Malam harinya mereka bergantian menjaga agar api unggun yang mereka nyalakan itu tidak mati. Dengan adanya api unggun itu tak ada yang berani mendekati tempat persinggahan mereka. Malam hari saat hujan turun mereka membuat atap agar air hujan tak jatuh mengenai api unggun sehingga apinya tidak padam.
"Kalian berdua tidur saja biar kami yang jaga, liat tu Rani saja sudah tertdur daritadi."kata Jono menunjuk kearah Rani yang sedang tertidur.
"Bagaimana kalau kita gantian aja jaganya, aku sama kamu Ron sedangkan Lydia sama Jono?"kata Sandra.
"Memang gak papa kalian berdua ikut jaga?"kata Jono.
"Gak papa lah, emang kenapa kalau kami ikut jaga?"kata Lydia.
"Kalian perempuan kami takut kalau kalian sakit karena angin malam."kata Roni.
"Jangan meremehkan kami, kami terbiasa pulang malam."kata Lydia.
"Ngapain pulang malam?"kata Jono.
"Aku bekerja ditoserba sedangkan Sandra kerja dicafe."kata Lydia.
"Kalian memang wanita hebat."kata Roni yang tak menyangka jika kedua perempuan didepannya itu kuliiah sambil kerja.
"Nah, maka dari itu biar kita berbagi saja, kalian juga bisa istirahat."kata Sandra.
"Baiklah, siapa dulu yang mau berjaga?"kata Roni.
"Terserah kalian, kalian yang memutuskan. Kami ikut saja."kata Lydia yang dianggukin juga oleh Sandra.
"Gimana Ron?"kata Jono.
"Aku sama Sandra saja yang duluan, kamu sama Lydia istirahat saja dulu."kata Roni.
"Baiklah kalau begitu."kata mereka berdua bersamaan.
Lydia dan Jono pergi untuk beristirahat sedangkan Sandra dan Roni berjaga didekat api unggun. Sedangkan pencariann yang dilakukan oleh beberapa anak buah dan mahasiswa terpaksa menghentikan pencarian karena hujan sudah turun dengan sangat rebat.
"Kenapa kita harus menghentikan pencarian sih?"kata Rayyan.
"Kamu gak liat kalau sekarang hujan."kata Ryan.
"Apa kamu gak berpikir bagaimana mereka berada didalam hutan?"kata Rayyan.
"Kamu tau gak kalau kita tetap mencari sekarang akan ada masalah lagi selain kehilangan mereka apa kamu mau?"kata Ryan.
"Tuan bagaimana kalau kita laporkan pada pihhak yang berwajib saja?"kata dosen.
"Jika sampai besok mereka tak kita temukan, maka kita akan lapor kepolisi."kata Jefri.
"Kenapa harus menunggu besok sih?"kata Rayyan.
"Kamu pikir saja sendiri, jika kita lapor polisi dan tau siapa yang sudah merencanakan ini kalian bertiga juga akan ikut terlibat."kata Jefri.
"Kenapa dengan kami?"kata Panji yang tak suka dikaitkan.
"Karena salah satu dari kalian lah yang membuat mereka hilang."kata Dion.
"Gak usah bertele-tele."kata Bagas.
"Kamu tanya saja pada salah satu dari perempuan itu."kata Jefri sambil menunjuk ketiga perempuan itu.
Rayyan langsung memandang kearah Rima, sedangkan Rima yang dipandang langsung saja menundukkan wajahnya. Rayyan sangat yakin jika Rimalah yang sudah menjebak Lydia. Rayyan langsung menghampiri Rima untuk bertanya apa benar yang dikatakan oleh mreka bertiga tapi ternyata Rima tetap saja tak mau mengakuinya.
"Baiklah kalau kamu tak mau mengakuinya, maka aku akan cari tau sendiri."kata Rayyan.
"Apa yang akan kamu lakukan?"kata Rima.
"Kamu akan tau setelah ini."kata Rayyan yang langsung meninggalkan mereka.
Rayyan langsung mencari ketiga pria itu tapi tak menemukannya. Dia pergi menncari dosen dan bertanya kemana ketiga pria itu tapi mereka juga tak tau dimana mereka berada.
Ketiga pria itu sudah pergi ketempat yang sehharusnya mereka datangi daritadi. Untuk mencari tau apa yang sudah terjadi disana dan mencari tau siapa yang sudah merencanakan ini semua. Ini bukan hanya tentang siapa tapi juga nama baik kampus..
"Bagaimana apa mereka mengaku siapa yang telah menyurhnya?"kata Ryan.
"Sudah tuan."kata anak buah Jefri.
"Siapa yang menyuruhnya?"kata Jefri.
"Perempuan yang bernama Rima, mereka berdua anak buah papanya."kata anak buah Jefri.
"Apa yang kita akan lakukan pada gadis itu?"kata Dion.
"Kita tanya saja sama Hendru."kata Ryan.
Dion langsung mengambil ponselnya untuk melakukan panggilan telepon. Tak butuh menunggu lama Hendru sudah mengangkat panggilan itu.
[Hallo ada apa Yon?]
[Kamu tau apa yang terjadi disinikan?]
[Aku tau lalu ada apa?]
[Kami sudah tau siapa yang sudah merencanakan ini.]
[Siapa dia?]
[Rima, apa yang akan kamu lakukan padanya?]
[Biarkan saja, akan aku balas sendiri.]
Dion setelah mengakhiri panggilan dengan Hendru, Dion langsung memberitau apa yang dikatakan oleh Hendru tadi. Mereka bertiga hanya menghera nafasnya, mereka tau apa yang akan dilakukan oleh pria itu.
Keesokan paginya para laki-laki menyusuri hutan lagi. Untuk menemukan keberadaan mereka berlima. Sedangkan mereka berlima setelah bergantian mandi langsung saja memanggang ikan segar yang mereka dapat dari air terju tadi.
"Baunya kayaknya enak ini?"kata Jono.
"Iya, tapi sayang gak ada garamnya."kata Rani.
"Kamu coba makan deh dulu."kata Lydia memberikan satu ekor ikan yang sudah matang ke Rani.
Rani menerima dan merasakan ikan yang diberikan oleh Lydia. Rani tak menyangka jika rasa ikan itu benar-benar sangat enak.
"Gimana enak gak?"kata Lydia.
"Enak banget Ly."kata Rani.
"Iya lah enak, kamu tau gak kenapa ikan itu enak?"kata Roni.
"Gak, memang kenapa Ron?"kata Rani.
"Karena ikan ini masih segar gak kayak ikan yang dijual dsupermarket. Kalau disupermaket kebanyakan ikannya sudah dibekukan jadi rasanya berubah. Kalau mau masak harus dikasih bumbu dulu."kata Roni.
"Oh jadi begitu ya."kata Rani.
"Ya gitu deh, ayo habisin ikannya setelah ini kita cari jalan lagi buat pulang ke villa."kata Roni yang langsung disetujui oleh mereka berempat.
Saat mereka berlima baru saja mau beranjak darisana terdengar ada suara yang memanggil mereka berlima.
"Kalian dengar gak suara itu?"kata Jono.
"Iya kami dengar."kata mereka bersamaan.
"Kita cari sumber suara itu."kata Jono yang mengajak mereka berempat berjalan menyusuli asal suara itu.
Mereka berlima berjalan ke depan dan semakin dekat dengan asal suara itu. Jono berinisiatif untuk berteriak agar segera bertemu dengan teman-teman yang mencarinya.
"Kami disini."teriak Jono membuat keempat temannya kaget karena teriakannya.
Dion dan juga yang lainnya mendengar suara teriakan langgsung saja berjalan kesumber suara yang tadi gak sengaja dia dengar. Akhirnya mereka berlima sudah ditemukan oleh kelompok Dion. Dion langsung menghampiri mereka dan bertanya bagaimana keadaan mereka setelah itu membawa mereka semua kembali ke Villa.
"Kalian bagaiamana kabarnya?"kata Dion
"Alhamdulilah kami baik kak."kata Jono.
"Apa ada yang terluka?"kata Dion.
"Tidak ada kak. Kami baik-baik saja semuanya."kata Jono.
"Baiklah ayo kita pulang nanti jelaskan bagaimana kok kalian bisa tersesat divilla saja."kata Dion.
"Baik kak."kata mereka bersamaan.
Mereka semua kembali ke villa dengan suasana yang bahagia karena akhirnya mereka menemukan teman mereka yang hilang. Dion juga memberi kabar ke semua kelompok jika sudah menemukan keberadaan mereka berlima yang hilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments