Keluarga Ryan

Ryan langsung saja menyuruh Dayat untuk kembali ke perusahaan. Ryan lelah dengan semua ni, dia akan mencari cara agar ttak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ryan sampai kantor lansung masuk ke ruangannya. Tapi sebelum itu dia bicara sama Dayat untuk mengambilkanya laporan keuangan selama beberapa bulan terakhir.

Ryan masuk keruangannya dan baru saja duduk, terdengar kalau ponselnya berbunyi. Dia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelpon ternyata itu bundanya. Ryan langsung pergi ke ruang rahasianya yang dia disaien seperti kamar diapartemennya.

[Hallo Asalamualakium bun.]

[Walaikumsalam, kamu dimana sayang?]

[Aku ada diapartemen bun, ada apa tumben meneleponku?]

[Ayah kamu mau berbicara sama kamu.]

[Baiklah.]

[Bunda kasih ke ayah kamu ponselnya.]

Bunda Airin langsung meberikan ponselnya kepada suaminya. Ayah Danny langsung mengambl ponsel istrinya itu. Dia hanya minta bantuan istrnya untuk menelpon putra ketiganya ini karena kalau dia yang telepon Ryan tak akan pernah mau mengangkat panggilannya.

[Asalamualaikum Yan, ini ayah.]

[Walaikumsalam Yah, ada apa menelponku pakai no bunda?]

[Kalau ayah yang telepon kamu gak pernah angkat, makanya ayah suruh bundam yang telepon.]

[Ada apa ayah mencariku?]

[Yan, pulang nak. Ayah mau kamu yang jalani perusahaan. Kamu yang berhak atas perusahaan itu nanti.]

[Yah, biar saja kak Anton dan mbak sinta yang bekerja diperusahaan. Aku mau fokus ke kuliahku, lagian aku disini hanya buat liburan kok.]

[Kalau gitu kenapa kamu gak pulang ke rumah? Kamu gak kangen sama ayah dan bunda.]

[Yah, aku gak mau buat masalah dirumah, kalau kalian mau ketemu datang saja ke apartemen atau kita janjian diluar.]

[Kamu putra kandung kami, tapi kenapa kami sulit bertemu denganmu?]

[Yah, sudah ya aku gak mau bahas soal ini. Kasian bunda pasti akan sedih.]

[Maaf ayah buat kamu dan bundamu menderita.]

[Yah, sudah ya gak usah diingat-ingat lagi.]

[Kamu sibuk gak hari ini?]

[Aku gak sibuk ya ada apa?]

[Ayah sama bunda ke apartemen kamu sekarang ya?]

[Baiklah aku tunggu yah.]

[Sayang, kamu mau dibawain apa sama bunda?]

[Bunda masakin makanan kesukaanku saja nanti disini.]

[Baiklah nanti bunda mampirr belanja dulu.]

[Ya sudah bun, aku tutup dulu panggilannya mau mandi dulu. Asalamualaikum...]

[Walaikumsalam...]

Setelah mengakhiri panggilan dengan putranya, bunda Airin langsung bersiap-siap untuk menuju apartemen putranya. Tapi suaminya malah melamun tak bergerak sama sekali.

"Yah, ayah mikirin apa?"kata bunda Airin.

"Apa kita slah membesarkan kedua anak kak Bima?"kata ayah Danny.

"Ayah, ngomong apasih. Biar bagaimanapun mereka berdua taunya anak kandung kita yah. Lagian bukankah dulu ayah berjanji dengan kak Bima dan istri untuk menyayangi Anto dan Sinta seperti anak kandung kita sendiri."kata bunda Airin.

"Kamu benar bun, tapi liat kita malah terpisah dengan putra kita sendiri."kata ayah Danny.

"Ayah tau bagaimana Ryan, Ryan paling tidak suka berantem makanya dia lebih memilih untuk pergi."kata bunda Airin.

Sejak SMA Ryan memang memutuskan untuk ngekos karena dia tak mau membuat bundanya bersedih karena harus melihat dirinya dan Anto berantem. Ryan tak tau apa masalah kakaknya itu padahal dulu dia sangat sayang dengan Ryan, tapi setelah kuliah Anto berubah.

"Tapi dia pulang buat berlibur bun."kata ayah Danny yang gak terima karena Ryan pulang ke Indonesia karena libur kuliah.

"Iya nanti kita bicara baik-baik sama dia."kata bunda Airin.

"Ya sudah ayah siap-sip dulu."kata ayah Danny.

Kedua orangtua itu keluar dari kamar untuk menuju apartemen putranya. Saat mereka turun ke bawah berpapasan dengan Sinta.

"Loh Sin kok kamu sudah pulang jam segini?"tanya bunda Airin.

"Iya bun, aku lagi malas saja dikantor gak ada kerjaan. Mending aku pulang istirahat."kata Sinta.

"Kamu sakiit sayang, gak biasanya kamu malas masuk kerja?"kata ayah Danny yang khawatir.

"Aku gak papa, kalian mau kemana?"kata Sinta yang melihat kedua orangtuanya sudah rapi.

"Kami mau ke apartemen Ryan."kata bunda Airin.

"Adek pulang bun?"kata Sinta yang gak tau jika adiknya pulang.

"Iya sudah 2 hari ini dia pulang."kata bunda Airin.

"Kok dia gak pulang ke rumah bun, pasti karena malas bertemu kak Anto."kata Sinta menebak.

"Kamu tau sendiri kalau mereka bertemu bagaimana."kata ayah Danny.

"Yah, aku ikut boleh, aku kangen sama adek."kata Sinta.

"Ya sudah kamu ganti baju atau mau pakai baju ini?"kata ayah Danny.

"Aku ganti baju dulu yah,bun. Tunggu sebentar ya."kata Sinta langsung berlari naik keatas.

"Sayang jangan lari-lari ah ngeri."kata bunda Airin.

"Tenang bun, aman kok"kata Sinta.

Mereka langsung pergi ke apartemen Ryan. Ryan sampai ke apartemennya lebih dulu. Dia langsung saja menyembuunyikan berkas-berkas yang dia bawa agar kedua orangtuanya tak tau jika dia punya usaha. Selesai dia menyembunyikan berkas itu langsung mandi dan saat selesai mandi terdengar suara bel rumahnya berbunyi.

Saat Ryan membuka pintunya, mbak Sinta langsung saja memeluknya erat. Bunda Airin hanya tersenyum melihat tingkah putrinya kalau bertemu dengan Ryan.

"Mbak lepasin ih sesak nafas tau."kata Ryan.

"Biarin itu hukuman buat kamu karena pulang gak bilang-bilang."kata Sinta sambil melepas pelukannya.

"Kalau aku bilang pasti mbak akan jemput ke bandara dan mengeretku pulang ke rumah."kata Ryan.

"Ya iyalah, itukan rumah kita. Emang kamu gak kangen sama kami?"kata Sinta.

"Kangen mbak."kata Ryan.

"Kalau kangen kenapa gak pulang?"kata Sinta.

"Sudah sudah masuk dulu, ayah pegel nih bawa belanjaan banyak banget."kata ayah Danny menunjukan belanjaan mereka.

"Ya ampun yah banyak banget ini apa saja yang dibeli?"kata Ryan sambil mengambil belanjaan yang dibawa oleh ayahnya.

"Tanya bunda sama mbakmu."kata ayah Danny yang masuk duluan ke dalam diikutti yang lainnya.

"Kalian ngapain belanja banyak banget? Aku disinikan cuma sebentar, lusa aku sudah harus kembali ke Ausi."kata Ryan.

"Selama kamu disini mbak sama bunda akan masakin kamu setiap hari."kata Sinta.

"Emang mbak gak kerja?"tanya Ryan.

"Kerja, pulang kerjakan aku bisa kesini."kata Sinta.

"Mbak kenapa?"kata Ryan yang tau kalau kakak perempuannya ini pasti ada masalah.

"Gak ada dek, bun ayo kita masak. Aku sudah lapar."kata Sinta mengalihkan pembicaraan agar adiknya gak bertanya terus.

Ryan sepeninggalan bunda dan mbaknya lamgsung mengajak ayahnya untuk pergi ke balkon.

"Ada apa yah?"kata Ryan yang tau jika ayahnya memikirkn sesuatu yang berat.

"Apa kamu tak mau meneruskan perusahaan ayah? Makanya itu kamu buka usaha sendiri."kata ayah Danny yang tau jika putranya sudah mulai berbisnis sejak kelas 3 SMA.

Iya Ryan dulu menyewa sebuah ruko untuk dibuat tempat jualan saat dia pulang sekolah. Ryan mau hidup mandiri tanpa bantuan kedua orangtuanya. Dia kuliahpun sekarang tak meminta dari kedua orangtuaya.

"Yah, aku dulu memang mau belajar tapi alahmaduliah malah sekarang bisa berkembang kayak gini, soal perusahaan aku yakin kak Anto bisa menjalankannya."kata Ryan.

"Kenapa kamu gak mau bekerja diperusahaan ayah? Jika nanti kamu lulus kuliah."kata ayah Danny.

"Aku gak mau berebut sesuatu yang akan membuat keluarga kita terpecah yah."kata Ryan.

Mereka tak meneruskan pembicaran karena bunda Airin memanggil untuk makan. Setelah makan mereka berbicara sebentar. Setelah hari sudah larut malam mereka bertiga pamit untuk pulang.

Ryan setelah ketiga orang itu pulang langsung masuk kamarnya, untuk mengerjakan pekerjaan yang sempat tertnda karena kedatangan kedua orangtua dan kakaknya.

***

Ditoserba setelah kepergian Dayat tadi mereka sibuk karena banyak pembeli yang datang. Untung saja hari ini Ita tak pergi bekerja diclub

"Ta, jika aku tinggal 2 hari gimana?"kata Lydia.

"Kamu mau kemana?"kata Ita.

"Aku ada acara dikampus selama 2 hari."kata Lydia.

"Kamu sudah berbicara dengan bu Rosa?"kata Ita.

"Aku mau tanya kamu dulu, baru setelah itu aku akan bicara dengan bu Rosa."kata Lydia.

"Kalau memang acara kampus aku setuju, lagian itu penting buat kamu."kata Ita.

"Tapi kegiatan ini tak terpengaruh dengan nilaiku, jika tak ikutpun juga tak apa-apa."kata Lydia.

"Pergilah, biar kamu bisa bergaul dengan teman-teman kamu yang lain."kata Ita.

"Aku gak mau bergaul dengan yang lain. Aku takut kalau mereka hanya akan merendahkanku."kata Lydia.

"Kamu tu terlalu berpikiran sempit, aku yakin mereka mau berteman denganmu tanpa memandang siapa kamu."kata Ita.

"Jadi bolehkan aku pergi?"kata Lydia.

"Aku sih boleh, boleh saja tapi bagaimana dengan bu Rosa?"kata Ita.

"Aku akan minta izin setelah ini."kata Lydia.

Lydia setelah melihat kalau pembeli sudah sepi langsung saja mencari bu Rosa diruangannya. Dia takut kalau bu Rosa sebentar lagi akan pulang karena ini sudah waktunya dia pulang.

Tok tok tok

"Siapa?"kata bu Rosa dari dalam.

"Ini Lydia bu, apa saya boleh masuk?"kata Lydia.

"Oh kamu Ly, masuklah."kata bu Rosa.

Lydia masuk ke dalam ruangan bu Rosa dan berjalan menghampiri bu Rosa.

"Duduklah, ada apa kamu mencariku?"kata bu Rosa.

"Bu, saya mau minta izin apakah saya bisa cuti selama 2 hari?"kata Lydia.

"Kamu mau kemana kok ambil cuti selama 2 hari?"kata bu Rosa.

"Ada acara dikampus selama 2 hari bu."kata bu Rosa.

"Ya sudah, aku izinkan. Tapi bagaimana dengan Ita? Apa dia setuju jika kamu tinggal selama 2 hari?"kata bu Rosa.

"Tadi saya sudah tanya dan dia setuju."kata Lydia.

"Kapan kamu akan pergi?"kata bu Rosa.

"Lusa bu. Kalau begitu saya permisi dulu bu. Sekali lagi terimakasih karena telah mengizinkan saya untuk mengambil cuti."kata Lydia.

"Iya."kata bu Rosa.

Lydia keluar dari ruangan bu Rosa dan langsung menghampiri Ita untuk memberitau jika Lydia diizinkan untuk cuti.

"Bagaimana apa bu Rosa setuju, kamu mengambil cuti?"kata Ita yang melihat temannya menghampirinya.

"Iya dia setuju aku cuti 2 hari, tapi nanti kamu sama siapa jika aku mengambil cuti?"kata Lydia.

"Tenang saja aku biasa sendiri sebelum ada kamu, nanti aku juga akan ambil cuiti diclub agar bisa bekerja disini seharian."kata Ita.

"Maaf ya aku merepotkan kamu.'kata Lydia.

"Kayak sama siapa saja kamu Ly, oh ya kapan kalian berangkat?"kata Ita.

"Lusa aku berangkat."kata Lydia.

Dua hari kemudian sebelum berangkat kemah Lydia dan Sandra menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa. Sebelum berangkat kemah mereka berdua pamit dengan Ita..

"Ta, kami berangkat dulu ya."kata Lydia.

"Oke hati-hati, jaga diri kalian."kata Ita.

Setelah berpamitan dengan iTa mereka langsung saja pergi ke kampus. Ternyata sampai kampus sudah ada banyak mahasiswa yang datang. Mereka langsung saja masuk ke dalam bus. Lydia dan Sandra duduk dikursi yang sama.

"Ly kok aku gak liat kak Rayyan dan yang lain ya?"kata Sandra.

"Mungkin dia naik dibus yang satunya lagi."kata Lydia.

"Mungkin."kata Sandra.

"Sudah gak usah cariin dia, lebih baik kita tidur."kata Lydia.

Saat mereka akan pergi tidur ada seorang mahasiswa yang menghampiri mereka.

"Ly ini ada obat dari kak Hendru."kata mahasiswa itu.

"Oh ya makasih."kata Lydia.

Lydia setelah menerima obat itu langsung dia meminumnya. Setelah itu tidur menyusul Sandra yang sudah lebih dulu tertidur.

Episodes
1 Lydia Emirat
2 Lydia melamar kerja
3 Pertama kali Lydia masuk kampus
4 Pulang dari kampus
5 Menolong orang yang ditindas
6 Mulai mengenal Rayyan
7 Rencana Rayyan nembak Lydia
8 Rayyan dan Lydia jadian
9 Keluarga Ryan
10 Sampai ditempat tujuan
11 Tragedi perkemahan 1
12 Tragedi perkemahan 2
13 Melakukan pencarian
14 Pulang ke Jakarta
15 Orangtua Rima datang ke kampus
16 Mama Intan kesal
17 Rima tau hubungan Rayyan dan Lydia
18 Rima datang ke rumah Rayyan
19 Rima menyuruh orang untuk mengikuti Lydia
20 Lydia pulang kerumah
21 Rencana Rima gagal
22 Rima menunjukan foto Lydia ke mama Dahlia
23 Mama Dahlia meminta Rayyan pulang
24 Rayyan pulang ke rumah
25 Rayyan memberitau Lydia
26 Lydia meminta pendapat orangtuanya
27 Dirumah orangtua Rayyan
28 Diantar Aziz pulang
29 Rima semakin menjadi
30 Rima dapat hukuman dari Sahrul
31 Kebencian Rayyan semakin besar
32 Memberitau mama Intan
33 Keluarga Rima datang ke rumah orangtua Lydia
34 Rima tak berkutik
35 Rima menjelaskan semuanya
36 Rima sakit hati
37 Rayyan mendengar berita
38 Rayyan mencari Lydia
39 Lydia menghindari Rayyan
40 Lydia memaafkan Rayyan
41 Rayyan bahagia karena mendapat maaf Lydia
42 Rima melihat jika Rayyan menembak Lydia lagi
43 Lydia menolak Rayyan
44 Rayyan tertabrak mobil karena membantu Lydia
45 Rima menghasut mama Dahlia
46 Rayyan sadar dan mencari Lydia
47 Mama Dahlia berbohong pada Rayyan
48 Rayyan mengetahui kebenaran
49 Rencana pertunangan Revan dan Rima
50 Revan kesal
51 Rayyan dipaksa mama Dahlia
52 Pertunangan Revan dan Rima
53 Lydia mengetahui pertunangan Rayyan dan Rima
54 Rencana liburan
55 Lydia beli bubur ayam
56 Persiapan liburan ke puncak
57 Sandra lupa membawa tugasnya
58 Berangkat liburan
59 Perjalanan ke puncak
60 Masalah saat liburan
61 Wisuda Lydia
62 Merayakan kelulusan Lydia dan teman-temannya
63 Mengantar orangtua Sandra ke hotel
64 Menjemput kedua teman ke station
65 Lydia mengambil baju dikosan
66 Ryan membantu Lydia
67 Persiapan ulang tahun Lydia
68 Bertemu Tina dan Dahlia diresto
69 Ryan berkumpul dengan teman-temannya
70 Lydia ke kosan untuk bertemu teman
71 Lydia pergi ke salon dengan mama Intan
72 Pesta ulang tahun Lydia 1
73 Pesta ultah Lydia ke 2
74 Lydia kesal dengan Ryan
75 Berita tentang Lydia dan Ryan
76 Ryan menjelaskan tentang Sinta pada Lydia
77 Lydia ketemuan dengan Ryan
78 Lydia pergi berlibur ke Ausi
79 Draft
80 Ryan menghubungi Kevin
81 Lydia membantu Ziva
82 Draft
83 Lydia menjemput Sandra
84 Sampai diSurabaya
85 Lydia dan Sandra sampai dirumah Surabaya
86 Pertama kali Lydia bekerja diperusahaan
87 Lydia kembali ke Jakarta
88 Lydia meminta pendapat Hendru
89 Lydia datang ke rumah Hendru
90 Orangtua Lydia berharap Ryan jadi menantunya
91 Ryan meminta restu orangtua Lydia
92 Lydia kemakam sepupunya Tiara
93 Rencana kedua mama dan Shinta
94 Teman-teman Ryan berkumpul diapartemen Ryan
95 Ryan membantu Lydia
96 Lydia datang ke apartemen Ryan
97 Ryan makan malam dirumah Lydia
98 Ryan mengantar Lydia ke perusahaan
99 Lydia memghubungi Ryan
100 Ryan menjemput Lydia
101 Lydia mengobati luka Ryan
102 Merestui Shinta menikah dengan Jono
103 Ryan dan Anton menjaga Shinta
104 Lydia mengajak Ryan keliling mall
105 Ryan dibuat kesal dua perempuan
106 Ryan dibuat gelisah Lydia
107 Lydia dan Ryan disuruh nikah
108 Pernikahan Lydia dan Ryan
109 Ryan mendapat kabar buruk
110 Ryan lupa dengan janjinya
111 Lydia kesal diapartemen Ryan tak ada orang
112 Lydia pergi ke supermarket
113 Lydia merasa bersalah pada Ryan
114 Menyusul Ryan ke Surabaya
115 Lydia sampai diSurabaya
116 Masuk ke dalam rumah Lydia
117 Lagi-lagi gagal
118 Lydia bicara dengan Edwin sepupunya
119 Lydia pusing dengan laporan perusahaan
120 Mengetahui kebusukan pak Hendra
121 Menyelesaikan masalah diperusahaan Surabaya
122 Mengantar Dayat ke bandara
123 Kembali kerumah berdua
124 Ryan menunda pulang ke Jakarta
125 Memberi makanan pada orang
126 Mamanya Vira menghubungi Ryan
127 Ryan bingung dengan Lydia
128 Ryan yang susah dibangunin
129 Menjemput Sari
130 Mengantar Sari pulang
131 Sampai diJakarta
132 Ryan mengambil laptopnya
133 Pergi ke Rumah Sakit Ita kecelakaan
134 Ita sadarkan diri
135 Cindy dan Ita teringat taruhan mereka
136 Menjalankan taruhannya
137 Berebut menjaga Ita
138 Aziz kerumah Lydia
139 Lydia menemui dokter Sari
140 Dion dan Aziz datang ke apartemen Ryan
141 Aziz menceritakan trauma Lydia
142 Ryan memasak untuk Aziz dan Dion
143 Seharian Lydia dan Ryan melakukan panggilan
144 Ryan bertemu klien perusahaan Lydia
145 Penangkapan pak Bowo
146 Karyawan penasaran dengan Ryan
147 Ryan menyusul Lydia ke Bogor
148 Lydia dan Ryan membeli pakaian
149 Tidur dipelukan Ryan
150 Persiapan ke Jakarta
151 Makan dirumah makan seafood
152 Lydia bimbang
153 Ryan kesal dengan om Damar
154 Makan diruang kerja Ryan diapartemen
155 Melakukan olahraga malam
156 Kegiatan setelah olahraga malam
157 Lydia wa dengan temannya
158 Tanda merah dileher Ryan
159 Lydia belanja ke supermarket
160 Lydia membuat kue untuk pertama kali
161 Ayah mertua dan Jono datang ke apartemen
162 Setuju membantu bunda Airin
163 Lydia menanyakan tentang Vira
164 Tentang Ryan dan Vira
165 Trauma Lydia kambuh
166 Bunda Airin dan Shinta berdebat
167 Pergi ke rumah bunda Airin
168 Masalalu Anton
169 Membantu menyelidiki kecelakaan Tiara
170 Lydia mandi dengan Ryan
171 Shinta menyindir bunda Airin
172 Anton meminta bantuan Ryan
173 Berbicara dengan Anton dan ayah Danny
174 Ryan dan Lydia bangun kesiangan
175 Draft
176 Lydia balas kesombongan teman bunda Airin
177 Teman bunda Airin malu
178 Pembicaraan bunda Airin dan Lydia
179 Ayah Danny pulang kerja
180 Lydia ke apartemen Rima
181 Ryan mencari Lydia
182 Ryan tau Lydia pergi dengan Kevin dan Rima
183 Menjemput mbak Shinta
184 Lydia makan malam diresto pinggiran
185 Makan malam bersama keluarga Ryan
186 Lydia meninggalkan Ryan diruang tamu
187 Masalah diperusahaan Lydia
188 Menyelidiki masalah diperusahaan Lydia
189 Menyelesaikan masalah diperusahaan Lydia
190 Lydia membawakan bekal Ryan
191 Berbelanja dengan bunda Airin
192 Semua kumpul diapartemen
193 Ryan dan Anton berbicara berdua
194 Makan lalapan dipinggir jalan
195 Pencarian mbak Shinta
196 Berangkat ke Bogor dengan Aziz
197 Menemukan Shinta
198 Menyelesaikan masalah diperusahaan Jono
199 Ryan sampai diBogor
200 Ryan bersama dengan Lydia
201 Kebenaran Shinta
202 Hari terakhir bersama Ryan
203 Sepeninggalan Lydia
204 Pembicaraan Anton dan Ryan
205 Lydia mendapatkan sebuah proyek
206 Ayah Danny tau tentang Shinta
207 Anton dan Hardi bekerjasama
208 Lydia sibuk menyelesaikan proposal
209 Dahlia datang ke tempat kerja Lydia
210 Lydia semangat bekerja
211 Rencana pak Hardi dan Lydia
212 Lydia menjebak orang yang mencuri file
213 Ryan setuju dengan proyek Lydia
214 Lydia was-was dengan klien baru
215 Rencana mengagalkan pernikahan ulang Ryan dan Shinta
216 Kebusukan Damar dan Sisi terungkap
217 Shinta pulang ke rumah Seno
218 Ryan berangkat ke Itali
219 Ryan bertemu Lydia diItali
220 Masalah dihotel Ryan
221 Memaksa Lydia untuk menginap
222 Berbaring diranjang yang sama
223 Tidur berdua sambil berpelukan
224 Ryan mengantar Lydia pulang
225 Ryan dirumah Lydia
226 Pergi ke mall
227 Ryan menolak pakaian dari Lydia
228 Dani datang ke kamar pribadi Ryan
229 Lydia mengangkat panggilan dari mama Intan
230 Pertanyaan Lydia untuk Ryan
231 Hari kedua tidur dihotel Ryan
232 Dahlia dan mak Masnah mau pindah
233 Pindah ke rumah Ryan
234 Ryan pulang kerja
235 Akhir kisah Lydia dan Ryan
Episodes

