Proposal

Nathan berada di ruang kerja, dia sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dia mencari sebuah proposal yang tidak kelihatan dari tadi, sekretaris Rehan juga berada di situ merasa bingung apa yang dicari Tuan muda? tapi kenapa tidak bertanya.

"Re coba hubungi pak Tejo! suruh dia cari proposal bewarna hijau di kamar, mungkin saja ketinggalan." perintah Nathan tapi matanya entah kemana-mana.

"Baik Tuan muda."

Dengan cepat Rehan meraih ponselnya dan mencari nama Pak Tejo di daftar panggilan, lalu segera menghubungi nya.

"Baik Tuan, akan saya cari." ucap Pak Tejo dari seberang telepon.

"Kalau sudah ketemu langsung antar ke kantor, terimakasih."

"Tut Tut." telepon pun terputus.

Pak Tejo yang sedang berada di dapur, segera berlari menuju kamar Tuan muda yang terletak di lantai dua, ia masuk ke kamar dan mencari proposal tersebut. Akhirnya ditemukan di atas meja. Nathan itu adalah pria yang paling pelupa.

Pak Tejo pun kembali turun ke lantai satu, sejenak ia berpikir, siapa yang akan antarkan proposal itu ke kantor? Sedangkan pekerjaannya masih banyak di rumah, kebetulan sekali dia melihat Kasih yang hendak naik menapaki anak tangga.

"Permisi nyonya muda." Pak Tejo menghentikan langkahnya.

"Ada apa pak?" Kasih berhenti di ujung tangga bawah sambil menatap pak Tejo.

"Bisakah nyonya muda mengantarkan proposal ini ke kantor Tuan muda?" Pak Tejo menunjukkan proposal berwarna hijau kehadapan Kasih.

" Kenapa bukan Pak Tejo saja yang mengantarkannya?" jujur Kasih sangat malas jika disuruh untuk keluar rumah.

"Saya masih banyak pekerjaan, nyonya."

Kasih juga merasa kasihan melihat pak Tejo yang begitu banyak ditumpuk oleh tugas, ia langsung merelakan diri. "Ya sudah sini." Kasih merebut proposal itu dari tangan Pak Tejo. "Tapi saya tidak tahu, kantornya berada di mana dan apa nama kantornya?" selama ini memang Kasih belum mengerti apa-apa tentang keluarga Wing.

"Letaknya di jalan xx nyonya, nanti cari saja perusahaan bernama Wing Group." pak Tejo memberikan pengarahan yang sangat jelas hingga membuat Kasih cukup mengerti.

"Oh gitu, baiklah saya pergi." Kasih sudah merasa sangat paham, ia meninggalkan pak Tejo yang masih memberikan penjelasan.

Pak Tejo seraya terbengong-bengong menatap Kasih yang sudah meninggalkan dirinya, ahh ya sudahlah, " Terimakasih nyonya muda." pak Tejo membungkuk mengatakan itu.

Kasih tiba di luar rumah berjalan melewati gerbang kedua, lanjut ke gerbang utama. Ia tiba di sebuah halte yang terdapat di ujung jalan, ia duduk di kursi tunggu di situ seraya menunggu kedatangan bus.

Beberapa lama kemudian.

Sebuah bus berhenti di depan halte, Kasih berjalan mendekati badan bus lalu ia bertanya kepada sang Driver. "Pak, apakah bus ini mengarah ke perusahaan Wing Group?" tanya Kasih, dia juga tidak begitu hafal dengan jalan kota apa lagi dia masih lumayan baru.

"Iya mbak." jawab sang Driver, semua orang yang ada di ibukota tentu tahu dimana letaknya perusahaan Wing Group, apalagi bagi seorang Driver yang sering lalu lalang di depan perusahaan itu.

Kasih pun menaiki bus tersebut, ia duduk di kursi paling ujung, dia memang sudah menjadi menantu dari keluarga Wing sudah pasti dia memiliki hak untuk menggunakan fasilitas mereka. Namun saat ia menyadari sebagian keluarga itu membencinya, jadi dia takut menggunakannya, bisa saja itu akan menjadi masalah nanti.

Cukup sekitar 15 menit Bus itu tiba di sebuah Halte, tepat di depan perusahaan tersebut. Kasih pun turun dari Bus langsung berjalan memasuki kawasan gerbang yang super mewah, beberapa Security menjaga kawasan di sekitar situ, mereka juga memperhatikan langkah Kasih yang melewati garis gerbang, Kasih tak memperdulikan mereka, dia terus berjalan hingga sampai di lobby kantor.

Setibanya di lobby, Kasih memutar tubuh melihat perusahaan yang sangat besar, tak pernah ia bayangkan kalau dirinya benar-benar ada di gedung mewah. Banyak pria maupun wanita berpakaian rapi di sana, hanya ia sendiri yang berdandan seperti gembel.

Oh Tuhan, perusahaan ini memang besar sekali, suamiku memang terlahir dari benih kemewahan, lihatlah betapa besarnya kantor ini. batinnya. matanya tak henti-henti memandangi setiap benda yang ada di sana.

Kasih berfikir mencari ke mana arah tujuannya, mau ke kanan atau ke kiri dia pun tidak tahu, lalu dia memilih jalan ke depan.

"Eh eh!"

Seorang security yang bertugas menjaga di lobby, menghalangi jalannya. Security itu menatap aneh ke arah Kasih, baru kali ini ada wanita berpenampilan bak gembel masuk ke kantor.

Pria separuh abad itu menghadang jalan Kasih menggunakan pentungan, lalu bertanya. " Anda siapa? dan mau ke mana?" sang sucurity menatap Kasih dengan sinis.

Kasih pun terhenti sambil memeluk proposal itu, lalu menjawab. "Saya mau bertemu dengan Tuan muda." Kasih menatap pria itu.

"Tuan muda siapa? Di sini tidak ada Tuan muda. Yang ada hanya bos." benar saja memang tidak ada di situ gelar Tuan muda.

"Iya, bisakah saya bertemu dengan Bos anda?" Dia ingin sekali menerobos masuk ke dalam mencari suaminya.

Pak Security mencerna ucapan kasih, buat apa wanita ini ingin bertemu dengan Bos? Seakan-akan dia mengenal Bos,

Kasih memperhatikan Security terdiam terus, ia pun mencoba berjalan kembali.

Kasih yang sudah menjauh beberapa langkah kembali ditarik. "Maaf mbak, sebaiknya anda pergi saja." sepertinya pria itu menganggap Kasih orang tidak waras ataupun orang gembel.

Kasih melepaskan cengkraman tangannya

"Tidak pak, saya harus masuk, saya harus bertemu dengan bos." Kasih terus berusaha keras.

Dia terus saja menghadang jalan Kasih, "Maaf Mbak, anda tidak bisa masuk sembarangan seperti ini, apakah anda sudah membuat janji kepada Bos ataupun Sekretarisnya?"

" Tidak sih, tapi tolong Pak izinkan saya masuk."

Beberapa orang tertarik ingin menonton pemandangan itu satu persatu manusia berkumpul memperhatikan Kasih, mereka bertanya-tanya ada apa dan siapa wanita itu.

"Maaf Mbak, sebaiknya anda pergi saja." sang sekuriti berusaha keras mengusir Kasih.

Enak saja kamu ngusir ku bapak botak, jika kau tahu aku ini siapa, pasti kau akan bersimpuh dan bertekuk lutut minta maaf padaku, aku ini istri bos mu tahu. batin kasih.

Kasih mencoba masuk sekali lagi dan si Security terus menerus menghalanginya, Nathan baru keluar dari lift, ia tiba di lobby ingin memastikan apakah pak Tejo sudah sampai membawa proposal tadi, saat dia baru menuju meja resepsionis, dia melihat beberapa orang sudah ramai berkumpul di pintu masuk.

Nathan yang merasa heran sekaligus kepo segera ia mendatangi kerumunan itu, ini untuk pertama kalinya ada keributan di kantornya, biasanya kantor itu sangat damai tentram tak pernah ada keributan.

" heh eh eh eh ada apa ini?" Nathan memecah kerumunan itu dengan suaranya.

Saat kerumunan itu terpecah Security langsung mengadu, " Ini Pak, wanita ini sembarangan masuk katanya ingin menemui bapak." tunjuknya.

Nathan sangat terkejut saat melihat diri Kasih ada di hadapannya, ternyata wanita itu yang menjadi biang kerok nya. Kasih terlihat sangat sedih namun Nathan sama sekali tak terharu malah membuat pria itu semakin jijik..

Dih ini pembantu ngapain kesini? bikin malu aja. batin Nathan. ia mengerutkan dahi menatap Kasih.

"Bapak kenal gadis ini?" si Security kembali menunjuk Kasih.

"Dia Pembantu saya!" dengan cepat Nathan mengatakan hal itu.

Deg', hati Kasih begitu tersayat mendengar penuturan suaminya, tega sekali Nathan tidak mengakuinya dan parahnya lagi mengatakan dia itu pembantu. Memang sih tidak ada yang boleh mengetahui siapa Kasih sebenarnya, tapi setidaknya jangan katakan ia sebagai pembantu di depan umum.

Ya Tuhan sakit sekali hatiku mendengar ucapan Nathan, apa aku ini benar-benar enggak ada harga dirinya ya. batin Kasih, ia mengelus dada sambil tertunduk.

Nathan menyuruh semua orang yang berkumpul itu bubar, dan melanjutkan pekerjaan masing-masing, saat tinggal ia dan Kasih di situ, ia pun segera menarik wanita itu keluar. Nathan menarik tangan kasih dengan secara paksa, Kasih hanya bisa menahan sakit dari cengkraman tangannya.

Setibanya di teras luar Nathan menatap sekelilingnya, memastikan kalau daerah situ tak ada orang satupun yang melintas. "Plakk." Nathan melayangkan tangannya ke pipi Kasih sangking geramnya.

Kasih merasa kesakitan mengelus pipinya. Terdapat dua tetes air mata jatuh dari mata, lalu Nathan mengomelinya. " Kau apa-apaan sih datang ke sini?" bentaknya dengan suara pelan takut jika kedengaran orang.

"Saya hanya ingin mengantarkan ini." Kasih pun langsung menyodorkan proposal yang sedang dibutuhkan Nathan.

Nathan meraih proposal itu secara tarik, ia menatap Kasih penuh kebencian. "Kenapa kau yang mengantarnya? apa kau sengaja ingin menunjukkan dirimu dan statusmu kepada seluruh orang di sini, agar mereka tahu siapa dirimu sebenarnya gitu?" Nathan langsung menuduhkan itu kepada Kasih.

" Tidak Tuan, maafkan saya." Kasih menunduk sedih atas tuduhan Nathan, padahal dia sama sekali tidak berniat seperti itu.

Nathan mendorong tubuh Kasih menjauh beberapa meter darinya. " Sudah pergi sana! Aku benci melihat." usir Nathan.

Kasih pun tak ingin membuat Nathan malu, ia melangkah ingin pulang, tak peduli betapa sakitnya hati Kasih, Nathan kembali masuk meninggalkan gadis itu sendirian, tidak peduli juga wanita itu mau pulang naik apa.

Kasih berdiri di depan perusahaan itu menatap Nathan dari kejauhan.

Nathan tak bisakah kamu hargain aku sedikit saja walaupun hanya sekali?

Kamu nggak pernah mikirin perasaan aku, aku berusaha jadi yang terbaik tapi aku selalu salah di mata kamu. Aku tidak meminta apapun, aku hanya meminta sedikit aja belas kasihan darimu, apa aku benar-benar tidak ada harga dirinya di matamu. batin kasih.

Dengan rasa sakit dan tangisan, Kasih berjalan pulang ia menginjak tanah seperti menginjak duri, langkahnya begitu berat. Tubuhnya juga sangat gemetaran, sambil menangis ia berjuang keluar menuju Halte dalam langkah yang sangat lambat.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Devan Dhina

Devan Dhina

naseb mu kasih ada orng kyk gitu

2021-05-29

0

Miya Wibowo

Miya Wibowo

kok mau ya kasih.. kasihan😭😭😭😭

2021-04-27

0

Sondangcesilia Siregar

Sondangcesilia Siregar

tdk hrs main kasar x Nathan 😡

2021-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Wanita Rendahan
3 Persetujuan Perjodohan Pernikahan
4 Pernikahan (1)
5 Pernikahan (2)
6 Ke mana Malam Pertamaku?
7 Hari Pertama Pernikahan
8 Hari Pertama Pernikahan
9 Tidak Becus
10 Tuan Sekertaris Rehan
11 Proposal
12 Kecelakaan Kasih
13 Meninggalkan Rumah Sakit
14 Panik
15 Kemarahan Nona
16 Pertemuan
17 Pertemuan
18 Rencana Licik Nathan
19 Cari Pekerjaan
20 Ancaman Rehan
21 Kejutan Dari Telepon
22 Hari Pertama Bekerja
23 Hari Pertama Bekerja
24 Tuan Petir
25 Keinginan Sari Meminta Foto
26 Perjodohan Yura Dan Dilan
27 Ledekan Arnold
28 KDRT
29 Pemberian Hari Libur
30 Ancol
31 Gertakan Kasih
32 Pertukaran Posisi
33 Jalan-jalan dengan Billy
34 Jalan-jalan dengan Billy
35 Jalan-jalan dengan Billy
36 Rapat
37 Beli Ponsel
38 Pemberian Ponsel Baru
39 Hotel
40 Meminta Nomor Ponsel
41 Maaf
42 Pecat Dia
43 Di Jemput Tuan Sekertaris
44 Penolakan Honeymoon Yang Ditawarkan
45 Rapat Ulang
46 Tawaran
47 Persetujuan Tawaran
48 Interview
49 Interview
50 Kedekatan Kasih dan Dilan
51 Fantasi Kotor 21+
52 Syuting Iklan
53 Syuting Iklan
54 Ceraikan Aku
55 Sebuah Pemberian Pelajaran
56 Batalkan Perceraian
57 Bersiaplah
58 Tawaran Main film
59 Haredang
60 Haredang
61 CAPTAIN AMERIKA VS THANOS
62 MENGEJAR MOBIL DILAN
63 TABRAK MEREKA
64 Syuting Pertama
65 BAU KERINGAT
66 Sebuah Rencana
67 Penyamaran Nathan Dan Rehan
68 Penyamaran Nathan Dan Rehan (2)
69 Penyamaran Nathan dan Rehan (3)
70 Kesal
71 Foto
72 Perlakuan
73 Berakhirnya hubungan Yura dan Dilan
74 Si Kadal yang menyebalkan
75 Ciuman Pertama
76 Anda memperkosa saya Tuan?
77 Aku Akan Memperkosa Mu
78 Memata-matai
79 Scene kiss
80 Akhir Syuting
81 Two months later
82 Gairah
83 Hadiah kecil
84 Penolakan hak Suami
85 Daftar Fashion show
86 Izinkan saya pergi
87 Casting audisi
88 Pemberitahuan
89 Si cupu yang menjadi ratu
90 Sang juara
91 Sambutan keluarga
92 Keanehan
93 Keanehan
94 Keanehan
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Awal Mula
2
Wanita Rendahan
3
Persetujuan Perjodohan Pernikahan
4
Pernikahan (1)
5
Pernikahan (2)
6
Ke mana Malam Pertamaku?
7
Hari Pertama Pernikahan
8
Hari Pertama Pernikahan
9
Tidak Becus
10
Tuan Sekertaris Rehan
11
Proposal
12
Kecelakaan Kasih
13
Meninggalkan Rumah Sakit
14
Panik
15
Kemarahan Nona
16
Pertemuan
17
Pertemuan
18
Rencana Licik Nathan
19
Cari Pekerjaan
20
Ancaman Rehan
21
Kejutan Dari Telepon
22
Hari Pertama Bekerja
23
Hari Pertama Bekerja
24
Tuan Petir
25
Keinginan Sari Meminta Foto
26
Perjodohan Yura Dan Dilan
27
Ledekan Arnold
28
KDRT
29
Pemberian Hari Libur
30
Ancol
31
Gertakan Kasih
32
Pertukaran Posisi
33
Jalan-jalan dengan Billy
34
Jalan-jalan dengan Billy
35
Jalan-jalan dengan Billy
36
Rapat
37
Beli Ponsel
38
Pemberian Ponsel Baru
39
Hotel
40
Meminta Nomor Ponsel
41
Maaf
42
Pecat Dia
43
Di Jemput Tuan Sekertaris
44
Penolakan Honeymoon Yang Ditawarkan
45
Rapat Ulang
46
Tawaran
47
Persetujuan Tawaran
48
Interview
49
Interview
50
Kedekatan Kasih dan Dilan
51
Fantasi Kotor 21+
52
Syuting Iklan
53
Syuting Iklan
54
Ceraikan Aku
55
Sebuah Pemberian Pelajaran
56
Batalkan Perceraian
57
Bersiaplah
58
Tawaran Main film
59
Haredang
60
Haredang
61
CAPTAIN AMERIKA VS THANOS
62
MENGEJAR MOBIL DILAN
63
TABRAK MEREKA
64
Syuting Pertama
65
BAU KERINGAT
66
Sebuah Rencana
67
Penyamaran Nathan Dan Rehan
68
Penyamaran Nathan Dan Rehan (2)
69
Penyamaran Nathan dan Rehan (3)
70
Kesal
71
Foto
72
Perlakuan
73
Berakhirnya hubungan Yura dan Dilan
74
Si Kadal yang menyebalkan
75
Ciuman Pertama
76
Anda memperkosa saya Tuan?
77
Aku Akan Memperkosa Mu
78
Memata-matai
79
Scene kiss
80
Akhir Syuting
81
Two months later
82
Gairah
83
Hadiah kecil
84
Penolakan hak Suami
85
Daftar Fashion show
86
Izinkan saya pergi
87
Casting audisi
88
Pemberitahuan
89
Si cupu yang menjadi ratu
90
Sang juara
91
Sambutan keluarga
92
Keanehan
93
Keanehan
94
Keanehan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!