papa Irwan.
"Ya sudah kalau gitu selsaiin dulu saja."kata mama Intan.
Papa Irwan langsung saja menyelesaikan pekerjaannya. Setelah selesai langsung menyusul istrinya yang sedang duduk disofa sambil main ponsel.
"Bagaimana masalah Rima, sudah selesai?"kata papa Irwan.
"Selesai, awalnya dihanya diliburkan selama satu minggu, tapi setelah Tina memaki gadis yang dijebak oleh Rima dihutan itu, aku gak tau apa Rima hanya diliburkan atau langsung DO."kata mama Intan kesal.
"Kok mama kesal, kenapa gak suka dengan keputusan pihak kampus?"kata papa Irwan.
"Aku sebal dengan diriku sendiri, bukannya bantuin putriku tapi malah bantui anak orang lain."kata mama Intan.
"Maksut mama apa?"kata papa Irwan.
"Sudah deh, gak usah pura-pura gak tau. Aku yakin papa tau siapa yang dijebak oleh Rima."kata mama Intan.
"Papa 'kan sudah bilang kemarin, mama gak usah ikut campur masalah mereka."kata papa Irwan.
"Aku nyesal pa, tau kalau Lydia yang dijebak mungkin aku tak akan bantu mereka."kata mama Intan.
"Makanya kalau papa bilangin tu gak usah ngeyel. Tapi ada untungnya juga karena Tina gak akan sombong lagi setelah ini."kata papa Irwan.
"Aku gak yakin pa kalau soal ini."kata mama Ina.
"Sudahlah ma biarkan saja mereka, gimana kabar putri kita?"kata papa Irwan.
"Aku gak ada kesempatan buat bicara sama dia, tapi aku senang karena diam-diam Hendru dan Aziz melindunginya."kata mama Ina.
"Iyalah apalagi kemarin seandainya mama dengar ceritanya pasti mama tak akan percaya."kata papa Ikhsan.
"Memangnya ada apa pa?"kata mama Intan.
"Kamu tau siapa yang melakukan perencanaan buat mencari putri kita?"kata papa Ikhsan.
"Memangnya siapa pa?"kata mama Intan yang penasaran.
"Ryan putra dari pemilik Karya grup."kata papa Irwan.
"Bukannya dia kuliah diluar negeri pa?"kata mama Intan.
"Iya, kebetulan dia teman dekat Hendru, sebenarnya dia mau cari Hendru tapi ternyata dia tak ada disana."kata papa Irwan.
"Pa, kok bisa dia mau ikut campur masalah ini, apa dia tau jika yang hilang itu putri kita?"kata mama Intan sambil tersenyum.
"Dia tak tau yang dia tau salah satu dari kelima yang hilang itu adalah anak kita."kata papa Irwan.
"Yah sayang sekali padahal mama berharap dia jadi menantu kita."kata mama Intan.
"Bukannya mama tau jika putri kita punya kekasih?"kata papa Irwan.
"Iya mama tau tapi dia tak mau membantu sama sekali."kata mama Intan.
"Kamu tau darimana?"kata papa Irwan.
"Tadi yang membantu hanya teman perempuan Lydia dan juga dua pria yang juga ikut hilang dihutan."kata mama Intan.
"Biarlah itu pilihannya, kita hanya bisa mendukung."kata papa Irwan.
Diperusahaan kedua orangtua Lydia sedang membicarakan, ternyata dikantin kampus Lydia dan teman-temannya sedang menikmati makanan yang dia pesan.
"Ly, kok kak Rayyan gak keihatan ya?"kata Rani.
"Ada tu tadi, tapi dia tak mau membantu."kata Sandra kesal jika melihat kekasih temannya itu.
"Apa masalahnya dengan kak Rayyan?"tanya Roni.
"Gak ada apa-apa."kata Sandra.
"Yakin gak ada apa-apa?"kata Jono yang curiga karena melihat kekesalan Sandra.
"Yakin."kata Lydia.
Saat mereka berlima sedang berbincang-bincang ponsel Lydia berbunyi. Ternyata itu pesan dari Rayyan.
Rayyan
[Kamu ada dimana?]
Lydia
[Aku ada dikantin sedang makan kak, ada apa?]
Rayyan
[Bisa bertemu dibelakang kantin?]
Lydia
[Nanti habis kuliah ya kak, setelah ini aku masih ada kelas.]
Rayyan
[Baiklah, nanti kabari saja kalau sudah selesai kuliahnya.]
Lydia
[Siap.]
Teman-teman Lydia yang melihat dia tersenyum-senyum sambil memandangi ponselnya langsung curiga.
"Siapa Ly?"kata Sandra.
"Biasa.."kata Lydia sambil tersenyum.
"Ohhhh... masih ingat ternyata dia."kata Sandra.
"Kamu apasih, sudah ayo masuk ."kata Lydia.
Mereka semua pergi dari kantin dan langsung masuk ke dalam kelas. Saat mereka baru saja duduk, dosen yang mengajar juga masuk. Mereka menghera nafas lega karena tak telat mengikuti mata pelajaran.
Selesai mata kuliah Lydia langsung menghubungi Rayyan kalau dia sudah selesai kuliahnya. Tapi pesan itu tak dibalas sehingga Lydia memutuskan untuk pulang dengan Sandra.
Hari ini dia sudah harus mulai bekerja, saat dia melewati kelas Rayyan. Dia melihat jika Rayyan sedang berbicara dengan seorang perempuan.
"Siapa yang berbicara sama kak Rayyan itu?"kata Sandra.
"Temannya paling."kata Lydia pura-pura cuek.
"Teman kok mesra banget."kata Sandra.
"Sudah ayo nanti kamu telat kerja lagi!"kata Lydia.
Lydia sampai ditoserba langsung berganti pakaian dan mengantikan Ita dikasir. Tapi pekerjaan dia hari ini tak fokus, banyak pelanggan yang komplen.
"Kamu ada masalah Ly?"tanya Ita yang gak tega melihat temannya dimarahin pembeli karena gak fokus.
"Aku gak papa kok."kata Lydia
"Kalau gak ada apa-apa kok aku liat kamu banyak pikiran hari ini?"kata Ita.
"Lagi mikirin tugas kuliah."kata Lydia berbohong padahal pikirannya ke Rayyan terus.
"Ya sudah, setelah ini bisa fokus sama kerja dulu?"kata Ita.
"Iya, maaf ya."kata Lydia yang gak enak dengan Ita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments