Keesokan paginya saat Lydia dan Sandra tak terlambat lagi. Mereka berdua sampai kampus langsung saja bergabung dengan teman-teman yang lainnya. Mereka langsung akrab dengan teman-teman baru karena mereka berdua anaknya asik dan ramah.
"Eh kalian berdua kenapa gak tinggal diasrama saja?"kata salah satu teman.
"Kalau diasrama kita gak akan bisa kerja sampingan kan ada jam malam."kata Lydia.
"Kalian berdua memang kerja dimana?"kata teman perempuan.
""Aku kerja ditoserba sebrang sana sedangkan Sandra dicafe sebelah kampus."kata Lydia.
"Wah kalian berdua hebat, kalian gak malu kalau ketemu sama yang lain?"kata teman pria.
"Ngapain malu, kalau malu kita gak makan dong."kata Sandra.
"Eh ayo kita kumpul tu sudah disuruh ngumpul."kata teman perempuan.
Mereka semua membuat barisan karena hari ini ospek mereka yang terakhir. Mereka sangat senang karena habis ini tak akan ditindas lagi oleh kakak senior.
Saat mereka istirahat dan berada dikantin Lydia melihat ada kakak senior yang sedang menindas salah satu murid baru. Awalnya mereka berdua melihat saja tapi setelah dilihat lama kelamaan mereka berdua tak tega. Kakak senior itu sudah keterlaluan. Sandra maju terlebih dahulu.
"Maaf kak, apa begini caranya melakukan mahasiswa baru?"kata Sandra.
"Kamu siapa mahasiswa baru juga?"kata Rima.
"Kalau iya memangnya kenapa kak?"kata Lydia.
"Kamu tau aku siapa ha?"kata Rima.
"Kamu kakak senior disini, lalu apa hubungannya dengan itu?"kata Lydia.
"Seharusnya kalian cari tau dulu siapa aku baru setelah itu kamu melawanku.'kata Rima.
"Aku gak perlu tau siapa kamu kalau hanya untuk melawan kamu saja."kata Lydia.
"Kamu anak baru sombong sekali."kata Rima yang gak suka kalau ada yang berani melawannya.
"Bukannya aku sombong, aku hanya tak suka jika ada orang yang menindas orang lain."kata Lydia.
"Alah sama aja."kata Rima sambil mendorong Lydia ke belakang hampir saja dia terjatuh untung saja ada Rayyan dibelakangnya.
"Kamu gak papa?"kata Rayyan ke Lydia.
"Aku gak papa kak, makasih sudah menolongku."kata Lydia.
"Iya lain kali hati-hati."kata Rayyan.
"Sayang ngapain sih kamu bicara sama anak baru ini?"kata Rima.
"Ya sudah aku pergi dulu."kata Rayyan tak menanggapi perkataan Rima.
Lydia yang melihat itu hanya tersenyum mengejek. Rima yang melihat senyum Lydia semakin kesal dan akan membalas perbuatannya tadi.
"Awas kamu ini belum selesai."kata Rima.
Tanpa mereka sadari jika daritadi ada orang yang selalu mengawasi mereka. Saat melihat Rima pergi dari sana Hendru bangun menghampiri mereka berdua dan menarik tangan Lydia membuat semua orang disana melihat kearah mereka berduua.
"Kak lepas sakit tau."kata Lydia.
"Kamu ngapain sih berurusan sama perempuan itu?"kata Hendru.
"Gimana gak berurusan dengan mereka, aku gak suka ada yang menindas orang yang lemah."kata Lydia.
"Aku tau tapi kamu gak bisa lawan dia atau identitas kamu akan terbongkar."kata Hendru.
"Terbongkar gimana kak?"kata Lydia.
"Perempuan itu berpengaruh disini."kata Hendru.
"Bukannya yang punya kampus ini kakak ya kok bisa dia yang berkuasa?"kata Lydia.
"Kamu tu ngomongnya pelan dikit bisa gak kalau ada yang dengar gimana?"kata Hendru.
"Oke maaf lagian aku gak mau berurusan sama perempuan kayak gitu. Sudah ah aku mau berangkat kerja dulu."kata Lydia.
Hendru hanya geleng-geleng kepala melihat Lydia yang keras kepala dari dulu. Dia berharap Rima tak akan bikin masalah, apalagi tadi Rayyan membantu Lydia saat jatuh tadi.
Sampai ditempat kerjanya dia langsung berganti seragam dan bergbung dengan Ita yang sdang sibuk melayani pembeli.