Updated 235 Episodes

1
Lydia Emirat
2
Lydia melamar kerja
3
Pertama kali Lydia masuk kampus
4
Pulang dari kampus
5
Menolong orang yang ditindas
6
Mulai mengenal Rayyan
7
Rencana Rayyan nembak Lydia
8
Rayyan dan Lydia jadian
9
Keluarga Ryan
10
Sampai ditempat tujuan
11
Tragedi perkemahan 1
12
Tragedi perkemahan 2
13
Melakukan pencarian
14
Pulang ke Jakarta
15
Orangtua Rima datang ke kampus
16
Mama Intan kesal
17
Rima tau hubungan Rayyan dan Lydia
18
Rima datang ke rumah Rayyan
19
Rima menyuruh orang untuk mengikuti Lydia
20
Lydia pulang kerumah
21
Rencana Rima gagal
22
Rima menunjukan foto Lydia ke mama Dahlia
23
Mama Dahlia meminta Rayyan pulang
24
Rayyan pulang ke rumah
25
Rayyan memberitau Lydia
26
Lydia meminta pendapat orangtuanya
27
Dirumah orangtua Rayyan
28
Diantar Aziz pulang
29
Rima semakin menjadi
30
Rima dapat hukuman dari Sahrul
31
Kebencian Rayyan semakin besar
32
Memberitau mama Intan
33
Keluarga Rima datang ke rumah orangtua Lydia
34
Rima tak berkutik
35
Rima menjelaskan semuanya
36
Rima sakit hati
37
Rayyan mendengar berita
38
Rayyan mencari Lydia
39
Lydia menghindari Rayyan
40
Lydia memaafkan Rayyan
41
Rayyan bahagia karena mendapat maaf Lydia
42
Rima melihat jika Rayyan menembak Lydia lagi
43
Lydia menolak Rayyan
44
Rayyan tertabrak mobil karena membantu Lydia
45
Rima menghasut mama Dahlia
46
Rayyan sadar dan mencari Lydia
47
Mama Dahlia berbohong pada Rayyan
48
Rayyan mengetahui kebenaran
49
Rencana pertunangan Revan dan Rima
50
Revan kesal
51
Rayyan dipaksa mama Dahlia
52
Pertunangan Revan dan Rima
53
Lydia mengetahui pertunangan Rayyan dan Rima
54
Rencana liburan
55
Lydia beli bubur ayam
56
Persiapan liburan ke puncak
57
Sandra lupa membawa tugasnya
58
Berangkat liburan
59
Perjalanan ke puncak
60
Masalah saat liburan
61
Wisuda Lydia
62
Merayakan kelulusan Lydia dan teman-temannya
63
Mengantar orangtua Sandra ke hotel
64
Menjemput kedua teman ke station
65
Lydia mengambil baju dikosan
66
Ryan membantu Lydia
67
Persiapan ulang tahun Lydia
68
Bertemu Tina dan Dahlia diresto
69
Ryan berkumpul dengan teman-temannya
70
Lydia ke kosan untuk bertemu teman
71
Lydia pergi ke salon dengan mama Intan
72
Pesta ulang tahun Lydia 1
73
Pesta ultah Lydia ke 2
74
Lydia kesal dengan Ryan
75
Berita tentang Lydia dan Ryan
76
Ryan menjelaskan tentang Sinta pada Lydia
77
Lydia ketemuan dengan Ryan
78
Lydia pergi berlibur ke Ausi
79
Draft
80
Ryan menghubungi Kevin
81
Lydia membantu Ziva
82
Draft
83
Lydia menjemput Sandra
84
Sampai diSurabaya
85
Lydia dan Sandra sampai dirumah Surabaya
86
Pertama kali Lydia bekerja diperusahaan
87
Lydia kembali ke Jakarta
88
Lydia meminta pendapat Hendru
89
Lydia datang ke rumah Hendru
90
Orangtua Lydia berharap Ryan jadi menantunya
91
Ryan meminta restu orangtua Lydia
92
Lydia kemakam sepupunya Tiara
93
Rencana kedua mama dan Shinta
94
Teman-teman Ryan berkumpul diapartemen Ryan
95
Ryan membantu Lydia
96
Lydia datang ke apartemen Ryan
97
Ryan makan malam dirumah Lydia
98
Ryan mengantar Lydia ke perusahaan
99
Lydia memghubungi Ryan
100
Ryan menjemput Lydia
101
Lydia mengobati luka Ryan
102
Merestui Shinta menikah dengan Jono
103
Ryan dan Anton menjaga Shinta
104
Lydia mengajak Ryan keliling mall
105
Ryan dibuat kesal dua perempuan
106
Ryan dibuat gelisah Lydia
107
Lydia dan Ryan disuruh nikah
108
Pernikahan Lydia dan Ryan
109
Ryan mendapat kabar buruk
110
Ryan lupa dengan janjinya
111
Lydia kesal diapartemen Ryan tak ada orang
112
Lydia pergi ke supermarket
113
Lydia merasa bersalah pada Ryan
114
Menyusul Ryan ke Surabaya
115
Lydia sampai diSurabaya
116
Masuk ke dalam rumah Lydia
117
Lagi-lagi gagal
118
Lydia bicara dengan Edwin sepupunya
119
Lydia pusing dengan laporan perusahaan
120
Mengetahui kebusukan pak Hendra
121
Menyelesaikan masalah diperusahaan Surabaya
122
Mengantar Dayat ke bandara
123
Kembali kerumah berdua
124
Ryan menunda pulang ke Jakarta
125
Memberi makanan pada orang
126
Mamanya Vira menghubungi Ryan
127
Ryan bingung dengan Lydia
128
Ryan yang susah dibangunin
129
Menjemput Sari
130
Mengantar Sari pulang
131
Sampai diJakarta
132
Ryan mengambil laptopnya
133
Pergi ke Rumah Sakit Ita kecelakaan
134
Ita sadarkan diri
135
Cindy dan Ita teringat taruhan mereka
136
Menjalankan taruhannya
137
Berebut menjaga Ita
138
Aziz kerumah Lydia
139
Lydia menemui dokter Sari
140
Dion dan Aziz datang ke apartemen Ryan
141
Aziz menceritakan trauma Lydia
142
Ryan memasak untuk Aziz dan Dion
143
Seharian Lydia dan Ryan melakukan panggilan
144
Ryan bertemu klien perusahaan Lydia
145
Penangkapan pak Bowo
146
Karyawan penasaran dengan Ryan
147
Ryan menyusul Lydia ke Bogor
148
Lydia dan Ryan membeli pakaian
149
Tidur dipelukan Ryan
150
Persiapan ke Jakarta
151
Makan dirumah makan seafood
152
Lydia bimbang
153
Ryan kesal dengan om Damar
154
Makan diruang kerja Ryan diapartemen
155
Melakukan olahraga malam
156
Kegiatan setelah olahraga malam
157
Lydia wa dengan temannya
158
Tanda merah dileher Ryan
159
Lydia belanja ke supermarket
160
Lydia membuat kue untuk pertama kali
161
Ayah mertua dan Jono datang ke apartemen
162
Setuju membantu bunda Airin
163
Lydia menanyakan tentang Vira
164
Tentang Ryan dan Vira
165
Trauma Lydia kambuh
166
Bunda Airin dan Shinta berdebat
167
Pergi ke rumah bunda Airin
168
Masalalu Anton
169
Membantu menyelidiki kecelakaan Tiara
170
Lydia mandi dengan Ryan
171
Shinta menyindir bunda Airin
172
Anton meminta bantuan Ryan
173
Berbicara dengan Anton dan ayah Danny
174
Ryan dan Lydia bangun kesiangan
175
Draft
176
Lydia balas kesombongan teman bunda Airin
177
Teman bunda Airin malu
178
Pembicaraan bunda Airin dan Lydia
179
Ayah Danny pulang kerja
180
Lydia ke apartemen Rima
181
Ryan mencari Lydia
182
Ryan tau Lydia pergi dengan Kevin dan Rima
183
Menjemput mbak Shinta
184
Lydia makan malam diresto pinggiran
185
Makan malam bersama keluarga Ryan
186
Lydia meninggalkan Ryan diruang tamu
187
Masalah diperusahaan Lydia
188
Menyelidiki masalah diperusahaan Lydia
189
Menyelesaikan masalah diperusahaan Lydia
190
Lydia membawakan bekal Ryan
191
Berbelanja dengan bunda Airin
192
Semua kumpul diapartemen
193
Ryan dan Anton berbicara berdua
194
Makan lalapan dipinggir jalan
195
Pencarian mbak Shinta
196
Berangkat ke Bogor dengan Aziz
197
Menemukan Shinta
198
Menyelesaikan masalah diperusahaan Jono
199
Ryan sampai diBogor
200
Ryan bersama dengan Lydia
201
Kebenaran Shinta
202
Hari terakhir bersama Ryan
203
Sepeninggalan Lydia
204
Pembicaraan Anton dan Ryan
205
Lydia mendapatkan sebuah proyek
206
Ayah Danny tau tentang Shinta
207
Anton dan Hardi bekerjasama
208
Lydia sibuk menyelesaikan proposal
209
Dahlia datang ke tempat kerja Lydia
210
Lydia semangat bekerja
211
Rencana pak Hardi dan Lydia
212
Lydia menjebak orang yang mencuri file
213
Ryan setuju dengan proyek Lydia
214
Lydia was-was dengan klien baru
215
Rencana mengagalkan pernikahan ulang Ryan dan Shinta
216
Kebusukan Damar dan Sisi terungkap
217
Shinta pulang ke rumah Seno
218
Ryan berangkat ke Itali
219
Ryan bertemu Lydia diItali
220
Masalah dihotel Ryan
221
Memaksa Lydia untuk menginap
222
Berbaring diranjang yang sama
223
Tidur berdua sambil berpelukan
224
Ryan mengantar Lydia pulang
225
Ryan dirumah Lydia
226
Pergi ke mall
227
Ryan menolak pakaian dari Lydia
228
Dani datang ke kamar pribadi Ryan
229
Lydia mengangkat panggilan dari mama Intan
230
Pertanyaan Lydia untuk Ryan
231
Hari kedua tidur dihotel Ryan
232
Dahlia dan mak Masnah mau pindah
233
Pindah ke rumah Ryan
234
Ryan pulang kerja
235
Akhir kisah Lydia dan Ryan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!