"Ly kamu bisa bantu aku gak?"kata Ita.
"Iya bantu apa?"kata Lydia.
"Kamu bisa bantu aku buat cek barang yang baru datang?"kata Ita.
"Kenapa gak kamu saja sih, aku takut kalau salah?"kata Lydia.
"Nanti aku bantuin cek lagi, aku mau nungguin seseorang."kata ita.
"Oh ya aku lupa jika jam segini pasti kak Dion akan datang kesini. OKe deh tapi nanti kamu cek lagi ya?"kata Lydia yang akhirnya setuju.
"Oke makasih ya, nanti pulang kerja aku traktir makan nasi goreng didepan."kata Ita.
"Kamu gak ke club hari ini?"kata Lydia.
"Gak hari ini jadwal liburku."kata Ita.
"Ya sudah kalau kayak gitu aku kebelakang dulu. Mana yang buat catat setok barang?"kata Lydia
"Ada dilaci tempat kita bikin laporan kalau mau pulang."kata Ita.
Lydia setelah mendengar dimana letak barang yang dia perlukan untuk mencatat barang yang baru datang langsung saja berjalan ke belakang. Benar saja saat Lydia baru saja ke belakang terlihat jika Dion dan Hendru masuk ke dalam toserba.
Hendru ikut masuk ke dalam karena ingin memastikan jika Lydia benar-benar kerja disini atau gak. Tapi saat dia berkeliling tak melihat batang hidung Lydia sama sekali.
"Kamu yakin gadis itu kerja disini?"kata Hendru bertanya dengan Dion.
"Aku yakin kemarin dia yang ada dikasir."kata Dion.
"Lalu sekarang dia dimana?"kata Hendru.
"Daripada kita penasaran lebih baik kita tanya saja sama gadis yang ada dikasir itu."kata Dion memberi saran.
Mereka berdua langsung berjalan ke arah kasir untuk membayar barang yang mereka berdua beli sekalian bertanya dimana Lydia.
"Apa ada lagi yang ingin masnya beli?"tanya Ita sambil tersenyum walaupun sebenarnya dia sangat gugup.
"Sudah itu aja mbak."kata Dion.
Ita langsung menghitung barang belanjaan yang dibeli oleh mereka berdua. Dion memberi kode kepada Hendru untuk bertanya dimana keberadaan Lydia.
"Maaf mbak apa mbak bekerja disini sendiria?"kata Hendru.
"Tidak mas ada satu lagi teman saya ada apa ya?"kata Ita.
"Kalau aku boleh tau, apa gadis ini yang bekerja disini?"kata Hendru yang menunjukan foto Lydia.
"Iya mas dia, memangnya ada hubungan apa mas dengan teman saya?"kata Ita.
"Dia adik angkat saya, apa saya boleh titip ini?"kata Hendru yang menyerahkan satu buah paperbag..
"Apa ini mas?"kata Ita.
"Ini makanan kesukaannya tadi aku liat dia tak sempat makan siang. Aku takut jika asam lambungnya kumat."kata Hendru.
"Oh baiklah nanti saya sampaikan."kata Ita.
Ita langsung mendtangi Lydia untuk menyerahkan pesanan Hendru dan melihat apa pekerjaan Lydia sudah benar atau belum.
"Nih ada titipan buat kamu?"kata Ita dingin.
"Kamu kenapa kok dingin gitu?"kata Lydia.
"Kenapa kamu gak bilang kalau punya asam lambung?"kata Ita.
"Kamu tau darimana jika aku punya asam lambung?"kata Lydia.
"Tadi mas mas yang sama mas Dion yang kasih tau sambil memberikan ini."kata Ita.
Lydia langsung menerima bungkusan itu dan melihat apa isinya. Saat melihat isi didalam paperbag itu adalah makanan kesukaannya dia langsung bisa menebak jika itu Hendru.
"Makasih ya, maaf kalau aku gak bilang aku punya asam lambung. Aku gak mau kamu khawatir."kata Lydia.
"Aku teman kamu lo ly, lain kali kalau ada apa-apa kamu cerita."kata Ita.
"Siip bu bos."kata Lydia sambil membuka makanan yang dibawakan oleh Hendru.
Makanan itu mereka makan berdua.Saat jam pulang kerja benar saja Ita mentarktir Lydia makan. Dia juga mengirim pesan pada Sandra untuk datang ke warung nasi goreng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments